Anda di halaman 1dari 12

Presentasi

Perpindahan Panas
“Konveksi”
- Kelompok B1 -
Anggota Kelompok
1 . Ridha Ayu Cesaria 2310101049
2 . Afifah Nur Istiqomah 2310101053
3 . Andini Nurul Syifa 2310101055
Perpindahan Panas
Perpindahan panas (heat transfer) adalah energi
yang berpindah karena adanya perbedaan suhu, dimana
prosesnya terjadi secara konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi.

Jenis-Jenis Perpindahan Panas

KONDUKSI KONVEKSI

EVAPORASI RADIASI
Hubungan
Perpindahan Panas Dengan
Ilmu Kebidanan
1. Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat perbedaan
suhu antara dua obyek. misalnya, pada saat proses penimbangan.
2. Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara sederhana dari
selisih temperatur antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingin
di permukaan tubuh bayi. misalnya, bayi diletakkan diruang terbuka.
3. Radiasi adalah perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang
dingin. misalnya, bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu lingkungan
yang lebih dingin tanpa memakai baju.
4. Evaporasi atau penguapan adalah sumber kehilangan panas terjadi melalui
permukaan kulit dan saluran pernapasan. misalnya, tubuh bayi tidak
langsung dikeringkan pada saat setelah mandi.
Konveksi
Perpindahan panas yang terjadi ketika molekul-molekul benda membawa energi
panas dari satu titik ke titik lainnya. Umumnya terjadi pada benda yang dapat
mengalir, seperti zat cair dan gas. Proses konveksi dapat disebabkan oleh
perbedaan massa jenis, suhu, ataupun aliran fluida.
Jenis perpindahan panas Rumus perpindahan panas
secara konveksi secara konveksi

Konveksi Bebas atau Konveksi Alamiah


(Free Convection/ Natural Convection)
H= Q/t = h.A. T ∆
Keterangan:
H: Kalor yang merambat persatuan waktu ( J/s atau watt )
Konveksi Paksa Q: Kalor ( J )
( Forced Convection ) t: Waktu ( s )
h: Koefisien konveksi ( W/ m²K )
A: Luas permukaan benda ( m² )
∆ T: Perubahan suhu ( °C atau K )
HubunganKonveksi Dengan
Ilmu Kebidanan
1. Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara sederhana
dari selisih temperatur antara permukaan kulit bayi dan aliran
udara yang dingin di permukaan tubuh bayi.
2. Pergerakan udara yang lebih dingin dari suhu kulit bayi dapat
menyebabkan hilangnya panas secara konvektif. Kulit bayi
menghangatkan udara di atasnya, dan udara hangat kemudian
tersapu oleh konveksi melalui udara.
3. Contohnya adalah setelah lahir, ketika bayi dibawa ke ruangan
dingin, kemudian dibawa dari ibu ke meja penghangat terdekat. Saat
bayi digendong melalui udara dingin, panas dengan mudah keluar
dari kulit dan tersapu. Contoh lain termasuk aliran udara dari pintu
atau unit pendingin udara, dan bahkan berjalan melewati bayi.
Inkubator, dan penghangat dapat membantu mencegah arus
konveksi.
Kasus
Bayi baru lahir yang menangis kuat, langsung di
letakkan diatas perut ibu tanpa dikeringkan dan tanpa
ditutupi dengan kain, 5 menit kemudian bayi tampak biru
pada ujung jari tangan dan kaki dan juga di bibir. Bayi
menangis merintih, setelah diperiksa ternyata bayi
mengalami hipothermi.
Hubungan kasus dengan
perpindahan secara
konveksi
1. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui
aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin.
2. Dari kasus tersebut didapatkan anamnesis bahwa bayi
terkena hipotermia dimana bayi tersebut tampak biru
pada ujung jari tangan dan kaki dan juga di bibir.
3. Hal ini dapat terjadi karena ruang bersalin seringkali
tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di
dekat bayi (yang berasal dari AC), atau petugas tidak
mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan baik segera
setelah dilahirkan.
Pencegahan Kasus
Warm delivery room Immediate drying

Skin to skin contact

Breastfeeding Mother and newborn


together
Berapakah Suhu
Normal Pada Bayi?
Mengapa Bayi Perlu di Jaga
Menurut (Jacob & Casatelli, 2020) termoregulasi pada Kehangatan Tubuhnya?
neonatus dibagi menjadi: Bayi baru lahir kehilangan panas 4x
a. Hipotermia, bila suhu tubuh < 36,5
lebih besar daripada orang dewasa.
b. Normal, bila suhu tubuh 36.5-37.5
Kehilangan panas ini menyebabkan
c. Hipertermia, bila suhu tubuh > 37.5
penurunan suhu. Pada 30 menit I
Hipotermia merupakan masalah yang penting yang
sering terjadi. Hipotermia penyebab utama kesakitan penurunan suhu antara 3 – 4 derajat
dan kematian bayi baru lahir di negara berkembang. celcius. Selain itu pusat pengaturan
Suhu bayi yang rendah mengakibatkan proses metabolic panas tubuh belum berfungsi
dan fisiologis melambat. Kecepatatan pernafasan, sempurna dan bayi belum mampu
jantung melambat, tekanan darah rendah dan mengatur posisi tubuh dan pakaiannya
kesadaran hilang sehingga jika tidak ditangani dapat agar tidak kedinginan.
menimbulkan kematian. Oleh karena itu WHO
merekomendasikan asuhan untuk mempertahankan
panas dalam asuhan bayi baru lahir.
Kesimpulan
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika bayi baru lahir,
wajar apabila mengalami perubahan suhu pada tubuhnya. hal ini
dikarenakan bbl harus beradaptasi dengan kehidupannya di luar uterus
yang suhunya lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu di dalam uterus.
oleh karena itu, untuk menekan terjadinya kasus hipotermia pada bayi
dapat dilakukan pencegahan2 salah satu yang paling umum dilakukan
yaitu skin to skin contact dan tidak lupa untuk mengeringkan tubuh bayi
serta menutupinya dengan kain/selimut.

kasus tersebut jika dikaitkan dengan perpindahan panas secara


konveksi yaitu bayi kehilangan panas tubuhnya melalui aliran udara di
sekitar bayi yang lebih dingin, seperti kasus tersebut bayi diletakkan di
tempat terbuka tanpa adanya kain yang menutupi tubuhnya
Daftar Pustaka
1. poltekkesjogja.ac.id, Konsep Dasar Termogulasi (BAB II Tinjauan
Pustaka).
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/12767/4/4.%20Chapter%202.pd
f. (Di akses pada 13 Maret 2024 pukul 20.25 WIB).
2. doktertaura.com, Termoregulasi Bayi Baru Lahir: Menjaga
Kehangatan Bayi Adalah Kunci.
https://www.doktertaura.com/2023/09/termoregulasi-bayi-baru-
lahir.html. (Di akses pada 13 Maret 2024 pukul 20.43 WIB).
3. poltekkes-denpasar.ac.id, Konsep Bayi Baru Lahir Normal (BAB II
Tinjauan Pustaka). http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7380/1/BAB%20II.pdf. (Di akses pada 13 MAret 2024
pukul 21.54 WIB).
4. Sarnah; dkk, Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny "H" Dengan
Hipotermi di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar, Jurnal
Midwifery, Vol. 2, No. 1, 2020.
5. Vimala Rachmawati dan Kamiran, Simulasi Perpindahan Panas Pada
Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga, Jurnal
Sains dan Seni ITS, Vol. 4, No. 2, 2015.

Anda mungkin juga menyukai