Anda di halaman 1dari 13

JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx

INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

EVALUASI KEAMANAN PANGAN PRODUK TIWUL INSTAN MELALUI


PENDEKATAN METODE GMP DAN HACCP DI CV RIANG JAVA FOOD
EVALUATION OF FOOD SAFETY IN INSTANT TIWUL PRODUCTS THROUGH
THE APPLICATION OF GMP AND HACCP METHODS AT CV RIANG JAVA FOOD
I Made Pasek Windu Merta1), Oke Oktavianty2)
Departemen Teknik Industri, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: pasekwindu22@gmail.com1), okemn7@ub.ac.id2)

Abstrak
CV Riang Java Food merupakan industri memiliki fokus produksi pada komoditas ubi yang memiliki
konsumen hingga sklala internasional. Dengan memiliki rencana ekspansi hingga ke Eropa dan Afrika, CV
Riang Java Food memerlukan sertifikasi keamanan pangan yang diakui secara internasional, seperti GMP
dan HACCP. Namun, berdasarkan pada hasil observasi pada produksi tiwul instan masih banyak
penyimpangan terhadap aspek GMP sehingga dapat mengancam keamanan pangan dan menimbulkan
kontaminasi silang antara produk tiwul instan dengan karyawan, alat, mesin, atau lingkungan. Metode yang
digunakan mengatasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode Good Manufacturing Practices
(GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP). Hasil analisis GMP menunjukkan bahwa
masih terjadi penyimpangan yang mana terjadi 44 penyimpangan kategori kritis, 16 penyimpangan kategori
serius, 6 penyimpangan kategori mayor, dan 11 penyimpangan kategori minor. Berdasarkan hasil analisis
HACCP, diperoleh 9 CCP yang terdapat pada 5 proses yaitu proses pencampuran, proses pengukusan,
proses pengeringan, granulasi, dan proses pengeringan kedua.

Kata kunci: GMP, HACCP, Keamanan Pangan, Sertifikasi, Tiwul Instan

1. Pendahuluan mengalami gejala sakit (attack rate sebesar


Pangan merupakan semua yang berasal 69,40%).
dari sumber hayati yang dapat berasal dari hasil CV Riang Java Food merupakan suatu
pertanian, perkebunan, kehutanan, perairan, dan industri yang bergerak di bidang olahan pangan
sumber-sumber lainnya, baik yang diolah yang berfokus pada komoditas singkong berupa
maupun tidak diolah yang diperuntukkan produk tiwul instan, gaplek, dan nasi jagung.
sebagai bahan makanan dan minuman bagi CV Riang Java Food berdiri pada tahun 1998
manusia yang diperoleh melalui proses dan berlokasi di Desa Tlogorejo, Kecamatan
persiapan dan pengolahan bahan makanan. Pagak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tiwul
Kondisi keamanan pangan di Indonesia saat ini instan merupakan produk unggulan dari CV
masih belum dalam kondisi yang baik. Banyak Riang Java Food dengan total penjualannya
terjadi kasus keracunan pangan akibat kelalaian mencapai 57% dari keseluruhan penjualan.
dari prosdusen dalam menjaga keamanan Produk tiwul instan memiliki segmentasi pasar
pangannya. hingga ke lingkup internasional dan rutin
Pada tahun 2019, masih banyak kasus diekspor oleh CV Riang Java Food sehingga
kejadian luar biasa keracunan pangan. Terdapat keamanan pangan dari tiwul instan merupakan
5 provinsi dengan kasus tertinggi yaitu Jawa salah satu hal yang harus diperhatikan
Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, dan perusahaan ini.
Banten. Jawa Timur memiliki jumlah kasus CV Riang Java Food juga memiliki niat
sebanyak 1312 kasus yang disebabkan oleh untuk melakukan ekspansi pada negara-negara
beberapa faktor yaitu binatang sebanyak 761 lain seperti negara di benua Eropa dan Afrika
kasus, minuman sebanyak 134 kasus, dan obat [2]. Dalam melakukan proses ekspansi pasar
sebanyak 108 kasus [1]. Kemudian berdasarkan dan mempertahankan pasar internasional yang
data Laporan Tahunan Pusat Data dan Informasi selama ini sudah dilakukan tentunya banyak hal
Obat dan Makanan pada tahun 2021 melalui yang perlu dipersiapkan, salah satunya
aplikasi SPIMKER menyatakan bahwa terdapat sertifikasi produk negara tujuan ekspor. Salah
50 KLB KP (Kejadian Luar Biasa Keracunan satu persyaratan produk makanan pada aspek
Pangan) dengan jumlah terpapar sebanyak sistem manufaktur makanan yang paling diakui
2.569 orang dan 1.783 orang di antaranya adalah GMP dan HACCP yang digunakan

25
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

untuk memastikan keamanan proses produksi, evaluasi dengan menggunakan pendekatan


proses pengemasan, penyimpanan, hingga GMP sebagai usaha dalam memenuhi
distribusi dari proses makanan. Sistem persyaratan pengolahan pangan yang baik
keamanan pangan yang banyak digunakan di sesuai dengan peraturan pemerintah tentang
dunia adalah HACCP yang direkomendasikan cara melakukan produksi pangan olahan yang
oleh Codex Alimentarius Commision (CAC) baik (CPPOB) yakni Peraturan Menteri
yang merupakan suatu lembaga keamanan Perindustrian Republik Indonesia Nomor 75/M-
pangan yang berada di bawah World Health IND/PER/2010. Penyimpangan-penyimpangan
Organization (WHO). aspek-aspek GMP pada CV Riang Java Food
Namun, kondisi aktual proses produksi kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
tiwul instan di CV Riang Java Food proses minor, mayor, serius, dan kritis.
pengolahan pangan yang dilaksanakan masih Dalam membantu CV Riang Java Food
belum memenuhi aspek-aspek persyaratan dalam memperoleh sertifikasi HACCP, maka
keamanan pangan dari GMP, seperti pada diperlukan analisis terhadap proses produksi
langit-langit yang mudah terkelupas, kurang dengan menggunakan Hazard Analysis and
terawat, dan banyak terdapat debu dan kotoran, Critical Control Point (HACCP). HACCP
kemudian kondisi bangunan juga tidak merupakan suatu sistem manajemen mutu yang
memiliki akses pintu masuk atau ruangan terkait dengan keamanan produksi yang
terbuka yang sangat memungkinkan untuk memiliki tujuan untuk mengendalikan bahaya
terjadinya kontaminasi silang. Berikut terhadap keamanan pangan. Selain itu GMP
merupakan kondisi aktual lingkungan produksi juga memiliki hubungan yang erat dengan
di CV Riang Java Food. HACCP di mana GMP merupakan syarat dasar
dari HACCP. Proses analisis HACCP
dilaksanakan dengan melakukan identifikasi
bahaya-bahaya yang terjadi pada setiap
produksi berupa analisis bahaya kimia, fisika,
biologis yang selanjutnya akan ditentukan
penentuan titik kontrol kritis dan batas kontrol
kritis.

