Anda di halaman 1dari 2

Sinopsis Novel

"Memburu Muhammad" karya Feby Indirani

Nama: Andi Nailah Isna


NIM: -
Mata kuliah: Teori Sastra
Dosen Pengampu: Syahwan Alfianto Amir, S.S., M.Hum

Identitas Buku

Judul: Memburu Muhammad


Penulis: Feby Indirani
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2020
Tebal Buku: 224 halaman

Sinopsis
Memburu Muhammad terdiri atas 19 cerpen yang memberikan satir terhadap praktik penganut agama
Islam di Indonesia. Cerpen Rahasia Rumah Kami menjadi pembuka dari buku ini. Cerita dimulai dengan
adegan ketika Anissa kecil mengintip orang tuanya sedang menyantap daging manusia. Mereka kerap
kali menyantap daging manusia sambil membicarakan politik dan menggunjing orang lain. Anissa merasa
jijik dengan perbuatan tersebut. Ternyata, tidak hanya orang tua Anissa yang sering memakan daging
manusia. Anissa sering kali mual begitu keluar mendapati orang-orang dewasa berperilaku sama,
contohnya di kondangan. Bau harum minyak wangi orang-orang tersebut tak dapat menandingi bau
busuk mereka setelah memakan daging. Cerpen kemudian ditutup dengan Anissa merasa tidak habis
pikir terhadap kebiasaan orang dewasa setelah mengetahui bahwa orang tua Ihsan, temannya, juga
gemar memakan daging manusia. Terlebih lagi saudara sendiri.

Cerpen ini menggunakan majas alegori untuk secara tidak langsung menyindir kaum muslim yang masih
sering ghibah, meski sudah sering diperingatkan. Cerpen Memburu Muhammad dan Pengincar
Perempuan Tuantu memiliki motif yang sama.

Cerpen Memburu Muhammad dibuka dengan adegan Abu Lahab membuat keributan di kantor dukcapil
karena mengancam setiap orang untuk mencarikannya "Muhammad". Tokoh utama kita, Muhammad
Ikhrimah mengajak Abu Lahab ke rumahnya untuk mencarikan lewat laptop. Ikrimah mencarikan setiap
orang bernama "Muhammad". Ketika membacakan tentang Muhammad Yusuf Kalla, mantan wakil
presiden Indonesia, Abu Lahab menentang kalau itu bukan dia karena Muhammad yang dicarinya tidak
lengket dengan jabatan. Ketika Ikhrimah membacakan tentang Muhammad Nazaruddin, seorang
pejabat korup, Abu Lahab kembali menentang kalau Muhammad yang dia cari adalah sosok yang tidak
mungkin berbuat begitu. Dia menggeram gusar. “Itu sungguh aneh! Lalu, untuk apa kalian semua
bernama Muhammad kalau mirip pun tidak? Cuma jadi pencuri, politisi haus kuasa, atau semata orang
tak berguna? Masih mending kalau bisa sukses jadi penyair.” Cerita kemudian ditutup dengan Abu
Lahab terus mencari Muhammad hingga tiba waktunya kembali ke neraka.

Cerpen Pengincar Perempuan Tuantu menggunakan motif yang sama tentang dikekangnya ruang gerak
perempuan demi "melindungi" mereka ketimbang memberantas "predator" yang menjadi masalah
utama.

Cerita dibuka dengan Nisa sampai di bandara Tuantu, sebuah kota fiktif. Nisa adalah seorang reporter
yang tengah menyelidiki serangan "Si Buas". Si Buas atau "B" adalah binatang legenda urban yang hanya
menyerang wanita di Tuantu. Oleh sebab itu, banyak wanita diwajibkan berpakaian tertutup agar
terlindung dari incaran B. Jika keluar rumah, perempuan mesti ditemani oleh rekan atau anggota
keluarga laki-laki mereka. Di atas pukul 9.00 malam, perempuan mesti memiliki izin khusus. Pembatasan
ini kerap ditentang karena sejumlah kasus justru memperlihatkan bahwa serangan B tetap saja terjadi
kepada perempuan yang sudah memakai pakaian tertutup. Sebagai solusi, pemerintah memutuskan
untuk sepenuhnya membatasi ruang gerak perempuan. Jika berpendapat berbeda akan dipenjara. Nisa
merasa bahwa jika ada binatang buas yang berkeliaran, binatang itulah yang dikurung, bukan
manusianya. Cerpen ditutu dengan dialog Ludba, sopir Nisa. “Anda benar, memang seharusnya begitu.
Tapi, mengatur-atur dan melarang-larang perempuan adalah pilihan yang selalu lebih mudah
ketimbang bersusah-susah mengatasi persoalan yang sebenarnya."

Anda mungkin juga menyukai