Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DAN MENYUSUI

“KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS”

Oleh:
Mardhatillah Antone
711530123031

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG (RPL)
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ‘Kebutuhan Dasar Ibu
Nifas’. Penulisan makalah ini merupakan salah satu yang diberikan dalam mata kuliah
‘Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui’.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan malakah ini. Saya
merasa masih banyak kekurangan baik pada penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Bitung, 08 November 2023

Mardhatillah Antone
711530123031

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………....1


1.2 Rumusan Makalah………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi dan Cairan………………………………………………………………...2


2.2 Ambulasi………………………………………………………………………….6
2.3 Eliminasi (BAK/BAB)…………………………………………………………...9
2.4 Istirahat…………………………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………12
3.2 Saran……………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA………….………………………………………………………13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan
anaknya. Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga. Maka
dari itu ibu sangatlah membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya
yang baru lahir yangmana sangat membutuhkan makanan setelah dilahirkan.
Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu
akan tumbuh dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya atau normal.
Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian
atau pemulihan kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu
membutuhkan makanan yang bergizi. Belakangan ini ibu banyak yang tidak
menyusui bayinya, banyak alasan yang diajukan, padahal menyusui sangatlah
banyak untungnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutuhan nutrisi dan cairan ibu dalam masa nifas?
2. Bagaimanakah kebutuhan ambulasi ibu dalam masa nifas?
3. Bagaimanakah kebutuhan eliminasi ibu dalam masa nifas?
4. Bagaimanakah kebutuhan istirahat ibu dalam masa nifas?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan ibu dalam masa nifas
2. Untuk mengetahui kebutuhan ambulasi ibu dalam masa nifas
3. Untuk mengetahui kebutuhan eliminasi ibu dalam masa nifas
4. Untuk mengetahui kebutuhan istirahat ibu dalam masa nifas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi Dan Cairan

Nutrisi merupakam makanan yang dikonsumsi dan mengandung zat-zat gizi


tertentu utnuk pertumbuhan dan menghasilkan energy. Masa nifas memerlukan
nutrisi untuk mengganti cairan yang hilang, keringat berlebihan selama proses
persalinan, mengganti sel-sel yang keluar pada proses melahirkan, menjaga
kesehatan ibu nifas atau memperbaiki kondisi fisik setelah melahirkan (pemulihan
kesehatan), membantu prosese pertumbuhan serta mambantu produksi air susu ibu
(ASI)

Kebutuhan Nutrisi

Berikut ini merupakan zat-zat yang diperlukan ibu nifas diantaranya adalah :

1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui bertamabah sekitar 400-500 kalori.
Pada wanita dewasa memerlukan 1800 kalori/hari. Ibu nifas sebaiknya jangan
mengurangi kebutuhan kalori, Karena akan menggangu proses metabolisme
tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
2. Protein
Kebutuhan protein ada tiga porsi per hari. Satu porsi protein setara dengan
3
tiga susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gr keju, 1 gelas yoghurt, 120-
4
140 gr ikan/daging/unggas, 200-240 gr tahu atau 5-6 sendok selai kacang. Ibu
menyusui memerlukan tambahan 20 gr protein untuk pertumbuhan dan
penggantian sel-sel yang rusak atau mati.
3. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kalsium dan vitamin D dapat diperoleh dari susu rendah kalori atau berjemur di
pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5
porsi/hari. Satu porsi setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160
gram ikan salmon, 120 gr ikan sarden, dan 280 gram tahu kalsium.

