Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI ROHMAWATI

NIM : 2020011034013

DIMENSI DAN KEDUDUKAN MATEMATIKA

Dimensi etnomatematika terdiri dari :

Koknitif

Politik konseptual

Dimensi
etnografi

Historis Pendidikan

Epistemonolo
gi

 Kognitif

Dimensi ini menyangkut perolehan, akumulasi, dan penyebaran pengetahuan matematika lintas
generasi. Dengan demikian, ide-ide matematika seperti perbandingan, klasifikasi, kuantitas,
pengukuran, penjelasan, generalisasi, pemodelan, dan evaluasi dipahami sebagai fenomena sosial,
budaya, dan antropologis yang memicu pengembangan sistem pengetahuan yang dielaborasi oleh
anggota kelompok budaya yang berbeda. Dalam hal ini, tidak mungkin mengevaluasi perkembangan
kemampuan kognitif selain dari konteks sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, dan politik.

Contoh : dimana seseorang peserta didik yang belajar atau pemperoleh pengetahuan hari ini akan
lebih mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran.

 Konseptual

Tantangan kehidupan sehari-hari memberi anggota kelompok budaya yang berbeda


kesempatan untuk menjawab pertanyaan eksistensial dengan menciptakan prosedur, praktik,
metode, dan teori berdasarkan representasi realitas mereka. Tindakan ini merupakan dasar
fundamental untuk pengembangan pengetahuan penting dan proses pengambilan keputusan.
Kelangsungan hidup tergantung pada perilaku segera dalam menanggapi rutinitas yang melekat
pada perkembangan anggota kelompok. Dengan demikian pengetahuan matematika muncul sebagai
taggapan langsung tehadap kebutuhan untuk bertahan,transendensi.

Contoh : dalam konsep penyelesaian suatu masalah konseptual dalam matematika terutama
pemberian soal uraian matematika , walaupun satu materi dan satu soal terkadang ada beberpa
murit yang mengerjakan atau menyelesaikan soal tersebut dengan prosedur atau langkah- langkah
yang berbeda dari satu anak dengan anak lainnya namun dengan hasil yang sama.

 Pendidikan

Dimensi ini tidak menolak pengetahuan dan perilaku yang diperoleh secara akademis, tetapi
memasukan nilai-nilai kemanusian seperti rasa hormat, toleransi, penerimaan, kepedulian,
martabat, integritas, dan kedamaian ke dalam pembelajaran matematika untuk memanusiakan dan
menghidupkannya. Dalam konteks ini, etnomatematika mempromosikan penguatan pengetahuan
akademik ketika siswa memahami ide, prosedur, dan praktik matematika yang ada dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Oleh karna itu, “praktek dan presentasi matematika, secara kritis dan historis ...
mungkin menolak kooptasi dan cenderung digunakan untuk tujuan kemanusiaan dan bermartabat”
(D’Ambrosio 2009 hal 266) ini adalah ide-ide utama dari matematika tanpa pembahasan seperti yang
diusulkan oleh D’Ambrosio dalam pencariannya akan kedamaian dan transendensi.

Contoh : dalam berinteraksi sosial seorang peserta didik dapat mengaplikasikan rasa hormat,
toleransi, penerimaan, kepedulian, martabat, integritas, dan kedamaian ke dalam pembelajaran
matematika untuk memanusiakan dan menghidupkannya .

 Epistemologis

Dimensi ini berkaitan dengan sistem pengetahuan, yang merupakan kumpulan pengamatan
empiris yang dikembakan untuk memahami, menjelaskan, dan menangani serta mengatasi
kenyataan. Dengan demikian, tiga pertanyaan muncul mengenai evolusi pengetahuan matematika
dalam kaitannya dengan beragam bentuk generasi, organisasi, dan penyebaran: (a) bagaimana
berpindah dari pengamatan dan praktik ad hoc ke eksperimen dan metode, (b) bagaman beralih dari
eksperimen dan metode untuk mengulangfleksi dan abstraksi, dan (c) bagamana menuju penemuan
dan teori, pertanyaan-pertanyaan ini memadu ini dengan mempertimbangkan interaksi unik antara
orang-orang dan realitas mereka sendiri.

