Anda di halaman 1dari 5

 TER A: PTKP TK/0 (Rp54 juta), TK/1 & K/0 (Rp58,5 juta)

 TER B: PTKP TK/2 & K/1 (Rp63 juta), TK/3 & K/2 (Rp67,5 juta)
 TER C: PTKP K/3 (Rp72 juta)

Tabel infografis tarif TER per golongan


Berikut adalah tarif lengkap masing-masing golongan untuk pegawai tetap, bukan pegawai,
dan pegawai harian.

Tarif PPh 21 TER pegawai tetap

Tarif PPh 21 TER pegawai tetap


Ilustrasi dan contoh kasus perhitungan
PPh 21 menggunakan TER
Salah satu hal yang menjadi kesulitan bagi HR dalam menghitung gaji karyawan adalah
menghitung PPh 21.
Namun, dibandingkan dengan perhitungan PPh 21 sebelumnya, dapat dikatakan
perhitungan menggunakan TER akan jauh lebih sederhana.
Rumus perhitungannya sendiri berbeda-beda tergantung subjek pajaknya. Berikut adalah
rumus perhitungannya.

Pegawai tetap dan PNS


Penghasilan bruto x TER bulanan

Diterapkan setiap masa kecuali masa pajak terakhir


(Penghasilan netto setahun (penghasilan bruto – biaya jabatan – iuran pensiun jika ada) –
PTKP) x Tarif PPh Pasal 17
Diterapkan di masa pajak terakhir (bulan Desember atau saat resign)

Dengan rumus tersebut, bagaimana cara menghitung pajak karyawannya? Berikut contoh
perhitungan sederhananya untuk karyawan tetap.

Contoh perhitungan PPh 21 menggunakan


metode TER
Seorang karyawan bank yang belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan dan
berstatus sebagai pegawai tetap memiliki penghasilan bruto sebesar Rp14.500.000. Berapa
iuran PPh 21 yang dipotong setiap bulannya?

PTKP = TK/0 maka karyawan tersebut masuk dalam golongan TER A


Tarif pajak dari penghasilan Rp14.500.000 (13.750.000 s/d 15.100.000) = 6%

Januari sampai dengan November


PPh 21 per bulan = 14.500.000 x 6% = Rp870.000
PPh 21 Januari – November = Rp870.000 x 11 = Rp9.570.000

Desember
Di Desember, perhitungan PPh 21 kembali menggunakan tarif Pasal 17.
Pegawai tidak tetap ( BURUH / HARIAN LEPAS )

Jika penghasilan bruto dibayar harian

 0 sd 450.000 -> Penghasilan bruto x 0%


 450.000 sd 2.500.000 -> Penghasilan bruto x 0,5%
 >2.500.000 -> Penghasilan bruto x 50% x Tarif Pasal 17 UU PPh
Perhitungan ini diterapkan saat pembayaran penghasilan (perhitungan secara harian)

Jika penghasilan bruto dibayar bulanan, maka:


Penghasilan bruto x TER Bulanan

Tarif PPh 21 pegawai tidak tetap

Tarif PPh 21 TER pegawai tidak tetap

Bukan pegawai tetap ( KOMISI / TENAGA AHLI )


Bukan pegawai adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak
tetap yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun
sebagai imbalan atas pekerjaan bebas atau jasa uang dilakukan berdasarkan
perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan. (Pasal 1 angka 12 PMK-
168/2023).
Besarnya PPh 21 terutang dihitung dengan menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf
a UU PPh dikalikan dengan 50 persen dari jumlah bruto.

Penghasilan bruto x 50% x Tarif Pasal 17 UU PPh


Diterapkan saat pembayaran penghasilan

Dewan komisaris yang tidak merangkap karyawan tetap


Penghasilan bruto x TER bulanan

Peserta kegiatan, mantan karyawan, dan karyawan peserta program


pensiun
Penghasilan bruto x Tarif Pasal 17 UU PPh
C. Contoh Hitung PPh Pasal 21 Bukan Pegawai

Tuan A sebagai akuntan publik yang mendapatkan project untuk mengaudit keuangan PT GGG dan
mendapatkan imbalan sebesar Rp350 juta.
Sehingga perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima Tuan A tersebut sebesar:
1. Dasar pengenaan/pemotongan
= Pasal 17 UU PPh x (50% x Penghasilan bruto)
= Pasal 17 x (50% x Rp350 juta)
= Pasal 17 x Rp175 juta

2. Besar PPh 21
= 5% x Rp60 juta = Rp3 juta
= 15% x Rp115 juta = Rp17,250 juta
= Rp3 juta + Rp17,250 juta
= Rp20,250 juta
Contoh hitung PPh 21 Bukan Pegawai (Akuntan)

Tuan G berprofesi sebagai pengacara di Kantor Advokat AAA dengan perjanjian setiap jasa konsultasi
hukum yang dibayarkan oleh pengguna jasanya akan dipotong 10% oleh pihak kantor advokat AAA
sebagai bagian penghasilan kantor advokat tersebut.
Kemudian 80% dari jasa konsultasi hukum yang dibayarkan pengguna jasa tersebut akan dibayarkan
pada Tuan G setiap akhir bulan.
Selama 2024, rincian jasa konsultasi hukum yang dibayarkan oleh klien dari pemberian jasa Tuan G
di Kantor Advokat AAA sebagai berikut:

Bulan Penghasilan Bruto


(Rp)

Januari 35 juta

Februari 25 juta

Maret 40 juta

April 38 juta

Mei 45 juta

Juni 27 juta

Juli 50 juta

Agustus 42 juta

September 34 juta

Oktober 55 juta

November 46 juta

Desember 30 juta

Jumlah 467 juta


Atas rincian pembayaran oleh klien dari jasa konsultasi hukum tersebut, maka besar pemotongan PPh
21 dan penghasilan yang diperoleh Tuan G dari jasa konsultasi hukum di Kantor Advokat AAA
sebagai berikut:

 Menghitung Dasar Pemotongan PPh 21 = Penghasilan bruto x 50%


 Dikenakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh

Bulan Penghasilan Dasar Tarif PPh 21 Terutang (Rp)


Bruto Pemotongan / Pasal
DPP PPh 21 (Rp) 17

(Penghasilan (DPP PPh 21 x Tarif


Bruto x 50) Pasal 17)

Januari 35 juta 17,5 juta 5% 875 ribu

Februari 25 juta 12,5 juta 5% 625 ribu

Maret 40 juta 20 juta 5% 1 juta

April 38 juta 19 juta 5% 950 ribu

Mei 45 juta 22,5 juta 5% 1,125 juta

Juni 27 juta 13,5 juta 5% 675 ribu

Juli 50 juta 25 juta 5% 1,25 juta

Agustus 42 juta 21 juta 5% 1,05 juta

September 34 juta 17 juta 5% 850 ribu

Oktober 55 juta 27,5 juta 5% 1,375 juta

November 46 juta 23 juta 5% 1,15 juta

Desember 30 juta 15 juta 5% 750 ribu

Jumlah 467 juta 233,5 juta

Anda mungkin juga menyukai