2
4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi
syaraf dan memperkuat tulang. Sumber magnesium adalah gandum dan kacang-
kacangan.
5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan sayuran dan buah yang diperlukan pada masa nifas sedikitnya
tiga porsi sehari, satu porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, 3/ 4
cangkir brokoli, 1/2 wortel, 1/4 - 1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak,
satu tomat.
6. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, diperlukan enam porsi/hari karbohidrat kompleks. Satu
porsi karbohidrat kompleks setara dengan 1/2 cangkir nasi, 1/4 cangkir jagung
pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bjiian utuh, 1/2 kue muffin dari
bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, 1/2 cangkir kacang-kacangan, 2/3
cangkir kacang koro, atau 40 gram mie / pasta dari bijian utuh.
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 4 ½ porsi lemak (14 gram per
porsi) per hari. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan
kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah
alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak,
Sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau
mentega, atau dua sendok makan saus salad.
8. Garam
Selama poeriode masa nifas, sebaiknya menghindari konsumsi garam
berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
9. Cairan
Pada masa nifas konsumsi cairan sebanyak 8 gelas/hari. Minum sedikitnya
3 liter tiap hari. Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, sari buah, susu
dan sup.
10. DHA
DHA penting untuk perkembangan penglihatan dan mental bayi. Asupan
DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada
telur, otak, hati, dan ikan.

3
11. Vitamin
Selama menyusui kebutuhan vitamin meningkat, vitamin yang diperlukan
antara lain vitamin A 200.000 unit sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah
melahirkan dan 24 jam setelah melahirkan agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayi melalui ASI . sumber vitamin A terdapat pada telur, hati dan keju;
vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari untuk membantu penyerapan protein dan
meningkatkan fungsi syaraf dan bias dikonsumsi dari daging, hati, padi-padian,
kacang polong dan kentang; vitamin E berfungsi sebagai antioksidan,
meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh yang terdapat dalam makanan
berserat, kacang-kacangan minyak nabati dan gandum.
12. Zinc (Seng)
Zinc berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
pertumbuhan. Kebutuhan zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim
dan pencernaan dan metabolisme memerlukan zinc. Kebutuhan zinc setiap hari
sekitar 12 mg. sumber zinc terdapat pada seafood, hati dan daging.
13. Tablet besi (Fe)
Tablet Fe harus diminum selama 40 hari masa nifas untuk menghindari
terjadinya resiko kurang darah pada masa nifas.

Pantang Makan Bagi Ibu Nifas

Makanan yang dikonsumsi ibu nifas sebaiknya mengandung cairan, sayur-


sayuran, buah-buahan, dan protein. Ibu nifas yang bepantang makanan, kebutuhan
nutrisi akan berkurang. Hal ini akan mempengaruhi proses kesembuhan luka
perineum, yaitu mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh. Sedangkan sedangkan
ibu nifas yang nutrisinya sudah cukup maka proses kesembuhan luka perineumnya
akan sesuai tahap penyembuhan luka.

Ada pengaruh antara berpantang makanan protein dengan kesembuhan luka


jahit perineum pada ibu nifas hari ke 1-3 (Khusna,2011) berpantang makanan protein
akan mempengaruhi kesembuhan luka jahit perineum pada ibu nifas hari 1-3.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu nifas harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.
Sebaiknya bahan makanan yang mengandung banyak cairan, sayur-sayuran, buah-
buhan, protein. (Smeltzer, 2001). Protein adalah unsur yang terdapat dalam semua
sel makhluk hidup. Jadi, tanpa adanya protein tidak dapat membentuk sel makhluk

4
hidup. Guna protein adalah untuk membangun sel jaringan tubuh manusia dan
mengganti sel-sel yang rusak. Bahan makanan yang merupakan sumber protein dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu golongan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Nilai protein yang berasal dari hewan jauh lebih ringan dari pada yang
berasal dari tumbuhan, karena bahan makanan yang berasal dari hewan proteinnya
mengandung asam amino essensial dalam jumlah yang cukup banyak. Bahan
makanan yang mengandung protein berasal dari hewan contohnya adalah telur,
daging, ikan, udang, ayam. Sedangkan yang berasal dari tumbuhan sebagian besar
dari kacang-kacangan (Waryana,2010)

Ibu nifas yang berpantang makanan, kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.


Sebuah teori Maternal Detection Syndrom menyatakan bahwa apabila status gizi ibu
setelah peristiwa kehamilan dan persalinan kemudian diikuti dengan masa loktasi,
tidak segera pulih (mengalami recovery) apalagi bila ditambah dengan pemenuhan
gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek
akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi (Varney,2007).

Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung cairan, sayur-sayuran,


buah-buahan, dan protein. Ibu nifas yang nutrisinya sudah cukup akan tetapi masih
mengikuti adat kebiasaan berpantang makanan menyebabkan proses kesembuhan
luka perineum tidak sesuai tahap penyembuhan lika. Sedangkan ibu nifas yang
nutrisinya sudah cukup dan tidak mengikuti adat kebiasaan berpantang makanan
protein, maka proses kesembuhan luka perineum akan sesuai tahap penyembuhan
luka.

Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

1. Koagulasi
Adanya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan menghambat
penyembuhan luka sebab hemostatis merupakan dasar fase inflmasi.
2. Gangguan system imun (infeksi, virus)
Gangguan system imun akan menghambat dan mengubah reaksi tubuh
terhadap luka, kematian jaringan dan kontraminasi. Bila system daya tahan
tubuh, baik seluler maupun humoral terganggu, maka pembersian kontaminasi
dan jaringan mati serta ketahanan tubu terhadap infeksi tidak berjalan baik.

5
3. Penyakit kronis (seperti TBC, Diabetes) juga mempengaruhi system imun
sehingga menggangu proses penyembuhan luka.
4. Keganasan
Keganasan tahap lanjut dapat menyebabkan gangguan system imun yang
akan menggangu penyembuhan luka.
5. Obat-obatan
Pemberian sitostatika,obat penekan reaksi imun, kortikosteroit dan
sitotoksik mempengaruhi penyembuhan luka dengan menekan pembelahan
fibroblast dan sintesis kolagen.
6. Teknik penjahitan
Teknik penjahitan luka yang tidak dilakukan lapisan demi lapisan akan
menggangu penyembuhan luka.
7. Kebersihan diri / Personal Hygiene
Kebersihan diri seseorang akan mempengaruhi proses penyambuhan luka,
karena kuman setiap saat dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri kurang.
8. Vaskularisasi
Pada proses penyembuhan luka baik berlangsung cepat ataupun
sementara, daerah yang memiliki vaskularisasi kurang baik maka proses
penyembuhan luka membutuhkan waktu yang lama.
9. Pergerakan
Pada daerah yang relative sering bergerak menyebabkan penyembuhan
terjadi lebih lama.
10. Gizi (kelaparan, malabsorbsi)
Gizi kurang akan mempengaruhi system imun. (Maureen, Boyle. 2008)
2.2 Ambulasi
Ambulasi adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin membimbing ibu
bersalin keluar dari tempat tidur dan membimbing secepat mungkin untuk berjalan.
Ambulasi dilakukan secara berangsur-angsur. Pada persalinan normal, sebaiknya
ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk
mencegah adanya trombosit).
1. Latihan Pasca Persalinan Normal
a. Berbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan
pada perut di bawah tulang iga. Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam lewat

6
hidung, kemudian keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding
perut untuk membantu mengosongkan paru-paru.
b. Berbaring pada punggung, kedua lengan diluruskan di atas kepala dengan
telapak tangan menghadap ke atas. Kendurkan sedikit lengan kiri dan
kencangkan lengan kanan. Pada saat yang sama, lemaskan tungkai kiri dan
kencangkan tungkai kanan, sehingga seluruh sisi tubuh yang kiri menjadi
kencang sepenuhnya. Ulangi pada sisi tubuh yang kanan.
c. Kontraksi vagina. Berbaring pada punggung. Kedua tungkai sedikit
dijauhkan. Kencangkan dadar panggul, pertahankan selama 3 detik dan
kemudian lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan berdiri dan duduk.
d. Memiringkan panggul. Berbaring pada punggung dengan kedua lutut
ditekuk. Kontraksikan otot-otot perut untuk membuat tulang belakang
menjadi datar dan otot-otot pantat menjadi kencang. Pertahankan selama 3
detik dan kemudian lemaskan.
e. Sesudah hari ketiga, berbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk, dan
kedua lengan direntangkan. Angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar
45o, pertahankan selama 3 detik dan lemaskan perlahan-lahan.
f. Posisi yang sama seperti di atas. Letakkan kedua lengan di sebelah luar lutut
kiri. Ulangi di sebelah luar lutut kanan.
2. Keutungan Menjalankan Ambulasi Bagi Ibu Bersalin
a. Melancarkan pengeluaran lokhea
b. Mengurangi infeksi puerperium
c. Mempercepat involusi uterus
d. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin
e. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolism
f. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
g. Faal usus dan kandung kemih lebih baik
h. Kesempatan untuk mengajari ibu merawat bayinya
i. Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal
j. Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episotomi dan luka di perut

