Ihsan, Ahsanul. 2015. Konsep Khitbah dalam Al-Qur‟an : Kajian Tafsir Surat
Al-Baqarah Ayat 235 dan Relevansinya dengan Materi Fiqih di
Madrasah Aliyah Kelas XI. SKRIPSI, Jurusan Tarbiyah, Program
Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Ponorogo (STAIN) Ponorogo, Pembimbing I: Dr. H. Sugihanto,
M.Ag.
Kata Kunci: Konsep Khitbah, Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 235, Materi Fiqih.
Adapun hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pengertian khitbah
itu ada dua yaitu secara etimologis dan terminologi. Secara etimologis meminang
atau melamar artinya (antara lain) “meminta wanita untuk dijadikan istri (bagi
sendri atau orang lain), Sedangkan makna khitbah secara terminologi adalah suatu
langkah pendahuluan menuju ke arah perjodohan antara seorang pria dan
wanita,,(2) Pelajaran dari ayat al-Baqrah ayat 235 dalam tafsir al-Misbah adalah
Haramnya mengkhitbah (melamar) seorang wanita yang masih dalam masa iddah
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
menyebutkan hal serupa yang bahwa tujuan perkawinan ialah ikatan lahir
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
relasi yang sah secara syar‟i anatara lelaki dan perempuan, yang terbungkus
1
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Dan Peradilan Agama , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1997), 26.
4
intergral dan komperhensif dari pada itu, karna Allah Swt telah menjadikan
manusia seprti makhluk lainnya, yang hidup bebas mengikuti nalurinya, dan
berhubungan antara jantan dan betinanya secara anarki tanpa suatu aturan.
Akan tetapi demi menjaga kehormatan dan martabat, Allah membuat hukum
manusia untuk bekerja dan berproduksi. Kalau bukan karnanya, orang takkan
undang-undang akan tercapai dengan baik dan sempurna bila sejak proses
2
Syaikh Fuad Shalih, Untukmu Yang Akan Menikah dan Telah Menikah, (Jakarta Timur:
Pustaka al-Khutsar, 2011), 29.
3
Anshori, Abdul Ghofar, Hukum Perkawinan Islam (Perspektif Fiqih dan Hukum
Positif), (Yogyakarta: UII Press, 2011), 21.
4
Ibid…..30-31.
5
ketentuan yang telah digariskan oleh agama. “Di antara proses yang akan
bahasa yang jelas dan tegas (syarih) atau dapat juga dilakukan dengan sindiran
bagus yang selama masa itu diharapakan akan terwujud kecocokan dan
peminangan.8
5
Amiur Nurdin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum perdata Islam di Indonesia, cet. ke-1
(Jakarta: kencana, 2004), 82 .
6
Fuad Kauman dan Nipan, Membimbing Istri Mendampingi Suami, cet. ke-8
(Yogyakarta: Mitra pustaka, 2003), 36.
7
Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqih Al-Islam Wa Adillatuhu Juz-3, (Damsyiq: Dar Al-Fikr,
1984), 10.
8
Abdul Halim Abu Syuqqah, Tahhriirul-Mar‟ah fi‟ Ashrir-Risaalah (Kebebasan
Wanita) Jilid 5 , cet. Ke-2 (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 57.
6
pernikahan ini bukan hal yang baru dalam masyarakat kita. Meminang atau
mengajukan pinangan ini telah lama dikenal umum oleh masyarakat luas. Bagi
kedua belah pihak.9 Proses meminang atau khitbah ini sudah menjadi tradisi
atau kebiasaan dan adat istiadat, dimana jika orang tua sudah memnentukan
siapa jodoh anaknya, terutama jika kedua anak tersebut sudah saling kenal-
mengenal, maka orang tua lelaki akan datang sambil membawa pinangan
untuk meminta persetujuan dari orang tua sang gadis. Setelah proses khitbah
ini, maka kedua belah pihak dapat saling bertemu dan berdiskusi untuk
Jika dikaji lebih dalam, pada dasarnya khitbah atau meminang ini
adalah proses ta‟aruf atau perkenalan yang lebih intensif agar masing-masing
pihak dapat saling menjajaki kecocokan diantara kedua belah pihak yang
hendak terikat dalam pernikahan. Selain itu khitbah juga diperlukan agar
masing-masing pihak akan semakin merasa tertarik, karna tidak jarang antara
9
Dahlan Idhamy, Azas-Azas Fiqih Munakahat, (Surabaya: Al-Iklhas, 1984), 15.
7
gadis dan lelaki yang terlibat dalam masalah penting tersebut belum tentu
suami-istri yang akan mengikatkan diri melalui ikatan suci perkawinan dan
karenanya media peminangan sangat tepat untuk saling mengenal bagi yang
hanya mengetahui identitas personalnya saja namun lebih dari itu adalah
memahami dan mengetahui karakteristik calon suami maupun istri. Hal ini
peminangan ini calon suami-istri ini bisa memahami dan mengerti arti sebuah
pernikahan.11
dalam KHI bab 1 (ketentuan umum) pasal 1a, dan bab III tentang peminangan
dengan seorang wanita. Penjelasan bab tiga pasal 11-13 yang isi yaitu: Pasal
10
Ilham Abdullah, Kado Untuk Mempelai, (Yogyakarta: Absolut, 2004), 231.
11
Amiur Nurdin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum perdata Islam di Indonesia, cet. ke-
1 (Jakarta: kencana, 2004), 83 .
8
pasangan, atau lewat orang perantara yang dipercaya. Pasal 12, ayat (1)
perawan atau janda yang habis masa iddahnya. ayat (2-3) menjelaskan haram
meminang wanita yang ditalak dalam masa iddah raj‟iah, dan meminang
wanita yang sedang dipinang pria lain. Ayat (4) menjelaskan tentang putusnya
disyaratakannya adanya khitbah. Maka dari itu diperlukan sebuah kajian yang
dalam al-Qur‟an dan bagai mana hubunganya materi fiqih kelas XI mengenai
Bab munakahat terutama tentang Khitbah. Berbijak dari hal di atas, maka
penulis sagat tertarik untuk mengkaji lebih jauh masalah ini menjadi bahan
12
Soesilo dan Pramudji R., Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( KHI pasal 11-13) ,
(Rhedbook Publisher, cet 1, 2008), hal 505.
9
B. Rumusan Masalah
diatas, maka permasalahan yang akan penulis teliti dapat dirumuskan sebagai
berikut:
tentang Khitbah ?