2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
di mana penelitian deskriptif adalah suatu jenis
penelitian yang melakukan pengumpulan
Gambar 1. Kondisi Aktual Lantai Produksi CV
informasi terkait dengan status suatu gejala
Riang Java Food
yang ada selama penelitian tersebut
dilaksanakan [3]. Adapun tujuan dari penelitian
Pemenuhan persyaratan aspek-aspek deskriptif adalah menggambarkan suatu
Good Manufacturing Practices (GMP) fenomena sesuai dengan apa yang terjadi di
merupakan hal yang penting untuk CV Riang lapangan mengenai suatu variabel, gejala, dan
Java Food hal ini dikarenakan kebutuhan akan keadaan. Penelitian ini melakukan deskripsi
penjamin mutu secara internasional karena dan analisis terhadap suatu fenomena kenyataan
diperlukannya sertifikasi HACCP. GMP sosial dengan cara mendeskripsikan variabel-
merupakan persyaratan dasar dalam melakukan variabel yang terdapat dalam objek penelitian.
sistem manajemen HACCP dan memperoleh Objek dari penelitian ini adalah proses produksi
sertifikasi HACCP yang akan digunakan untuk tiwul instan di CV Riang Java Food yang
mengakses pasar yang lebih luas dan dilakukan pada bulan November 2022 sampai
meningkatkan image dari perusahaan di mata Maret 2023
masyarakat utamanya pasar internasional. Tahapan penelitian yang dilakukan
Dalam memperoleh sertifikasi-sertifikasi adalah studi lapangan, studi literatur,
tersebut, pemenuhan tata cara pengolahan identifikasi masalah, penentuan rumusan
pangan yang baik menurut aspek GMP masalah, penetapan tujuan penelitian,
merupakan hal yang harus dilakukan pengumpulan data, pengolahan data yaitu
perusahaan. Maka untuk itu perlu dilakukan

26
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

penilaian penyimpangan aspek GMP; analisis


potensi bahaya dengan HACCP; penentuan Alur produksi tiwul instan dimulai dari
Critical Control Point (CCP); dan penentuan proses persiapan bahan baku sampai dengan
batas kritis atau Control Limits (CL), tahap pengemasan. Berikut merupakan gambar alur
pembahasan yang meliputi rekomendasi produksi tiwul instan di CV Riang Java Food.
perbaikan; analisis dan pembahasan, serta tahap
penutup yang berisi kesimpulan dan saran. A
Mulai

3. Hasil dan Pembahasan


Pada bagian ini akan membahas Tepung Gaplek. Air,
Granulasi
Gula, dan Garam
mengenai penilaian terhadap aspek-aspek GMP,
analisis HACCP mengenai penentuan titik
kendali kritis (CCP), batas kritis, dan prosedur
Pencampuran Tepung dengan
pemantauan, dan rekomendasi perbaikan Air, Gula, dan Garam
Pengeringan Kedua

terhadap permasalahan yang dibahas.

3.1 Deskripsi Produk dan Alur Produksi


Berikut merupakan tabel yang
Pengukusan Adonan Pengemasan Produk
menunjukkan deskripsi produk tiwul instan
yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Produk


Tiwul Instan
No Deskripsi Keterangan Pengeringan Pertama
Uwenak!
CV Riang Java Food
1 Nama Produk Tiwul Instan Uwenak!
2 Bahan Baku Tepung Singkong
3 Jenis Plastik PP Mika yang di-
Kemasan seal dengan sealer Selesai
A
dengan berat bersih 400g
4 Penyimpanan Penyimpanan pada Gambar 2. Alur Produksi Tiwul Instan.
gudang penyimpanan
dengan suhu ruangan 3.2 Analisis Ketidaksesuaian Aspek GMP
5 Label Produk Terdapat label dengan
Terdapat 18 aspek dalam GMP yang
informasi produk seperti
brand, logo, sertifikasi P-
dapat dijadikan acuan pada lantai produksi
IRT, dan nilai gizi berdasarkan Permenperin Nomor
6 Masa Tercantum masa 75/M/IND/PER/7/2010. Selanjutnya 18 aspek
Kedaluwarsa kedaluwarsa tersebut akan dianalisis dan diidentifikasi dari
7 Harga Rp 9000 per pcs kesesuaian dan ketidaksesuaian kondisi
8 Sistem Make to Stock, pesanan eksisting di lapangan dengan ketentuan yang
Produksi datang sepanjang tahun, terdapat pada GMP yang didasarkan atas
produksi dilakukan pengamatan langsung pada lantai produksi
sepanjang tahun namun produk tiwul instan CV Riang Java Food dan
bergantung pada cuaca wawancara terhadap pihak-pihak yang
9 Distribusi Proses distribusi bersangkutan. Berikut merupakan hasil analisis
menggunakan kendaraan
penerapan aspek-aspek GMP pada CV Riang
roda 4 yaitu mobil
10 Quality Tidak ada sistem
Java Food yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Control pengendalian kualitas