7
3. Latihan Pasca Persalinan Seksio Sesarea
a. Ibu bersalin diajari untuk memiring ke arah kanan atau kiri dengan cara
berpegangan pada pinggiran tempat tidur dibantu oleh keluarga. Gerakan
miring ini juga akan membantu ibu untuk bangun dari tempat tidur yang
akan mengencangkan bagian transversus dan mendorong ke posisi duduk di
samping tempat tidur (Brayshaw, 2008)
b. Latihan selanjutnya adalah naik turun tempat tidur dengan cara menekuk
kedua lutut terlebih dahulu, tarik otot abdomennya, dan berguling ke depan,
dengan dorongan tangan dan kaki. Ia akan mampu berpindah ke arah atas
atau bawah. Napas dalam diikuti dengan huffing (ekspirasi paksa singkat),
akan membantu mengeluarkan sekresi di paru-paru yang mungkin dapat
terjadi setelah pemberian anestesi umum. Bila ibu perlu batuk, maka harus
menekuk lututnya dan menahan lukanya dengan tekanan tangan atau bantal,
sementara ibu bersandar atau duduk di tepi tempat tidur. Posisi ini mencegah
regangan berlebihan pada sutura, meningkatkan rasa percaya diri,
mengurangi rasa nyeri (Brayshaw, 2008)
4. Tips Agar Cepat Pulih dari Rasa Sakit Operasi
Setelah melakukan operasi, tentunya para ibu ingin cepat pulih dari sakit
operasi. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk
memulihkan rasa sakit setelah operasi caesar (Nirwana, 2011).
a. Gunakan pakaian dengan kancing depan. Ini akan memudahkan ibu yang
masih merasakan sakit di bagian perut tidak terlalu ribet untuk
menggunakan baju. Selain itu, kegiatan menyusui akan lebih mudah.
b. Jaga luka operasi agar tetap bersih, kering dan cukup udara. Pada saat ini,
rumah sakit biasanya sudah menutup luka operasi menggunakan perban anti
air, sehingga ketika ibu ingin mandi, maka luka operasinya akan tetap
kering.
c. Pastikan ibu banyak waktu untuk berbaring di sofa selama beberapa minggu
pertama dan hindari naik turun tangga.
d. Dilarang berolahraga berat, menyetir atau berhubungan seksual terlebih
dahulu.
e. Ketika hendak bersin, batuk atau tertawa, gunakan bantal untuk menahan
luka ibu untuk mengurangi rasa sakit.
f. Dilarang mengangkat benda-benda berat hingga luka sembuh.
8
g. Memberi ASI dengan posisi duduk yang santai dan tegak menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Gunakan bantal atau selimut untuk
menopang bayi dan bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu.

Penelitian membuktikan bahwa ambulasi dapat mencegah terjadinya


sumbatan pada aliran darah. Tersumbatnya aliran darah bisa menyebabkan
terjadinya trombosis vena dalam (deep vein thrombosis) dan dapat
menimbulkan infeksi pembuluh darah (Dewi Maritalia, 2012).

2.3 Eliminasi
A. Buang Air Kecil (BAK)
Ibu bersalin akan sulit nyeri dan panas saat buang air kecil kurang lebih
selama 1-2 hari, terutama dialami oleh ibu yang baru pertama kali melahirkan
melalui persalinan normal padahal BAK secara spontan normalnya terjadi setiap
3-4 jam. Penyebabnya, trauma kandung kemih dan nyeri serta pembengkakkan
(edema) pada perineum yang mengakibatkan kejang pada saluran kencing.
Ibu bersalin harus diusahakan dapat BAK. Walaupun ibu mengalami
gejala seperti diatas gar menghindari kondisi kandung kemih yang penuh,
sehingga perlu untuk dilakukan penyadaan karena sekecil apapun bentuk
penyadapan akan berpotensi membawa bahaya infeksi. Ibu diusahakan untuk saat
BAK sendiri, apabila tidak, maka dapat dilakukan tindakan berikut ini :
1. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat asien
2. Mengompres air hangat diatas simfifis.
3. Berendam air hangat dan pasien diminta untuk BAK.