C. Tujuan penelitian
Misbah surat Al- Baqarah ayat 235 dan bagaimana relevansinya dengan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dan dirasakan dari peneliti ini, anatra lain
akad nikah.
ponorogo.
11
E. Telaah Pustaka
penulis ungkapkan salah satunya Dalam skripsi Nur Kholifah tahun 2011 dari
pihak pinangan apalagi sudah berjanji adalah perbuatan munafik, jika yang
maka pemberian berhak diminta kembali hal ini dipengaruhi oleh tradisi yang
F. Metode Penelitian
2. Sumber Data
konsep khitbah dalam al-Qur‟an: kajian tafsir surat al-Baqarah ayat 235
dan relevansi dengan materi Fiqih di Madrasah Aliyah kelas XI. Dalam
Sumber data primer, merupakan bahan utama atau rujukan utama yang
13
Muhammad Nur Hakim, Motodologi Studi Islam, (Malang: UMM Prees, 2005), 84
14
Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Ponorogo, Jurusan Tarbiyah STAIN Po, 2014), 61.
13
Semester Genap.
dengan cara:
15
Suharmini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), 24.
14
analisis isi (Content Analysis). Teknik analisis isi disini adalah teknik
membandingkan isi sebuah buku dengan yang lain dalam bidang kajian
16
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Prees, 1993), 3.
15
hal ini, tak lain adalah dengan menggunakan metode berfikir induktif dan
ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-
ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-
secara khusus.18
G. Sistematika Pembahasan
masing bab terdiri dari sub-sub yang saling berkaitan satu sama lain,
kajian ini, yang isinya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka dan landasan teori, metode
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), 81-82.
18
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1996), 57.
16
yang ditimbulkannya.
Bab tiga Membahas konsep khitbah dalam tafsir al-Qur‟an surat al-
Baqarah ayat 235 dalam tafsir al-Misbah, didalam bab ini akan tersaji sekilas
Tentang tafsir Al-Misbah, Konsep khitbah dalam surat al-Baqarah ayat 235
tafsir al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 235 dan relevansinya dengan materi
BAB II
KONSEP KHITBAH
A. Khitbah (Lamaran)
1. Pengertian Khitbah
dengan peminagan, yang berasal dari kata “pinang” atau “melamar” (kata
“meminta wanita untuk dijadikan istri (bagi sendiri atau orang lain)”.
Dikatakan pula bahwa kata khitbah yang dalam bahasa Melayu disebut
sehari-hari, terdapat dalam firman Allah dan terdapat pula dalam ucapan
19
Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, (Jakarta: PT Kencana, 2006), 73.
20
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, ,( Jakarta:Kencana, 2003), 82.
18
perasaan dan kehormatan wanita dan keluarga yang hendak dipinang. Hal
menikahi wanita melalui kata-kata sindiran atau kiasan dan ternyata tidak
berlanjut, maka perasaan kedua belah pihak dan keluarganya akan relatif
terjaga.
21
Dept.Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra,, t.t), 57.
22
Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,
1999), 927.
23
Sayyid Sabiq, "Fiqh al-Sunnah"Terjemah Mudzakkir AS, Fikih Sunnah, Jilid VI,
(Bandung : PT. al-Ma'arif, 1980), 30 – 31.
19
sumber yang sama, selain diharapkan kedua belah pihak dapat saling
benar didasarkan pada pandangan dan penilaian yang jelas dari masing-
masing pihak.25
merupakan salah satu sarana untuk menikah, Oleh karena itu, dalam
mubah. Pendapat yang lain dipegang mazhab Syafi‟i adalah khitbah ini
24
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: antara Fiqh Munakahat dan
Undang-Undang Perkawinan , ( Jakarta: Prenada Media, 2006), 49.
25
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 41.
20
melakukannya, yaitu saat beliau meminang Aisyah binti Abi Bakar dan
pernikahan.29
dilalui, setidaknya merupakan tahap yang lazim pada setiap yang akan
agama islam datang, akan tetapi ada sebelum islam datang. Dan kini
26
Syaikh Mahmud al-Mashri, Bekal Pernikahan , (Jakarta: Qisthi Press, 2010),289.
27
Muhammad al-Khathîb al-Syarbînî, Mughni al-Muhtâj, Juz III , (Bairût: Dâr al-Fikr,
tt), 135.
28
Ibn Rusyd Al-Qurthubiy Al Andalusiy, Bidâyat al-Mujtahîd wa Nihâyat Al-
Muqtashid , ( Bairût: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyah, 2004), 435 - 436.
29
Muhammad al-Khathîb al-Syarbînî, Anonimous, Ensiklopedi Islam di Indonesia ,
(Jakarta: CV. Anda Utama, 1992), 624.
21
tempat di belahan bumi ini, termasuk di dalam hukum adat kita, tentu
beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, diantaranya:
b. Disunnahkan pula agar wanita yang akan dilamar itu seorang yang
c. Hendaklah wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis
keluarga dekat.
f. Hendaklah wanita yang akan dinikahi itu taat beragama dan berakhlak
mulia.
22
g. Selain itu hendaklah wanita yang akan dinikahi adalah seorang yang
cantik dan kecantikan itu pula yang akan membantu menjaga kesucian
dan kehormatan.30
4. Syarat-Syarat Khitbah
memenuhi suatu syarat, baik syarat itu diadakan sebelum maupun sesudah
dilakukan. Dalam hal ini syarat peminangan dibagi menjadi dua yaitu:
seperti bibi, saudara sekandung atau saudara sesusuan. Dan ada yang
bersifat sementara, seperti saudara wanita istri, istri orang lain, wanita
keharamannya.
30
Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga , (Jakarta: Pustaka Al-kausar, 2001), 38-42.
31
Dar Al-Ghad Al-Jadid Al-Mansura Mesir, Fikih Sunnah Wanita , (Jakarta: Pustaka Al-
Kausar, 2008), 405.