27
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

Tabel 2. Penilaian Aspek GMP


Aspek
No. Kondisi Seharusnya Kondisi Aktual
GMP
Lingkungan tempat produksi atau Terdapat kumpulan sampah di sekitar
pabrik harus bersih dan tidak ada tempat produksi
sampah yang mengumpul
Pabrik atau tempat produksi Terdapat bagian dari pabrik yang
1. Lokasi
seharusnya bebas dari semak-semak merupakan tempat penyimpanan kayu
atau daerah yang menjadi sarang bakar yang bisa menjadi sarang hama dan
hama. terdapat kendang ayam di sekitar tempat
produksi yang menjadi sumber cemaran.
Lantai produksi yang digunakan untuk Lantai produksi tidak memiliki
proses pencucian harus memiliki kemiringan yang cukup sehingga sering
kemiringan yang cukup untuk terjadi genangan air yang dapat menjadi
memudahkan pengaliran air serta sarang penyakit dan menjadi sumber
memiliki saluran air atau lubang terjadinya kontaminasi terhadap produk
pembuangan yang tidak menimbulkan
genangan air dan tidak berbau.
Permukaan dinding tidak terbuat dari Permukaan dinding terbuat dari batako
bahan halus, rata, berwarna terang, yang dilapisi dengan semen dan belum
tidak mengelupas, dan mudah dicat sehingga memiliki warna yang gelap
2 Bangunan dibersihkan dan sulit untuk dibersihkan
Langit-langit seharusnya terbuat dari Langit-langit hanya terbuat dari kayu yang
bahan yang tidak mudah terkelupas sudah berwarna kehitaman dan sulit untuk
atau terkikis, mudah dibersihkan dan dibersihkan
tidak mudah retak
Terdapat jendela, pintu, ventilasi yang Struktur bangunan pada lantai produksi
dalam kondisi baik dan mudah untuk bersifat terbuka dan tidak memerlukan
diberiskan jendela, pintu, dan ventilai sehingga debu
dan kotoran mudah untuk masuk dan tidak
dapat mengatur sirkulasi udara dan panas
yang ada di ruangan.
Air dalam proses produksi yang Saluran air yang digunakan pada proses
memiliki kontak langsung dengan produksi yang mana langsung memiliki
bahan makanan seharusnya memenuhi kontak dengan bahan makanan belum
kualitas air bersih dipisahkan sehingga dapat menjadi
Fasilitas sumber kontaminasi
3.
Sanitasi Fasilitas cuci tangan seharusnya Tidak terdapat fasilitas cuci tangan khusus
diletakkan di depan pintu masuk pada tempat produksi yang mana fasilitas
tempat produksi, dilengkapi alat cuci tangan disatukan dengan tempat
pengering, terdapat tempat sampah, mencuci bahan baku dan peralatan
jumlahnya sesuai. produksi
Permukaan yang terkena bahan secara Permukaaan corong input pada mesin disk
langsung harus halus, tidak berlubang, mill pada bagian corong input dan alat
tidak berkarat, tidak mengelupas, dan penghalus adonan tiwul sudah berkarat
tidak menyerap air yang berpotensi untuk mengontaminasi
Mesin dan bahan pangan yang diolah
4
Peralatan Diletakkan sesuai dengan urutan Tata letak mesin dan peralatan masih
proses pengolahan produksi untuk belum sesuai dengan urutan produksi di
memudahkan proses higiene mana urutan mesin dan peralatan masih
sering dipindah-pindah sehingga sulit
dilakukan proses higienitas
Seharusnya dituangkan dalam bentuk Belum ada formulasi dasar yang
formula dasar yang menyebutkan jenis menyebutkan tentang jenis dan
dan persyaratan kualitas persyaratan dari kualitas bahan-bahan
5 Bahan pada proses produksi.
Uap panas yang memiliki kontak langsung Belum terdapat lubang atau ventilasi yang
dengan bahan pangan atau mesin harus dapat mengalirkan uap panas hasil pengukusan.
tidak berbahaya bagi keamanan pangan Hal ini dikarenakan struktur bangunan tempat
tersebut produksi yang terbuka

28
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

Tabel 2. Penilaian Aspek GMP (Lanjutan)


No. Aspek GMP Kondisi Seharusnya Kondisi Aktual
Terdapat persyaratan-persyaratan Belum terdapat persyaratan-persyaratan
yang terkait dengan bahan baku, khusus mengenai bahan baku, komposisi,
komposisi, dan proses pengolahan dan proses pengolahan pada produksi
tiwul instan
Pengawasan Setiap produk seharusnya Tidak ada petunjuk khusus atau SOP yang
6
Proses dilengkapi dengan petunjuk yang memuat mengenai jumlah bahan, tahapan
berisi tentang jenis dan jumlah proses, langkah-langkah, unit produksi
bahan, tahap proses, langkah- dan informasi lainnya dalam proses
langkah, unit yang diproduksi, dan produksi
informasi lainnya
Mutu harus diperiksa dan dipantau Tidak terdapat pemantauan atau
secara berkala sebelum diedarkan pemeriksaan secara berkala dari produk
7 Produk Akhir
melalui pengujian laboratorium yang bersifat preventif melalui pengujian
laboratorium
Perusahaan yang melakukan CV Riang Java Food tidak memiliki
produksi pengolahan pangan laboratorium sendiri untuk melakukan
seharusnya memiliki laboratorium pengendalian mutu dari produk yang
8 Laboratorium
sehingga dapat melakukan diproduksi
pengendalian mutu dari produk
yang dimilikinya
Karyawan seharusnya mengenakan Karyawan yang sedang bekerja tidak
alat pelindung diri atau pakaian menggunakan alat pelindung diri atau
9 Karyawan
kerja yang disesuaikan dengan pakaian kerja seperti berupa sarung
tempat produksi tangan, tutup kepala, atau sepatu kerja
Penyimpanan bahan baku Bahan baku di letakkan di bawah lantai
seharusnya tidak diletakkan yang hanya beralaskan dengan
menyentuh lantai, menyentuh menggunakan terpal sehingga dapat
dinding, dan jauh dari langit-langit mengurangi kualitas dari bahan baku di
mana sering kali dimakan oleh rayap atau
10 Penyimpanan
kutu
Mesin dan peralatan produksi harus
disimpan dengan rapi dan dalam Mesin dan peralatan tidak disimpan secara
keadaan bersih dan kondisi yang rapi dan hanya dibiarkan pada tempat
baik produksi tanpa ada penanganan khusus
Bangunan, mesin dan peralatan, Kondisi bangunan kurang terawat di mana
serta fasilitas produksi lainnya bagian langit-langit berwarna kehitaman
Pemeliharaan
seharusnya dalam kondisi yang dan kotor. Bagian dinding di sekitar
11 dan Program
terawat, baik, dan berfungsi sesuai produksi juga berwarna kehitaman dan
Sanitasi
dengan prosedur yang ditetapkan kurang terawat. Kemudian mesin disk mill
pada bagian corong input sudah berkarat
Wadah dan alat yang digunakan Wadah yang digunakan dalam proses
dalam proses pengangkutan tidak pengangkutan sudah berkarat dan alat
12 Pengangkutan mencemari produk dan mudah pengangkutan yang digunakan berupa
dibersihkan gerobak dorong dalam keadaan berkarat
dan kotor
Dokumentasi dan catatan Tidak terdapat sistem pencatatan yang
seharusnya dimiliki dan dipelihara memberikan informasi baik itu data
oleh perusahaan yang bersangkutan, produksi, penarikan produk, kesehatan
Dokumentasi
yang meliputi data produksi, data karyawan, hygiene dan pembersihan hama
13 dan
inspeksi, data penarikan produksi, baik berupa digital maupun fisik
Pencatatan
kontrol hama, kesehatan karyawan,
dan data-data lain yang dianggap
penting

