Anda di halaman 1dari 2

Brahmantio Farhan Rabbani

21/482806/TK/53375

DTETI, Teknik Elektro 2021

Engineering Design Loop

1. Identify the Need


Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan dari persepakbolaan Indonesia tidak
kunjung berkembang. Pada tahun 2021 Indonesia berhasil mencapai final AFF, tetapi hasilnya
tidak memuaskan karena Indoneisa kebobolan 4 gol di final leg pertama. Hal ini membuahkan
pertanyaan, apakah pertahanan dari Indonesia lemah? Ternyata faktor utamanya adalah kiper
dan bek yang tidak terlalu siap dalam menghadapi tendangan yang begitu keras dan akurat.
Dengan itu, dibutuhkan sebuah pelatihan yang dapat menghasilkan kiper – kiper berkualitas
tinggi kedepannya.

2. Research the Problem

Permasalahan yang dimiliki Timnas Indonesia, terutama dalam bertahan menjadi


penyebab utama mengapa Indonesia tidak pernah mendapat gelar juara di Piala AFF.
Terkadang terjadi blunder yang disebabkan oleh para bek ataupun kiper yang mengakibatkan
Timnas Indonesia mudah kebobolan. Jika kita tidak memberikan pelatihan khusus untuk
bertahan, Timnas Indonesia akan sulit untuk mengukir prestasi kedepannya.

3. Develop Possible Solution


Solusi pertama yang dapat diberikan terutama dari seorang engineer adalah membuat
robot yang dapat memberikan pelatihan efisien terutama dalam hal bertahan. Robot ini
nantinya akan memberikan tendangan akurat ke arah gawang dengan tujuan untuk
meningkatkan refleks dari kiper dan memberikan tendangan kencang (dengan velocity
tertentu) untuk melatih bek dalam menghadang bola. Pelatihan ini harus diterapkan jika kita
ingin memiliki pertahanan yang solid di lini belakang Timnas Indonesia.

Solusi kedua dengan membuat simulasi dengan menggunakan alat seperti VR. Jadi,
dalam waktu yang tidak terbatas pemain bisa melatih kemampuannya dalam bertahan.
Nantinya, akan dibuat simulasi layaknya permainan bola dalam kehidupan nyata dan
diaplikasikan AI yang dapat memberikan tingkat kesulitan tinggi dalam pelatihan tersebut.

4. Select the Most Promising Solution


Dari kedua solusi yang diberikan, solusi pertama lebih menjamin akan meningkatnya
kualitas pertahanan dari Timnas Indonesia karena solusi pertama itu memberikan tingkat
kesulitan dan kondisi yang sama seperti dalam pertandingan aslinya. Dibandingkan dengan
solusi kedua, yaitu simulasi dalam bertahan menggunakan VR. Namun, terkadang pemain
tidak merasakan kondisi yang sama saat pertandingan karena pelatihan tersebut dilakukan
secara vitual. Maka dari itu, solusi pertama lebih meyakinkan untuk kemajuan lini belakang
Timnas Indonesia.
5. Construct a Prototype
untuk membuat prototipe robot kira harus mengumpulkan beberapa komponen
penting, seperti motor DC, sensor LiDar, Roda, Belt, pulley, Servo ASME, dan bahan utama
untuk manufaktur robot. Pertama, sistemnya roda untuk base digunakan untuk pergerakan
dari robot agar memiliki pergerakan yang flexible (tidak kaku). Kedua, sensor LiDar digunakan
untuk mencari probabilitas yang dapat menghasilkan tendangan yang kencang dan akurat.
Ketiga, Servo ASME digunakan sebagai alat pembantu robot untuk mendapatkan sudut yang
akurat sehingga tendangan yang diberikan akan sulit digapai kiper ataupun bek. Keempat,
digunakan 2 roda sebagai ide utama pelontar untuk menghasilkan tendangan, nantinya roda
tersebut akan dibantu dengan system antara gear, belt, dan pulley.

6. Test and Evaluate the prototype


Setelah membuat prototipe dari solusi yang digunakan, kita harus menerapkan
system trial and error untuk menghasilkan pelatihan yang efektif dan efisien. Karena jika tidak,
tendangan yang dihasilkan bisa melenceng ataupun lemah, setelah dicoba ternyata beberapa
permasalahan seperti bola yang menghasilkan tendangan lemah, bola melenceng (tidak tepat
sasaran), dan belt sering copot. Dengan masalah tersebut kita dapat mengevaluasi prototipe
yang dibuat.

7. Communicate the design


Dengan mengetahui permasalahan sebelumnya kita dapat menyampaikan design
terbaik dalam robot yang kita buat. Pertama, kita harus gunakan motor yang tidak hanya
memiliki rpm yang besar, tetapi juga harus memiliki torsi yang besar (agar lontaran bola yang
diberikan tidak lemah). Kedua, untuk bola yang melenceng kita bisa menggunakan system trial
and error atau dengan menerapkan ilmu fisika dalam perhitungan agar memiliki akurasi yang
tepat (dari seorang programmer). Ketiga, untuk belt yang sering copot dapat kita ganti dengan
posisi belt yang searah dengan gravitasi (agar belt tidak bergerak melawan gravitasi) hal ini
menyebabkan posisi dari roda, gear, dan pulley harus kearah veritkal (mengikuti posisi belt).
Dengan mengevaluasi masalah tersebut kita akan menghasilkan robot yang memiliki akurasi
tepat dan kuat dalam segala kondisi.

8. Redesign
Pembuatan robot aslinya harus sesuai dengan evaluasi dari segala permasalahan
dalam prototipe. Nantinya robot akan memiliki semancam kepala (tidak terlalu besar)
dilengkapi dengan sensor LiDar (untuk mengidentifikasi kemungkinan tendangan akurat). Lalu
digunakan motor scooter sebagai pelontar bola nantinya yang memiliki torsi dan rpm yang
tinggi. Terakhir, kita harus memposisikan gear , roda , pulley , dan belt searah dengan gravitasi
(vertikal) agar menghasilkan putaran yang kuat dan tidak menyebabkan masalah. Dengan
design tersebut, dapat diyakinkan bahwa perkembangan lini belakang Timnas Indonesia dapat
berkembang pesat.

Anda mungkin juga menyukai