Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah Perencanaan dan Inovasi Pembelajaran IPS

Program Studi S-2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Tahun 2024

Dosen:

1. Prof. Dr. Suwito Eko Pramono, M.Pd.


2. Dr. At. Sugeng Priyanto, M.Si.

Tugas-3

A. Petunjuk:
1. Bacalah beberapa referensi dalam:

Pritchard, Alan. dan John Woollard. 2010. Psychology for the Classroom: Constructivism and Social Learning. Routledge 2 Park Square, Milton Park,
Abingdon, Oxon, OX14 4RN
Schunk, Dale H.. 2012. Learning Theories An Educational Perspective, Sixth Edition. The University of North Carolina at Greensbor, Boston Columbus
Indianapolis New York San Francisco Upper Saddle River Amsterdam Cape Town Dubai London Madrid Milan Munich Paris Montreal
Toronto Delhi Mexico City Sao Paulo Sydney Hong Kong Seoul Singapore Taipei Tokyo: Pearson.

2. Isilah tabel sesuai dengan judul kolom dalam tabel bagian B.

3. Buatlah PPT yang kreatif:


a. Social Cognitive Theory
b. Constructivism
B. Tabel Perbandingan Model-model Pembelajaran
No Model Sintak/Prosedur
Definisi Landasan Berpikir Karakteristik Keunggulan Kelemahan
Pembelajaran Penerapan
1 Social Cognitive Teori kognitif sosial Teori sosial kognitif yang Teori pembelajaran sosial 1. Mengaitkan pelajaran Keunggulan teori ini Kelemahan dari teori
Theory
adalah teori yang digagas oleh Albert Bandura menekankan pada perubahan dengan pengalaman atau lebih lengkap pembelajaran sosial
menonjolkan gagasan merupakan teori perilaku dan pembelajaran kehidupan siswa dibandingkan teori yaitu adakalanya cara
bahwa sebagian besar perkembangan dari teori melalui pengamatan dan belajar lainnya, karena peniruaan tersebut
2. Menggunakan alat
pembelajaran manusia behaviorisme. Teori ini peniruan tindakan dan perilaku itu menekankan bahwa memerlukan
pemusat perhatian seperti
terjadi dalam sebuah memandang bahwa personal dalam lingkungan. Pendidikan lingkungan dan perilaku pengulangan dalam
peta konsep, gambar,
lingkungan sosial. siswa, kebiasaan dan mencoba untuk model perilaku seseorang dihubungkan mendalami sesuatu yang
bagan, dan media-media
Dengan mengamati orang lingkungan siswa memiliki anak untuk mencerminkan melalui system kognitif ditiru. Sedangkan
pembelajaran visual
lain, manusia keterkaitan dalam belajar norma yang dapat diterima, orang tersebut. Bandura kelebihan dari teori ini
lainnya.
memperoleh (Zhou & Brown, 2017); sikap dan nilai yang dapat memandang tingkah adalah lebih lengkap
pengetahuan, aturan- (Schunk, 2012). Aspek diterima dalam masyarakat. 3. Menghubungkan pesan laku manusia bukan dibandingkan teori
aturan, keterampilan- kebiasaan (behavior) dan Karena norma yang berbeda pembelajaran yang semata – mata reflex belajar sebelumnya,
keterampilan, strategi- lingkungan tentunya adalah dapat diterima dalam sedang dipelajari dengan atas stimulus (S-R karena itu menekankan
strategi, keyakinan- bagian dari tujuan pendidikan komunitas yang berbeda, ilmu topik-topik yang sudah bond), melainkan juga bahwa lingkungan dan