29
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

Tabel 2. Penilaian Aspek GMP (Lanjutan)


Aspek
No. Kondisi Seharusnya Kondisi Aktual
GMP
Pelatihan yang diberikan seharusnya Belum pernah dilakukan program
memiliki tingkat mulai dari pelatihan khusus yang dicanangkan oleh
pengetahuan dasar sampai ke praktik pemilik perusahaan hanya terdapat
mengenai cara produksi yang baik dan pelatihan dari institusi seperti universitas
14 Pelatihan
mencakup mengenai dasar-dasar dalam rangka pengabdian masyarakat
higiene karyawan, prinsip-prinsip yang mana program lebih diarahkan
dasar pembersihan dan sanitasi, dan kepada pemilik dan belum kepada pekerja
penanganan bahan pembersih serta belum menyeluruh
Perusahaan melalui manager atau CV Riang Java Food masih belum
Penarikan kepala produksi harus sudah memiliki prosedur penarikan produk yang
15
Produk menyiapkan prosedur penarikan sistematis
produk dari pasaran

Pengkategorian penyimpangan
merupakan tahap selanjutnya setelah dilakukan 3.3 Analisis HACCP
proses analisis penyimpangan-penyimpangan Penerapan Hazard Analysis and Critical
aspek-aspek yang terdapat pada GMP di CV Control Point merupakan langkah yang
Riang Java Food. Berdasarkan peraturan selanjutnya dilakukan setelah dilakukan
BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun identifikasi penilaian aspek Good
2012 terdapat empat tingkatan indikator Manufacturing Practices (GMP) berupa
penilaian penyimpangan terhadap aspek-aspek kesesuaian dan ketidaksesuaian aspek-aspek
GMP yaitu persyaratan “harus”, persyaratan yang telah ditetapkan. Tujuan diterapkannya
“seharusnya”, persyaratan “sebaiknya”, sistem Hazard Analysis and Critical Control
persyaratan “dapat”. Kemudian jika terjadi Point (HACCP) adalah untuk memastikan
penyimpangan dari masing-masing persyaratan bahwa pangan terlindung dari potensi bahaya
maka akan diklasifikasikan sesuai dengan dan bersifat aman dikonsumsi, khususnya
persyaratannya, seperti persyaratan “harus”, potensi bahaya, kimia, biologi, dan fisik yang
jika tidak terpenuhi persyaratannya maka akan dapat terjadi pada proses atau bahan yang
diklasifikasikan sebagai ketidaksesuaian kritis, dipergunakan. Berikut merupakan langkaah-
kemudian persyaratan “seharusnya” jika tidak langkah analisis dengan menggunakan metode
terpenuhi maka akan diklasifikasikan menjadi HACCP pada produksi tiwul instan di CV
ketidaksesuaian serius, persyaratan “sebaiknya” Riang Java Food
jika tidak terpenuhi maka akan diklasifikasikan 1. Pembentukan Tim HACCP
menjadi ketidaksesuaian mayor, dan terakhir Pembentukan tim HACCP pada
persyaratan “dapat” jika tidak terpenuhi akan penelitian ini melibatkan beberapa
diklasifikasikan menjadi ketidaksesuaian minor. stakeholder dan karyawan yang terdapat
Berikut merupakan rekapitulasi penyimpangan di CV Riang Java Food yang dilakukan
aspek GMP yang ditunjukkan pada Gambar 3. dengan proses pengamatan langsung di
lapangan dan wawancara. Tim yang
terbentuk terdiri dari Bapak Yermia
selaku penanggung jawab proses
produksi di CV Riang Java Food dan
beberapa karyawan yang memiliki
bertugas pada bagian proses produksi
tiwul instan.
2. Deskripsi Produk
Tiwul instan memiliki empat varian rasa
yaitu rasa vanila, rasa pandan, rasa gula
merah, dan tawar khusus untuk
dicampurkan dengan nasi. Produk tiwul
instan memiliki masa simpan hingga
Gambar 3. Rekapitulasi Penyimpangan Aspek GMP enam bulan yang sudah terdapat pada
Berdasarkan Kategori label kemasan. Proses produksi yang

