Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN ORGANISASI

DAN KEPEMIMPINAN
PERILAKU INDIVIDU DALAM
ORGANISASI
c re a t e d by : K EL O M P O K 1 :
C I N D I R E S T I A D E S P I TA P 0 7 1 2 4 3 2 2 1 0 7
NOVELA P07124322109
SUSI SUSANTI P07124322095
N U R H AYAT I P07124322101
A.DEFINISI PERILAKU INDIVIDU DALAM
ORGANISASI
Perilaku individu adalah sebagai
Perilaku Keorganisasian
suatu fungsi dari interaksi antara
merupakan bidang studi
yang mempelajari tentang
individu dengan lingkungannya.
interaksi manusia dalam Individu membawa tatanan dalam
organisasi, meliputi studi organisasi berupa kemampuan,
secara sistimatis tentang kepercayaan pribadi,
prilaku, struktur dan pengharapan, kebutuhan, dan
proses dalam Organisasi.
pengalaman masa lainnya.
Perilaku individu akan
membentuk pada perilaku
organisasi.
B.TINGKATAN ANALISA DALAM PERILAKU
ORGANISASI

Tingkat Individu Tingkat Kelompok Tingkat Organisasi


Kejadian yang terjadi dalam
organisasi dianalisis dalam Kejadian-kejadian yang
hubungannya dengan terjadi dalam kontek struktur
Perilaku anggota kelompok
perilaku seseorang dan organisasi, struktur dan
dipengaruhi oleh dinamika
interaksi kepribadian dalam posisi seseorang dalam
anggota kelompok, aturan
suatu situasi. Masing-masing organisasi membawa
kelompok, aturan kelompok
orang dalam organisasi pengaruh pada setiap
dan nilai-nilai yang dianut
memiliki sikap, kepribadian, interaksi sosial dalam
oleh kelompok.
nilai dan pengalaman yang organisasi.
berbeda beda yang
mempengaruhinya dalam
berperilaku
C.PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK
MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


kognitif penguatan psikoanalitis
D. KONSEP PERILAKU INDIVIDU DALAM
KELOMPOK
1. Konsep Persepsi Ada beberapa faktor yang dianggap
mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang,
Menurut Robbins dan Judge yaitu :
(2009), persepsi (perception)  Faktor Penerima Persepsi (receiver), berupa
diartikan sebagai cara sikap individu, kesukaan, motif individu,
individu menganalisis dan pengalaman, dan penghargaan.
mengartikan pengamatan  Faktor Target yang dipersepsikan, berupa suara,
indrawi mereka dengan ukuran, gerakan, latar belakang, dan kesamaan.
tujuan untuk memberikan  Faktor Situasi, berupa waktu, tempat, dan kondisi
makna terhadap lingkungan social ketika proses penganalisaan terjadi.
sekitar mereka.
2. Konsep Nilai
Nilai adalah keyakinan dasar akan
segala sesuatu yang dianggap baik
dan benar. Robbins dan Judge (2009)
membagi nilai menjadi dua, yaitu
nilai instrumental dan nilai terminal.
Nilai instrumental adalah nilai-nilai
yang dianut dalam berperilaku untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Sementara nilai terminal adalah nilai- Contoh : saya ingin menjadi pintar (nilai terminal),
nilai dari suatu tujuan yang dianggap oleh karena itu saya harus rajin belajar (nilai
baik dan ingin dicapai. instrumental).
3. Konsep Sikap (Attitude)
Sikap atau attitude diartikan
sebagai pernyataan evaluasi atau
penilaian terhadap suatu objek,
orang atau peristiwa. Sikap
berbeda dari perilaku. Sikap
masih berupa penilaian abstrak.
Penilaian tersebut menjadi
kongkrit dalam perilaku. Contoh : Kita mempunyai sikap bahwa korupsi itu
tidak baik, penilaian kita tersebut menjadi nyata ketika
kita mewujudkan sikap tersebut ke dalam perilaku
tidak melakukan korupsi.
4. Konsep Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja diartikan sebagai sikap individu
terhadap pekerjaannya. Seseorang yang
memiliki kepuasan kerja tinggi akan memiliki
sikap yang positif terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja seseorang dapat diukur dengan
menggunakan pendekatan summation score.
Pendekatan ini mencoba mengukur kepuasan
kerja seseorang dilihat dari enam elemen kunci
pekerjaan, yaitu: pekerjaan saat ini, atasan,
teman sekerja, gaji yang diperoleh, kesempatan
promosi dan pekerjaan secara umum.
5. Konsep Stress
Stress adalah suatu perasaan tertekan yang
dialami seseorang karena adanya
Ketidakpastian atau Opportunity. Hal ini akan
disertai dengan suatu kegagalan (frustrasi) atau
keberhasilan (sukses).

