Anda di halaman 1dari 3

Perekonomian Indonesia Sebelum Kemerdekaan Sampai Orde Lama

1. Perekonomian Sebelum Kemerdekaan

Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa
periode. Khususnya oleh Belanda yang sudah 350 tahun menjajah Indonesia, Pada masa
pendudukan VOC ( vereenigde oost indische compagnie ) sebuah perusahaan buatan belanda
saat itu yang di tanamkan di Hindia belanda ( indonesia ) yang sebagian besar sistem
perekonomian di kuasainya dengan menganut paham Merkantilis. VOC memiliki
keistimewaan/hak Octrooi antara lain :

a. Hak mencetak uang


b. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai
c. Hak menyatakan perang dan damai
d. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
e. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja

Namun walau demikian, tidak berarti bahwa seluruh ekonomi Nusantara telah dikuasai
VOC. Kenyataannya, sejak tahun 1620, VOC hanya menguasai komoditi-komoditi ekspor
sesuai permintaan pasar di Eropa, VOC juga membentuk peraturan – peraturan dalam
penerapan perekonomian di Hindia Belanda seperti :

a. Verplichte leverentie (kewajiban meyerahkan hasil bumi pada VOC )


b. Ontingenten (pajak hasil bumi)
c. Pelayaran Hongi
d. Hak extirpatie (pemusnahan tanaman yang jumlahnya melebihi peraturan).
e. Preangerstelstel, yaitu kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan.

Hingga pada akhirnya tahun 1795, VOC bubar karena dianggap gagal dalam
mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda.

VOC lalu di ambil alih oleh republik Bataaf (Bataafsche Republiek). Namun Sebelum
republik Bataaf mulai berbenah, pemerintahan Hindia Beklada sudah di ambil – alih oleh
Inggris.

Pendudukan Inggris (1811-1816)

Inggris melakukan sistem ekonomi dengan menerapkan Landrent (pajak tanah ) yang
telah berhasil di India, sebagai langkah merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua
abad diterapkan oleh Belanda. Dengan landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang
untuk membeli barang produk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme
modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya,
tapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah.

Akan tetapi, perubahan yang cukup signifikan tidak mudah dicapai bahkan mengalami
kegagalan di karenakan antara lain :
a. Masyarakat Hindia Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal
uang,apalagi untuk menghitung luas tanah yang kena pajak.
b. Pegawai pengukur tanah dari Inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit.
c. Kebijakan ini kurang didukung raja-raja dan para bangsawan, karena Inggris tak mau
mengakui suksesi jabatan secara turun-temurun.

Cultuurstelstel

Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada tahun 1836 atas inisiatif
Van Den Bosc, yang bertujuan untuk memproduksi berbagai komoditi yang ada
permintaannya di pasaran dunia. Sejak saat itu, diperintahkan pembudidayaan produk-produk
selain kopi dan rempah-rempah, yaitu gula, nila, tembakau, teh, kina, karet, kelapa sawit, dll.
Sistem ini jelas menekan penduduk pribumi, tapi amat menguntungkan bagi Belanda, dengan
dipadukan dengan sistem konsinyasi (monopoli ekspor). Sistem ini merupakan pengganti
sistem landrent dalam rangka memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi.
Cultuurstelstel melibatkan para bangsawan dan dalam halini juga merubah cara hidup
masyarakat pedesaan menjadi lebih komersial, tercermin dari meningkatnya jumlah
penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi nonagraris.

Pendudukan Jepang (1942-1945)ÿ

Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi
yang mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya,
terjadi perubahan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat
yang merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan
makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat
tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan
tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor. Seperti ini lah sistem sosialis ala bala
tentara Dai Nippon. Segala hal diatur oleh pusat untuk mencapai kesejahteraan bersama yang
diharapkan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.

2. Perekonomian pada Masa Orde Lama

Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun


demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya
pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965,
Indonesia gejolak politik di dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah.
Akibatnya, selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk.

Seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran
pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat
disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama
terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama
pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan
Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang menyebabkan
kehancuran politik dan perekonomian nasional.

Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950) keadaan ekonomi keuangan pada masa awal
kemerdekaan amat buruk karena inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata
uang secara tidak terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang
Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh
Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas
negara.

Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah menempuh berbagai kegiatan,


diantaranya :

 Pinjaman Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman dengan persetujuan Badan


Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional
yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
 Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation (BTC) berhasil
mendatangkan Kapal Martin Behrman di pelabuhan Ciberon yang mengangkut
kebutuhan rakyat, namun semua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.
 Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai peningkatan hasil
produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status dan administrasi
perkebunan asing.
 Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran memperbanyak kebun
bibit dan padi ungul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam
pertanian, menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
 Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional, mengaktifkan dan
mengajak partisipasi swasta dalam upaya menegakkan ekonomi pada awal
kemerdekaan.
 Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Negara Indonesia,
 Sistem Ekonomi Gerakan Benteng (Benteng Group)
 Sistem Ekonomi Ali-Baba

Anda mungkin juga menyukai