30
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

tiwul instan di CV Riang Java Food Mulai A

dilakukan dengan sistem make to stock di


mana produk akan diproduksi untuk
Tepung Gaplek. Air,
disimpan, kemudian ketika ada Gula, dan Garam
Granulasi

pelanggan ingin membeli maka produk


akan diambil dari persediaan yang
terdapat pada gudang. Merek dagang dari Pencampuran Tepung dengan
Air, Gula, dan Garam
Pengeringan Kedua

tiwul instan pada CV Riang Java Food


adalah “Uwenak!” yang dapat
memberikan kesan berbeda dari produk
sejenis. Berikut merupakan gambar dari Pengukusan Adonan Pengemasan Produk

tiwul instan yang diproduksi pada CV


Riang Java Food.
3. Idenitifikasi Tujuan Penggunaan Produk Tiwul Instan
Proses pemasaran dari produk tiwul Pengeringan Pertama
Uwenak!
CV Riang Java Food

instan CV Riang Java Food dilakukan


melalui komunitas atau event-event
pemerintah. Selain itu, pemasaran juga Selesai
A
dilakukan pada toko oleh-oleh yang
mencakup tingkat regional, nasional, Gambar 4. Diagram Alir Produksi
hingga internasional yang sebagian besar
disalurkan melalui distributor dan agen 5. Verfikasi Diagram Alir
atau pengiriman langsung oleh pemilik Verifikasi diagram alir adalah proses
CV. Tiwul instan digunakan sebagai pengamatan yang dilakukan guna
camilan atau dapat digunakan sebagai memastikan bahwa bagan alir yang telah
makanan pengganti nasi karena memiliki dibuat sesuai dengan kondisi aktual yang
kandungan karbohidrat yang tinggi. terjadi di lapangan. Proses dilakukan
Karena dijual di toko oleh-oleh, tiwul dengan membandingkan atau
instan juga dapat digunakan sebagai buah mencocokkan antar tahapan-tahapan
tangan atau hampers ketika mengunjungi yang ada di bagan dengan proses
tempat wisata khususnya daerah Malang. produksi yang dilakukan pada CV Riang
4. Diagram Alir Produksi Java Food.
Diagram alir produksi memuat mengenai 6. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
alur atau tahapan proses produksi dari Proses identifikasi bahaya penting dilakukan
tiwul instan mulai dari bahan baku dalam rangka mengetahui potensi-potensi
bahaya yang mungkin timbul dari suatu
hingga menjadi produk yang siap
bahan dan proses mulai dari penerimaan
dipasarkan ke masyarakat. Berikut bahan baku hingga menjadi produk akhir.
merupakan diagram alir produksi dari Bahaya yang teridentifikasi diklasifikasikan
produk tiwul instan. menjadi tiga kategori yaitu bahaya kimia,
bahaya biologi, dan bahaya fisik. Kemudian
setelah bahaya teridentifikasi, dilakukan
penilaian risiko bahaya yang didasarkan atas
peluang terjadinya bahaya atau likelihood
dari potensi bahaya dan penilaian tingkat
keparahan atau severity yang dapat
ditimbulkan. Berdasarkan kedua nilai tersebut
maka akan diperoleh nilai signifikansi dari
potensi bahaya yang telah teridentifikasi.
7. Penentuan Titik Kendali Kritis
Critical control point atau titik kendali kritis
merupakan suatu titik lokasi setiap langkah,
proses, atau prosedur dalam hal ini pada
proses produksi produk olahan pangan yang
apabila tidak terkendali atau tidak terawasi
dengan baik akan menimbulkan risiko tidak
amannya pangan olahan. Penentuan titik

31
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

kendali kritis dilakukan dengan bantuan dari sebuah batasan mengenai kondisi paling
pohon keputusan atau decision tree. Diagram tinggi atau kondisi paling rendah yang
pohon keputusan digunakan untuk digunakan sebagai acuan terhadap kondisi
menemukan tahapan atau proses yang biologis, kimia, atau fisik yang dibutuhkan
merupakan CCP selama proses produksi guna mengidentifikasi kondisi aman
dilaksanakan. (diterima) atau tidak aman (tidak diterima)
8. Penentuan Batas Kritis dari suatu kondisi dalam proses produksi.
Critical limit atau batas kritis merupakan Berikut ini merupakan penentuan batas kritis
suatu kriteria yang menjadi standar atau untuk masing-masing CCP.

Tabel 3. Penentuan Batas Kritis pada Masing-masing CCP


No CCP Bahaya Batas Kritis
• Kandungan air yang digunakan selama proses
produksi harus sesuai dengan persyaratan air
bersih dengan karakteristik secara visual yaitu
1 Pencampuran Kimia: Logam berat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
• dan sesuai dengan standar yang diterbitkan
Kepmenkes RI No.907/MENKES/SK/VII/2002
tentang syarat baku mutu air
● Karyawan menggunakan APD berupa masker,
penutup rambut, apron, sepatu boots, dan
sarung tangan ketika melakukan proses
Biologi: pengukusan
Bakteri E-coli, Salmonella ● Peralatan proses pengukusan dalam keadaan
sp., bersih, tidak kotor, tidak berkarat, atau
2 Pengukusan
Clostridium difficile, Fungi berwarna kehitaman
Aspergillus sp. ● Pengukusan dilakukan dengan suhu 100°C
selama 1 jam untuk mematangkan bahan
• Tekstur tiwul pulen dan agak menggumpal,
tidak terdapat butiran-butiran halus tepung
gaplek mentah
● Tempat pengeringan menggunakan lantai atau
permukaan yang bersih, kering, rata, dan tidak
lembab sehingga terhindar dari cemaran
● Karyawan yang melakukan kontak langsung
dengan bahan baku menggunakan APD berupa
masker, penutup rambut, apron, sepatu boots,
Biologi:
Bakteri E-coli, Salmonella, dan sarung tangan
,Clostridium difficile, ● Terpal penjemuran dalam keadaan bersih,
Aspergillus.sp, kering, tidak lembab, dan tidak rapuh
● Proses pengeringan pertama dilakukan hingga
tekstur tiwul agak keras dengan berbentuk
Pengeringan
3 gumpalan yang mudah untuk digerus dan sisa-
Pertama
sisa adonan tidak menempel pada mesin disk
mill

