TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang konsep-konsep yang terkait dengan tema penelitian yaitu
Kinerja Perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Konsep-
A. Kinerja Perawat
1. Pengertian
Pengertian kinerja ada beberapa pendapat dari para ahli, antara lain
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis
J.Simanjuntak 2011)
12
penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Kinerja tidak terbatas pada
personel yang memangku jabatan, namun juga pada keseluruhan jajaran dalam
Kinerja atau performance adalah effort (upaya atau aktivitas) ditambah achievements
(hasil kerja atau pencapaian hasil upaya). (Supriyanto, Ratna dalam Nursalam 2015).
kegiatan perencanaan strategis dan operasional baik secara kuantitas dan kualitas,
sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawabnya, legal dan tidak melanggar
hukum, etika dan moral. Kinerja sendiri merupakan penjabaran visi, misi, tujuan dan
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu tindakan perawat atau
perawat atau dalam team untuk menjalankan visi dan misi sehingga perusahaan
supaya tercipta suatu hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi yang berkualitas,
Dalam suatu organisasi penampilan kerja sangat di perlukan untuk mengetahui tingkat
dari profesiansi kerja adalah menyangkut apa yang dihasilkan seseorang dari perilaku
13
kerja. Tingkat sejauh mana seseorang berhasil menyelesaikan tugasnya disebut profesi
performance (penampilan kerja) adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran
yang berlaku dalam pekerjaan yang bersangkutan. Menurut teori Atribusi atau
performance adalah hasil interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan dasar).
Dapat dikatakan bahwa orang yang tinggi motivasinya, tetapi memiliki kemampuan
dasar yang rendah akan menghasilkan performance yang rendah, begitu pula halnya
dengan orang yang sebenarnya mempunyai kemampuan dasar yang tinggi tetapi
Model teori kinerja dan analisis dimana variabel individu di kelompokan pada sub
perilaku dan kinerja individu ( Gibson 1987 dalam Ilyas 2002). Kajian terhadap teori
Analisis yang dilakukan yaitu sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja
yaitu variabel individu, variabel psikologi dan variabel organisasi , sebagai berikut :
14
Perilaku Individu
Variabel Individu Psikologis
(Apa yang dikerjakan)
Kemampuan dan
Kinerja Persepsi
Ketrampilan:
(Hasil yang diharapkan Sikap
Mental, Fisik
Latar Belakang: Kepribadian
keluarga, tingkat Belajar
sosial,pengalaman
motivasi
Demografis:Umur,
etnis,jeniskelamin
Variabel Organisasi
Sumber daya
Kepemimpinan
Imbalan
Struktur
Disign pekerjaan
Supervisi
kontrol
dan geografis. Sub variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama
b. Variabel psikologis, terdiri dari sub variabel persepsi, sikap, kepribadian belajar
dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,
merupakan variabel yang kompleks dan sulit diukur dan sukar mencapai
15
kerja pada usia, etnis, latar belakang, dan ketrampilan yang berbeda satu dengan
yang lainnya.
faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Sedangkan motivasi adalah
kemauan atau keinginan di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak
(Wijono, 2000).
dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk
kemudian apabila ditemukan masalah segera diberikan petunjuk dan bimbingan yang
faktor utama yaitu diri sendiri sebagai pemimpin, kelompok yang dipimpin dan
situasi.
Performa atau Penampilan kinerja adalah tampilan riil yang dapat dilakukan oleh
subyek di tempat kerja atau pada unit-unit layanan yang dibutuhkan. Faktor penentu
kinerja terdiri dari tiga faktor yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau nilai
16
3. Penilaian Kinerja Perawat
Manajer setingkat kepala ruangan akan menilai kinerja perawat terhadap pelaksanaan
Ilyas (2001) dalam Kurniadi (2013), penilaian kinerja adalah proses menilai hasil
karya personal dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Robbins
kinerja karyawan.
