Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sejak pertengahan tahun 2019, dunia telah mengalami

pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu COVID-19.

Penyebaran virus ini telah mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan, termasuk sistem peradilan pidana dan pelayanan

narapidana di lembaga pemasyarakatan. Dalam situasi pandemi,

lembaga pemasyarakatan menjadi salah satu lingkungan yang

rentan terhadap penyebaran virus, mengingat kepadatan

penduduk, kurangnya fasilitas sanitasi, dan mobilitas yang terbatas.

Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menyelidiki dampak pandemi

COVID-19 terhadap pelayanan narapidana di lapas.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan signifikan

dalam rutinitas dan layanan yang disediakan di lembaga

pemasyarakatan. Dalam beberapa kasus, lockdown dan

pembatasan kunjungan telah diberlakukan untuk meminimalkan

penyebaran virus. Pembatasan ini mempengaruhi akses

narapidana terhadap layanan kesehatan, rehabilitasi, pendidikan,

dan kunjungan keluarga. Selain itu, perlindungan terhadap

kesehatan narapidana juga menjadi perhatian penting, mengingat

tingginya risiko penyebaran virus di lingkungan penjara.

1
Selama masa pandemi, lapas juga dihadapkan pada

tantangan logistik, seperti kekurangan persediaan alat pelindung

diri (APD), peralatan sanitasi, dan obat-obatan yang dibutuhkan

untuk merawat narapidana yang terinfeksi COVID-19. Keadaan ini

bisa berdampak pada kondisi kesehatan dan kesejahteraan

narapidana, serta menimbulkan risiko infeksi yang lebih tinggi di

antara mereka.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi

pelaksanaan program rehabilitasi dan reintegrasi sosial narapidana.

Keterbatasan mobilitas dan pembatasan kontak fisik telah

menghambat kemampuan lapas untuk memberikan pelatihan kerja,

pendidikan, dan bimbingan yang diperlukan untuk mempersiapkan

narapidana agar dapat mengatasi tantangan reintegrasi setelah

pembebasan. Hal ini dapat berdampak pada tingkat resiko

kekambuhan dan keberhasilan rehabilitasi narapidana setelah

mereka keluar dari sistem pemasyarakatan.

Dengan mempertimbangkan dampak yang signifikan dari

pandemi COVID-19 pada pelayanan narapidana di lembaga

pemasyarakatan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

konsekuensi pandemi terhadap kondisi, kesehatan, akses terhadap

layanan, serta upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial narapidana.

2
Penelitian ini juga akan mengeksplorasi langkah-langkah yang

diambil oleh lembaga pemasyarakatan untuk mengatasi tantangan

yang dihadapi selama pandemi, serta efektivitas upaya tersebut

dalam memastikan pelayanan yang memadai bagi narapidana.

Dengan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap pelayanan

narapidana, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi

dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih baik dalam

menghadapi situasi serupa di masa depan.

Tabel 1.1
Jenis Layanan
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang
Jenis Layanan
Layanan Kunjungan
Program
Tahanan & Warga
Pembinaan
Tahun Binaan Layanan Integrasi
Pelatihan
Pemasyarakatan (dokumen)
Kemandirian
(WBP)
(Kegiatan)
(dokumen)
2019 3.137 994 17
2020 0 1.025 8
2021 0 1.045 22
2022 0 997 17

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa ada 3 jenis layanan yang

diterima oleh masyarakat. Pertama, Layanan Kunjungan Tahanan pada

kurun waktu pandemic covid 19 ditiadakan, Kedua Layanan Integrasi Bagi

Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan tetap berjalan namun

pembatasan terhadap tahanan baru. Hal ini disebabkan oleh masa

3
pandemi covid-19. Untuk pelayanan Program Pelatihan Kemandirian tetap

berjalan dengan menerapkan prokes yang ketat terhadap peserta maupun

Instuktur Pelatihan Kemandirian yang bekerjasama Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang dengan Balai Latihan

Kerja Industri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,

Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia melalui Badan

Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM telah meluncurkan

aplikasi survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Indeks Persepsi

Korupsi (IPK) pada tahun 2019. Adapun tujuan survey tersebut untuk

mengukur tingkat kepuasan masyarakat dan indeks persepsi korupsi

terhadap pelayanan yang diberikan serta untuk mengevaluasi kinerja

pelayanan yang diterima oleh masyarakat apakah pelayanan sudah baik

atau masih harus diperbaiki.