Kimia: Reaksi karatan pada ● Gerobak dorong dan wadah pengangkut dalam
wadah dan gerobak dorong kondisi bersih, tidak berkarat, tidak kotor, tidak
sebagai alat pengangkut berdebu, dan terawat
Fisik: debu, kerikil, rambut, ● Permukaan lantai yang digunakan dalam proses
serangga, kotoran hewan dan pengeringan harus bersih dan terhindar dari
kotoran lain semua benda asing dan jauh dari jangkauan
hewan yang mungkin menjadi objek
kontaminasi silang
4 Granulasi Kimia: Reaksi karatan pada ● Mesin disk mill dalam kondisi bersih, tidak
mesin disk mill berkarat, tidak kotor,tidak berdebu, dan terawat

32
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

Tabel 3. Penentuan Batas Kritis pada Masing-masing CCP (Lanjutan)


No CCP Bahaya Batas Kritis
● Tempat pengeringan menggunakan lantai atau
permukaan yang bersih, kering, rata, dan tidak
lembab sehingga terhindar dari cemaran
● Karyawan yang melakukan kontak langsung
Biologi: dengan bahan baku menggunakan APD berupa
Bakteri E-coli, masker, penutup rambut, apron, sepatu boots,
Salmonella,,Clostridium
dan sarung tangan
difficile, Aspergillus.sp,
● Terpal penjemuran dalam keadaan bersih,
kering, tidak lembab, dan tidak rapuh
Pengeringan ● Proses pengeringan pertama dilakukan hingga
5
kedua tiwul yang berupa butiran-butiran kecil menjadi
keras yang apabila diremas hancur
Kimia: Reaksi karatan pada ● Gerobak dorong dan wadah pengangkut dalam
wadah dan gerobak dorong kondisi bersih, tidak berkarat, tidak kotor, tidak
sebagai alat pengangkut ● berdebu, dan terawat
● Permukaan lantai yang digunakan dalam proses
Fisik: debu, kerikil, rambut, pengeringan harus bersih dan terhindar dari
serangga kotoran hewan dan semua benda asing dan jauh dari jangkauan
kotoran lain hewan yang mungkin menjadi objek
kontaminasi silang

3.4 Rekomendasi Perbaikan merupakan salah satu penyimpangan pada


Rekomendasi perbaikan merupakan suatu aspek bangunan pada CV Riang Java Food.
saran, langkah, atau metode yang dapat digunakan Rekomendasi yang diberikan adalah dengan
dalam rangka memperbaiki proses atau komponen membuat ruang tertutup untuk proses
yang selama ini ada agar dapat menghindari produksi tiwul instan, pemberian pintu pada
kontaminasi terhadap produk dan menghasilkan ruangan produksi dan penambahan PVC strip
produk sesuai dengan ketentuan keamanan pangan. curtain pada pintu, pemasangan plafon pada
Rekomendasi perbaikan didasarkan atas analisis langit-langit ruang produksi, pemasangan
dengan metode Good Manufacturing Practices dan ventilasi, jendela, turbin ventilator, dan kasa
Hazard Analysis and Critical Control Point pada ruangan produksi, perbaikan pada lantai
(HACCP). Berikut merupakan rekomendasi dan ruang produksi dengan pemasangan
perbaikan yang diberikan terhadap masalah yang keramik dan pengecatan dinding, penambahan
telah dianalisis sebelumnya. ruang penyimpanan kayu bakar dan penutup
1. Perbaikan Aspek Banguan pada penyimpanan kayu bakar, dan
Berdasarkan analisis Good Manufacturing perancangaan solar dryer dome. Berikut
Practices (GMP) yang dilakukan pada aspek merupakan gambar rancangan usulan
bangunan CV Riang Java Food, masih banyak perbaikan terhadap aspek bangunan di CV
ketidaksesuaian yang terjadi yang tidak sesuai Riang Java Food
dengan ketentuan. Aspek bangunan
merupakan salah satu aspek yang menjadi
prioritas utama bagi CV Riang Java Food
untuk segera diperbaiki. Kondisi eksisting dari
bangunan tempat produksi di CV Riang Java
Food memiliki struktur bangunan yang
terbuka yang mana tidak memerlukan pintu
masuk, jendela, dan ventilasi sehingga akan
memudahkan hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi seperti masuknya hewan, debu, Gambar 5. Kondisi Lantai Produksi Sudah
kotoran, atau benda-benda lainnya yang tidak Tertutup
diinginkan. Kondisi langit-langit yang tidak
dilapisi plafon berupa kerangka kayu juga

33
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

Penyimpangan aspek GMP yang terjadi di


lantai produksi tiwul instan adalah tata letak
mesin dan peralatan yang masih belum
mendukung proses pembersihan dan sanitasi
karena tidak sesuai dengan urutan produksi.
Tata letak mesin dan peralatan pada ruang
produksi eksisting tidak berurutan sesuai
dengan urutan produksi sehingga dapat
mengurangi produktivitas karyawan dan dapat
menghambat proses hygiene di lantai
Gambar 6. Ruang penyimpanan Kayu Bakar
produksi. Maka perlu dilakukan perbaikan tata
letak mesin dan peralatan di ruang
produktivitas dalam rangka meningkatkan
efektivitas produksi dan proses sanitasi.
Berikut merupakan desain usulan tata letak
mesin dan peralatan.
Tempat Penyimpanan
Kayu Bakar
Rak
Penyimpanan
Tempat Penyimpanan Alat
Bahan Baku