Ilyas (2012) Penilaian Kinerja ada secara penilaian sendiri (self assesmen) yaitu
menilai diri sendiri, Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan
untuk mengukur dan memahami perbedaan individu, sering digunakan pada bidang
manajemen sumber daya manusia ( Ilyas, 2012) dan penilaian 360 derajat yaitu yang
menilaiAtasan, bawahan, mitra dan diri sendiri. Hasil penilaian akhir seharusnya tidak
Murphy (dalam Rivai 2005), tiga tujuan penilaian kinerja yang mempengaruhi
17
termasuk, observasi, ecoding dan pemanggilan, 3 tujuan penilaian dapat
5. Sasaran Kinerja
Menurut Abdullah (2014), sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik
yang menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa sasaran yang ingin
anataranya :
b. The action atau performance, yaitu tentang tindakan atau kinerja yang dilakukan oleh
performer
d. An evalution method, tentang cara penelitian bagaimana hasil pekerjaan dapat dicapai
6. Standar Kinerja
Menurut Muninjaya (2015) standar kinerja adalah sesuatu yang esensial, karena
evaluasi itu dilakukan dengan jalan membandingkan kinerja ternilai dengan standar
yang sudah ditetapkan. Standar kinerja yang baik harus realistis, dapat diukur,
mudah dipahami dengan jelas sehingga bermanfaat baik bagi organisasi maupun
18
b. Memotivasi karyawan agar bekerja lebih keras untuk mencapai standar. Untuk
maupun kualitas.
Standar kinerja yang efektif adalah standar kinerja yang dibuat berdasarkan
Menurut Muninjaya (2015) faktor penilaian adalah aspek-aspek yang diukur dalam
proses penilaian kinerja individu. Faktor penilaian tersebut terdiri dari empat aspek,
biasanya terukur, seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan
19
1. Penilaian Kinerja Pelayanan Asuhan Keperawatan
Menurut Gillies (1996) dalam Kurniadi (2013), menyatakan bahwa penilaian adalah
suatu proses menilai tentang hasil asuhan keperawatan pada pasien untuk
akan bertanggung jawab, dimana hal ini akan meningkatkan akontabilitas perawat itu
sendiri. Tolok ukur penilaian yang berorientasi kepada perawat adalah berdasarkan
asuhan keperawatan. Standar Praktik Keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2000)
pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan
pasien masa lalu, status kesehatan pasien saat ini, status bio-logis-
Kriteria proses meliputi: analisis data, interpretasi data, identifikasi masalah klien,
dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda atau gejala (S), atau terdiri dari
masalah dan penyebab (PE). Bekerja sama dengan pasien dan petugas kesehatan
tujuan dan rencana tindakan keperawatan. Bekerja sama dengan pasien dalam
respon pasien.
21
Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan yang sudah ada.
secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus, menggunakan data dasar
perencanaan.
B. Kompetensi
1. Pengertian
baik dan benar sesuai standard kompetensi keperawatan dan harapan masyarakat
yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur
keputusan dan penampilan dalam melakukan praktik pelayanan secara aman dan
etis.
menjalankan sebuah pekerjaan atau bagian dari sebuah pekerjaan secara kompeten
individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif atau berpenampilan superior di tempat kerja pada situasi
22
2005) menguraikan kompetensi sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
sesuai dengan petunjuk kerja yang di tetapkan serta dapat terobservasi. Kompetensi
adalah kualitas dari pribadi atau kemampuan untuk melaksanakan tugas yang
2. Karakteristik Kompetensi
a. Motif .
Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh
mengarahkan dan menyeleksi sikap menjadi tindakan atau tujuan sehingga lain
b. Bawaan
adalah bertindak cepat dan tepat yang diperlukan oleh perawat gawat darurat.
c. Pengetahuan Akademik
merupakan kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan sering kali
d. Keahlian
23
Keahlian (skill) kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap perawat Indonesia pada semua
secara akurat
24
4.1 Mengelola pemberian darah dengan aman
Kompetensi seorang perawat adalah sesuatu yang terlihat secara menyeluruh oleh
c. Kepribadian dan sikap serta perilaku. Sikap yang perlu ditonjolkan sebagai
sosok perawat yang siap bekerja di luar negeri dengan karakteristik budaya
tetapi tidak kalah pentingnya adalah sikap dan keyakinan akan nilai-nilai sosok
seperti apa yang diharapkan dan dapat dilakukan oleh sesorang yang
dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan
standar kinerja yang dipersyaratkan. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik
teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk
menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit
25
Kompetensi mendasari kinerja di pekerjaan yang dipengaruhi oleh:
Jadi dapat disimpulkan kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh
sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi sebagai kemampuan
setiap individu dalam melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan
Tujuan uji kompetensi adalah untuk menilai dan menetapkan apakah peserta uji
sudah kompeten atau belum kompeten atas standar kompetensi yang diujikan.