keyakinan, dan sikap- karakter sedangkan personal sosial berkaitan dengan studi dipelajari. akibat reaksi yang perilaku seseorang
sikap. Individu-individu berkaitan dengan aspek cara hidup manusia dalam timbul akibat interaksi dihubungkan melalui
4. Menggunakan musik.
juga melihat model- kognitif siswa. Ada tiga komunitas langsungnya dan antara lingkungan sistem kognitif orang
model atau contoh-contoh komponen utama untuk teori mencoba menyebarkannya ke 5. Menciptakan suasana dengan kognitif tersebut (Chaer,
untuk mempelajari pembelajaran sosial bandura generasi muda untuk riang. manusia itu sendiri. Moh.Toiqul, 2016:120).
kegunaan dan kesesuaian yang mewujudkan diri kontinuitas. Quinell Teori Bandura tentang Selain itu, Teori
6. Teknik penyajian materi
prilaku-prilaku akibat mereka di lingkungan: Menyarankan pengajaran observational learning pembelajaran Sosial
bervariasi.
dari prilaku yang di pembelajaran observasional, kemampuan berpikir yang memberikan kontribusi juga diklasifikasikan
modelkan, kemudian imitasi, dan pemodelan lebih tinggi yang terkait 7. Mengurangi bahan/materi yang signifikan dalam teori
mereka bertindak sesuai perilaku (Smith & Berge, dengan mindfulness dan yang tidak relevan. terhadap pemahaman behavioristik. Ini
dengan keyakinan tentang 2009); (Edinyang & David, disposisi berpikir positif yang mengenai bagaimana karena, teknik
kemampuan mereka dan 2016). Teori pembelajaran dapat membantu siswa untuk klien belajar cara pemodelan Albert
hasil yang diharapkan sosial Bandura didasarkan menjalankan pemikiran dan berpikir dan berperilaku Bandura adalah
dari tindakan mereka pada gagasan bahwa penalaran kembali untuk yang positif maupun mengenai peniruan
(Dale. H. Schunk. pembelajaran observasional tindakan yang tepat negatif. tingkah laku dan
Learning theoris. An melibatkan fakta bahwa keterampilan kuantitatif adakalanya cara
education perspektif, manusia sering tidak dapat mereka (Quinnell, Thompson, peniruan tersebut
2012). belajar untuk diri mereka & LeBard, 2013). Selain itu, memerlukan
sendiri. Konsep berikutnya sangat penting siswa dapat pengulangan dalam
dalam teori Bandura adalah mengkoneksikan ilmu mendalami sesuatu yang
imitasi. Setelah mengamati pengetahuan, dan kemampuan ditiru. Jika manusia
perilaku orang lain, orang untuk menggunakan belajar atau membentuk
mengasimilasi dan meniru keterampilan dengan lancar tingkah lakunya dengan
perilaku itu, terutama jika dan percaya diri. hanya melalui peniruan
pengalaman pengamatan (modeling), sudah pasti
mereka adalah positive atau terdapat sebagian
termasuk imbalan yang individu yang
terkait dengan perilaku yang menggunakan teknik
diamati. Komponen ketiga peniruan ini juga akan
dari teori Bandura adalah meniru tingkah laku
perilaku modeling. behavior yang negatif, termasuk
Modeling, yang pelajar perlakuan yang tidak
mengambil segala sesuatu diterima dalam
yang positif tentang diamati masyarakat.
dan ditiru perilaku, dan mulai
bertindak sesuai dengan
pengalaman.

