Anda di halaman 1dari 5

TOPIK 1 RENCANA AKSI NYATA

TUGAS PERKULIAHAN
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan perkuliahan pendidikan
profesi guru prajabatan pada mata kuliah “Pemahaman tentang peserta didik dan
pembelajaranya” yang diampu oleh
Dra. Emidar, M.Pd.

Disusun oleh :
FIONIE AYU SYAFITRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. RENCANA AKSI NYATA PENGAPLIKASIAN TOPIK BELAJAR DAN TEORI
PEMBELAJARAN
1. LATAR BELAKANG AKSI NYATA
Kemajuan zaman serta perkembangan ilmu dan pengajaran dari tahun ke tahun semakin
melesat. Oleh karena itu, teori-teori pembelajaran pun turut mengalami perkembangan pula . Pada
dasarnya teori-teori tersebut berfungsi agar suatu pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif
dan memberi dampak yang baik bagi individu, maka pendidik perlu memahami teori-teori yang
dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam proses pembelajaran. Salah satunya yaitu teori belajar
kognitif. Pada teori sebelumnya yaitu behaviorisme yaitu teori yang ini bersifat otomatis-mekanis
dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot.
Padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri dan pengendalian diri yang
bersifat kognitif yang karenannya maka kita dapat menolak respon jika kita tidak menghendaki.
Teori kognitif sendiri dibedakan menjadi tiga jenis, salah satunya yaitu teori kognitif sosial
yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Teori kognitif sosial (social cognitive theory)
menyebutkan bahwa faktor sosial, kognitif, dan faktor perilaku memainkan peran penting terhadap
pembelajaran. Jadi, menurut teori ini keadaan sosial dimana individu tinggal, kepercayaan-
kepercayaan tertentu dapat mempengaruhi hasil belajar. Dalam teori belajar kognitif sosial ini,
nantinya akan dijelaskan bagaimana pentingnya belajar kognitif sosial ini terhadap dampak yang
diberikan guru atau pengajar saat proses pembelajaran berlangsung.

2. DESKRIPSI AKSI NYATA


Dalam pembelajaran sosial-kognitif dengan model Problem Based Learning dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Orientasi Siswa pada Masalah


Pertama-tama, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan yang
dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk aktif memecahkan masalah yang dipilih. Di tahapan teori
sosial kognitif dapat dikaitkan dengan tahapan Attention atau perhatian . Dalam proses yang
pertama ini peserta didik berperan sebagai penyaring informasi, dimana peserta didik memilih
informasi mana yang baginya penting untuk masuk ke kesadaranya dan disimpan di dalam otak.
Contohnya pada materi Iklan dan Poster. Peserta didik diarahkan guru untuk memperhatikan iklan
sambil melihat apa saja yang menjadi komponen yang dapat membantu iklan di dalam proses
perhatian ini. Dalam proses perhatian ini, individu tidak sekedar melihat kejadian tersebut,
melainkan dia mencurahkan perhatiannya terhadap kejadian tersebut. Pemberian perhatian ini
penting karena akan membuat individu tersebut melanjutkan proses kognisi sosial ke tahapan
selanjutnya. Hal ini tentu berbeda dengan seorang individu yang hanya melihat sekilas sebuah
kejadian tanpa memperhatikannya, dimana jika ini yang terjadi maka proses kognisi sosial tidak
akan terjadi.