Sumber Stres Ditempat Kerja


1. Kondisi dan situasi pekerjaan.
2. Pekerjaannya (faktor yang berkaitan
dengan tugas).
3. Job requirement seperti status
pekerjaan dan karir yang tidak jelas.
4. Hubungan interpersonal
E. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Tingkat
Produktivita
Tingkat s
Absensi
Tingkat
Turnover
Tingkat
Produktivitas Produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian.
Dimensi individu melihat produktivitas dalam
kaitannya dengan karakteristik-karakteristik
kepribadian individu yang muncul dalam bentuk
sikap mental dan mengandung makna keinginan
dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan
dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam
kerangka hubungan teknis antara masukan (input)
dan keluaran (out put).
Kemamp
uan
Penerapa
n Sikap
Teknologi

FAKTOR-
Perjanjia FAKTOR YANG
Situasi
n Kerja MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS

Tingkat
Pendidik Motivasi
an
Upah
Tingkat
Absensi
Semangat kerja dapat diukur melalui absensi /presensi
pegawai ditempat kerja, tanggung jawabnya terhadap
pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan
atau teman sejawat dalam organisasi serta tingkat
produktivitas kerjanya. (Hasley, 1 992;67). Untuk
mengukur tinggi rendahnya semangat kerja pegawai
dapat melalui unsur-unsur semangat kerja tersebut
yang meliputi : Presensi (tingkat kehadiran), Disiplin
Kerja, Kerja Sama, dan Tanggung Jawab.
Tingkat
Turnover
Menurutintentions’’
“Turnover Harnoto (2002:2): “Turnover intentions’’ ditandai oleh berbagai hal
pada dasarnya
yang
adalah menyangkut
sama perilaku
dengan keinginan karyawan, antara lain: absensi yang meningkat,
berpindah
mulai dari
karyawan malas
satukerja,
tempatnaiknya
kerja ke keberanian
tempat untuk melanggar tata tertib kerja,
kerja lainnya.”untuk
keberanian Harnoto
menentang (2002:2)
atau protes kepada atasan, maupun keseriusan
menyatakan: “turnover semua
untuk menyelesaikan intentions”
tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda
adalah kadar atau intensitas dari
dari biasanya.” Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk
keinginan untuk keluar dari perusahaan,
memprediksikan
banyak alasan yang turnover intentions karyawan dalam sebuah perusahaan.
menyebabkan
timbulnya turnover intentions ini dan Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu
diantaranya adalah keinginan untuk organisasi, menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara pembinaannya.
Simpulan
Perilaku individu dalam organisasi dipengaruhi oleh persepsi, kepribadian dan emosi
individu tersebut, dimana kita dapat menilai atau menafsirkan perilaku dengan cara
mengamati pola kebiasaan dan peraturan- peraturan yang ada. Perilaku setiap individu satu
dengan yang lainnya berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan untuk menyatukan
individu- individu tersebut agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama.
Terdapat beberapa perbedaan karakteristik yang terdapat pada diri setiap individu.
Diantara beberapa karakteristik itu yaitu perbedaan mengenai kecerdasan dan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing individu. Setiap individu yang memiliki kecerdasan social,
maka kerjasama yang baik akan terjalin antar sesama anggota maupun kelompok. Serta bila
individu memiliki kecerdasan ESQ, maka diantara setiap anggota, kelompok, atasan dengan
bawahan akan terdapat suatu kepercayaan antar satu sama lain yang kuat,
Oleh sebab itu dalam setiap organisasi dibutuhkan suatu kecerdasan yang seimbang yang
dimiliki oleh setiap individu organisasi tersebut agar organisasi akan berjalan lancar dan

Anda mungkin juga menyukai