23
sesuatu yang sudah dibeli atau ditawar oleh sebagian yang lain dan
yang beli atau ditawar saudaranya dan seorang laki-laki tidak boleh
perawan atau terhadap janda yang telah habis masa iddahnya. Ini dapat
Ayat (2) wanita yang ditalak suami yang masih berada dalam
masa iddah raj‟iah, haram dan dilarang untuk dipinang, ayat (3)
lain, selama pinangan pria tersebut belum putus atau belum ada
penolakan dari pihak wanita. Sedangkan ayat (4) putus pinangan pihak
32
Hadist Shahih, HR. AL –Bukhari dalam Kitab Al-Buyu‟,2139 dan Muslim dalam Kitab
An-Nikah, 1412
33
Dar Al-Ghad Al-Jadid Al-Mansura Mesir, Fikih Sunnah Wanita , 407-408
24
merujukinya
tersebut dalam bab wanita yang haram dinikahi. Namun demikian tidak
34
Muhammad Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam Dan Peraturan
Pelaksanaan Lainnya Di Negara Hukum Indonesia , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
377-378.
35
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 65.
25
semua wanita dalam „iddah haram dipinang secara mutlak. Untuk jelasnya
a. Wanita yang sedang menjalani „iddah talak raj‟I yakni talak masih
dan wanita itu haram dipinang baik dengan sindiran atau terang-
terangan.
b. Wanita yang sedang menjalani „iddah karena thalak bain atau seperti
ditalak bain atau ditalak tiga seperti wanita yang ditinggal mati
(kembali).
melahirkan atau setelah empat bulan sepuluh hari bagi wanita iddah
36
Drs. Murni Djamal, MA. Ilmu Fiqih Jilid II , (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan
Tinggi Agama/IAIN, 1983), 93
26
perempuan yang akan dipinang. Dalam hal ini para jumhur ulama seperti
Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Syafi‟I, salah satunya menurut
Madzahab Syafi‟I, tidak boleh melihat perempuan, selain muka dan kedua
telapak tangannya. Adapun sebaliknya dari itu adalah aurat. Firman Allah
SWT:
37
Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, 43.
38
Suparmin dan Najiha Sabeela, Fiqih Madrasah Aliya Kelas XI Semester Genap, (sragen
: CV rahma media pustaka), 6.
27
Ibnu Abbas r.a berkata yang dimaksut dengan barang yang lahir
adalah muka dan telapak tangan. Dan boleh memperlihatkan aurat kepada
suami, ibu, bapak, dan orang-orang yang haram nikah dengan mereka
39
Abdul Malik Mujahid, Al Qur‟an dan Terjemahnya. Juz 18, (Darusalam: Global Leader
In Islamic Books, 2006), 493
40
H. Idris Ahmad S,H. Fiqih Syafi‟I (Fiqih Islam menurut Mazhab Syafi‟i), (Jakarta:
Karya Indah,1986), 283-284 .
41
Abdul Malik Mujahid, Al Qur‟an dan Terjemahnya. Juz 18, 493.
28
tersebut diatas ialah selain kecantikan antara pusar dan lutut sebab
muka itu telah dapat menunjukkan kecantikan atau tidaknya perempuan itu
perempuan itu.42
boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan, karena wajah adalah pusat
Hanbali yang paling benar adalah melihat anggota tubuh yang biasanya
wajah, kedua telapak tangan dan kedua kaki, tidak lebih dari itu.
Memandang anggota tubuh tersebut dinilai cukup bagi orang yang ingin
dari anggota tersebut akan menimbulkan kerusakan dan maksiat yang pada
42
Drs. H. Ibnu Mas‟ud, Fiqih Madzab Syafi‟I (Edisi Lengkap) Buku 2: Muamalah,
Munakahat, Jinayat, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 259-260.
43
Syaikh Mahmud al-Mashri, Bekal Pernikahan , (Jakarta: Qisthi Press, 2010), 317.
29
tumit, wajah, dan kedua telapak tangannya ketika dalam sholat dan haji.44
Bagaimanapun, tak masuk akal dan tidak sesuai syariat jika seorang
yang dia inginkan. Jika demikian halnya fitnah dan kehancuran akan
larangan secara mutlak, dan ada pula suruhan yang bersifat terbatas yakni
adalah janji untuk menikah, bukan pernikahan itu sendiri. Oleh karna itu,
kedua belah pihak merasa tidak ada kecocokan untuk dapat melanjutkan
ke proses pernikahan.
44
Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, (Bogor: Prenada Kencana, 2003), 75.
30
laki-laki yang meminang dan wanita yang dipinang menjalani apa yang
Hanya saja yang kita ketahui dalam kehidupan kontenporer kita saat
terpentingnya adalah cincin atau yang terkenal dengan istilah tukar cincin.
peningset, peningset adalah dari kata dasar singset (jawa) yang berarti
bagian dari persyaratan dan tuntutan akad nikah. Dan oleh karna itu
tersebut apa adanya jika belum rusak, meskipun mahar tersebut telah
45
Syaikh Mahmud al-Mashri, Bekal Pernikahan , 338.
32
rusak, maka peminang berhak menuntut ganti benda tersebut atau uang
yang senilai. Hal ini karena ia menyerahkan mahar tersebut atas dasar
baik yang diserahkan itu sejenis dengan mahar atau tidak, baik berupa
mengatakan,
sedangkan suami sama sekali tidak melakukan tipu daya, maka hal ini
Artinya: “kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian
dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah
(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi
baik akibatnya.”(An-Nisa: 4)47
pinangan.
tidak berhak menuntut ganti atau uang senilai, hal itu karna pemberian
atau habis, maka hal itu menyebabkan tidak dapat diminta kembali,
46
Dar Al-Ghad Al-Jadid Al-Mansura Mesir, Fikih Sunnah Wanita , 409-412.
47
Abdul Malik Mujahid, Al Qur‟an dan Terjemahnya. Juz 4, 100.
35
Jika pernikahan tidak terjadi, maka wanita yang dipinang tidak berhak
atas hadiah tersebut. Kecuali apabila telah disepakati tidak perlu ada
48
Sa‟id Bin Abdullah bin Thalib Al-Hamdani, Risalah Nikah (Hukum Perkawinan
Islam), (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), 36.