b) Mengorganisasi Siswa untuk Belajar


Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang dipilih. Guru dapat memberikan kode-kode kejadian atau tanda tanda
mengenai materi yang akan disampaikan agar peserta didik secara aktif merangkai kode-kode yang
disampaikan dan mampu mengetahui langsung . Pada materi iklan , setelah peserta didik
mengamati iklan yang diberikan oleh guru, peserta didik dapat mendeskripsikan di catatan masing-
masing apa saja isi dalam iklan yang ditampilkan oleh guru. Sambil diberikan kode-kode singkat
dari komponen materi iklan dan poster, peserta didik dapat merangkai dan terbuka inspirasinya
mengenai materi iklan dan poster. Pengkodean adalah proses penyimpanan informasi ke dalam
otak. Informasi yang tersimpan ini merupakan fokus dari perhatian di proses sebelumnya dan
memungkinkan untuk tersimpan di dalam otak dalam jangka panjang. Setelah peserta didik
tersebut memperhatikan sebuah Iklan dan poster, dia akan menyimpan kejadian tersebut ke dalam
memorinya. Dengan proses inilah kejadian sosial yang terjadi di sekitar peserta didik tersebut akan
tersimpan dan membuat ingatan khusus pada peserta didik tersebut. Tidak hanya itu, ingatan akan
iklan dan poster tersebut bisa menimbulkan kesan khusus dan memiliki arti.

c) Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok


Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan melakukan
eksperimen untuk mendapat penjelasan serta pemecahan masalah. Selanjutnya, proses
pembentukan kognisi sosial peserta didik juga akan melibatkan tahapan retrieval yaitu mengingat
kembali ingatan yang pernah disimpan mengenai iklan dan poster yang berada disekitarnya. Di
dalam proses ini terjadi pemilihan informasi tentang apa yang paling siap untuk diingat dan
memanggil informasi tersebut untuk disesuaikan dengan hal-hal lain yang mereka alami. Ketika
seorang peserta didik mengamati dan mencoba mengumpulkan informasi mengenai iklan dan
poster, peserta didik akan cenderung mengumpulkan informasi untuk melihat kesamaan-kesamaan
gejala dari kejadian serupa yang pernah dialaminya. Contohnya peserta didik pernah tergiur
membeli sesuatu berdasarkan tawaran dari seseorang baik itu di media visual, tertulis atau audio.
Dalam hal ini, peserta didik akan mengeluarkan ingatannya kembali dan membandingkannya
dengan kejadian yang baru dialaminya. Proses ini nantinya akan membuat peserta didik tersebut
mengetahui mengungkapkan sesuatu tentang iklan dan poster yang pernah ia lihat dan membeli
produk dari hasil iklan dan poster tersebut yang dialami atau mencoba menceritakannya kepada
orang lain.

d) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


Dalam tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk laporan atau hasil
karya yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. Laporan dapat berbentuk laporan
tertulis, video, atau model lainnya. Peserta didik setelah memahami struktur iklan dan poster,
secara individu atau kelompok mampu untuk membuat iklan dan poster dengan tema yang bebas.
Pertama-tama peserta didik melihat kelingkungan sekitar atau pengalaman orang lain disekitarnya
mengenai produk yang diiklankan untuk menjadi pedoman pembuatan iklan .

e) Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah


Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang sudah dilewati.
Setelah peserta didik mengembangkan dan menyaikan hasil karya peserta didik yaitu iklan dan
poster, guru membantu mengarahkan peserta didik dengan mengulas balik tentang struktur dan
komponen-komponen yang ada di iklan dan poster. Peserta didik secara bergantian mengoreksi
iklan dan poster yang telah dibuat. Lalu guru menyampaikan struktur dan komponen yang harus
ada di dalam iklan. Sambil mengevaluasi apakah di dalam teks iklan yang telah dibuat peserta didk
terdapat orientasi (bagian perkenalan produk), tubuh iklan dan poster (membahas inti yang
dipromosikan) dan justifikasi (berisi penjelasan yang memudahkan publik mengakses barang atau
jasa yang ditawarkan).
3. KEGIATAN PENUTUP AKSI NYATA
• Membuat resume/refleksi (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point- point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan
yaitu materi iklana dan poster.
• Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil refleksi yang di lakukan.
• Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran mengenai materi
iklan dan poster.
• Guru memberikan tugas mandiri mengenai iklan dan poster.
• Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan selanjutnya.
• Salam dan berdoa bersama di pimpin oleh salah seorang peserta didik.
• Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi hadiah/ pujian.

Anda mungkin juga menyukai