Tempat
pencampuran
Bahan

Tempat
Tempat
Penyimpanan
pengukusan
Bahan Baku

Solar Dryer Dome

Tempat
Granulasi

Mesin
Cabinet Keran
Dryer

Gambar 7. Solar Dryer Dome Mesin


Wastafel

Cabinet
Steamer

2. Perbaikan dan Pemeliharaan pada Higiene Toilet

Karyawan dan Program Sanitasi Tempat Pengemasan dan


Penyimpanan Produk Jadi

Salah satu aspek lain yang harus menjadi


prioritas perbaikan yang diterapkan pada CV
Riang Java Food adalah aspek higiene dan Gambar 8. Tata Letak Usulan
sanitasi dari karyawan, lingkungan produksi,
dan fasilitas pembersihan. Berdasarkan 4. Perbaikan Penyimpanan Bahan Baku Tepung
analisis GMP yang telah dilakukan, faktor- Gaplek
faktor penyebab terjadinya kontaminasi silang Penyimpangan lain yang terjadi pada proses
sebagian besar disebabkan oleh faktor produksi tiwul instan di CV Riang Java Food
kebersihan karyawan dan lingkungan adalah metode penyimpanan bahan baku yang
produksi. Selama proses produksi dilakukan, masih kurang tepat yang mana tepung gaplek
kebersihan dari karyawan kurang hanya dialasi dengan menggunakan terpal dan
diperhatikan, tidak ada pengawasan yang ketat ditempatkan pada ruangan yang terbuka.
terkait kebersihan karyawan, program sanitasi Tepung gaplek sebaiknya diletakkan pada
yang belum berjalan dengan baik, belum ruangan atau gudang yang bersih, kering, dan
digunakannya Alat Pelindung Diri (APD) diberi alas kayu sehingga tidak bersentuhan
yang lengkap dari para pekerja, dan fasilitas dengan lantai. Berikut merupakan gambar
sanitasi yang kurang memadai merupakan yang menunjukkan cara penyimpanan yang
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tepat untuk tepung gaplek.
pada CV Riang Java Food. Rekomendasi yang
diberikan adalah penggunaan alat pelindung
diri (APD) lengkap pada karyawan,
penambahan fasilitas sanitasi dan
pembersihan, prograam pembersihan dan
pemeliharaan bangunan dan fasilitas,
pengendalian program pembersihan fasilitas
dan lingkungan produksi melalui evaluasi Gambar 9. Desain Penyimpanan Tepung
checksheet, dan menetapkan kebijakan K3 dan
penggunaan APD. 5. Pengujian Kualitas Air
3. Perbaikan Tata Letak Mesin dan Peralatan. Air yang digunakan dalam kegiatan produksi
34
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

tiwul instan di CV Riang Java Food belum menghindari keracunan akibat produk yang
pernah dilakukan pengujian laboratorium tidak sesuai standar, mengurangi kerugian
guna mengetahui kandungan apa saja yang secara materiil, dan mempertahankan citra
terdapat di dalamnya. Pengujian terhadap perusahaan.
kualitas air ini sangat penting guna 8. Penanganan Terhadap Alat dan Mesin
menghindari pencemaran melalui sumber air Berkarat
yang mungkin mengandung bakteri, mikroba Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang
ataupun logam berat dalam air sehingga telah dilakukan, mesin atau peralatan yang
kontaminasi terhadap produk dapat terdapat pada proses produksi tiwul instan di
diminimalkan. Standar baku yang dapat CV Riang Java Food sudah mengalami
dijadikan acuan untuk air yang digunakan peristiwa pengkaratan. Hal ini disebabkan
telah dikeluarkan pemerintah dalam karena perawatan dan penyimpanan peralatan
Kepmenkes RI No. dan mesin yang kurang baik yang sekaligus
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat- menjadi penyebab utama terjadinya karat pada
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. mesin dan peralatan tersebut. Mesin dan
Dua jenis pengujian yang dapat dilakukan peralatan tersebut disimpan di ruangan
pada air yang digunakan dalam proses terbuka sehingga memiliki kontak langsung
produksi di CV Riang Java Food adalah dengan udara luar yang dapat mempercepat
pemeriksaan bakteriologi dan pemeriksaan terjadinya korosi Ada tiga metode yang dapat
kimia. dilakukan untuk menangani karatan pada alat
6. Pembuatan SOP dan Checksheet Pengendalian dan mesin yaitu teknik pelapisan logam,
Produksi. menghilangkan bagian berkarat dengan
Proses produksi tiwul instan pada CV Riang bantuan alat, dan menggunakan produk bahan
Java Food masih belum memiliki sistem kimia.
monitoring atau pengawasan dengan prosedur
yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya 4. Tahap Penutup
kontaminasi pada produk yang dapat Pada tahap ini akan dibahas mengenai
berbahaya terhadap konsumen. Pada CV kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
Riang Java Food belum terdapat sistem dilakukan.
pencatatan dan dokumentasi kegiatan yang
menyebabkan proses produksi yang 4.1 Kesimpulan
dilaksanakan belum berjalan secara teratur. Berdasarkan analisis Good Manufacturing
Oleh karena itu diperlukan suatu tools yang Practices (GMP) yang telah dilakukan, terjadi 44
dapat membantu dalam pengawasan proses penyimpangan kategori kritis, 16 penyimpangan
secara berkala dan prosedur yang tepat dalam kategori serius, 6 penyimpangan kategori mayor, dan
rangka memperlancar proses produksi berupa 11 penyimpangan kategori minor. Berdasarkan
Standar Operating Procedure (SOP) pada aspeknya, penyimpangan terjadi pada 16 aspek dari
proses produksi tiwul instan dan checksheet 18 aspek GMP. Penilaian penyimpangan ini
pengendalian produksi. didasarkan atas persyaratan GMP yang termuat
7. Pembuatan SOP Penarikan Produk dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Salah satu penyimpangan yang terjadi Indonesia Nomor 75/M-IND/PER/7/2010 dengan
terhadap aspek GMP dari CV Riang Java kondisi aktual di CV Riang Java Food. Selanjutnya
Food adalah tidak adanya mekanisme dengan menggunakan metode HACCP, tahap awal
penarikan produk yang ada di pasaran. yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis
Penarikan produk yang ada di pasaran identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
dilakukan karena adanya indikasi bahwa kemudian akan didapatkan nilai signifikansi
produk yang sudah berada di pasar memiliki berdasarkan kepada likelihood dan severity dari
kondisi yang tidak sesuai dengan standar yang potensi bahaya tersebut. Proses penilaian tersebut
ditetapkan perusahaan seperti sudah berada digunakan sebagai pertimbangan dalam rangka
pada masa kadaluwarsa, memiliki defect pada menentukan Critical Control Point (CCP).
bagian kemasan, atau terkontaminasi cemaran Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 9 CCP yang
baik fisik, kimia, atau biologis. Adanya terdapat pada 5 proses yaitu proses pencampuran,
prosedur penarikan produk memiliki peranan proses pengukusan, proses pengeringan, granulasi,
yang sangat penting dalam rangka dan proses pengeringan kedua. Kemudian setelah
menghindari penyalahgunaan produk defect, diidentifikasi proses yang termasuk ke dalam CCP,
35
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