36
maka dalam hal ini ia berhak untuk meminta kembali apa yang pernah
pinangan atau dia sendiri yang tidak meyukai mereka dan pembatalan
dengan anak perempuan mereka dan mereka tidak memenuhi janji itu,
diberikannya.
bukanlah dari pihak mereka, sebab mereka sama sekali tidak dapat
menghindarkan kematian.
keluarganya.50
meminta kembali nilai atau harga barang yang sudah dipakai atau
diberikan dianggap hibah, karna itu tidak perlu diminta kembali sebab
BAB III
muslim yang sangat taat agama. Sebagai anak dari keluarga muslim dan yang
taat beribadah beliau sangat menghormati kedua orang tuanya, ayah beliau
dari Arab yang terpelajar dan guru besar tafsir di IAIN Alaudin, Ujung
Pandang,52
studi dalam cukup lama. Beliau tidak pernah lupa akan nasehat yang
besar dalam bidang tafsir. Disamping berwiraswasta, sejak muda beliau juga
berdakwah dan mengajar. Selalu disisakan waktunya pagi dan petang untuk
ketahui ayat Al- Qur‟an atau petuah Nabi, sahabat, atau pakar-pakar Al-
ketika beliau masih belia. Beliaupun mengenang pendidikan dari orang tuanya
Itulah sebagian petuah beliau yang masih tergiang. Dari sanalah benih
kencintaan kepada studi Al-Qur‟an mulai bersemi dijiwa saya. Maka, ketika
walaupun jurusan-jurusan lain pada fakultas lain sudah membuka pintu lebar-
53
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an…., 14.
54
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an…, 14.
41
menjadi mufasir ternama bahkan pakar tafsir nomor satu di Indonesia, bahkan
untuk saat ini di seluruh Asia Tenggara.55 Setelah menekuni dibidang tafsir
itu, semakin sadarlah beliau betapa tepatnya pilihan itu. Juga, betapa besarnya
B. Perjalanan Intelektual
Padang, yang pada waktu itu disebut dengan sekolah rakyat. Sebagaimana
dakwah, beliau adalah seorang ulama‟ dan juga ahli tafsir di tempat
kelahirannya.
tempat ia menuntut ilmu dan yang menjadi pilihannya adalah kota Malang.
Yaman, pada tanggal 15 Safar 1316 H dan wafat di Malang Jawa Timur pada
55
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 166
42
adalah seorang ulama besar yang sangat luas wawasannya dan selalu
Pada tahun 1958, dia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima kelas II
untuk masuk pada fakultas Usulluddin, jurusan Tafsir dan Hadits Universitas
rela mengulang satu tahun, sehingga baru tahun kemudian resmi belajar di
yang sama, dan pada tahun 1969 meraih gelar M.A untuk spesialisasi bidang
Karim”.56
Beberapa tokoh nasional yang semasa dengan Quraish shihab menempuh studi
56
Quraish Shihab, “Tentang Penulis”, Membumikan Al-Qur‟an.
43
Aludin, ujung pandang. Selain itu, Quraish Shihab juga terlibat dalam
Indonesia dan diserahi tugas sebagai coordinator Wilatah VII. Di luar tugas
terhadap Al-Qur‟an. Tidak puas dengan apa yang telah ia sudah dapatkan dari
belajar untuk mendalami Al-Qur‟an itu kembali. Pada tahun 1980, dengan
menempuh perkuliahan selama dua tahun, pada tahun 1982, dengan disertai
Cum Laude disertai penghargaan tingkat satu (Mumtaz ma‟a martabat al-
57
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indinesia , 362.
58
Quraish Shihab, “Tentang Penulis”, Membumikan Al-Qur‟an.
59
Quraish Shihab, “Tentang Penulis”, Membumikan Al-Qur‟an.
44
tersebut.
Alaudin, kemudian pada tahun 1984 Quraish Shihab dipindah tugasnya dari
aktif mengajar bidang Tafsir Ulum Al-Qur‟an diprogram S1, S2, S3 sampai
diangkat menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah selama dua periode (1992-
sebagai mentri Agama ia jalankan dalam waktu yang sangat singkat, karna
adanya gerakan reformasi 1998. Pada tahun yang sama (1998), Quraish
Shihab diangkat menjadi Duta Besar untuk republic Arab Mesir, Somalia dan
Jibouti.60
jabatan penting, antara lain; Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat
(1989); dan ketua lembaga pengembangan. Selain itu, juga banyak terlibat
60
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indinesia , 362.
45
banyak, ia aktif dan terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun
di luar negeri, disamping itu juga aktif menulis dalam surat kabar. Pada
majalah Amanah, Qurish Shihab mengasuh rubric tafsir, pada harian umum
puluhan karya tulis. Disamping itu, ia juga memberi kuliah umum dalam
beberapa tahun sejak 1975, ada yang diterbitkan atas permintaan beberapa
teman sejawat dan dari penerbit Mizan. Kumpulan makalah seminar tersebut
namun ia tetap sangat aktif menulis. Beberapa buku yang sudah Ia hasilkan
antara lain :
61
Ibid,…362.
62
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 1996), xi.
46
Alauddin, 1984)
(Mizan Pustaka)
Mizan, 1999)
Mizan, 1999)
Mizan, 1999)
Mizan, 1999)
Mizan, 1999)
13. Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda (MUI & Unesco, 1990)
16. Lentera Hati; Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan, 1994)
1999)
20. Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-ayat Tahlili (Jakarta: Lentara Hati, 1999)
21. Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur'an (15 Volume,
22. Menjemput Maut; Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. (Jakarta: Lentera
Hati, 2003)
25. Logika Agama; Kedudukan Wahyu & Batas-Batas Akal Dalam Islam
26. Rasionalitas al-Qur'an; Studi Kritis atas Tafsir al-Manar (Jakarta: Lentera
Hati, 2006)
30. Al-Lubâb; Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fâtihah dan Juz 'Amma
31. Berbisnis dengan Allah; Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia Akhirat
32. M. Quraish Shihab Menjawab; 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda
oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia yaitu Prof. Dr. M. Quraish Shihab, dan
memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk
silang, dan dikemas dengan bahasa yang mdah dipahami serta pengemasan
memuat kajian tafsir al-Qur‟an yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, ahli
49
secara tahlili, yaitu ayat per ayat berdasarkan tata urutan al-Qur‟an, inilah
yang membedakan tafsir ini dengan tafsir ini dengan karya M. Quraish Shihab
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam al-Misbah, belaiu tidak
pernah luput dari pembahasan ilmu al-Munasabat yang tercermin dalam enam
hal yaitu: keserasian kata demi kata dalam satu surah; keserasian kandungan
ayat dengan penutup ayat (Fawashil); keserasian hubungan ayat dengan ayat
masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang
bahwa karya-karya tafsir M. Quraish Shihab pantas dan wajib menjadi bacaan
D. Konsep Khitbah Dalam Surat Al- Baqarah Ayat 235 Perspektif Tafsir Al-
Misbah.
