Anda di halaman 1dari 20

MODUL AJAR

EKONOMI
FASE F/ KELAS Xl

PENULIS: JASNIMAR, S.Pd

Sekolah SMA N 1 Junjung Sirih


Fase F
Capaian Pada fase f, peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai
Pembelajaran permasalahan ekonomi (makro dan mikro) berdasarkan fenomena
yang terjadi di lingkungan (masyarakat, bangsa, dan antar-
bangsa). Peserta didik mampu secara kritis dan kreatif
memberikan solusi pemecahan masalah terhadap berbagai
permasalahan ekonoi yang terjadi. Peserta didik mampu dalam
mencari, mengolah, dan menginterprestasi data dari sumber
terpercaya dalam rangka mambuat suatu kesimpulan serta
evaluasi mengenai konsep ekonomi mikro, ekonomi makro, dan
ekonomi internasional.
Alokasi Waktu 2 x 45 menit (15 JP)

Profil Pelajar ▪ Bernalar Kritis (Mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian,


Pancasila yang Merefleksi proses berpikir)
Berkaitan ▪ Bergotong royong (Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama,
kerjasama, koordinasi sosial

Karakeristik ▪ Peserta didik reguler atau umum.


Peserta Didik ▪ Peserta didik dengan profil belajar auditori dan visual.
▪ Peserta didik dengan kesiapan belajar yang mandiri dan
membutuhkan bimbingan guru dan orang tua.
▪ Jumlah peserta didik di dalam kelas maksimal 30 orang.

Tujuan Mampu menganalisis ketenagakerjaan dalam konteks


Pembelajaran mengidentifikasi berbagai masalah pengagngguran dan pengupahan
serta solusi untuk mengatasinya dengan kritis dan kreatif.

Kriteria pada akhir fase ini, peserta didik akan mampu mempelajari
Ketercapaian konsep ketenagakerjaan, maka dari itu selama proses
(Eviden) pembelajaran kalian akan diminta untuk mengidentifikasi jenis
tenaga kerja, membedakan angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja, mendeskripsikan konsep ketenagakerjaan, menganalisis
permasalahan ketenagakerjaan, menguraikan solusi mengatasi
masalah ketenagakerjaan, menganalisis sistem upah,
mengidentifikasi jenis upah, menjabarkan konsep pengangguran,
mengidentifikasi jenis pengangguran, dan menganalisis upaya
mengatasi pengangguran.
Asesmen  Diagnostik dalam bentuk kognitif dan non kognitif
 Formatif dalam bentuk kognitif dan kognitif
 Sumatif dalam bentuk kognitif dan sumantif

Langkah Pembelajaran

Pembukaan ▪ Guru mengkondisikan kelas untuk memulai pembelajaran.


(15 menit)
▪ Guru melakukan pembiasaan berdoa dan memberikan motivasi
untuk memulai pembelajaran.
▪ Guru melakukan pengecekan kehadiran.
▪ Guru mengadakan apersepsi dan mengaitkan pembelajaran
sebelumnya dan pembelajaran yang akan dilakukan hari ini.
▪ Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan
pemantik.
▪ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti:
(50 menit) ▪ Guru menjelaskan materi
▪ Guru bertanya kepada peserta didik tentang pemahaman atas materi yang telah
dijelaskan
▪ Guru memberikan LKPD kepada peserta didik
▪ Guru melakukan pengamatan dan penilaian kepada peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung
Kegiatan ● Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
Penutup (25 dilakukan.
menit) ● Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk
mengevaluasi kegiatan yang telah berlangsung.
● Guru memberikan penguatan materi
● Menutup pembelajaran dengan membaca do’a.

Penilaian Pembelajaran

1. Guru melakukan pengamatan selama diskusi kelompok berlangsung. Hasil


pengamatan berupa kelengkapan lembar kerja peserta didik dan partisipasi
peserta didik dicatat
2. Penilaian hasil diskusi dan presentasi (format penilaian terlampir)
3. Penilaian hasil lembar kerja peserta didik (format penilaian terlampir)
4. Asesmen tertulis
Lampiran Materi Pembelajaran