selanjutnya ditentukan batas kritis (critical limits)


yang akan digunakan sebagai acuan batasan yang [8] Departemen Kesehatan RI. (2009). Undang-
dapat diterima dan tidak dapat diterima Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian
4.2 Saran Kesehatan RI.
Saran yang dapat diberikan adalah pada
pemilik CV Riang Java Food dapat menindaklanjuti [9] Fitriana,R., Kurniawan,W., Siregar, J. G.
rekomendasi perbaikan yang telah diusulkan (2020). Pengendalian Kualitas Pangan
sehingga dapat memenuhi persyaratan sebagai Dengan Penerapan Good Manufacturing
bagian dari pengajuan sertifkasi GMP dan HACCP. Practice (GMP) Pada Proses Produksi Dodol
Selain itu, pada penelitian selanjutnya diharapkan Betawi (Studi Kasus UKM MC). Jurnal
dapat melakukan penilaian yang melakukan Teknologi Industri Pertanian. 30 (1): 110-127.
penilaian yang lebih mendetail pada setiap proses
produksi dan memastikan produksi telah berjalan [10] Ghiasian, S. A., & Maghsood, A. H. (2011).
sesuai dengan ketentuan yang ada pada aspek GMP Occurrence of Aflatoxigenic Fungi in Cow
serta dapat memberikan integrasi teknologi terhadap Feeds During The Summer And Winter
perbaikan berkelanjutan yang mana dengan adanya Season in Hamadan, Iran. African Journal of
integrasi teknologi akan memudahkan proses-proses Microbiology Research. 5(5), 516-521.
produksi dan pencatatan data.
[11] Hasibuan, N. E., Azka, A., & Rohaini, A.
DAFTAR PUSTAKA (2020). Penerapan Hazard Analysis Critical
Control Point (HACCP) Tuna (Thunnus sp.)
[1] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019). Loin Beku di PT. Tridaya Eramina Bahari.
Laporan Tahunan Pusat Data Dan Informasi Aurelia Journal, 2(1), 53-62.
Obat Dan Makanan Tahun 2019. Jakarta:
BPOM. [12] Hermansyah, dkk. (2013). Hazard Analysis
and Critical Control Point (HACCP) Produksi
[2] Sampurno, Mardi. (2023). Laris Manis Maltosa Dengan Pendekatan Good
Berkat TKI, Kini Incar Pasar di Sudan. Manufacturing Practice (GMP). Jemis Vol. 1
No. 1. Malang: Universitas Brawijaya.
Jawa Pos: Radar Malang.
https://radarmalang.jawapos.com/sosok/19 [13] Kementerian Kesehatan Republik Indonesiaa.
/01/2023/laris-manis-berkat-tki-kini-incar- (2010). Hygiene Sanitasi Depot Air Minum,
pasar-di-sudan/ (diakses 15 Maret 2023) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43
Tahun 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan
[3] Arikunto, Suharsini. (2005). Manajemen
Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya [14] Kementerian Kesehatan. (2017). Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahnu 2017
[4] Asiah, N., & Djaeni, M. (2021). Konsep tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Dasar Proses Pengeringan Pangan. AE Lingkungan Dan Persyaratan Air Untuk
Publishing. Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus PER Aqua, Dan Pemandian Umum.
[5] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2021). Jakarta: Kementerian Kesehatan
Laporan Tahunan Pusat Data Dan Informasi
Obat Dan Makanan Tahun 2019. Jakarta: [15] Kementerian Ketenagakerjaan. (2010).
BPOM. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
[6] Bryan, F.L. (1995). Analisis Bahaya dan PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
Pengendalian Titik Kritis. (Diterjemahkan Pelindung Diri. Jakarta: Kementerian
oleh Ditjen PPM dan PLP). Jakarta: Depkes Ketenagakerjaan
RI.
[16] Knechtges, P. L. (2014). Keamanan Pangan,
[7] Cotell, C. M., Sprague, J. A., & Smidt, F. A. Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Buku
(1994). ASM Handbook: Surface Engineering. Kedokteran EGC.
ASM international.

36
JURNAL REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN e-ISSN xxxx-xxxx
INDUSTRI VOL.02 NO.01 TAHUN 2024 DOI: xx.xxxxxx/ub/jrsmi.2024.xxx.xx.x

[17] Kumala, R. (2011). Mengenal Korosi dan


Akibatnya, Serta Cara Pencegahannya dalam
Kehidupan Sehari- hari. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

[18] Leuw, G. A., & Widiawan, K. (2017).


Parancangan Sistem HACCP dan OPRP di PT.
X. Jurnal Titra, 5(2), 225-232.

[19] Oktavianty, O., Arifianto, E. Y., Setyanto, N.


W., Rahman, A., & Visi, I. (2021). Analisis
Keamanan Pangan dengan Menggunakan
Hazard Analysis and Critical Control Point
(HACCP) pada Proses Pembuatan Bawang
Hitam Tunggal. WEBINAR & CALL for
PAPER, 25.

[20] Peraturan Menteri Perindustrian. 2010. 75/M-


IND/PER/7/2010. Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik. Jakarta:
Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia.

[21] Thaheer, Hermawan. (2005). Sistem


Manajemen HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Points). Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara

37

Anda mungkin juga menyukai