Keputusan hasil uji kompetensi yang menyatakan kompeten, merupakan dasar dari
yang sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor yang berbeda.
26
d. Adil, artinya : dalam penilaian tidak boleh ada diskriminasi terhadap peserta,
dimana peserta harus diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang ada
e. Efektif dan Efisien, artinya : tidak membuang-buang sumber daya dan waktu
yang tepat dapat digunakan untuk dapat menggali seluruh informasi yang
berkaitan dengan unjuk kerja yang dapat dikumpulkan dari peserta uji
kompetensi.
a. Pada langkah ini peserta mengajukan permintaan untuk mengikuti proses uji
buktibukti
27
- Menetapkan standar kompetensi yang akan diujikan.
- Rekomendasi
Keputusan ini menilai bahwa peserta sudah memenuhi seluruh bukti yang
f. Proses Banding : Bila peserta uji kompetensi tidak puas dengan keputusan
penilaian
g. Penguji Pencatatan hasil dan proses Penilaian, pada langkah ini penyelenggara
uji kompetensi melaksanakan pencatatan terhadap setiap hasil dan proses uji
kerahasiaannya.
yaitu : Pengetahuan, Keterampilan, Konsep diri, Ciri diri, Motif. (Abdullah, 2014).
Budaya Organisasi.
keahliannya)..
C. Kredensial
1. Pengertian Kredensial
White paper /buku putih adalah dokumen yang berisi syarat syarat yang harus di
49 tahun 2013 ).
a. Lisensi. Seperti Surat Izin Kerja ( SIK), dan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP).
d. Akreditasi. Terkait ijazah, sertifikat dan dokumen seperti di atas apakah sudah
privilege) kepada seorang perawat dilakukan dengan melakukan suatu proses yang
30
disebut kredensial. Proses kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh Kepala/Direktur
Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau
asuhan kebidanan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu.
2. Tujuan Kredensial
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua level
pelayanan.
31
3. Pelaksanaan Kredensial
Rumah Sakit. Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang
pemeliharaan etika dan disiplin profesi sehingga pelayanan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standar yang
baik (etis) sesuai kode etik profesi serta hanya diberikan oleh tenaga keperawatan
akreditasi dan
pendaftaran/registrasi yaitu :
a. Lisensi
mandiri. Lisensi ini dikeluarkan oleh dinas kesehatan kab/kota dalam bentuk Surat Ijin
pelayanan kesehatan
b. Sertifikasi
Sertifikat Kompetensi adalah pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai
dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan atau memiliki prestasi di luar program
32
c. Registrasi
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi dan telah memenuhi kualifikasi tertentu serta diakui secara
hukum untuk menjalankan praktik dan atau pekerjaan profesinya (PMK 46,2013).
Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh menteri kepada
d. Akreditasi
Aspek kredensial yang terkait dengan akreditasi meliputi ijasah yang dikeluarkan oleh
institusi pendidikan. Hal ini berhubungan dengan persyaratan untuk memperoleh STR
dimana salah satu syaratnya memiliki ijasah. Ijasah tersebut akan diberikan atau
dikeluarkan oleh institusi pendidikan yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi
a. Pengertian
Pada dasarnya semua pelayanan kesehatan yang terjadi di sebuah rumah sakit dan
akibatnya menjadi tanggung jawab institusi rumah sakit itu sendiri, hal ini sesuai
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan sedemikian rupa agar aman
bagi pasien.
kesehatan dan prosedur klinis lainnya di sebuah rumah sakit berarti yang
33
rumah sakit. Hak perawat tersebut disebut sebagai kewenangan klinis (clinical
privilege).
yang diberikan oleh kepala rumah sakit kepada tenaga keperawatan untuk
merasa bahwa lahan pekerjaan yang dimilikinya dicampuri atau diambil alih oleh
pihak lain. Konflik yang timbul tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan
34
verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen – dokumen yang berhubungan dengan
Setiap ada perawat baru yang telah diterima sebagai pegawai, maka sebelum
Perawat yang akan mengikuti kredensial wajib membawa berkas yang dipersyaratkan
yaitu :
melakukan tiap pelayanan keperawatan oleh perawat tersebut berdasarkan hasil proses
kredensial.