A. KETENAGAKERJAAN
1. Tenaga kerja
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Sedangkan tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/ atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
2. Angkatan kerja
Menurut International Labour Organization (ILO), angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan
(menganggur). Angkatan kerja sering juga disebut sebagai penduduk yang aktif
secara ekonomi (economically active population). Sejalan dengan ILO, menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan,
sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
3. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan akan tenaga kerja. Ketika
memproduksi barang dan jasa, rumah tangga produsen memerlukan tenaga kerja
dan modal sebagai input untuk proses produksi. Permintaan tenaga kerja adalah
prinsip ekonomi yang berasal dari permintaan untuk output perusahaan.
Jika permintaan terhadap output (barang dan jasa) perusahaan meningkat,
perusahaan akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja sehingga akan
mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja.
B. Masalah ketenagakerjaan
Masalah dalam ketenagakerjaan berkaitan tentang bagaimana tenaga kerja
mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban. Indonesia yang memiliki jumlah
masyarakat yang banyak tentunya memunculkan masalah ketenagakerjaan yang
beragam. Mulai dari rendahnya kualitas tenaga kerja, tingginya penawaran tenaga
kerja, hingga masalah kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.
C. Jenis upah
Indonesia mengenal beberapa jenis upah diantaranya yaitu:
 Upah menurut waktu adalah sistem upah yang didasarkan pada berapa lamanya
kerja seseorang.
 Upah menurut satuan hasil adalah sistem upah yang didasarkan pada jumlah
produk yang dihasilkan oleh seorang pekerja.
 Upah borongan adalah sistem upah yang didasarkan pada kesepakatan dari
yang memberi kerja dengan penerima kerja.
D. Upah minimum
Dalam upaya mewujudkan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan layak bagi
masyarakat, pemerintah menerapkan kebijakan dalam sistem pengupahan yaitu
kebijakan upah minimum. Upah minimum adalah standar penghasilan yang harus
diberikan oleh pengusaha kepada pekerja yang tingkatannya disesuaikan dengan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
E. Dewan pengupahan
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 107 tahun 2004 tentang
Dewan Pengupahan, dewan pengupahan adalah suatu lembaga non struktural yang
bersifat tripartit. Dewan pengupahan terdiri dari dewan pengupahan nasional
(Depenas), dewan pengupahan provinsi (Depeprov), dan dewan pengupahan
kabupaten/kota (Depekab/Depeko).
1. Dewan pengupahan nasional
Dewan pengupahan nasional (Depenas) dibentuk oleh presiden. Lembaga ini
bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam rangka
perumusan kebijakan pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan
nasional. Dalam menjalankan tugasnya, Depenas bekerja sama dengan pemerintah,
pihak swasta, dan pihak-pihak lain yang terkait.
2. Dewan pengupahan provinsi
Dewan pengupahan provinsi (Depeprov) dibentuk oleh gubernur. Tugas Depeprov
yakni memberikan saran dan pertimbangan kepada gubernur dalam rangka:
Penetapan upah minimum provinsi (UMP).
Penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum sektoral
(UMS).
Penerapan sistem pengupahan di tingkat provinsi.
Selain itu, Depeprov juga bertugas menyiapkan bahan perumusan
pengembangan sistem pengupahan nasional.
3. Dewan pengupahan kabupaten/kota
Dewan pengupahan kabupaten/kota (Depekab/Depeko) dipimpin oleh bupati/
walikota. Tugas Depekab/Depeko adalah memberikan saran dan pertimbangan
kepada bupati/walikota dalam rangka:
Pengusulan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan/atau upah minimum sektoral
kabupaten/kota(UMSK).
Penerapan sistem pengupahan di tingkat kabupaten/kota.
Selain itu, Depekab/Depeko juga bertugas menyiapkan bahan perumusan
pengembangan sistem pengupahan nasional. Keanggotaan Depekab/Depeko
terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh,
perguruan tinggi, dan pakar.
F. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah kelompok angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan. Pengangguran dapat terjadi karena jumlah penawaran tenaga
kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadi surplus
atau kelebihan penawaran di pasar tenaga kerja.
Pengangguran menjadi salah satu masalah yang sering muncul di negaranegara
berkembang. Hal ini disebabkan karena tingginya jumlah penduduk yang tidak
diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, sehingga memicu terjadinya
ketimpangan pendapatan.
1. Jenis-jenis pengangguran
 Pengangguran berdasarkan lamanya waktu bekerja
 Pengangguran berdasarkan penyebabnya
2. Upaya mengatasi pengangguran
 Meningkatkan investasi
 Pelatihan kerja
 Program kerja sama luar negeri
 Menggalakkan usaha UMKM
Lampiran Penilaian

Nama Siswa dan Kelompok : ...........................................................


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/ Semester : X/Ganjil
Tema :
Aspek Kategori Nilai
No. yang Kurang Cukup Baik
Diamati < 60 60 -79 80 - 100
- Mampu merumuskan
masalah
- Mampu memahami
pengertian bank
- Menampilkan
- Menyimpulkan dengan
1 – 2 kriteria Menampilkan 3
Bernalar didukung rasional
1. dari kriteria kriteria dari
kritis yang akurat
Baik kriteria Baik
- Memberikan perspektif
yang berbeda atau
solusi mengatasi
permasalahan

-
- aktif dalam
tanya jawab
- aktif dalam tanya
Menghargai - tidak ikut
Menampilkan 1 jawab,
pendapat mengemukaan
kriteria dari - mengemukaan
2. orang lain gagasan atau
kriteria Baik gagasan atau ide
(bersikap ide
- menghargai pendapat
demokratis) - menghargai
siswa lain
pendapat siswa
lain
- Terlibat aktif dalam
bekerja kelompok
- Kesediaan melakukan
Kerja sama tugas sesuai
dalam menampilkan kesepakatan
menampilkan 3
kelompok 1-2 kriteria dari - Bersedia membantu
3. kriteria dari
(bersikap kriteria Baik orang lain dalam satu
kriteria Baik
gotong kelompok yang
royong) mengalami kesulitan
- Menghargai hasil kerja
anggota
kelompok/teamwork
Jumlah
Kategori:
Baik = 80 - 100
Cukup = 60 - 79
Kurang= < 60

Skor Nilai :𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟


3
Perbaikan Proses Pembelajaran

- Jika terdapat peserta didik yang belum memahami pembelajaran, guru dapat mengulang
pembelajaran khusus untuk peserta didik tersebut atau guru dapat menggunakan tutor
sebaya untuk membantu pemahaman peserta didik yang membutuhkan. Setelah peserta
didik memahami pembelajaran, peserta didik dapat melakukan asesmen formatif kembali.
- Peserta didik yang sudah memahami pembelajaran, dapat menjadi tutor sebaya bagi
peserta didik yang membutuhkan dukungan atau membuat materi pertemuan pertama
dengan menggunakan berbagai media digital atau hands on product.

Paninggahan 12 Oktober 2023

Diketahui Guru Bidang Studi


Kepala SMA N 1 Junjung Sirih

Anda mungkin juga menyukai