2 Constructivisme “In terms of learning, Konsep-konsep pengetahuan Konstruktivisme menekankan 1. Tahap persepsi. Pada 1. Guru bukan satu- 1. Terdapat perbedaan
constructivism holds that tidak dibawa sejak lahir bahwa pengetahuan tahap ini siswa didorong satunya sumber antara pendapat
individuals construct melainkan anak-anak merupakan hasil konstruksi agar mengemukakan belajar yang peserta didik dengan
their own understanding memperolehnya melalui (bentukan). Pengetahuan pengetahuan awalnya eksklusif (Cahyo, pendapat yang
of the world around them pengalaman mereka, merupakan akibat dari suatu tentang konsep yang akan 2013). Peran guru dikemukakan oleh
by gathering information informasi dari lingkungan konstruksi kognitif dari di bahas. Bila perlu, guru dalam proses para ahli (Efgivia,
and interprenting it in (termasuk manusia) tidak kenyataan yang terjadi melalui memancing dengan pembelajaran guru Ry, et al., 2021), hal
context of past diperoleh secara alami aktivitas seseorang. pertanyaan problematis adalah sebagai ini dikarenakan
experiences” (Alan melainkan diproses sesuai Berdasarkan pandangan tentang fenomena yang fasilitator, artinya peserta didik
Pritchard and John dengan struktur mental anak konstruktivistik belajar sering dijumpai guru hanya sebagai menciptakan
Woollard, 2010). Teori yang berlaku, anak-anak merupakan suatu proses sehari‐hari oleh siswa dan pemberi arah dalam pengetahuan dengan
kontruktivistik dalam memahami lingkungan pembentukan pengetahuan. mengaitkannya dengan pembelajaran dan idenya sendiri sesuai
proses pembelajaran mereka dan membangun Pembentukan ini harus konsep yang akan menyediakan segala pemahaman dan
memandang bahwa realitas sesuai dengan dilakukan individu yang dibahas, selanjutnya sesuatu yang pengalaman mereka.
pembelajar dikatakan kapasitas kemampuan mereka belajar. Ia harus aktif siswa diberi kesempatan dibutuhkan oleh
2. Penerapan teori ini
telah belajar apabila pada saat ini, pada gilirannya melakukan kegiatan, aktif untuk peserta didik,
akan membutuhkan
mereka mampu konsep dasar tersebut akan berfikir, menyusun konsep dan mengkomunikasikan dan sedangkan peserta
waktu yang tidak
membangun atau berkembang menjadi memberi makna tentang hal- mengilustrasikan didik dituntut untuk
sedikit, karena teori
mengkonstruk pandangan yang lebih luas hal yang dipelajari. Dalam pemahamannya tentang lebih aktif baik dari
ini menuntut peserta
pemahaman mereka yang dikaitkan juga dengan penerapan teori belajar konsep tersebut. segi latihan,
didik membangun
sendiri tentang dunia di pengalaman mereka (Schunk, konstruktivistik membutuhkan bertanya, praktik dan
2. Tahap eksplorasi. Pada pengetahuannya
sekitar mereka dengan 2012). partisipasi aktif siswa dalam lain sebagainya.
tahap ini siswa diberi sendiri (Efgivia, Ry,
cara mengumpulkan proses belajarnya. Partisipasi Karena dalam teori
kesempatan untuk et al., 2021).
informasi dan aktif sebagai penerapan teori kosntruktivistik
menyelidiki dan Sebagaimana yang
menafsirkannya serta konstruktivistik dapat memegang prinsip
menemukan konsep kita ketahui
mengaitkannya dengan dilaksanakan dalam bahwa pengetahuan
melalui pengumpulan, bahwasanya masing-
pengalaman yang telah pembelajaran. Pembelajaran itu tidak bisa
pengorganisasian, dan masing peserta didik
mereka dapatkan yang lebih menekankan pada ditransfer dari satu
penginterpretasian data memiliki perbedaan
sebelumnya. penerapan konsep belajar orang ke orang lain
dalam suatu kegiatan masing-masing baik
sambil melakukan sesuatu melainkan bisa
yang telah dirancang oleh dari perbedaan dari
(learning by doing), sesuai didapatkan melalui
guru. Secara keseluruhan segi kepribadian,
dengan prinsip dasar dari diskusi, pengalaman