35
3. Pelaksanaan rekredensial keperawatan
Proses rekredensial harus dilalui oleh perawat yang telah berakhir kewenangan
klinisnya .Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinik habis masa
berlakunya atau dicabut oleh direktur rumah sakit. Surat penugasan klinis untuk
perawat yang memiliki masa berlaku periode 3 (tiga) tahun. Pada akhir masa
Proses rekredensial :
a. Komite keperawatan mendapat data dari bidang keperawatan ,perawat yang akan
keperawatan minimal 5 tahun terakhir,asli dan foto kopinya, log book dan training
record.
perilaku etis.
3.3 Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan
praktik
36
3.5 Mengkaji kewenangan klinis bagi perawat Pemohon dengan menggunakan
mekanisme pendampingan
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis (clinical appointment)
habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala atau direktur rumah sakit. Surat
penugasan klinis untuk setiap tenaga perawat memiliki masa berlaku untuk periode
tertentu, misalnya dua tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut
37
bersangkutan. Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses
kredensial awal sebagaimana diuraikan di atas karena rumah sakit telah memiliki
informasi setiap staf medis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit
tersebut.
rumah sakit didasarkan pada kinerja profesi di lapangan, misalnya perawat yang
pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan kerja
yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari komite
diberikan kembali bila tenaga perawat tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.
Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang perawat diakhiri, komite medik akan
meminta subkomite mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar
a. Pengertian
etika profesi, wajar dan aman, mutu memuaskan bagi pasien yang dilayani.
(adalah tersedia dan terjangkau, tepat kebutuhan, tepat sumber daya, tepat
38
standar professional / etika profesi, wajar dan aman, mutu memuaskan bagi
b. Tujuan
39
Perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga keperawatan,
sesuai kebutuhan.
d. Mekanisme kerja
kompleks)
- Mutu Profesi : Pengetahuan luas, terampil dan sikap ramah dan sopan
6. Teori model keperawatan Patricia Benner
Sesuai dengan judul tesis maka teori keperawatan yang sesuai yaitu teori model
keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice
theory. Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan
40
dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan
sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi
belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan sehingga perlu dijabarkan
dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit. Salah satu teori filosofi keperawatan adalah
teori “From Novice To Expert” yang dikembangkan oleh Patricia Benner yang
Novice, Advance Beginner, Competent, Proficient and Expert. (I Wayan Sudarta, 2015)
1. Novice (Pemula)
Tingkat Novice (pemula) pada akuisisi peran pada Dreyfus Model adalah seseorang
tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya. Perintah yang jelas dan atribut yang
obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya. Disini sulit untuk melihat
situasi yang relevan dan irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan untuk
mahasiswa keperawatan
Advance Beginner (pemula lanjut) dalam Model Dreyfus adalah ketika seseorang
menunjukan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata.
3. Competent (Kompeten)
yang lain, Advance beginner akan menjadi Competent. Tahap Competent dari
41
perencanaan yang diperlukan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan.
pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya
4. Proficient (Mahir)
Perawat pada tahap ini menunjukan kemampuan baru untuk melihat perubahan
peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan ketrampilannya. Pada tingkatan ini
5. Expert (Ahli)
intuitiv dari situasi yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari
yang berarti mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia.
Aspek kunci pada perawat expert adalah : Menunjukan pegangan klinis dan sumber
42
7. Kerangka Teori Penelitian
Skema kerangka teori
Kredensial
Keperawatan:
Lisensi (SIK)
Registrasi (STR)
Sertifikasi (Uji
kompetensi,
Kewenangan
klinik,sertifikat
pelatihan)
Kompetensi
Perawat :
Pengetahuan
Ketrampilan
Sikap
Aplikasi Perilaku
Islami (API)
43