Surah Al- Baqarah (Arab: " سور ال قرLembu") Merupakan surah kedua
dan terpanjang yang mengandung 286 ayat. Surah ini turun di Madinah yang
sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281
diturunkan di Mina pada Haji wada' (haji Nabi Muhammad s.a.w. yang
terakhir). Seluruh ayat dari surat ini merupakan ayat Madaniyyah yang di
dalamnya juga mempunyai ayat yang terpanjang (ayat 282). Surat ini dinamai
kaum Bani Israil dengan Nabi Musa a.s tentang penyembelihan lembu betina
63
http://jhonisamual.blogspot.com/2013/06/analisis-terhadap-tafsir-al-mishbah.html,
Diakses Tanggal 05 April 2015 pukul 19.43 WIB.
51
yang keras hatinya. Surah ini juga dinamakan Fusthaatul-Quran (puncak Al-
surah yang lain. Ia juga digelar juga surah alif-laam-miim kerana surah ini
Dari pendapat lain, dari Imam Ahmad beliau meriwayatkan : "... dari
saw lalu berkata: "Wahai Abul Qasim, sesungguhnya kami tanya anda tentang
lima hal. Maka kalau anda terangkan kepada kami, tahulah kami bahwa anda
adalah seorang Nabi dan kami tentu mengikutimu. Lalu dia melakukan
anaknya ketika mereka berkata:" Allah adalah saksi atas apa yang kita katakan
ini." Kata dia saw: "Tanyalah." Kata mereka: "Terangkan kepada kami tentang
perempuan dan anak laki-laki ? " Kata dia:"Kedua air mani bertemu, maka
jika air mani laki-laki naik diatas mani perempuan, maka jadilah laki-laki.
Kalau mani perempuan yang naik lebih dulu diatas mani laki-laki jadilah anak
perempuan." Kata mereka lagi:" Terangkan apa yang diharamkan Isra'el atas
dirinya? "Kata dia:" Dahulu dia mengeluhkan sakit rheumatik dan tidak
menemukan sesuatu yang sesuai kecuali susu ini dan ini. Kata Abdullah:
"Kata ayahku: "Diantara mereka ada yang mengatakan: "yaitu unta" maka
64
http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Baqarah, Diakses Tanggal 08 April 2015,
Pukul 19.58 WIB.
52
bertanya: "Apa guntur itu? "Kata dia: "Salah seorang malaikat Allah yang
pecut dari api yang dengan itu dia menggiring awan tersebut kemana saja
diperintahkan Allah." Kata mereka:" Lalu suara apa itu?" Dia mengatakan:"
Itulah suaranya." Merekapun berkata: "Engkau benar. Tinggal satu lagi, kalau
engkau terangkan kepada kami, tentu kami akan membai'atmu. Tidak ada satu
adzab, dia itu musuh kami, Seandainya engkau katakan Mikail, yang turun
membai'atmu).
dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman ”
Puasa; hukum Haji dan Umrah; hukum qisas; hal-hal yang halal dan yang
haram; bernafkah di jalan Allah; hukum arak dan judi; cara menyantuni anak
yatim, larangan riba; hutang piutang; nafkah dan yang berhak menerimanya;
wasiat kepada dua orang ibu-bapak dan kaum kerabat; hukum sumpah;
mengubah kitab-kitab Allah; hukum haidh, 'iddah, thalak, khulu', ilaa' dan
Surah ini juga ada menceritakan kisah Nabi Adam a.s., Nabi Musa a.s.
dan Nabi Ibrahim a.s. serta larangan akan bulan haram. Perkara utamanya
adalah berdakwah kepada kaum musyrik dan Yahudi Madinah serta memberi
amanah kepada mereka serta kepada kaum munafik akan ketentuan Allah
65
http://id.wikipedia.org/wiki/Asbabun_Nuzul_Surat_Al-Baqarah, Diakses Tanggal 08
April 2015, Pukul 19.58 WIB.
54
Setelah ayat yang lalu mengguraikan masa tunggu bagi wanita, yang
disusul dengan larangan kawin, maka pada ayat ini dijelaskan batas-batas
para pria yang ingin nikah, ditunjukan tuntunan berikut, yakni tidak ada dosa
dengan perceraian yang bersifat bain, yakni yang telah putus hak bekas
suaminya untuk rujuk kepadanya kecuali dengan akad nikah baru sesuai
syarat-syaratnya.
Tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu pada saat masa
menikahinya.
mendapat jodoh yang baik”. Rasul saw ketika meminang Ummu Salamah
„iddah. Maka itu berarti berdosa meminang wanita yang perceraian nya
66
Abdul Malik Mujahid, Al Qur‟an dan Terjemahnya. Juz 2, (Darusalam: Global Leader
In Islamic Books, 2006), 48.
55
wanita yang perceraiannya bersifat raj‟I itu masih dalam status dapat dirujuk
rujuk kepadanya. Terhadap wanita yang dicerai wafat suaminya dan sedang
dalam masa tunggu, tidak juga diperkenankan untuk dipinang secara terang-
terangan, baik langsung maupun tidak, karena wanita-wanita itu dituntut untuk
naluri yang terbawa sejak lahir serta dorongan yang sukar dibendung setelah
sesuatu yang sulit dibendung, apalagi jika hati telah jatuh cinta kepadanya.
Karena itu, lanjut ayat tersebut, tidak ada dosa juga menyembuyikan
saja agar desakan cinta dan keinginan itu tidak berakibat negative,
mereka secara rahasia. Misalnya dengan memintanya untuk tidak kawin selain
56
denganmu, atau mengucapkan kata-kata yang kamu malu atau dinilai buruk
berzina dengan mengandalkan bahan setelah masa „iddah berlalu kalian akan
Ayat ini tidak secara mutlak melarang para pria mengucapkan sesuatu
kepada wanita-wanita yang sedang menjali masa „iddah, tetapi kalau ingin
sopan dan terhormat, sesuai dengan tuntunan agama, yakni sindiran yang
baik.67
akad nikah walau belum bercampur. Untuk itu, lanjutan ayat ini
tentu lebih terlarang melakukan akad nikah itu sendiri. Karena akad nikah
tidak seharusnya terlaksana tanpa ketetapan hati. Disisi lain, ayat ini
67
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an),
(Ciputat: Lentera Hati, 2000), 476-477.