Tindakan yang perlu dilakukan apabila hal diatas belum bekerja adalah
dilakukannya katerisasi. Katerisasi hanya boleh dilakukan setelah 6 jam
postpartum karena katerisasi memuat ibu bersalin merasa tidak nyaman dan
hanya akan menyebabkan risiko infeksi saluran kemih.

B. Buang Air Besar (BAB)


Kesulitan BAB bagi ibu bersalin disebabkan oleh trauma usus bawah
akibat persalinan sehingga untuk sementara usus tidak berfungsi dengan baik.
Faktor psikologis juga turut memengaruhi. Ibu bersalin umumnya takut BAB
karena khawatir perineum robek semakin besar lagi.
9
Defekasi atau BAB normalnya harus terjadi dalam 3 hari post partum.
Apabila terjadi obstipasi dan timbul koprostase hibgga skibala (feses yang
mengeras) tertimbun dalam rektum, akan berpotensi terjadi febris. Bila hal
tersebut terjadi dapat dilakukan klisna atau diberi laksan per os (melalui mulut).
Biasanya apabila ibu bersalinntidak BAB selama 2 hari setelah persalinan, akan
ditolong dengan pemberian spuit gliserine atau obat-obatan.
2.4 Istirahat
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional
dan bebas dari kegelisahan (anxienty). Ibu nifas memerlukan istirahat paling sedikit
1 jam pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya. Istirahat
sangat bermanfaat bagi ibu nifas agar tetap kuat dan tidak mudah terkena penyakit.
Sebagian besar ibu nifas dapat beristirahat pada situasi berikut ini :
1. Merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi.
2. Merasa diterima oleh lingkungan.
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi.
4. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan.
5. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.

Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan badan dari semua ketegangan yang
dengan sengaja di upayakan dan dipraktikkan. Untuk memperoleh relaksasi
sempurna, ada beberapa syarat yang harus dilakukan, yaitu:

1. Tekuk semua persendian dan pejamkan mata.


2. Lemaskan seluruh otot-otot tubuh, termasuk otot-otot wajah.
3. Lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
4. Pusatkan pikiran anda pada irama pernafasan atau pada hal-hal yang
menenangkan.
5. Apabila pada saat itu, keadaan menyilaukan atau gaduh; tutuplah mata dengan
sapu tangan dan tutuplah telinga dengan bantal.
6. Pilih posisi relaksasi yang paling menyenangkan.

Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah tiap hari setelah makan siang,
pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu mau tidur.

10
Posisi relaksasi yang dapat dilakukan:

1. Posisi relaksasi dengan telentang.


Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua
lengan rileks di samping. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal. Pejamkan
mata, lemaskan seluruh tubuh, tenang dan lakukan pernafasan yang teratur dan
berirama.
2. Posisi relaksasi dengan berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, beri bantal/alas
di bawah kepaladan di bawah perut, agar perut tidak menggantung. Pejamkan
mata, tenang,dan atur pernafasan dengan teratur dan berirama.
3. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring telentang.
Kedua lutut ditekuk. Berbaring telentang, kedua lutut ditekuk, kedua
lengan di samping telinga, tutup mata dengan tenang.
4. Posisi relaksasi dengan duduk.
Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandarkan kursi atau di atas
tempat tidur. Jika duduk menghadap tempat tidur,kedua kaki tidak boleh
menggantung.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang dalam
memenuhi kebutuhan ibu masa nifas. Peran bidan dapat membantu ibu dalam
memenuhi kebutuhannya dengan baik. Kebutuhan pada masa nifas yaitu; kebutuhan
nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi dan istirahat.

3.2 Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bias lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Reni Astutik. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: Cv. Trans
Info Media.

Yefi, Marliandiani, Nyna Ningrum. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan
Menyusui. Jakarta: Salemba Medika.

Andina Sutanto. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press

13

Anda mungkin juga menyukai