Contoh: dengan melakukan pengamatan sehari- hari kita dapat belajar sehingga kita dapat
menerapkannya dalam pembelajaran: seperti kita berjualan di pasar dan kita menghitung belanjaan
pelanggan dari pengamatan tersebut kita menerpkannya dalam pembelajaran matematika dengan
menguasai penjumlahan.

 Sejarah

Hal ini diperlukan untuk mempelajari hubungan antara sejarah matematika dan realitas peserta
didik. Dimensi ini mengarakan siswa ke pemeriksaan sifat matematika dalam hal pemahaman
tentang bagamana pengetahuan matematika dialokasi dalam pengalaman individu dan kolektif
mereka. Dengan demikian, pengetahuan dibangun dari interpretasi cara manusia telah menganalisis
dan menjelaskan fenomena matematika sepanjang sejarah. Inilah sebabnya mengapa perlu untuk
mengajar matematika dalam konteks sejarah sehingga siswa dapat memahami evolusi dan
kontribusi yang di buat oleh orang lain untuk pengembangan berkelanjutan dari pengetahuan
matematika.

Contoh : mempelajari dan mengetahui latar dari peserta didik. Agar memudahkan dalam proses
pembelajaran berlangsung.
 Politik

Dimensi ini bertujuan untuk mengenali dan menghormati sejarah, tradisi, dan pemikiran
matematis yang dikembangkan oleh anggota kelompok budaya yang berbeda. Pengakuan dan
pengormatan terhadap akar sosiokultural para anggota ini tidak berarti penolakan terhadap akar-
akar yang lain, tetapi memperkuat akar ini melalui dialog dalam budaya. Hal ini juga bertujuan untuk
mengembangkan tindakan politik yang membimbing siswa dalam proses transisi dari subordinasi ke
otonomi untuk membimbing mereka menuju perintah yang lebih luas dari hak-hak mereka sebagai
warga negara.

Contoh : saling menghormati satu sama lain.

Pandangan etnomatematika.

 Perspektif Etnomatematika

Sesuai dengan pandangan ini, Rosa dan Orey (2006) menegaskan bahwa “ketika masalah praktis
atau berbasis budaya dalam konteks sosial yang tepat, matematika praktis kelompok sosial bukanlah
hal yang sepele karena mereka mencerminkan tema yang sangat terkait dengan kehidupan sehari-
hari, kehidupan manusia.

Konsep matematika yang ada di pikiran manusia terkadang berbeda dengan matematika yang
ada di kenyataan. Hal ini sejalan dengan sinyalemen Hiebert & Carpenter (1992), pengajaran
matematika di sekolah dan matematika yang dtemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat
berbeda. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sangat perlu memberikan
muatan/menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal
dengan matematika sekolah.

Bishop (1994) menegaskan, matematika merupakan suatu bentuk budaya dan sesungguhnya
telah terintegarsi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dimanapun berada. Pada hakekatnya
matematika merupakan teknologi simbolis yang tumbuh pada keterampilan atau aktivitas
lingkungan yang bersifat budaya. Dengan demikian matematika seseorang dipengaruhi oleh latar
budayanya, karena yang mereka lakukan berdasarkan apa yang mereka lihat dan rasakan. Raymond
(Gie, 1999) menegaskan, tidak dapat disangkal, matematika merupakan salah satu bagian
kebudayaan yang terpenting pada setiap masyarakat modern.

 Kedudukan Etnomatematika

Etnomatematika tumbuh dari peradaban manusia dan akan selalu tumbuh berkembang selama
masih ada peradaban manusia. Etnomatematika mengandung unsur masyarakat, sejarah, dan
matematika. Dalam sejarah kita dapat mempelajari matematika dari zaman dahulu hingga sekarang.
Matematika terikat dengan sejarah dan orang matematika murni bisa mendapatkan inspirasi dari hal
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai