Anda di halaman 1dari 3

Pelanggaran kode etik mediator LAPS LJK

Oleh : Ahmad Rokhib


Ahmad Mursid
Humaira

Pengertian mediasi adalah suatu masalah yang dapat dibantu oleh pihak ketiga yang dapat
diterima oleh kedua belah pihak, adil dan tidak memihak serta tidak mempunyai wewenang
untuk membuat keputusan, tetapi mempercepat para pihak yang bersengketa agar dapat
mencapai suatu keputusan bersama dari masalah yang disengketakan.

Kemudian, berdasarkan Pasal 1 angka 1 Perma 1/2016 mediasi adalah cara penyelesaian
sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu
oleh mediator. Merujuk definisi tersebut, singkatnya tugas mediator dalam menyelesaikan
konflik adalah untuk memperoleh kesepakatan antara para pihak dalam jalannya mediasi .

Salah satu unsur terpenting dalam mediasi adalah kehadiran mediator. Apa itu mediator?
Mengacu pada Pasal 1 angka 2 Perma 1/2016, mediator adalah hakim atau pihak lain yang
memiliki sertifikat mediator sebagai pihak netral yang membantu para pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan
cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.

Contoh kasus Jika ada seseorang yang menyelesaikan sengketa dengan bank di LAPS SJK, tapi
orang itu merasa mediatornya memihak bank dan dirugikan, bisakah orang itu minta
mediatornya diganti? Adakah sanksi bagi mediator tersebut? Bagaimana cara melaporkannya?

Cara penyelesaian masalah kode etik yang dilakukan mediator yaitu :

pihak yang dirugikan (pelapor) dapat mengajukan pengaduan kepada pengurus LAPS SJK, tembusan
pengawas, mengenai dugaan pelanggaran kode etik oleh mediator (terlapor) yang diduga memihak.

Pengaduan tersebut harus disampaikan secara tertulis dan menyebutkan serta menjelaskan:

nama, alamat dan kepentingan pelapor;


nama terlapor (mediator);

jenis pelanggaran yang dilakukan terlapor;

waktu terjadinya pelanggaran; dan

bukti-bukti yang mendukung dugaan pelanggaran tersebut.

Terlapor yang diduga melanggar kode etik profesi lain di luar LAPS SJK, harus diproses terlebih dahulu
menurut peraturan organisasi profesi yang bersangkutan.

Perlu diperhatikan pula bahwa terdapat daluwarsa untuk proses pengaduan yaitu paling lambat 12 bulan
sejak pelapor mengetahui adanya dugaan pelanggaran kode etik oleh terlapor.

Setelah itu, akan dilaksanakan sidang etik oleh komite etik yang diselenggarakan secara tertutup dan
dapat dilaksanakan jika dihadiri lebih dari ½ anggota majelis termasuk ketua majelis dengan ketentuan
bahwa ketua/anggota majelis yang berhalangan hadir tidak dapat diwakilkan ataupun diwakili oleh
anggota yang lain.

Panggilan sidang etik ini akan dilaksanakan paling lambat 10 hari setelah pengurus menerima pengaduan,
sehingga majelis sudah harus dapat menetapkan jadwal sidang pertama dan menyampaikan surat
panggilan kepada pelapor dan terlapor.

Selanjutnya, akan dilangsungkan acara pemeriksaan dimana pelapor dan terlapor harus menghadiri
persidangan dan dapat didampingi oleh kuasa hukumnya, tetapi tidak boleh hanya kuasa hukumnya saja
yang hadir.

Apabila pelapor tidak hadir tanpa alasan yang sah pada sidang pertama, maka pengaduan dinyatakan
gugur. Sedangkan jika terlapor tidak hadir pada sidang pertama, maka majelis akan melakukan panggilan
kembali dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh majelis tetapi tidak boleh kurang dari 5 hari. Bilamana
terlapor tetap tidak hadir tanpa alasan yang sah maka pengaduan akan diperiksa dan diputus tanpa
hadirnya terlapor.

Jika mediator sedang menjalankan tugas, maka proses mediasi yang sedang berjalan harus dihentikan
sementara waktu menunggu hasil sidang etik.
Sidang etik maksimal dilaksanakan selama 60 hari sejak sidang pertama sampai dengan pembacaan
putusan. Jangka waktu ini bisa diperpanjang tapi tidak boleh lebih dari jangka waktu yang pertama.

Setelah pembacaan putusan sidang etik, pengurus LAPS SJK wajib melaksanakan rekomendasi majelis
etik maksimal 14 hari sejak diterimanya salinan putusan.

Sanksi bagi Mediator yang Diduga Memihak

Bagi mediator yang terbukti melanggar kode etik yakni memihak, maka sidang etik memberikan
rekomendasi kepada pengurus LAPS SJK untuk menjatuhkan sanksi kepada mediator yang bersangkutan.

Adapun sanksi bagi mediator yang melanggar kode etik dapat berupa:

peringatan lisan;

peringatan tertulis;

pembekuan status sebagai mediator tetap LAPS SJK;

pencabutan status sebagai mediator tetap LAPS SJK;

pencabutan status sebagai co-mediator tidak tetap LAPS SJK.

Anda mungkin juga menyukai