Anda di halaman 1dari 8

Kepada yang terhormat,

Para Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai di Direktorat


Jenderal Sumber Daya Air.

di
Tempat

SURAT EDARAN
Nomor 01/SE/D/2018

TENTANG
PEDOMAN TEKNIS MODERNISASI IRIGASI

A. Umum
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan
dan Pengelolaan Sistem Irigasi serta dalam rangka mewujudkan sistem
pengelolaan irigasi partisipatif yang berorientasi pada peningkatan layanan
irigasi (Level of Irrigation Service) atas dasar sistem pengelolaan irigasi secara
utuh, efektif, efisien dan berkelanjutan serta untuk mendukung produktivitas
usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan
pangan nasional dan kesejahteraan petani, perlu dilakukan upaya modernisasi
irigasi dengan berbasis pada 5 (lima) pilar modernisasi irigasi dan indikator
keberhasilan dari masing-masing pilar.
Untuk melaksanakan modernisasi irigasi dimaksud, perlu menetapkan Pedoman
Teknis Modernisasi Irigasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
-2-

B. Dasar Pembentukan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225);
2. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 16) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 249);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 869);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 817) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republijk Indonesia Tahun 2019 Nomor
107);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 96);

C. Maksud dan Tujuan


Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan
Modernisasi Irigasi di Indonesia berdasarkan 5 (lima) pilar modernisasi irigasi.
-3-

Surat Edaran ini bertujuan agar memperjelas prosedur pelaksanaan modernisasi


irigasi sesuai dengan 5 (lima) pilar modernisasi irigasi agar tercapai peningkatan
layanan irigasi (Level of Irrigation Service) yang utuh, efektif, efisien dan
berkelanjutan.

D. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi:
a. penjelasan 5 (lima) pilar modernisasi irigasi;
b. tata cara pelaksanaan modernisasi irigasi; dan
c. pemantauan dan evaluasi.
2. Ruang lingkup Surat Edaran ini terbatas hanya untuk pelaksanaan
modernisasi irigasi pada daerah irigasi kewenangan Pusat yaitu:
a. daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 (tiga ribu) hektar; dan/atau
b. daerah irigasi lintas daerah provinsi, daerah irigasi lintas negara, dan
daerah irigasi strategis nasional.

E. Penjelasan 5 (Lima) Pilar Modernisasi Irigasi


Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi di Indonesia dalam rangka
modernisasi sistem irigasi melalui pendekatan 5 (lima) pilar irigasi yaitu:
1. ketersediaan air;
2. infrastruktur irigasi;
3. pengelolaan irigasi;
4. institusi irigasi; dan
5. manusia pelaku dalam pengelolaan irigasi.

F. Tata Cara Pelaksanaan Modernisasi Irigasi


1. Modernisasi irigasi dilakukan melalui tahap:
a. persiapan modernisasi irigasi;
b. perencanaan modernisasi irigasi;
c. pelaksanaan modernisasi irigasi; dan
d. operasionalisasi sistem irigasi modern.
-4-

2. Persiapan modernisasi irigasi.


a. persiapan modernisasi irigasi terdiri atas:
1) kajian kinerja sistem irigasi, melalui:
a) pengumpulan data indeks kinerja sistem irigasi dan
pengelolaan aset irigasi; dan
b) pelaksanaan kajian dokumen indeks kinerja sistem irigasi
dan dokumen pengelolaan aset irigasi;
2) penilaian kesiapan modernisasi irigasi, dilakukan melalui
penilaian indeks kesiapan modernisasi irigasi yang meliputi
penilaian:
a) ketersediaan air;
b) kondisi prasarana irigasi;
c) sistem pengelolaan irigasi;
d) sistem institusi;
e) kondisi sumber daya manusia; dan
f) kinerja sistem irigasi;
3) sosialisasi dan konsultasi publik, memuat dukungan masyarakat
atas kegiatan modernisasi irigasi dan bentuk dukungan yang
dilakukan oleh masyarakat;
3. Perencanaan modernisasi irigasi.
Perencanaan modernisasi irigasi terdiri atas:
a. penyusunan system planning modernisasi irigasi, berupa rencana
kegiatan (road map) sesuai dengan 45 (empat puluh lima) langkah
modernisasi irigasi dan sistem tata air; dan
b. penyusunan detail engineering design, yang memuat dokumen desain
peningkatan infrastruktur, dokumen lingkungan, dokumen desain
sistem telemetri, dokumen sistem operasi, dokumen rencana kegiatan
peningkatan sistem manajemen air irigasi, dokumen kapasitas
kelembagaan pengelolaan irigasi modern dan sumber daya manusia.
Dalam hal pelaksanaan modernisasi irigasi memerlukan tanah untuk
membangun fasilitas modernisasi irigasi, maka dokumen detail
engineering design harus dilengkapi dengan dokumen perencanaan
pengadaan tanah dan dokumen penanganan dampak sosial.
-5-

