Bayi baru lahir memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan
masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi
hipotermi.
Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi,
dan konduksi. Halini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu
antara 25 - 28℃, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat. Simpanan lemak yangtersedia
dapat digunakan sebagai produksi panas.
Faktor yang paling berperan dalamkehilanganpanas pada tubuh bayi adalah:
1. Luas permukaan tubuh bayi,
2. Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yangbelum berfungsi secara sempurna,
3. Tubuh bayi yang terlalu kecil untuk memproduksi panas.
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untukmedapatkan kembali panas
tubuhnya. Pembentukan suhutanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat
untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat diseluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi
menggunakan glukosa untuk mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi
panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.semakin lama usia
kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipotermia, hipoksia, dan
asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu
tubuh normal pada neonatus adalah 36,5℃ - 37,5℃ melalui pengukuran aksila dan rektum,
jika nilainya turun di bawah 36,5℃ maka bayi akan mengalami hipotermi.
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang
(32℃ - 36℃). Bayi mengalami hipotermi berat bila suhu < 32℃, diperlukan termometer
ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25℃. (YBPS,
2001). Disamping sebagai suatu gelaja, hipotermi merupakan gejala awal penyakit yang
berakhir dengan kematian (indarso, 2001). Selain itu hipotermi adalah kondisi suhu inti
tubuh turun sampaidi bawah 35℃ (Sandra,1997)
Tanda dan gejala hipotermi:
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus,
tidak kuat mengisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
3. Timbul sklerema: kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung,
tungkai, dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang.
5. Hipotermi menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir
dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan
kematian.
Penilaian Hipotermi pada Bayi Baru Lahir:
1. Gejala hipotemi Bayi Baru Lahir
2. Tanda-tanda Hipotermi Sedang (stress dingin)
3. Tanda-tanda Hipotermi Berat (cedera dingin)
4. Tanda-tanda lanjut hipotermi
Sumber
Buku Acuan Nasional.2009.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rohani, dkk.2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta:Salemba Medika
Sulistyawati, Ari, dkk. 2010. AsuhanKebidananpadaIbuBersalin.Jakarta :SalembaMedika.
Wiknjosastro, Adriaansz, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.