pada tahap ini akan intelektual,
kontruktivisme yang harus dan juga bisa di
terpenuhi rasa kemampuan
dipegang oleh pengajar adalah dapatkan dari
keingintahuan siswa berbahasa, latar
bahwa siswa lebih baik belajar lingkungan
dengan berbuat (learning by tentang fenomena dalam sekitarnya. belakang
doing) daripada belajar dengan lingkungannya. pengalaman, gaya
2. Dapat mendorong
mengamati. belajar, bakat, dan
3. Tahap diskusi dan peserta didik menjadi
juga minat.
penjelasan konsep. Pada lebih aktif, kreatif
Perbedaan-perbedaan
tahap ini siswa serta mengajarkan
tersebut perlu
memikirkan penjelasan mereka untuk selalu
diperhatikan oleh
dan solusi yang berpikir kritis
guru dalam
didasarkan pada hasil (Cahyo, 2013).
melaksanakan dan
observasi siswa, Karena dalam hal ini
mengelola
ditambah dengan peserta didik dituntut
pembelajaran,
penguatan guru. untuk menemukan
sebagai fasilitator
Selanjutnya, siswa titik terang dari apa
maka guru harus
membangun pemahaman yang telah mereka
mampu memberikan
baru tentang konsep yang pelajari, peserta didik
rangsangan yang
sedang dipelajari. Saat harus menerapkan
tepat sesuai dengan
siswa memberikan pemahaman saat ini,
perbedaan dari
penjelasan dan solusi mencatat elemen
masing-masing
yang didasarkan pada yang relevan dalam
peserta didik
hasil observasinya pengalaman belajar
ditambah dengan baru, menilai 3. Kondisi di masing-
penguatan dari guru, konsistensi masing sekolah juga
maka siswa membangun pengetahuan berdampak pada
pemahaman baru tentang sebelumnya dan yang aktivitas siswa dalam
konsep yang dipelajari. muncul, dan membangun
Hal ini menjadikan siswa memodifikasi pengetahuan dan
tidak ragu‐ragu lagi pengetahuan mereka aktivitas siswa yang
tentang konsepsinya. berdasarkan baru (Efgivia, Ry, et
penilaian itu. al., 2021).
4. Tahap pengembangan
Maksudnya, jika
dan aplikasi konsep. Pada 3. Pembelajaran
tahap terakhir ini, guru menjadi lebih tema pembelajaran
berusaha menciptakan bermakna. yang akan diajarkan
iklim pembelajaran yang Menginstruksi tidak didukung oleh
memungkinkan siswa informasi dalam lingkungan, maka
dapat mengaplikasikan struktur penelitian teori konstruktivistik
pemahaman adalah apa yang ini akan gagal
konseptualnya, baik dimaksud dengan memenuhi tujuannya.
melalui kegiatan maupun pembelajaran yang
melalui pemunculan bermakna (Cahyo,
masalah yang berkaitan 2013). Hal ini
dengan isu‐isu dalam dikarenakan selama
lingkungan siswa tersebut proses pembelajaran,
peserta didik tidak
hanya mendengarkan
penjelasan dari guru
saja akan tetapi
mereka juga harus
dapat menemukan
pengetahuan sendiri
dengan cara
menghubungkan
pengalaman
pribadinya dengan
informasi yang dia
dapatkan baik dari
temannya,
tetangganya, dan
sumber lainnya.

4. Perbedaan individual
menjadi lebih terukur
dan dihargai,
sehingga
memungkinkan
peserta didik dapat
belajar dengan cara
terbaik (Suhendi et
al., 2021).
Pembelajaran
kontruktivistik
memiliki keunggulan
dalam membangun
kebebasan, realitas
dan sikap serta
persepsi positif
belajar sebagai modal
belajar, karena
belajar membutuhkan
kebebasan, peserta
didik tidak akan
dapat belajar secara
maksimal tanpa
adanya kebebasan,
selanjutnya
pembelajaran
konstruktivistik juga
tidak berpusat pada
guru atau berpusat
pada peserta didik.
Sebaliknya,
konstruktivistik
menekankan
kesetaraan guru dan
peserta didik dalam
proses pembelajaran
sehingga
memungkinkan
terjadinya
pengembangan
pengetahuan baru
melalui elaborasi ide
dan konsep yang
dipelajari
sebelumnya, oleh
karena itu mengajar
harus menghidupkan
topik mati sehingga
tercipta pengetahuan,
penguasaan, dan
hasrat terhadap
materi yang diajarkan
serta keinginan untuk
terus mempelajarinya
lebih dalam.

Anda mungkin juga menyukai