Tabel 1.2
Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
dan Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang
2021 2022 2023
Bulan
IKM IPK IKM IPK IKM IPK
Januari 19,71 14,81 19,71 14,81 100 100
Februari 20 15 20 15 99,7 100
Maret 19,88 14,97 19,88 14,97 - -
April 19,92 14,88 19,92 14,88 - -
Mei 19,98 15 19,98 15 - -
Juni 19,42 14,46 19,93 14,98 - -
Juli 19,85 14,87 20 15 - -

4
Agustus 19,25 14,75 100 100 - -
September 19,86 14,90 99,82 99,91 - -
Oktober 19,89 14,93 99,89 99,91 - -
November 19,93 15 99,89 99,91 - -
Desember 20 15 99,89 99,91 - -
Sumber : Instagram Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Pangkalpinang

Berdasarkan tabel 1.2 hasil survey yang dilaksanakan pada

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang yaitu

Indeks Kepuasan Masyarakat (IPK) dan Indeks Persepsi Korupsi (IKM)

yang diselenggarakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Hukum

dan HAM Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dalam dua

tahun terakhir dapat dilihat bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat dan

Indeks Persepsi Korupsi terhadap pelayanan masyarakat sudah baik,

namun masih terjadi naik turun dalam setiap bulannya. Oleh karena itu

diperlukan SDM yang kompeten untuk melaksanakan pelayanan

masyarakat. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang

Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara,

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Juli 2021 telah meluncurkan

core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK. Adapun salah satu core

values yang pertama yaitu Berorientasi Pelayanan. Artinya setiap ASN

harus mempunyai komitmen dalam memberikan pelayanan prima demi

kepuasan masyarakat. Adapun panduan perilaku berorientasi pelayanan

ini yaitu: a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; b. ramah,

5
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; c. melakukan perbaikan tiada

henti.

Selain berorientasi pelayanan, pegawai juga harus mempunyai nilai

dasar kompeten. Kode etik dari kompeten ini sendiri yaitu: a.

meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu

berubah; b. membantu orang lain belajar; c. melaksanakan tugas dengan

kualitas terbaik.

Sehubungan dengan kinerja pegawai, pemerintah mengeluarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja

Pegawai Negeri Sipil. Dalam Pasal 1 ayat (10) disebutkan bahwa kinerja

PNS merupakan hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada

organisasi/unit sesuai dengan unit dan perilaku kerja. Pegawai Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang khususnya dan

aparatur pemerintah Indonesia pada umumnya sebagai abdi masyarakat,

dalam kinerja pegawai diharapkan mempunyai sikap mental, tekad dan

semangat, ketaatan dan disiplin untuk tugas-tugasnya, yang sesuai

dengan keahlian masing-masing sehingga dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat pengguna jasanya dan diharapkan dapat memberikan kinerja

terbaik kepada masyarakat.

6
Tabel 1.3
Daftar Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA
Pangkalpinang
Per bulan Agustus 2023
Jenis Status
No Nama Kelamin Kepega- Pendidikan
L P waian
1. Nur Bambang Supri √ Struktural S2 Hukum
Handono
2. Mulya Nopriansyah √ Struktural S1 Hukum
3. Dedy Cahyadi √ Struktural S2 Ekonomi
4. M. Irfani √ Struktural S1 Hukum
5. Ade Saputra √ Struktural S1 Hukum
6. Dodik Harmono √ Struktural S1 Hukum
7. Candra Jaya √ Struktural S1 Hukum
8. Choryin Kudus √ Struktural S1 Ekonomi
9. Martiansyah √ Struktural S2 Hukum
10. Dedy Nopriadi √ Struktural S1 Hukum
11. Denny Soeparta √ Struktural S1 Hukum
12 Almaududi √ Struktural D3 Ilmu
Komputer
13 Jumiran √ Struktural SMA
14. Novi Kurniasih √ Struktural S1 Komunkasi
15. Agung Kurniawan √ JFU S1 Hukum
16. Fitriadi √ JFU SMA
17. Marizkiadi √ JFU SMA
18. Didik Setiawan √ JFU S1 Hukum
19. Ayu Annisa Pember √ JFU S1 Hukum
20. Ega Permata Sari √ JFU S1 Hukum
21. Noris Riandi √ JFU SMA
22. Sumartyo √ JFU SMA
23. Dwi Satria K √ JFU S1 Hukum