57
langkah tanpa pikir. Memanng bisa jadi, pada mulanya hati belum bulat, tapi
ketetapan menyangkut „iddah wanita itu pada akhir masanya. Kalau „iddah
atau resmi, tidak juga menetapkan waktu pelaksanaan akad nikah. Dan
ketahuilah, bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu , yakni
apa yang dipikirkan oleh benak kamu, serta yang bergelora dalam jiwa kamu,
yang dilarang-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah, di samping maha pedih siksa-
Nya, juga maha pengampun, menutupi kesalahan dan aib manusia. Dia juga
wanita yang masih dalam masa iddah (masa iddahnya belum selesai), secara
saya ingin sekali menikah‟, atau „jika masa iddahmu telah selesai
68
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an), 478.
58
masa iddah, dan hal ini tentunya lebih utama keharamannya selama khitbah
wanita yang belum habis masa iddahnya maka keduanya difash (dipisahkan)
dan tidak halal lagi baginya setelah hukuman tersebut selamanya. Dan
keadaan sendirian atau dihadapan khalayak ramai, dan membentengi diri dari
BAB IV
meminang sebagai aktivitas syar‟i yang harus dipilih oleh seorang muslim.
ikatan suami istri dengan tujuan agar waktu memasuki perkawinan didasarkan
menjadi istri kepada pihak lelaki atau permohonan laki-laki terhadap wanita
yang sudah menikah; dan syari'at pun membedakan secara jelas antara kedua
istilah tersebut. Karena itu, khitbah tidak lebih dari sekedar mengumumkan
60
(pernikahan) merupakan aqad yang mengikat dan perjanjian yang kuat yang
temukan dalam masyarakat saat ini hanyalah merupakan budaya atau tradisi
saja yang intinya adalah khitbah itu sendiri, walaupun disertai dengan ritual-
ritual seperti tukar cincin, selamatan dll. Ada satu hal penting yang perlu kita
catat, anggapan masyarakat bahwa pertunangan itu adalah tanda pasti menuju
wanita harus tetap menjaga batasan-batasan yang telah ditentukan oleh syariat.
dan dekat, sehingga peluang untuk dibatalkan akan sangat kecil, kecuali ada
berbagai upacara, hal itu tak lebih hanya untuk menguatkan dan
memantapkannya saja.
pembahasan tentang konsep khitbah terdiri dari pengertian khitbah itu sendri,
61
khitbah, meminang wanita yang sedang dalam masa iddah, serta batas-batas
timbulkannya.
dijelaskan oleh Syaikh Hasan Ayyub, dalam bukunya Fiqih Keluarga sebagai
berikut: Wanita itu disunahkan seorang yang penuh cinta kasih. Maksudnya ia
harus selalu menjaga kecintaan terhadap suaminya, sementara sang suami pun
memiliki kecenderungan dan rasa cinta kepadanya. Selain itu, ia juga harus
berbincang dan berbagi kasih sayang dengannya. Selain itu disunahkan pula
agar wanita yang dilamar itu seorang yang banyak memberikan keturunan,
Dan hendaknya juga wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis
dan masih muda, hal ini Karena seorang gadis akan mengantarkan pada tujuan
pernikahan. Selain itu seorang gadis juga akan lebih menyenangkan dan
menyenangkan, lebih indah dan lebih menarik untuk dipandang, lebih lembut
untuk disentuh dan lebih mudah bagi suaminya untuk membentuk dan
mempunyai silsilah keturunan yang jelas dan terhormat, karena hal itu akan
wanita yang akan dinikahi itu taat beragama dan berakhlak mulia. Karena
menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya, akan dapat bergaul dengan
keluarga suaminya. Selain itu, hendaklah wanita yang akan dinikahi adalah
seorang yang cantik, karena kecantikan akan menjadi dambaan setiap insan
dan selalu diinginkan oleh setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan itu
pula yang akan membantu menjaga kesucian dan kehormatan. Dan hal itu
telah disebutkan Rasulullah saw dalam hadits tentang hal-hal yang disukai dari
kaum wanita.
khitbah, itu dibagi menjadi dua yaitu: Pertama tidak ada penghalang yang
penghalang yang bersifat abadi, seperti bibi, saudara sekandung atau saudara
sesusuan. Dan ada yang bersifat sementara, seperti saudara wanita istri, istri
orang lain, wanita yang iddah karena cerai atau perpisahan. Wanita-wanita
dilamar laki-laki lain. Apabila sedang dilamar laki-laki lain, maka laki-laki
“sebagian kalian tidak boleh membeli atau menawar atas sesuatu yang sudah
dibeli atau ditawar oleh sebagian yang lain dan sedangkan kalian tidak boleh
„iddah itu sebenarnya tidak boleh dinikahi seperti tersebut dalam bab wanita
yang haram dinikahi. Namun demikian tidak semua wanita dalam „iddah
haram dipinang secara mutlak sebagaimana dijelaskan oleh Drs Murni Djamal
dalam bukunya Ilmu Fiqih jilid II. Untuk jelasnya perlu diperinci sebagai
berikut :
d. Wanita yang sedang menjalani „iddah talak raj‟I yakni talak masih
memungkinkan bagi suami yang menalak itu untuk melakukan ruju‟ dan
e. Wanita yang sedang menjalani „iddah karna Thalak Bain atau seperti
terang-terangan. Hal ini karna wanita yang ditalak bain atau ditalak tiga
f. Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, haram dipinang secara terang-
setelah empat bulan sepuluh hari bagi wanita iddah yang tidak sedang
hamil. Kebohongan atau dusta pada pengurangan masa iddah tidak bisa
diterima.
dipinang. Dalam hal ini para jumhur ulama seperti Imam Hanafi, Imam
Maliki, dan Imam Syafi‟I, salah satunya menurut Madzahab Syafi‟I, tidak
boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan, karena wajah adalah pusat
paling benar adalah melihat anggota tubuh yang biasanya sering terlihat,
wajah, kedua telapak tangan dan kedua kaki, tidak lebih dari itu. Memandang
anggota tubuh tersebut dinilai cukup bagi orang yang ingin mengetahui
diduga maslahat. Dalam khitbah wajib dan cukup memandang anggota tubuh
tersebut saja sebagaimana wanita boleh terbuka kedua tumit, wajah, dan kedua
dengan hukum melamar baik itu melamar seorang wanita yang suaminya
meninggal dunia sedang ia dalam masa iddah yang belum selesai, diantara
hatimu.”