4. Pelaksanaan modernisasi irigasi.


a. pelaksanaan modernisasi irigasi terdiri atas tahap:
1) pemantauan lingkungan;
2) kegiatan fisik modernisasi irigasi, berupa kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan peningkatan dan/atau rehabilitasi;
3) kegiatan non-fisik modernisasi irigasi, berupa kegiatan sosialisasi,
pelatihan serta pembinaan dan pemberdayaan pengelola irigasi;
dan
4) pelaksanaan persiapan operasi dan pemeliharaan dilakukan
setelah kegiatan pemantauan lingkungan, pelaksanaan kegiatan
fisik, dan pelaksaan kegiatan non-fisik selesai dilakukan.
Pelaksanaan persiapan operasi dan pemeliharaan didahului
dengan menyiapkan manual operasi dan pemeliharaan yang berisi
manual mengenai:
a) uji pengaliran;
b) penyediaan sarana dan prasarana operasi dan pemeliharaan;
c) pemberdayaan masyarakat atau kelembagaan pengelolaan
irigasi; dan
d) pelatihan untuk mengoperasikan smart irrigation system;
Rincian detail mengenai pelaksanaan persiapan operasi dan
pemeliharaan diatur dalam pedoman tersendiri.
b. dalam hal pelaksanaan modernisasi irigasi memerlukan tanah untuk
membangun fasilitas modernisasi irigasi, pelaksanaan modernisasi
irigasi harus dilaksanakan dengan kegiatan pengadaan tanah dan
kegiatan penanganan dampak sosial sesuai dengan dokumen detail
engineering design.
5. Operasionalisasi sistem irigasi modern.
Operasionalisasi sistem irigasi modern merupakan tahap mengoperasikan
bangunan dan jaringan irigasi sesuai dengan 5 (lima) pilar modernisasi
irigasi serta melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja sistem irigasi
modern dan tindak lanjutnya untuk menjaga keberlanjutan sistem irigasi.
-6-

6. Rincian detail mengenai:


a. penjelasan 5 (lima) pilar modernisasi irigasi dan tata cara pelaksanaan
modernisasi irigasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I;
b. kriteria prasarana irigasi dalam indeks kesiapan modernisasi irigasi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II;
c. contoh formulir indeks kesiapan modernisasi irigasi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III; dan
d. matrik deskripsi tingkatan modernisasi irigasi dengan 45 (empat puluh
lima) langkah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV;
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

G. Pemantauan dan Evaluasi


1. Pemantauan dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah
Sungai pada setiap tahapan modernisasi irigasi yaitu tahap persiapan, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap operasionalisasi sistem irigasi
modern,
2. Untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pemantauan pelaksanaan
modernisasi irigasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 diata, dibentuk
Tim Pemantauan dan Evaluasi Modernisasi Irigasi yang terdiri atas
Pengarah, Pelaksana, Narasumber.
3. Tim Pemantauan dan Evaluasi dimaksud antara lain bertugas:
a. melaksanakan sinergi kerja Tim Pemantauan Evaluasi Modernisasi
Irigasi sesuai dengan tugas unit organisasi masing-masing;
b. melakukan evaluasi terhadap indicator pada setiap tahapan yang
direncanakan dengan hasil indicator yang dicapai atau yang telah
dilaksanakan; dan
c. memberikan rekomendasi hasil pelaksanaan evaluasi kepada Kepala
Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai;
4. Laporan hasil pemantauan pelaksanaan modernisasi irigasi disampaikan
kepada Tim Pemantauan dan Evaluasi Modernisasi Irigasi setiap 3 (tiga) kali
dalam 1 (satu) tahun.
-7-

5. Berdasarkan hasil pemantauan yang disampaikan oleh Kepala Balai Besar


Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai, Tim Pemantauan dan Evaluasi
Modernisasi irigasi melakukan evaluasi terhadap indicator pada setiap
tahapan yang direncanakan dengan hasil indicator yang dicapai atau yang
telah dilaksanakan pada setiap tahapan.
6. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Tim Pemantauan dan Evaluasi
Modernisasi Irigasi, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah
Sungai melaksanakan hasil rekomendasi terhadap pelaksanaan kegiatan
modernisasi irigasi

H. Ketentuan Lain-Lain
1. Pelaksanaan modernisasi irigasi di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
diberlakukan secara bertahap, pada:
a. Tahun 2019 di 7 (tujuh) daerah irigasi pada 7 (tujuh) Balai Besar
Wilayah Sungai yang menjadi pilot project pelaksanaan modernisasi
irigasi.
7 (tujuh) daerah irigasi dimaksud terdiri atas:
1) Daerah Irigasi Cisadane di Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung
Cisadane;
2) Daerah Irigasi Wadas Lintang di Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Opak;
3) Daerah Irigasi Mrican di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas;
4) Daerah Irigasi Rentang di Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk
Cisanggarung;
5) Daerah Irigasi Saddang di Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan
Jeneberang;
6) Daerah Irigasi Way Sekampung di Balai Besar Wilayah Sungai
Mesuji Sekampung; dan
7) Daerah Irigasi Komering di Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera
VIII;
-8-

b. Tahun 2024 di seluruh Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah


Sungai di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Bali,
Pulau Sulawesi, Pulau Nusa Tenggara, Pulau Maluku, dan Pulau Papua
sesuai dengan ketersediaan anggaran.
2. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai wajib melakukan
sosialisasi pelaksanaan modernisasi irigasi kepada masyarakat, instansi
terkait, komisi irigasi, dan stakeholder lainnya sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Surat Edaran ini.

I. Ketentuan Peralihan
Dengan ditetapkannya Surat Edaran ini, daerah irigasi yang masih dalam proses
modernisasi irigasi tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Surat Edaran ini.

J. Penutup
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Demikian disampaikan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Tembusan disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (sebagai laporan).
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
3. Para Direktur di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
4. Para Kepala Pusat di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Anda mungkin juga menyukai