7
24. Cipto Yuwono √ JFU S1 Komputer
25. Riwaldi √ JFU S1 Hukum
26. Feren W √ JFU SMA
27. Pirsawadi √ JFU S1 Administrasi
Pemerintah
28. Rio Handika S √ JFU SMA
29. Vivan √ JFU SMA
30. M. Eka Afriyanto √ JFU S1 Komputer
31. Ahmad Badarudin √ JFU SMA
32. Amelia √ JFU SMA
33. Desi Eka P √ JFU SMA
34. Fadillah Darmawan √ JFT D3 Perawat
35. Donna Marisa √ JFT D3 Perawat
36. Herpin √ JFU S1 Perikanan
37. Angga √ JFU SMA
38. Ronaldi Dwi H √ JFU S1 Tr.Pas
39. Erdyansyah Rojesta √ JFU SMA
40. Bayu Rizky √ JFU S1 Tr.Pas
41. Deddy Setiawan √ JFU S1 Hukum
42. Badarudin √ JFU SMA
43. Maruli Reinhart √ JFU S1 Komputer
44. Nur Syafrudinsyah √ JFU S1 Ekonomi
45. Arie Maulana √ JFU SMA
46. Poppa Anugrah H √ JFU SMA
47. Musriki √ JFU SMA
48. Firmansyah √ JFU SMA
49. Rian Hidayatullah √ JFU SMA
50. M Abdul Wahid √ JFU SMA
51. Sahrin Aulia N √ JFU S1.Kom
52. Dicky Juniasyah √ JFU SMA
53. Azmi Fika √ JFU SMA

8
54. Mirza Ramadhan √ JFU SMA
55. Abdu Salim √ JFU SMA
56. Tio Tarigan √ JFU SMA
57. Deni √ JFU SMA
58. Ribut Setyawan √ JFU SMA
59. G. Ferziandi √ JFU SMA
60. Arif Januar √ JFU S1 Ekonomi
61. Trio Bambang H √ JFU SMA
62. Ari Gunnawan √ JFU SMA
63. Andi Saputra √ JFU SMA
64. Try Wahyudi √ JFU SMA
65. Dede Maulana √ JFU SMA
66. Dominggus Robo √ JFU SMA
67. Roberto Aprildar √ JFU SMA
68. Efan Pratama √ JFU SMA
69. Sutrimo Pari Purna √ JFU S1 Hukum
70. Sepriyandi √ JFU SMA
71. Rediansyah √ JFU SMA
72. Ari Yulianto √ JFU SMA
73. Thondie Pratama √ JFU SMA
74. Indra Tirta Sepjona √ JFU SMA
75. Aditia Saputra √ JFU SMA
76. Agung Nugroho √ JFU SMA
77. Aldi Rama Sandi √ JFU SMA
78. Rizam Hatami √ JFU S1 Hukum
Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang

Tahun 2023

Berdasarkan tabel 1.3 terlihat bahwa jumlah pegawai Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang berjumlah 78 orang.

Dapat dilihat bahwa dari 78 orang tersebut, kelompok jabatan struktural

9
sebanyak 13 orang atau 18 persen, jabatan fungsional tertentu sebanyak

2 orang atau 2,6 persen dan kelompok jabatan fungsional umum

sebanyak 62 orang atau 79 persen. Dilihat dari kompetensi, pegawai

lulusan strata 2 sebanyak 2 orang atau 2,6 persen, lulusan strata 1

sebanyak 27 orang atau 35 persen, lulusan D3 sebanyak 3 orang atau 3,9

persen dan lulusan SMA sebanyak 45 orang atau 58 persen.