menikahinya dengan seorang wanita yang masih dalam masa iddah karena
ayat, “dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan
kiasan dengan cara yang baik dalam rangka melamar wanita sedang dalam
5. Haram hukumnya melakukan aqad nikah pada masa iddah, kecuali dari
7. Bahwa ilmu Allah Ta‟ala meliputi atas segala sesuatu, sebagaimana ayat,
tiga bab yaitu bab pernikahan, bab talak, khuluk, fasakh, iddah, hadanah dan
bab mawaris. Materi tentang meminang atau khitbah itu sendiri masuk pada
bagian bab pernikahan, didalam materi ajar fiqih ini juga dilengkapi dengan
dalam islam dan ketentuan nikah dalam undang-undang, dalam bab nikah itu
sendri terdapat enam poin uraian materi, di antara poin tersebut salah satunya
akan membahas persiapan sebelum nikah yaitu meminang atau khitbah, alur
pembelajaran itu bertujuan agar lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh
dalam sebuah sumber belajar yang digunakan yaitu berupa buku cetak yang
tepat, lugas, padat dan mudah dimengerti didasarkan pada dalil-dalil yang
relavan. Selain itu, pada setiap bab terdapat penambahan seperti SK dan KD
pembuka untuk mengawali pembelajaran. Materi ajar Fiqih ini juga dilengkapi
karakter dan beberapa fitur pelengkap diantaranya tes lisan, tes lisan ini
mengadakan Tanya jawab secara langsung antara guru dan siswa. Untuk
68
mengetahui kemampuan siswa dan melatih percaya diri, selain itu dilengkapi
dengan kerja mandiri yang berisi perintah tugas praktek yang dilakukan siswa
adalah informasi seputar tokoh yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
dijadikan sebagai suri teladan dan menambahi info penting yang merupakan
kegiatan yang melibatkan banyak siswa dalam jangka waktu tertentu.69 Untuk
diberikan uji kompetensi bab pada akhir bab dan latihan semester untuk
69
Suparmin dan Najiha Sabeela, Fiqih Madrasah Aliya Kelas XI Semester Genap,
(sragen : CV rahma media pustaka), 1.
69
menguji pemahaman materi selama satu semester. Untuk melatih siswa dalam
bersifat global saja, hal ini menjadikan siswa maupun siswi kesulitan dalam
hal pengaplikasian konsep khitbah dalam bab nikah, namun ini sebagai
definisi dan contoh sederhana saja dari kejadian disekitar. Pada hal bisa
beberapa ilmu lain, karna ilmu fiqih itu begitu luas dan bisa dikaitan dengan
genap ini berdasarkan penggalian materi yang terkadung dalam materi Fiqih
ini, pemahasan mengenai khitbah masuk dalam bab 1 yaitu bab pernikahan,
dalam pembahasan khitbah ini terdiri dari pengertian khitbah, hukum khitbah,
cara mengajukan pinangan, perempuan yang boleh dipinang dan melihat calon
Untuk pengertian khitbah atau pinangan yang ada dalam materi fiqih
ini yaitu melamar untuk menyatakan permintaan atau ajakan untuk mengikat
70
Suparmin dan Najiha Sabeela “kata pengantar”, Fiqih Madrasah Aliya Kelas XI
Semester Genap.
70
Untuk mengenai hukum khitbah dalam materi fiqih ini yaitu Lamaran
atau pinangan bukan sesuatu yang menjadi wajib hukumnya. Hal ini menurut
dijelaskan apabila meminang gadis atau janda menurut ajaran islam dengan
dua cara, yaitu pinangan kepada gadis atau janda yang habis masa iddahnya
pinangan kepada janda yang masih ada dalam masa iddah talak bain atau
Untuk perempuan yang boleh dipinang dalam materi fiqih ini yaitu
perempuan yang belum bersuami, bukan dalam masa iddah, bukan pula dalam
pinangan orang lain, boleh dipinang dengan sindiran atau terus terang,
dan Mislim).
apalagi dengan cara terus terang yaitu perempuan dalam status istri orang lain
atau masih dalam iddah raj‟i. Adapun perempuan yang bukan dalam iddah
raj‟I boleh dipinang yaitu perempuan yang dalam iddah wafat boleh dipinang
dengan sindiran tetapi tidak dengan terus terang, perempuan beriddah talak
tiga (Bain Kubra ) dan perempuan yang beriddah karena talak bain sughra atau
lain, jika perempuan itu telah menerima pinanganya dan walinya dengan jelas
yang bahagia.
wajah dan kedua telapak tangan, karena dengan demikian akan dapat diketahui
dapat mengetahui bahwa calon istrinya itu termasuk wanita baik, dari segi
memperbolehkan melihat kedua telapak kaki, muka dan dua telapak tangan.
berkenaan dengan tingkah laku mukallaf, baik itu wajib, haram, sunnah,
makruh, atau mubah, yang diambil dari al-Qur‟an, Sunnah dan dalil-dalil yang
hukum syara‟ yang bersifat amaliyah yang digali dengan ditemukan dari dalil-
dalil yang tafsili. Hukum atau produk yang berhasil ditemukan oleh para
Maka nampaklah bahwa ilmu fiqih merupakan salah satu ilmu yang
sangat penting di dalam agama islam. Ilmu fiqih sangat diperlukan untuk
mengetahui dengan luas dan mendalam tentang semua perbuat manusia serta
Madrasah Aliyah untuk kelas XI semester genap ini disusun sedemikian rupa
71
Dr. Yayan Sopyan, M. Ag, Tarikh Tasyri‟ (Sejarah Pembentukan Hukum Islam),
(Depok: Gramata Publishing, 2010), 5.
72
Drs. Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), 74-75.
73
235 penafsiran dalam tafsir al-misbah dan diperkuat dengan sumber lain yang
ditulis oleh tokoh-tokoh lain yang membahas tentang khitbah dan masih
relavan jika dikaitkan dengan materi ajar Fiqih di Madrasah Aliyah. Bahan
pengertian, hukum, syarat dan rukun, dalam buku ajar materi Fiqih di
Madrasah Aliyah itu pembahasannya tidak terlalu luas hanya bersifat global.
Misbah yang berkaitan dengan konsep khitbah atau lamaran dan diperkuat
dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh lain yang ada kaitannya
dengan khitbah. Apa yang dibahas dalam konsep khitbah yang ada pada surat
al-Baqarah ayat 235 serta penafsiran dalam tafsir al-Misbah dan diperkuat
buku lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh lain dapat diaplikasikan menjadi
wanita yang sedang dalam iddah, batas-batas dalam melihat wanita yang
relavan dengan bahan ajar materi Fiqih di Madrasah Aliyah kelas XI yakni
pinangan, perempuan yang boleh dipinanag dan melihat calon istri atau suami.