Dari data diatas menunjukkan bahwa masih ada sekitar 58 persen

pegawai lulusan SMA. Kondisi pegawai dengan kategori tersebut masih

butuh pendidikan dan latihan. Kompetensi pegawai lulusan SMA masih

membutuhkan perbaikan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam

melaksanakan tugas pelayanan khususnya dalam bidang teknis

kePemasyarakatanan. Adapun pegawai yang telah mengikuti pelatihan

yang berhubungan dengan tugas dan fungsi teknis pelayanan

Pemasyarakatan pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Pangkalpinang pada Tahun 2022 dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Tabel 1.4
Data Pelaksanaan Pelatihan Pegawai
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang Tahun
2021

No Nama Pelatihan Yang Diikuti


1. Didik Setiawan Pendidikan Profesional Lanjutan Bendahara
2. Sahrin Aulia Pelatihan Diklat Pengamanan Tingkat Dasar
3. Maruli Reinhart Pelatihan Diklat Pengamanan Tingkat Dasar

10
4. Arif Januar Pelatihan Diklat Pengamanan Tingkat Dasar
5. Sutrimo Pari Purna Pelatihan Diklat Pengamanan Tingkat Dasar
6. Dominggus Robo Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
7. Deni Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
8. Noris Riandi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
9. Firmansyah Pelatihan Dasar CPNS Golongan II

Tabel 1.5
Data Pelaksanaan Pelatihan Pegawai
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang Tahun
2022

No Nama Pelatihan Yang Diikuti


1. Didik Setiawan Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
2. Rian Hidayatullah Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
3. Efan Pratama Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
4. Marizkiadi Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
5. Sumartyo Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
6. M Abdul Wahid Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
7. Rio H Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
8. Vivan Saputra Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran
9. Desi Diklat E-Learning Pelatihan Adminstrasi
Perkantoran

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara, didalam Pasal 21 dijelaskan bahwa PNS berhak

11
memperoleh pengembangan kompetensi. Adapun penjabaran lebih lanjut

di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen PNS, dalam Pasal 203 dijelaskan bahwa pengembangan

kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam

pelajaran dalam 1 (satu) tahun.

Berdasarkan tabel 1.4 tersebut dapat dilihat bahwa tidak semua

pegawai Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang

mendapatkan pengembangan kompetensi melalui pelatihan. Hanya

sebagian saja yang dapat mengikuti pelatihan yang dilaksanakan khusus

untuk pegawai pemasyarakatan.

Kompetensi yang dimiliki oleh pegawai Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang dituntut baik dan berkualitas dalam

melaksanakan tugasnya. Seorang petugas Pemasyarakatan memiliki

kecakapan dan kemampuan didalam bidangnya tentunya sesuai dengan

jenjang tingkat dan jabatannya sebagai seorang petugas Pemasyarakatan

hal ini barulah bisa dikatakan kompeten.

Dari hasil wawancara dilapangan bersama Kepala Sub Bagian Tata

Usaha, Bapak Mulya Nopriansyah, didapatkan keterangan masih

kurangnya sumber daya manusia pada sesi Tata Usaha baik Urusan

Umum, Kepegawai, serta Keuangan. Pada saat ini jumlah pegawai pada

Sub Bagian Tata Usaha berjumlah 8 orang dimana 3 orang mengurusi

urusan umum serta rumah tangga 5 orang pada bagian Kepegawaian dan

Keuangan. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam memberikan

12
pelayanan yaitu belum banyak petugas yang terampil dalam

pendokumentasian pekerjaan.

Begitu juga dari wawancara dilapangan dengan Kepala Kesatuan

Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan, Bapak Dedy Cahyadi,

didapatkan informasi bahwa masih rendahnya kemampuan petugas

Pemasyarakatan di lapangan dalam pelaksanaan kegiatan pengamanan

dan fungsi intelejen deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban serta

belum maksimalnya para pegawai dalam menjalankan perannya sebagai

petugas pengamanan karena keterbatasan jumlah personil sehingga titik-

titik pengamanan masih belum dapat dijaga secara maksimal

Hal ini diduga karena beberapa faktor diantaranya masih terdapat

pegawai yang berasal dari latar belakang pendidikan non sarjana dan

berpendidikan setara dengan SMA sebanyak 45 (delapan belas) orang.

Faktor berikutnya adalah kesenjangan kesejahteraan yang diterima

pegawai yang berstatus pendidikan SMA dengan pegawai yang

berpendidikan S1. Berikutnya yaitu masih belum meratanya kesempatan

mengikuti pelatihan teknis fungsional Pemasyarakatan bagi pegawai,

mengingat keterbatasan anggaran dalam penyelenggaraan diklat dan

banyaknya pegawai Pemasyarakatan di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam peningkatan kecakapan dan kemampuan pegawai

Pemasyarakatan tersebut haruslah dilatih secara terus menerus agar

seorang pegawai Pemasyarakatan mampu memberikan pelayanan terbaik

bagi masyarakat. Untuk itulah pendidikan dan pelatihan menjadi penting

untuk pengembangan pengetahuan dan profesionalismenya sebagai

13
seorang pegawai Pemasyarakatan yang menjadi ujung tombak

pembinaan Tahanan dan Narapidana

Atas serangkaian permasalahan tersebut, persoalan akan dikaji

dengan judul “Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan Pelatihan

terhadap Kinerja Pegawai yang Berdampak pada Kualitas Pelayanan

di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh kompetensi, motivasi, dan pelatihan secara

simultan terhadap kinerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang?

2. Bagaimanakah pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai di

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang?

3. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang?

4. Bagaimanakah pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai di

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang?

5. Bagaimanakah pengaruh kinerja pegawai terhadap kualitas

pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Pangkalpinang?

14
1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diurakan peneliti, penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, motivasi,

dan pelatihan secara simultan terhadap kinerja pegawai di Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap

kinerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Pangkalpinang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap

kinerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Pangkalpinang.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap

kinerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Pangkalpinang.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja pegawai

terhadap kualitas pelayanan kePemasyarakatanan di Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan praktis

sebagai berikut:

15
1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan

dan pengetahuan bagi peneliti.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menyumbang pemikiran bagi

pengembangan ilmu manajemen serta dapat dijadikan gambaran,

pemahanan, dan wawasan sebagai acuan atau referensi bagi

pembaca, akademisi, dan peneliti selanjutnya yang berkaitan

dengan kompetensi, motivasi, dan pelatihan terhadap kinerja

pegawai serta dampaknya pada pelayanan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi

pemecahan masalah-masalah berkenaan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja pegawai baik pemecahan masalah

dilakukan oleh masyarakat, pemerintah, maupun pihak-pihak lain

yang berkepentingan.

b. Sebagai sarana untuk melatih berpikir secara ilmiah berdasarkan

disiplin ilmu yang diperoleh selama perkuliahan khususnya lingkup

manajemen sumber daya manusia.

c. Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam mengimplementasikan

berbagai disiplin ilmu dan terori yang berkaitan dengan penelitian.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh penulisan yang sistematis, maka penulis perlu

menyusun sistematika penulisan sedemikian rupa sehingga dapat

16
menunjukkan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun

sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan tesis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari pembahasan

secara detail yang digunakan dalam penelitian, penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran penelitian, dan hipotesis penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, populasi dan

sampel penelitian, variabel penelitian, defenisi operasional dan

pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, teknik analisis data, serta kriteria pengujian

hipotesis.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, analisis

deskriptif, pengujian data dan hipotesis, serta pembahasan.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang menyajikan kesimpulan,

implikasi penelitian, serta keterbatasan penelitian dan arah bagi

peneliti selanjutnya.

17

Anda mungkin juga menyukai