Dalam hal ini akan dipaparkan pada bagian analisis konsep khitbah
dalam al-Qur‟an kajian tafsir surat al-Baqarah ayat 235 dan bagaimana
235 secara umum terdapat tujuh poin pembahasan mengenai konsep khitbah,
yang didalamnya membahas tentang khitbah dan didalam tafsir surat al-
Baqarah ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-
tokoh lain yang ada kaitannya dengan khitbah dan didalam kedua sumber itu
sangat luas pembahasannya, maka dari itu dalam penelitian ini penulis
wanita masa iddah, dan batas-batas dalam melihat wanita pinangan. Adapun
1. Mengenai pengertian
ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh
atau melamar artinya (antara lain) yaitu: “meminta wanita untuk dijadikan
istri (bagi sendri atau orang lain), Sedangkan makna khitbah secara
antara seorang pria dan wanita.Terdapat dalam firman Allah dan terdapat
pula dalam ucapan Nabi serta disyariatkan pula dalam suatu perkawinan
perasaan dan kehormatan wanita dan keluarga yang hendak dipinang. Hal
menikahi wanita melalui kata-kata sindiran atau kiasan dan ternyata tidak
berlanjut, maka perasaan kedua belah pihak dan keluarganya akan relatif
terjaga.
SWT:
ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh
lain yang ada kaitannya dengan khitbah dijelaskan tentang hukum khitbah
yaitu dalam menetapkan hukumnya tidak terdapat para jumhur ulama yang
mubah. Pendapat yang lain dipegang mazhab Syafi‟i adalah khitbah ini
77
menjadi wajib hukumnya. Hal ini menurut pendapat jumhur ulama yang
ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh
lain yang ada kaitannya dengan khitbah bahwa dijelaskan tentang wanita
wanita yang akan dilamar itu seorang yang banyak memberikan keturunan,
dan hendaklah wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis
dan masih muda, serta dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih
ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh
yaitu wanita yang dipinang tidak/bukan istri orang, wanita yang dipinang
tidak dalam pinangan laki-laki lain, wanita yang dipinang tidak dalam
masa iddah.
belum bersuami, bukan dalam masa iddah, bukan pula dalam pinangan
orang lain.
ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh
wanita masa iddah adalah Wanita yang sedang dalam „iddah tidak boleh
dikawini seperti tersebut dalam bab wanita yang haram dinikahi. Namun
79
demikian tidak semua wanita dalam „iddah haram dipinang secara mutlak.
a. Wanita yang sedang menjalani „iddah talak raj‟I yakni talak masih
dan wanita itu haram dipinang baik dengan sendirian atau terang-
terangan.
b. Wanita yang sedang menjalani „iddah karna Thalak Bain atau seperti
ditalak bain atau ditalak tiga seperti wanita yang ditinggal mati
(kembali).
melahirkan atau setelah empat bulan sepuluh hari bagi wanita iddah
kelas XI mengenai wanita masa iddah adalah wanita yang tidak boleh
80
dipinang yaitu wanita yang masih dalam iddah raj‟i. Adapun wanita yang
bukan dalam iddah raj‟I, boleh dipinang yaitu wanita yang dalam iddah
wafat boleh dipinang dengan sindiran tetapi tidak dengan terus terang,
wanita beriddah talak tiga (bain kubra ) dan wanita yang beriddah karna
ayat 235 dan di padukan dengan sumber lain yang ditulis oleh tokoh-tokoh
lain yang ada kaitannya dengan khitbah bahwa dijelaskan mengenai batas-
Dalam hal ini para jumhur ulama seperti Imam Hanafi, Imam Maliki, dan
boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan, karena wajah adalah pusat
yang paling benar adalah melihat anggota tubuh yang biasanya sering
wajah dan kedua telapak tangan, karena demikian akan dapat diketahui
calon istrinya itu termasuk wanita baik, dari segi fisik dan juga
al-Baqarah ayat 235 masih relavan jika dikaitkan dengan materi Fiqih
kelas XI, maka dari itu, dua uraian diatas dapat di jadikan sumber
Baqarah ayat 235 ini membahas hukum dan cara mengajukan pinangan
maupun iddah karena talak bain. Tetapi hal itu sama sekali tidak
dibenarkan bila wanita itu berada dalam masa iddah dari talak raj`i.
lelaki itu berkata, “Saya senang sekali bila mempunyai istri yang memiliki
habis masa iddah talak bain, jika pinangan itu dilakukan secara sindiran,
atau masih dalam rencana karena Allah mengetahui bahwa manusia tidak
nanti dalam bentuk pinangan resmi ketika perempuan tersebut telah habis
perempuan yang masih dalam iddah talak raj`i karena masih ada
yaitu kepada gadis dan janda yang sudah habis iddah, dalam materi Fiqih
pinangan baik kepada gadis atau pun janda, menurut ajaran islam yaitu
dengan dua cara, pertama pinangan kepada gadis maupun janda yang
kepada janda yang masih ada dalam masa iddah talak bain atau ditinggal
yang tidak boleh dipinang, baik secara sindiran apalagi dengan cara terus
235 dalam tafsir al-Misbah dengan materi Fiqih di Madrasah Aliyah adalah
menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
ayat 235 Dan Relevansinya Dengan Materi Fiqih Di Madrasah Aliyah Kelas
1. Pengertian khitbah itu ada dua yaitu secara etimologis dan terminologi.
“meminta wanita untuk dijadikan istri (bagi sendiri atau orang lain),
2. Pelajaran dari ayat al-Baqrah ayat 235 dalam tafsir al-Misbah adalah
denganku jika engkau ingin menikah‟, atau „saya sangat senang dengan
melakukan aqad nikah terhadap wanita yang sedang menjalani masa iddah,
86
3. Konsep khitbah dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 235 dalam tafsir al-
Misbah memiliki kesamaan dan kaitannya dengan materi Fiqih yang ada di
mengambil buku-buku terdahulu yang yang ditulis oleh tokoh lain yang
mengajar.
B. Saran
mengajar, tidak hanya dari buku paket maupun lembar kerja siswa (LKS)
2. Bagi peserta didik terutama untuk jenjang Madrasah Aliyah maka kiranya
menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi