Hak cipta @ 2018 pada penyusun, dilarang keras memperbanyak dan mengkopi
Disusun oleh :
lr. Puji Pratiknyo, M.T.
Diterbitkan Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
Praktikum Geologi Teknik edisi tahun 2018. Buku ini tersusun atas dorongan untuk
perbaikan dan penyempurnaan atas buku panduan praktikum edisi lama yang masih
Buku Pedoman Praktikum Geologi Teknik ini disusun berdasarkan rujukan be-
Tersusunnya buku ini tidak luput dari dukungan beberapa pihak. Ucapan ter-
imakasih penyusun sampaikan kepada Dr. Jr. Sari Bahagiarti K., M.Sc. dan Herrv
Riswandi S.T., M.T. ~elaku rekan dosen KBK Gologi Teknik dan Hidrogeologi yang telah
Akhir kata semoga buku ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mempelajari
Geologi Teknik, khususnya untuk lingkup Jurusan Teknik Geologi Universitas Pem-
Tim Penyusun
ii
DAFTAR lSI
DAFTAR GAM BAR .. .................. .. .. .. ..... ......... ..... ............. ................... ... ... .... .. ......... ... . vi
2. Probing......................................................................................................... 5
1. Sumur Uji...................................................................................................... 10
5. Sondir ........................................................................................................... 24
2.3.3 Permeabilitas................................................................................................ 59
4.2.3 Menentukan Stabilitas lereng dengan Perangkat Lunak Slide .................... 107
iv
ACARA V GEOMEKANIK .................................................................................................. 125
v
DAFTAR GAMBAR
Gam bar 1.8. Contoh Log Bor.. .... ..................... ........... .... ...... .. .. ........................... ..... . 24
Gambar 4.2. Tubuh Longsoran (HWRBLC, dalam Pangular, 1985; dalam Burma &
vi
Van Asch, 1997..................................................................................... 88
Gambar 4.6. Lima Kondisi Permukaan Air Tanah yang Digunakan untuk Analisis
Gambar 4.8. Chart yang Digunakan untuk Kondisi Kedua ........................................ 100
Gambar 4.9. Chart yang Digunakan untuk Kondisi Ketiga ........................................ 101
Gambar 4.11. Chart yang Digunakan untuk Kondisi Kelima ..................................... 103
Gam bar 4.14. Gaya- Gaya yang Bekerja pada lrisan Dikutip dari Wesley (1977) ..... 107
vii
DAFTAR TABEL
label 2.2. Klasifikasi Kepadatan Relatif (Terzaghi & Peck, 1967) ............................ 42
label 2.8. Faktor Koreksi (a) Untuk Hidrometer 152 H Terhadap Berat Jenis Tanah
(ASTM D 421)............................................................................................ 50
label 2.10. Harga K Untuk Menghitung Butir Dengan Hidrometer (ASTM D 421) ... 52
label 2.14. Kerapatan Relatif, Kerapatan Kering, Nilai Untuk Pasir Kuarsa ............. 57
label 2.15. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Harga Kuat Tekan Bebas ........................ 59
label 2.16. Harga Nilai K = Hydraulic Conductivity (After Morris and Johnson dalam
Todd, 1980) ............................................................................................. 61
label 3.1. Beberapa Sifat Batuan Pentingyang mudah Diamati Di Lapangan .......... 69
label 3.2. Klasifikasi Hard and Soft Rock Berdasarkan Porositas dan Void Ratio..... 71
Tabel 3.8. Kisaran Nilai- Nilai U.C.S. Untuk Batuan Alam dan Beton........................ 76
viii
Tabel 3.10. Nilai- Nilai Khas Uji Beban Titik (Bell)..................................................... 82
Tabel 4.1. Klasifikasi Longsoran oleh Varnes (1978, dalam M.J. Hansen, 1984) yang
Tabel 5.5 Hubungan Antara Nilai RMR dan Nilai SMR Menurut Laubscher (1975} .. 131
ix
TATATERTIB
1. Praktikan diwajibkan untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan di-
ajarkan pada tiap acara praktikum.
4. Bila praktikan terlambat 15 (Lima Belas) menit setelah praktikum dimulai, maka
praktikan dinyatakan tidak mengikuti praktikum.
5. Apabila praktikan tidak dapat hadir (sakit, tugas negara dan keluarga
meninggal) diharap menghubungi Kepala Laboratorium dan koordinator plug.
7. Praktikan harus berpakaian so pan dan rapi, menjaga kebersihan dan keterti-
ban.
8. Kerusakan alat yang dilakukan oleh praktikan menjadi tanggung jawab yang
bersangkutan.
10. Praktikan wajib mengikuti semua acara praktikum dan responsi akhir.
Hal- hal yang tidak tercantum dalam tata tertib ini akan diatur lebih lanjut.
X
JADWAL ACARA PRAKTIKUM
xi
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
Buku Panduan Praktikum Geologi Teknik 2018
ACARAI
ASISTENSI
1.1. Umum
Setelah survei pendahuluan selesai maka dapat dibuat rencana penelitian
lapangan yang seksama. Penelitian di lapangan merupakan penunjang dasar bagi
perencana dalam merancang bangunan yang stabil, aman dan ekonomis.
Untuk merencanakan hal tersebut si perencana harus mengerti bagaimana
reaksi tanah terhadap rencana bangunannya dan bagaimana bangunannya kelak
akan dipengaruhi oleh keadaan tanah tersebut.
Penelitian lapangan di sini adalah penelitian terhadap lingkungan dan tanah
pada lokasi rencana bangunan, jadi yang dimaksud dangan penelitian lapangan
bukan hanya penyelidikan tanah tetapi juga termasuk penelitian-penelitian lain
yang bisa memberikan keterangan tambahan yang berguna bagi si perencana,
misalnya bangunan tidak boleh runtuh akibat gaya geser atau penurunan tanah,
bendung tidak boleh bocor atau bergerak dan lain-lain.
Kegunaan
Prosedur pelaksanaannya
Tahap pelaksanaan pemetaan geologi dapat dibagi dalam 3 tahap utama yaitu :
1. Tahapan perencanaan
Perencanaan ini meliputi kegiatan diruang kerja dan perencanaan kerja
dilapangan.
Perencanaan kerja antara lain:
a. Pengumpulan data mengenai keadaan daerah (medan)
b. Membuat rencana, tenaga, perlengkapan, biaya.
c. Penyusunanjadwal
Pengamatan dilapangan
Semua yang dapat dilihat, bagi pemeta mempunya1 arti tertentu yang
berfungsi untuk memberikan informasi yang lebih kepadanya, adalah kewajiban
bagi para pemeta untuk mencatat segala yang diamati, walaupun yang ada pada
saat itu mungkin tampaknya tidak ada gunanya, sebab data tersebut mungkin akan
diperlukan saat mendatang.
Ada 3 hal pokok yang hams direkam di dalam suatu buku lapangan, yaitu :
- Unsur stmktur
Jums dan kemiringan untuk stmktur bidang (misalnya bidang perlapisan, kekar,
sesar, foliasi dan lain-lain), serta arah dan penunjaman stmktur gawir (misalnya
sumbu microfold, goresgaris, liniasi mineral).
- Deskripsi litologi
Dilapangan hams di usahakan pada singkapan yang baik serta dapat diharapkan
mewakili satu satuan.
- Membuat sketsa atau potret
Mungkin tujuannya perlu dilakukan sebab dengan foto ada saja kemungkinan
gagal dan pada sketsa dapat memperjelas hal-hal yang ingin ditonjolkan.
Sumur uji berguna untuk daerah timbunan dan secara visual dapat
memberikan gambaran tentang lapisan tanah yang ada. Dengan sumur uji juga
dapat dilihat adanya daerah-daerah patahan, lapisan dasar batuan. Sumur uji
Contoh tanah terganggu bisa diperoleh langsung. Contoh tanah asli bisa
diperoleh dengan menekan tabung contoh pada dasar sumuran.
Batas an
Untuk tanah yang ada lepas dan adanya muka air tanah yang tinggi maka
percobaan ini sulit dilaksanakan, juga untuk daerah batuan yang keras.
2. Probing
Dalam bentuk yang paling sederhana adalah dengan cara memukul batang
baja yang tajam atau berbentuk peluru ke dalam tanah. Jumlah pukulan yang
dibutuhkan untuk memasukkan batang dapat dikorelasikan dengan kekuatan tanah
yang bersangkutan
Penggunaan umum
Percobaan ini adalah percobaan yang mudah, sederhana dan murah dalam
menentukan kedalaman lapisan tanah lepas.
Dalam hal ini tidak dapat diambil contoh tanah dan Juga tidak dapat
dilaksanakan percobaan ditempat.
Batasan
3. Bor Tangan
Metode ini dijalankan dengan tangan untuk membedakan lapisan tanah yang
ada. Hasil yang didapat adalah lubang bor dengan kedalaman maksimum 6,00 -
10,00 meter dengan dimeter 50- 200 mm
Penggunaan umum
Pemboran tangan adalah metode yang cepat dan murah untuk tanah yang
lunak percobaan ini dapat dilaksanakan pada daerah yang terpencil dan sulit untuk
transportasi alat besar.
Percobaan ini berguna sebagai perencana awal dan dapat digunakan untuk
pencarian muka air tanah dan untuk memasang peralatan-peralatan.
Batasan
Peralatan yang digunakan dipilih sesuai dengan keadaan lapisan tanah dan
muka air tanah yang akan ditembus. Sering dikenal sebagai "pemboran dengan
tumbukan ringan".
Penggunaan umum
Batuan dapat dipahat atau batuan yang sangat keras dapat dibor dengan
bor putar. Alat ini cukup ringan sehingga dapat diletakkan pada permukaan tanah
yang lunak.
Dapat diambil contoh tanah terganggu menerus atau contoh tanah asli
dengan diameter 100 mm.
Batasan
Pengoperasiannya membutuhkan keahlian tersendiri dan dalam pengambilan
contoh asli dan mewakili perlu kecermatan. Butiran halus akan hilang dalam
pemboran dibawah permukaan air tanah.
5. Pemboran putar
Dengan sistem ini batang bor diputar secara mekanis dan putaran ini
diteruskan kemata bor pada dasar mata lubang bor. Anjungan juga memberikan
tekanan pada mata bor. Batangnya bisa dipasang pada pahat mekanis yang
berputar atau diputar dari atas oleh motor hidrolis.
Penggunaan umum
Ini adalah metode umum dalam penyelidikan tanah dan anJungan yang
berbeda-beda mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga memerlukan
kran untuk pemasangan. Mata bomya pun bermacam-macam tergantung dari jenis
tanah atau batuan, alat bor dan kapasitas pemboran yang dikehendaki.
Dengan teknik pemboran yang benar, seluruh contoh inti dapat terambil
untuk pengujian yang dibutuhkan, juga berbagai macam percobaan ditempat dapat
dilaksanakan.
Batasan
Pipa pelindung mungkin dibutuhkan untuk tanah yang tidak stabil untuk
menjaga supaya lubang tidak tertutup. Pengalaman tertentu dibutuhkan untuk
memilih jenis mata bor, penentuan jumlah media pelumas, kecepatan putaran,
tekanan mata bor dan lain-lain untuk mendapatkan contoh inti yang baik.
Mata bor tanpa inti dapat digunakan untuk alat bor Ikama untuk
menghasilkan langsung lubang bor yang terbuka.
Penggunaan umum
Metode ini menghasilkan lubang yang cepat dan murah dan senng
digunakan dalam pencarian barang tambang dimana dibutuhkan sejumlah besar
lubang dalam jarak dekat untuk melokasikan rongga-rongga.
Gambaran kasar tentang lapisan yang ada bisa diperoleh dari penetrasi rata-
rata dan dari keadaan dan ama gumpalan-gumpalan kecil tanah yang dihasilkan.
Seperti dijelaskan diatas, contoh yang bisa diperoleh hanya debu atau
gumpalan-gumpalan kecil tetapi berbagai percobaan ditempat dapat dilaksanakan.
Batasan
7. Pemboran Mekanis
Dalam proses ini anjungan yang berputar secara mekanis menekan bor yang
bisa yang berbentuk pipa penuh atau berlubang ditengah. Batang yang penuh
hanya bisa rnenghasilkan contoh terganggu tetapi batang berlubang bisa
menghasilkan baik contoh asli maupun contoh seni terganggu menerus. Anjungan
ini biasanya dipasang pada lori.
Penggunaan umum
Metode ini pelaksanaannya cepat pada tanah kohesif dan jika diperoleh
contoh rnenerus hal ini akan sangat berguna dalarn rnendeteksi perubahan yang
kecil pada tanah rnisalnya ada lensa pasir yang tipis. Ukuran bor tipikal adalah
150-250 mm dan kedalaman yang bisa dicapai 50 m. Pada tanah yang bulat dapat
digunakan bor yang bulat yang pendek digunakan untuk mernindahkan tanah
permukaan. Jika diternui lapisan batuan, pemboran dapat dilanjutkan dengan
Batas an
Persoalan akan timbul jika digunakan pada lapisan tanah lepas khususnya
dibawah permukaan air tanah atau jika ada kerakal. Anjungan cederung berat
karena dibutuhkan tenaga yang besar dan jalan masuk yang lunak akan
menyulitkan.
1. Sumur Uji
Kegunaan
Penelitian visual tentang keadaan tanah setempat
Pengujian detail tentang perbedaan tanah, sruktur dan profil akibat
perubahan cuaca
Observasi aliran air dan pengukurannya
Pengujian rendaman
Pencarian benda-benda geologi dan arkeologi atau detail fondasi yang ada
Penetapan model kelongsoran dari lereng galian, fundasi atau timbunan
dengan melokasikan daerah longsor
Mencari kelongsoran geologis dengan membuat/memperluas sumur uji
menjadi paritan untuk mendapatkan kedalaman lapisan tanah/batuan
Pelaksanaan
Bagian ini mengungkapkan kebutuhan peralatan untuk percobaan sumur
uji dan prosedur lapangan yang disarankan. Peralatan yang dibutuhkan antara lain:
- Skop
- Palu biasa
Cangkul
Kompas
- Tali
Salah satu langkah pertama adalah pemilihan lokasi yang tepat sehingga
data yang diharapkan bisa diperoleh. Kadang-kadang perlu diperhatikan
kerusakan yang timbul pada lengkungan baik akibat sumur uji itu sendiri maupun
akibat peralatan yang dibawa. Setelah lokasi ditemukan, rencana sumur uji
ditandai dengan patok. Lapisan 4umus dibuang terlebih dahulu. Setiap penggalian
dilakukan lapis demi lapis setebal kurang lebih 30 em untuk memungkinkan
pengujian setempat. Untuk sumur uji dengan kedalaman lebih dari 1,50 m harus
diberi kemiringan atau diberi turak pelindung tetapi untuk tanah lumpur yang
sangat lunak kadang-kadang diperlukan turak meskipun kedalaman kurang dari
1,50 m. Untuk tanah lempung kenyal kadang-kadang tidak dibutuhkan turak
sampai kedalaman 1,50 m tetapi untuk kedalaman > 1,50 m diperlukan turak.
Tanah pasir dan lanau akan membahayakan terutama jika mengandung air
dan terutama jika berada dibawah permukaan air tanah. Tanah batuan sering-
sering tidak membutuhkan turak hanya perlu diperhatikan bahaya batu jatuh.
2. Pemboran Tangan
Kegunaan
Untuk mendapatkan keterangan tanah, jenisnya, sifat-sifat fisis dan keadaan
tanah itu sendiri.
Pelaksanaan
Bor tangan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam bor (auger)
pada ujung bagian bawah dari stang berbentuk T untuk memutar stang bor.
Sebelum pemboran dilaksanakan perlu diketahui beberapa hal antara lain :
b. Prosedur pelaksanaan
Setelah lubang untuk pemeriksa dibuat dan bersih, kemudian bor
dimasukkan kedalam tanah dengan memutar stang bor hingga bor penuh terisi
tanah dan kemudian stang ditarik ke atas. Tanah dalam mata bor dibersihkan dan
dimasukkan kedalam kantong plastik.
Untuk eontoh ini dapat diambil dari eontoh tanah dengan bor. Tanah yang
diambil adalah eontah dari setiap lapisan yang ditentukan dengan
pemeriksaan visual. Contoh kemudian dimasukkan dalam kantung plastik
dan diberi label.
3. Pemboran putar
Kegunaan
Penyelidikan b.ahan tabung/endapan mineral
Mengetahui struktur geologi suatu daerah
Menyilidiki tanah dasar untuk tujuan teknik sipil, seperti untuk fondasi
bangunan gedung, jalan, jembatan bendungan, pelabuhan, dan lapangan
terbang
Pembuatan sumur ekplorasi dan eksploitasi minyak atau air
Pembuatan lubang udara ventilasi dan lubang pengeringan mr dalam
tambang di bawah tanah
Maksud pemecahan batu dan pembuatan terowongan
b. Posedur Pelaksanaan :
Untuk lapisan permukaan yang terdiri dari lapisan lempung, lanau atau
pasir dapat dimulai dengan bor spiral dari common auger (1 7/8"), closed
spiral dari auger (2 112") atau open spiral auger, dimana pemboran
dengan sistem kering. Tapi dari pengalaman lebih baik di pakai jenis
pertama. Pemboran dari spiral ini dilakukan tiap 40 em sampai
kedalaman 2 atau 3 meter. Bila ini sudah selesai dapat diteruskan dengan
pencucian (washing) sampai kedalaman bor spiral tadi. Maksud
pencucian disini adalah untuk melebarkan lubang bekas bor spiral yang
maksudnya sebagai persiapan langkah-langkah selanjutnya. Pencucian
dapat dilakukan dengan three cone roller bit yang berdiameter 4 1/2" atau
4 118". Maksud penggunaan mata bor yang besar ini adalah sebagai
persiapan untuk memasukkan pipa pelindung dengan diameter luar 4
1/2".
Untuk lapisan permukaan yang tediri dari campuran kerakal, kerikil dan
pasir yang bersifat lepas, maka langkah pertama adalah membua t lubang
dan langsung dipasang pipa pelindung. Untuk membersihkan lubang
dipakai 3 cone bit yang diametemya lebih kecil dari diameter pipa
pelindung. Hasil pemotongan contoh tanah (cutting) dapat diambil
sebagai contoh tidak asli. Pengambilan kotoran dalam pipa pelindung
juga dapat dilakukan dengan pompa.
Batang bor
Split spoon sampler
Penembuk dengan berat 63,5 kg
Batang peluncur penumbuk dengan panjang minimum 0.5 em
Kepala batang penumbuk
Ring penumbuk
Pelaksanaan :
Pemboran mekanis dan lainnya dalam hal ini jarang digunakan sehingga tidak
dibahas dalam buku ini
G .....
0::
.....
;::l
Q...
.s
® "'
Q)
::E
.....
0
CQ
f'!
......
.....
~
@ ,.Q
s
~
c.!l
@
0 @
1
i l~
1I E
J11
1..?
-1
.. 1 ,s:
"© ~
e;
±:
(1
¢'
~ £
E :;
";:}
-. ~
~
:X:
l ¢
(0
;;;; ::r;~
~
.. ..
,;:
1::* ,l
E
it ~ ill. :z 0<J:'
J
! - 1~ 6..,, § r-Ail
1
tn
"i .J!l
!,1 jo- § '
.- .. @;
4
'il~ .-
..
"'r""'r e r"' ~rm "' .. .. ..... "" *,
1.1
~,., ;:: -i.'l.
.>t 7 .:1
e
~ 0 !
e
~
>
>
.. -
'""; ,,>j
c:: I e
t%. - ~~
l"'
~
.. .. ~ - m .:::> e>- to
-$;#
- , ~
I
"t .. - .... ... - ., "' I a "' " ..
>-
II
i'
,>1;
e
•
!t..
..
Vi
:l
'>If
-
g""'~
!.( ~ It
:1
;
;
.t ~
it
w
1• -.. . ,..
Q..
f
:)>
.>I
~!!U::
e
i Ia ;;;
::1
ill.
..I!'
::> c
&j
~ e~
e ..
tt
E
i.
·~
t;
ey,J.;:
.. -
"'"3
tt
a: ""
tu'll 'll 'll
...:
!t..
n
m :::> Vi
..; ;;} «i
\t.
...: ·-
00 vi d
~
""" "'#/.
~ I"·• ,.:;
ill. l
-
l
..0
0
...:
\t
"
v) «)
w" ,_ .- ,_ .-
•..._...............
........... ~~-....
-Yl'"!N"f "'"
PI"""""'
.,_,.., p:po
,_ ___ ...... -
fdtlll 11><11
. '
1111-'---,.,. . . . . . . .
II
•
A """ ""'ll"""'"f """""" <1•01 ...,._ hi._,
.,,.,.,. ,.....,.
11 ,.,..,. .,..o~,....,. ~" <~>••
FLAT BIT
Cll<)~:. AI!
Kepela pehH•cut
typt s Penetromea• poinl
Kepalt peluneur
e• a
Ttbot'Q SPT
Battng peluneur
penumbuk type S
Ptnam~nglabuna SPT
3t-4"
+4
t J 22
-~-···------
..... _.'"!
~----·
~ .........
.
~·
.. .
~. "'
·-·~.:.·
"'.,. ....
'-
.......
r-----------------------------------------------,--~
'
---
....... -, ... ' . , .
.........
\-
__..,_
.. , ........
_,._
.- .-- .....__ --- -
..._ .-
_...., .... ~
_.. '
______ ...,..._
----
--- Gambar 1.8 Contoh Log Bor
5. Sondir
Kegunaan
Untuk mengetahui kedalamannya lapisan tanah keras serta sifat daya
dukung maupun daya lekat setiap kedalaman.
Pelaksanaan
Alat yang biasa digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer dengan
bikonus jenis Gegemann dengan kapasitas maksimum 250 kg/cm 2
Bikonus yang digunakan bekerja ganda sehingga dapat menunjukkan
tingkat kepadatan lapisan tanah yang dicapai sehingga ujung konus dan
geseran setempat yang diukur oleh geseran mantel konus.
Prosedur Pelaksanaan
- Pasang mesin tegak lurus pada tempat yang akan diselidiki yang diperkuat
dengan angker yang dipasang dalam tanah.
- Pasang traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus
akan bergerak kebawah sedalam 4 em, kemudian baca manometer yang
menyatakan perlawanan ujung. Pada penekanan selanjutnya conus dan
mantelnya bergerak kebawah 4 em. Nilai pada manometer yang terbaca
adalah nilai tahanan ujung dan perlawanan lekat.
- Tekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai
setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 em
- Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut :
* Jika bacaan manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai > 150
kg/cm 2
* Jika alat sondir terangkat ke atas sedangkan bacaan manometer belum
menunjukkan angka yang maksimum maka alat sondir diberi pemberat
Perhitungan
H L = up - p K) - A B I
PK = perlawanan penetrasi conus (qc)
P] = jumlah perlawanan
- Jumlah hambatan lekat
]HLi =I i0 HL
dimana i = kedalaman lapisan yang ditinjau
- Grafik yang dibuat :
* Perlawanan penetrasi konus PK pada tiap kedalaman
* Jumlah hambatan pelekat (JHP) pada tiap kedalaman
A = interval pembacaan = 20 em
Luas Konus
B = faktor alat = = 10 em
LuasTorak
a. Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang
salah
b. Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung
c. Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja baik maka hasil yang diperoleh
bisa meragukan
-~~i
Bikonus
15mm ••
Konus
13,5mm
ulubuno untuk
.,..,~lo,ur --+...
htmtMiaft lebt
Itkin frletlonl
36mm II
.
..___...,.,..""" I
s...
g
I
J(, fl\111
)6mm
~~ -.r r ( {JR5'~
l'fiOYEK
l.OI<ASI
TANGGAL MUKA Alrt TAIIAH
!. o. o~:>
.. t• TIK,
G;~-
Ill
kEOA\Jo.MAN
m
PEI'I\Jo.WANAN
-
If.
Ill
JUM\Jo.H PEA·
lAW AN")
141
PEAI.AWAN"'"\
1~1
f•.t.M&A.
P£l~•.t.T
',_.,..,__
----·
r•·· I 161
J ... ,
1~,¥!:,.
----
r\ SETE.,.,•T Ill
~~•~··Hl• f AU
-~ . -
.·--- ·--··-
lml .kONIJS I GES£1( IKfC"')
lko/Crrt 1' lKo/Crrt Ill- 0 IKiiCm I W ol; ~:'' • J/Vnltolll/\0
..
'
I
00 I
20
- ---- ·-.
~ ''~"'
40 :zs ,<10 I~ to \0 15
··-- ..
to 17 H
,,
tB 1.8
t;;<:.,
eo %0
~'
'"'
u. qa
--~ -~
.s.oo '
If
tO
.1Z. 7'
10
1<1
I <fl.
:t"'-
o.S
0.7
~ lt. o.<:.
- ,, '
20 ~1 ;~.Hl
40 fO ~ fO 2.1~ o.s
10 a t7 9 18
---
:L'1'- O.'J
.u s -
10
J,OO
. ~0.
~5 AZ. 7
*'
1-i
~':It
:t.7'-
0.5
0.7
10 10 ., s fO
.
0.'1
10 ... 8
""
Ul ..
10
.f,OO 2.0
'"
:11
0;4
Q,,
20
2.' ' 10 )31.
·-
...,
~1 10 ;LD ~$2. 1.0
- ~~-
40 fa ~ 10 ~~1 o.S
--
to u. $0 IS }~ ,qll 1.5
..•
110 ~ 1 "'b"'' 1.. <" t
I
' -·-
!'ENYEUOIKAN LAPANGA.N
GRAFIK SONDIR
Rantae
Manometer
Gtr pemutar
I'
,.
I
; I
I I
I\
•'
1 I
,,
I'
,,
:'
,,
I'
:'
'I
:I
c:: Angker
Konu<;
6. Percobaan permeabilitas
Untuk mengukur rata-rata aliran air melalui suatujenis tanah.
Percobaan dengan menurunkan muka air adalah percobaan yang paling
sederhana dan baik untuk tanah berbutir halus sedang cara dengan permukaan
tetap lebih teliti tetapi juga tidak cocok untuk tanah berbutir kasar. Percobaan
Packer sering digunakan pada batuan sedang percobaan dengan pemompaan
bisa dilaksanakan baik tanah maupun batuan dengan permeabilitas tinggi dan
biasanya digunakan untuk mengevaluasi sumber air (aquifer) untuk
penyediaan air.
Prosedur Pelaksanaan :
- Pipa pelindung ditanamkan sampai kedalaman yang diinginkan
- Jika pipa harus ditanamkan dibawah muka air tanah maka harus
diperhatikan bahwa air harus selalu ada dalam pipa untuk mencegah
naiknya tanah
- Lubang kemudian di bersihkan
- Setelah bersih tambahkan air bersil elalui suatu sistem meter untuk
menjaga aliran gravitas pada ketinggian tetap
Perhitungan:
Q L
k = -2rrLH
- l n - >lOr
r
k = permeabilitas
Q = aliran rata-rata konstan dalam lubang
L = panjang bagian yang diuji
H = perbedaan tinggi muka air
r = jari-jari lubang yang diuji
1. Bor
2. Alat penampung
3. Klep dengan alat pengatumya
4. Pengapung
5. Pip a pelindung
6. Behan pemberat
Prosedur pelaksanaan
• Waktu maksimum
Perhitungan koefisien permeabilitas
ACARA II
MEKANIKA TANAH
2.1. Pendahuluan
Pada rnulanya burni berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena
pendinginan, perrnukaannya rnernbeku, rnaka teijadi batuan beku oleh proses
fisika (panas/dingin, rnernbeku/rnencaimya), batu hancur rnenjadi butir-butir tanah
(sifatnya tetap seperti batu aslinya : kerikil, pasir, lanau). Oleh proses kirnia
(rnigrasi, hidrasi, oksidasi) batu lapuk, sehingga teijadi tanah dengan sifat berubah
dari batuan aslinya.
1. Transported soil adalah rnerupakan tanah yang lokasinya pindah dari ternpat
terjadinya akibat aliran air, angin, dan atau es.
2. Residual soil adalah rnerupakan tanah yang tidak pindah lokasi dari ternpat
terj adinya.
Oleh proses alarn, proses perubahan dapat berrnacarn-rnacarn dan berulang.
Batu rnenjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran. Tanah dapat rnenjadi
batu lagi karena pernadatan, sedirnentasi, rnencair kernbali. Batu bisa rnenjadi
batuan jenis lain karena panas, tekanan, dan larutan.
Tanah terdiri dari butir-butir diantaranya berupa ruang pori. Ruang pori
terisi udara dan atau air. Tanah yang rnengandung bahan organik, sisa atau
pelapukan turnbuhan atau hewan disebut tanah organik, jika kandungan bahan
organiknya cukup banyak.
Mekanika tanah rnerupakan ilrnu yang rnernpelajari tanah dari pandangan
teknik sipil. Tanah dianggap sebagai bahan konstruksi teknik, dipelajari sifat-sifat
dan perilaku terhadap pengaruh beban, pengaruh dari rernbesan air dan
sebagainya. Kekurangannya jika dibandingkan dengan bahan konstruksi lain
adalah tanah tidak dibuat dengan standar tertentu sehingga kondisinya tidak
homo gen.
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Cincin dalam keadaan bersih ditimbang (W 1).
2. Benda uji (undisturb) disiapkan dengan menekan cmcm pada tabung
contoh sampai cincin terisi penuh.
3. Ratakan kedua permukaan dan bersihkan cine in sebelah luar.
4. Timbang cincin beserta isinya (W 2).
5. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam emcm dengan
ketelitian 0,01 em dengan menggunakanjangka sorong.
d. Perhitungan
= w z - w 1 (gr/ · )
Y V cm 3
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Tanah yang akan diperiksa baik disturb maupun undisturb ditempatkan
dalam cawan yang bersih, kering, dan telah diketahui beratnya (disturb),
dan dalam cincin (undisturb).
2. Kedua wadah tersebut beserta isinya kemudian ditimbang dan beratnya
dicatat dalam formulir yang tersedia.
3. Kemudian kedua wadah terse but dipanaskan dalam oven pemanas I heater
sampai berat contoh tanah konstan.
4. Setelah dingin, ditimbang dan beratnya dicatat.
d. Perhitungan
Berat wadah + tanah basah = W1 gram.
Berat wadah + tanah kering = w2 gram.
Berat wadah kosong = w3 gram.
Berat air = (Wt- W2) gram.
Berat tanah kering = (W2- W3) gram.
Wt-Wz
Kadar air= W x 100%
Wz- 3
c. Prosedur Pelaksanaan
a. Kalibrasi Piknometer
1. Timbang piknometer dalam keadaan bersih dan kering (W1)
b. Benda Uji
1. Siapkan contoh (disturb dan undisturb) tanah sebanyak 6,25 gram dan
kemudian keringkan dengan oven.
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Ambil contoh tanah (disturb) secukupnya.
d. · Perhitungan
Buat grafik dimana absis adalah jumlah ketukan (N) dan ordinat adalah kadar
air contoh tanah yang bersangkutan. Yang disebut batas cair adalah kadar air dimana
N = 25 ketukan.
4. Cawan pencampur.
5. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Oven pemanas/heater.
7. J angka sorong.
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Tempatkan contoh tanah dalam cawan pecampur dan campurkan dengan
air suling sehingga contoh tanah jenuh dan tidak lagi terdapat gelembung
udara. Kadar air yang dibutuhkan minimal sama dengan kadar air pada
batas cair.
2. Ambil contoh tanah secukupnya dari cawan pencampur, kemudian buat
gulungan kecil-kecil dengan ~ 3,2 mm dan panjangnya 8 em sebanyak 8
buah.
3. Setelahjadi, bagi 2 gulungan tadi dan tempat pada 2 wadah yang berbeda.
Berarti satu wadah terdapat 4 gulungan.
4. Lakukan prosedur penentuan kadar air.
d. Perhitungan
W1-Wz
Kadar air= W W x 100%
z- 3
KEPADATAN
JUMLAH
KELAS RELATIF ISTILAH
KETUKAN(N)
(%)
1 < 15 <4 Sangat urai
2 15 ~ 35 4~ 10 Urai
3 35 ~60 10 ~ 30 Agak Padat
4 60~ 85 30~ 50 Padat
5 > 85 >50 Sangat Padat
a. Kegunaan
Test ini dilakukan untuk mengetahui gradasi dari material dan dilaksanakan
baik dengan menggunakan analisa saringan maupun analisa hidrometer. Test ini
mempakan penentuan kuantitatif dari distribusi ukuran butir 0,075 mm (tertahan
saringan No. 200) yang didapatkan dari penyaringan. Cara-cara pelaksanaan
dilakukan dengan mengikuti standar ASTM D 421.
3. Oven pemanas/<j>.
4. Alat pemisah contoh.
5. Me sin pengguncang saringan.
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok.
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji dikeringkan dalam oven/heater.
2. Saringan benda uji lewat uuran saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan mesin pengguncang
selama 15 menit.
3. Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang.
d. Perhitungan
Berat di atas = (berat mess + isi) - berat mess
~
0 '1"
1/)
0 <50% halus
1\ z
~ 8 ~ § Kerikil dengan bahan Kerikillanauan, kerikil campur pasir dan
<
rFJ 8 bJl
!=:
·;::: halus (banyak
GM
1/) Ianau
~ t-
0
ell
"'
~
.....
f-;
;;;;,
=
'-'
0
0
-§
!=:
ell
t:
mengandung bahan
halus). Melalui saringan GC
Kerikil lempungan, kerikil campur pasir
N Q}
~ E-< dan lempung
~
f;1;1 z0 No. 200>12%
~
= 01
sw
Pasir, pasir krikilan, bergradasi baik
=
z =
< ·c
bJl
01
~
Pasir bersih (tanpa atau
sedikit mengandung
tanpa atay dengan sedikit bahan hal us
< "' If>
t- Pasir, pasir krikilan bergradasi buruk
f-;
=
-=
01 ::t bah an halus) SP
-
'1" tanpa atau dengan sedikit bahan hal us
.....01 0
~ ~
Q}
f-; z
(/] 0 Pasir dengan bahan
< § If>
SM Pasir lanauan, pasir campur lanau
~
gp /\I
halus (banyak
·;:::
o:l
"' mengandung bahan
~ halus). Melalui sc
Pasir kelempungan, pasir campur
0
::E lempung
saringan No. 200 > 12%
0
5
~
lempung humus
~
~
;;;;,
=
'-'
0
0
::E
~
-l Lempung organic dan lempung lanauan
~
N OL
~ 0 organic dengan plastisitas rendah
f;1;1
~
z ~
= ;::J
< Lempung anorganik, tanah pasiran halus
=
<
z ·c=
01
bJl
Bahan halusnya nonplastik atau plastisitasnya rendah (lihat kadar air dan karakteristik
GM
prosedur identifikasi ML) drainase. Berikan nama jenis
tanahnya, perkirakan % pasir dan
GC Bahan halusnya plastis (lihat prosedur identifikasi CL)
kerikil, ukuran butir maksimum,
Ukuran butirnya bervariasi dan ban yak mengandung partikel
sw bentuk butir, kondisi permukaan,
ukuran sedang
kekerasan tanah berbutir kasar,
Umumnya ukuran butirnya sama atau sedikit mengandung
SP nama setempat atau nama
partikel berukuran sedang.
geologi, dan keterangan lain
Bahan halusnya non plastis atau plastisitasnya rendah (lihat
SM untuk kepentingan deskripsi serta
prosedur identifikasi ML)
symbol huruf capital
sc Bahan halusnya plastis (lihat prosedur identifikasi CL)
PROSEDUR IDENTIFIKASI
(Untuk fraksi lebih halus dari saringan No.4)
Keteguhan
Kekuatan kering
Dilatansi (reaksi (konsistensi
(karakteristik
thd goncangan) mendekati batas
pecah)
plastis)
ML No!- rendah Lambat - cepat No! Berikan nama jenis tanahnya,
Cc = antara 1 dan 3
antara 1 dan 3
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No. 200 dengan disversi
water glass. Aduk sampai merata dan biarkan 24 jam.
2. Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam mangkok pengaduk dan
tambahkan air suling secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanik selama
15 menit.
3. Pindahkan campuran ke dalam tabung gelass ukuran dan tambahkan air
suling sampai 100 ml. Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan
kocok dalam arah horizontal selama 1 menit.
4. Setelah dikocok, tabing diletakkan dan masukkan hidrometer dengan hati-
hjati dan biarkan terapung bebas, lalu jalankan stop watch I jam. Angka
hidrometer dibaca pada waktu-waktu 0,5 , 1, 2 menit dan dicatat pembacaan-
pembacaan itu sampai 0,5 grllt yang terdekat atau mendekati 0,001 berat
jenis. Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer diangkat hati-hati.
Kemudian dicucii dengan air suling dan masukan ke dalam tabung yang
berisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
5. Hidrometer dimasukan kembali dengan hati-hati ke dalam tabung berisi
campuran dan lakukan pembacaan hidrometer pada saat-saat 5, 15, 30 menit,
dan 1, 4, 24 jam. Setiap setelah pembacaan, hidrometer dicuci dan
dikembalikan ke dalam tabung air suling. Proses pemasukan dan
mengeluarkan hidrometer dilakukan masing-masing 10 detik.
6. Suhu campuran diukur pada 15 menit pertama dan kemudian pada setiap
pembacaan berikutnya.
7. Sesudah pembacaan yang terakhir, campuran dipindahkan ke dalam saringan
No. 200 dan dicuci sampai air pencucian jemih dan biarkan air yang mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal di atas saringan No. 200 dikeringkan dan
dilakukan Pemeriksaan Analisa Saringan.
d. Perhitungan
Hitung persen berat dan butiran yang lebih kecil dari diameter dengan rumus
a(Rh + k)
P= X 100%
Ws
Tabel2.8 Faktor Koreksi (a) Untuk Hidrometer 152 H Terhadap Berat Jenis Tanah (ASTM D 421)
1. 2,95 0,94
2. 2,90 0,95
3. 2,85 0,96
4. 2,80 0,97
5. 2,75 0,98
6. 2,70 0,99
7. 2,65 1,00
8. 2,60 1,01
9. 2,55 1.02
10. 2,50 1,03
11. 2,45 1,05
0 16.3 31 11.2
1 16.1 32 11.1
2 16.0 33 10.8
3 15.8 34 10.7
4 15.6 35 10.6
5 15.5 36 10.4
6 15.3 37 10.2
7 15.2 38 10.1
8 15.0 39 9.9
9 14.8 40 9.8
10 14.7 41 9.8
11 14.5 42 9.6
12 14.3 43 9.4
13 14.2 44 9.2
14 14.0 45 9.1
15 13.8 46 8.9
16 13.7 47 8.6
17 13.5 48 8.4
18 13.3 49 8.2
19 13.2 50 8.1
20 13.0 51 7.9
21 12.9 52 7.8
22 12.7 53 7.6
23 12.5 54 7.4
24 12.4 55 7.3
25 12.2 56 7.1
26 12.0 57 7.0
27 11.9 58 6.8
28 11.7 59 6.6
29 11.5 60 6.3
30 11.4
8. Kuas.
9. Wadah I cawan.
10. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh tanah sebanyak 2 kg (disaring dengan mess No.4) dikeringkan.
2. Sample tanah dibagi menjadi tiga bagian yang sama, kemudian dicampur
dengan air yang sudah ditentukan dan diaduk sampai rata.
3. Untuk sample yang pertama tidak perlu ditambahkan air, atau dianggap
penambahan air sebanyak 0 ml, selanjutnya penambahan air dilakukan
sebanyak 15 ml.
4. Penambahan air pada sample diatur setiap kelipatan 15 ml, sehingga
didapatkan kadar air benda uji masing-masing 1-3 %.
5. Timbang cetakan (mold) dan alasnya dengan ketelitian 5 kg.
6. Mold dan keeping dijadikan satu dan ditempatkan pada alas yang kokoh.
7. Ambil salah satu dari contoh tanah (yang sudah dicampur air dan dibagi
menjadi tiga), lalu dipadatkan dengan cara:
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standart 2,5 kg. Dengan
tinggi jatuh 30,5 em.
Tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap lapisan didapatkan dengan
25 tumbukan.
8. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepeskan
leher sambung.
9. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul
rata dengan permukaan cetakan.
10. Timbang cetakan berisi sample uji dengan ketelitian 1 kg.
11. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaan
kadar air.
12. Selanjutnya uji pemadatan dilakukan dengan menambahkan sample dengan
kelipatan 15 ml sampai total air yang ditambahkan pada sample sebanyak 75
ml. Prosedumya sama dengan diatas.
d. Perhitungan
Berat isi tanah
Bz- Bt
y=
v
y X 100
Yd = (100 + W)
Dimana:
B1 : berat mold.
Bz : berat + berat mold.
V : volume mold
W: kadar air sesudah kompaksi.
a. Kegunaan
Dimaksudkan untuk menentukan nilai kekuatan geser tanah dengan
mengubah-ubah tegangan axial pada beberapa contoh. Maka diperoleh tegangan
gesemya, kecepatan perubahan contoh tanah pada arah horizontal disesuaikan
dengan keadaan jenis tanahnya. Kecepatan perubahan gerakan ini ditentukan dari
waktu yang dicapai hingga contoh tanah longsor. Dengan ini diperoleh garis yang
memberikan hubungan antara tegangan geser dan tegangan axial. Pada percobaan ini
mengikuti metode SNI 2813:2008
5. Dial indicator
6. Proving Ring
7. Stop Watch I Jam
c. Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan benda uji sebanyak 3 buah (undisturb)
2. Hitung luas dan volume dari benda uji
3. Masukan benda uji kedalam cincin geser yang masih terkunci menjadi satu,
posisi tanah berada pada dua batu pori.
4. Atur posisi setang penekan dalam posisi vertical dan tepat menyentuh bidang
penekan.
5. Putar engkol pendorong sampai tepat menyentuh stang penggeser benda uji.
6. Buka kunci cincin geser.
7. Pasang dial konsolidasi pada posisi Nol (0).
8. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan:
9. Putar engkol pendorong sehingga tanah mulai menerima benda geser. Baca
nilai proving ring dan dial pergeseran setiap 15 detik sampai terapai beban
maksimum atau deformasi 10 % ~ benda uji.
10. Berikan be ban normal pada benda uji kedua dan ketiga ~ebesar 2 kali dan 3
kali beban normal pertama dengan mengulangi prosedur di atas.
d. Perhitungan
Tegangan normal Tegangan geser :
N p
Tn=- T=-
A A
Kuat geser
S = c + Tn tan 6
Dimana:
N : beban (kg). P: tekanan terbesar (kg/cm2). B: sudut geser dalam ( 0
).
A : luas contoh (cm2). c: kohesi.
KUATGESER
NO. KETERANGAN URAIAN DI LAPANGAN
(Kpa)
1. Keras >288 Getas atau sangat kokoh
Tidak dapat dire mas dengan jari-jari
2. Sangatkaku 144-288
tang an
Perernasan hanya mungkin jika jari-jari
3. Kaku 72-144
tangan ditekan dengan kuat
1. Gambut 10,0-2,0
2. Lempung plastis 2,0-0,25
3. Lempung kaku 0,25-0,125
Lempung keras (l}apal-
4. 0,125-0,0625
bongkah)
Tabel2.14. Kerapatan Relatif, Kerapatan Kering, dan Nilai Untuk Pasir Kuarsa
Keterangan :
1. Dial pengeser 8.Box gigi penggerak
2. Bak perendam 9. Meja pudukan
3. Plat beban 10. Engkol pemutar
4. Lengan keseimbangan 11. Skrup pendorong
5. Dial konsolidasi 12. Tiang penekan
6. As pendorong 13. Landasan bawah
7. Proving ring 14. Beban
a. Kegunaan
Pemeriksaan in dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya kekuatan tekan
bebas contoh tanah atau batuan yang bersifat kohesif baik dalam keadaan asli rnapun
buatan (Remolded). Kecepatan pergerakan perubahan tinggi pada arah vertical 1 %.
Hasilnya merupakan gambar yang memberikan hubungan antara besar tegangan
dengan perubahan tinggi contoh tanah. Prosedur percobaan mengikuti standar ASTM
D 2166/2166.
Tabel2.15 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Harga Kuat Tekan Bebas
2.3.3 Permeabilitas
a. Kegunaan
Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berongga yang
memungkinkan air atau cairan lainnya untuk menembus atau merembes melalui
hubungan antar pori. Bahan yang mempunyai pori-pori kontinu disebut dapat tembus
(permeable). Kerikil mempunyai sifat dapat tembus yang tinggi sedangkan lempung
kaku mempunyai sifat dapat tembus yang rendah dan karena itu lempung disebut
tidak dapat tembus (impermeable) untuk semua tujuan pekerjaan yang berhubungan
dengan tanah tersebut.
b. Hukum Darcy
Hukum pengaliran air melalui tanah pertama kali dipelajari oleh Darcy
(1856) yang mendemonstrasikan percobaannya untuk aliran laminer dalam kondisi
tanah jenuh. Kecepatan aliran dan kuantitas/debit air per satuan waktu adalah
proporsional dengan gradien hidrolik.
Dimana:
Q debit aliran m 3/hari
v kecepatan Darcy atau specific discharge m 3/hari
K konduktifitas hidrolik m/hari
hl (hl - h2) =head loss m
A luas penampang m2
landaian hidrolik
Tabel2.16 Harga Nilai K =Hydraulic Conductivity (after Morris and Johnson dalam Todd, 1980)
No Material K ( HydraulicConductivity) Type of Measurement*
m!hari
1 Gravel, coarse 150 R
4 Sand, coarse 45 R
5 Sand, medium 12 R
7 Silt 0,08 H
8 Clay 0,0002 H
q= V . A= Vs . Av
Av
Vs=v. A
Av Vv
=n
A V
A V
Vs = V . Av =-;;,
V 1+ e
Vs=-=-- V
n e
V=k. i.
Vs = Kp 1
v k n
k
P
=~n
a!iran
E···~c
Gambar 2.4 Aliran dalam Penampang Tanah
b. Metode lapangan:
- Metoda lubang bor.
- Metoda surnur percobaan.
s, I
······-
! s
0
d
:..j
Dalam keadaan ini SO = ke tinggian permu kaan air dalam lubang bor karena
penuangan air ke dalamnya dan st = tinggi perm ukaan air selama jangka waktu (t)
set elah air meresap ke dalam tanah.
penambahan air
t
,.........,
lubang bor
s,
'"'''
1 39,6 53,1
2 33,2 39,4 52,9
3 26,2 33,0 39,4 52,6
4 19,6 26,2 32,8 39,2 52,1
5 19,6 25,9 32,8 38,9 51,8
6 13,0 19,3 25,9 32,6 38,6 51,6
7 1.3,0 19,3 25,6 32,2 38,6 5i ,3
8 13,0 19,1 25,6 32,2 38,4 51,0
10 . 12,7 19,1 25,2 31,8 37,9
12 6,4 12,7 18,8 24,9 31,5
15 6,1 12,5 18,3 24,6
25 5,8 11,7 17,3
40 5,3 10,2
60 4,8
100 3,8
ACARAIII
MEKANIKA BATUAN
3.1 Pendahuluan
Berbagai definisi dari batuan sebagai obyek dari mekanika batuan telah
diberikan oleh ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan, antara lain :
1. Menurut para Geologist
a. Batuan adalah susunan mineral dan bahan orgams yang bersatu
membentuk kulit bumi.
b. Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi
atas:
Batuan yang terkonsolidasi (Consolidated rock).
Batuan yang tidak terkonsolidasi ( Uncosolidated rock).
2. Menurut para ahli Teknik Sipil khususnya para ahli Geoteknik
a. Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan solid dari kulit bumi.
b. Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa.
3. Menurut TALOBRE, orang yang pertama kali memperkenalkan mekanika
batuan di Perancis pada tahun 1948. batuan ada1ah material yang membentuk
kulit bumi termasuk fluida yang berada di dalamnya (seperti minyak, air, dll).
4. Menurut ASTM, batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat
(solid) berupa massa yang berukuran besar atau pun berupa fragmen-
fragmen.
5. Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan
tanah. Tanah dikenal sebagai material yang mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan
permukaan bumi.
Definisi mekanika batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-
komisi yang bergerak di bidang ilmu tersebut, antara lain
1. Menurut TALOBRE
Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah
mempelajari prilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut. Untuk
mencapai tujuan tersebut, mekanika batuan merupakan gabungan dari:
BATUAN
SIFAT Tanah
BATU
Berkohesi Tidak Berkohesi
Kebundaran ..J
Keterpilahan ..J
Wama ..J ..J ..J
Kelapukan ..J
Permeabilitas ..J ..J ..J
Kerapatan ..J
Kehalusan ..J
Lebar bukaan ..J
Isian ..J
Kepadatan Relatif ..J
Konsistensi ..J
Kekuatan ..J ..J ..J
a. Kegunaan
Untuk mengetahui karakteristik dasar batuan, seperti porositas, kadar air, void
ratio, dan lain-lain.
1. Timbangan
2. Desikator
3. Gelas beker
4. Oven pemanas/heater
5. Jangka sorong
6. Benang/tali
7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
8. Pemberat 500 gram dan 1 kg
c. Prosedur Pelaksanaan
d. Perhitungan
Sesuai dengan perhitungan yang ada dalam lembar kerja.
Tabel3.2 Klasifikasi Hard And Soft Rock Berdasarkan Porositas dan Void Ratio
EGREE OF SATURATION
TERM
(%)
0,00-0,25 Naturally dry
0,25-0,50 Wet
0,50-0,80 Very wet
0,80-0,95 Highly saturated
0,95- 1,00 Saturated
tekan adalah sangat sederhana, tetapi pada prakteknya sangat jauh dari sederhana,
sebab cukup banyak faktor yang mempengaruhi (VUTUKURI et al. 1974), yaitu
1. Faktor dalam, antara lain
a. Mineralogi.
b. Ukuran butir.
c. Porositas.
2. Faktor luar, antara lain
a. Gaya gesekan antara bidang pelat penekan (platens) dan permukaan ujung-
ujung contoh batuan.
b. Geometri contoh, yaitu perbandingan antara panjang dan diameter contoh
(LID) serta ukuran contoh.
c. Kecepatan penekanan.
d. Faktor lingkungan, antara lain
- Kadar air.
- Jenis cairan.
- Temperatur.
Tentang ukuran contoh, ada berbagai pendapat
1. ISRM, 1972, ukuran standar <1> disarankan tidak lebih kecil dari contoh inti
berbentuk silinder berukuran 54 mm, sedangkan perbandingan panjang dan <1>
a. Kegunaan
Untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap tekanan beban, sudut geser
dalam, dan kohesi batuan.
b. Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh batuan diukur panjangdan diametemya dengan jangka sorong.
2. Dihitung luas permukaannya.
3. Tentukan harga perbandingan LID dengan menggunakan table Concrete
Strenght Coreection Factor Percent.
4. Letakkan contoh batuan diantara pelat penekan, dimana jarun manometer
harus menunjukkan angka nol.
5. Tekan eontoh hatuan seeara perlahan-lahan sampai peeah dan eatat harganya.
Harga di sini harga minimum.
6. Ukur sudut peeah pada eontoh dengan tujuan untuk mendapatkan harga sudut
geser.
c. Perhitungan
Dari pereohaan didapat harga
1. Behan maksimum ( P ) lhs.
2. Diameter ( <1>) em.
3. Tinggi eontoh ( t) em.
4. Sudut peeah ( a ) 0
Prisma Ultimate;2
LID .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09
1.0 85.8 86.7 86.6 87.0 87.4 87.7 88.0 88.4 88.7 89.0
1.1 89.3 89.6 89.9 90.2 90.5 90.8 91.1 91.4 91.6 91.9
1.2 92.1 92.4 92.7 93.0 93.2 93.5 93.7 94.0 94.2 94.5
1.3 94.6 94.8 95.0 95.2 95.3 95.5 95.6 95.8 95.9 96.1
1.4 96.2 96.3 96.4 96.5 96.7 96.8 96.8 96.9 97.0 97.0
1.5 97.1 97.2 97.3 97.4 97.4 97.5 97.5 97.7 97.8 97.6
1.6 97.8 97.8 97.9 97.9 98.0 98.0 98.1 98.1 98.2 98.2
1.7 98.3 98.4 98.4 98.5 98.6 98.6 98.7 98.7 98.9 98.2
1.8 98.9 99.5 99.0 99.1 99.1 99.2 99.2 99.3 99.3 99.4
1.9 99.5 100.1 99.6 99.6 99.7 99.8 99.8 99.9 99.9 100.0
2.0 100.0 100.7 100.1 100.2 100.2 100.3 100.4 100.4 100.5 100.5
2.1 100.6 101.3 100.8 100.8 100.8 100.9 101.0 101.0 101.1 101.7
2.2 101.2 101.9 101.4 101.4 101.5 101.5 101.6 101.7 101.7 102.3
2.3 102.4 102.5 102.4 102.0 102.1 102.1 102.0 102.2 102.3 102.9
2.4 103.0 103.1 102.6 102.6 102.7 102.7 102.8 102.8 102.9 103.5
2.5 103.0 103.7 103.1 103.2 103.2 103.3 103.4 103.4 103.5 104.1
2.6 104.2 104.3 103.7 103.8 103.9 103.8 104.0 104.1 104.1 104.7
2.7 104.8 104.9 104.3 104.4 104.5 104.0 104.6 104.7 104.7 105.2
2.8 104.8 105.5 104.9 105.0 105.1 104.6 105.2 105.3 105.2 105.3
2.9 105.4 105.5 105.5 105.5 105.7 105.2 105.8 105.8 105.9 105.9
PRESSURE PRESSURE
GAUGE CORRECTION GAUGE CORRECTION
TYPE TYPE
(kglcm 2) (K) (kglcm 2) (K)
( p ') ( p ')
2.900 45 25.250 -218
7.375 -13 20.200 - 174
12.575 -59 ....:l 17.625 -102
~ ~
sabak
basalt
skiss
...._
gneis
batupasir
kuarsit
Batu kapur
bet on
Dimana :
S : kekuatan geser tanah
c : kohesi tanah
e : sudut geser dalam
'tn : tegangan normal
't : tegangan geser
Dimana
c' : kohesi tanah kuat
'tn' : tegangan normal efektif
u : tegangan pori air
T'=t-U
e : sudut geser dalam efektif
i i
Gambar 3.2. Dasar Penentuan Kuat Geser Tanah
Untuk penentuan tegangan normal dan tegangan geser pada percobaan ada
sedikit penentuan, yaitu :
1. Karena Tz dan T, = 0, maka dalam pembuatan lingkaran Mohr nilai T3 = 0,
berarti lingkaran stress bagian kiri menempel pada absi.s I konsonan Y.
2. Penentuan nilai tegangan normal dan tegangan geser pada bidang geser, dapat
dilihat langsung dengan melihat :
a. Sumbu Y untuk nilai tegangan geser.
b. Sumbu X untuk nilai tegangan normal.
lakukan. Percontohan yang disarankan untuk pengujian ini adalah berbentuk silinder
dengan ~ 50 mm (nx = 54 mm).
b. Kegunaan
Untuk mengetahui klasifikasi batuan. Prinsip kerja alat point load test adalah
menekan contoh batuan pada sumbunya dari 2 arah dengan penekanan yang
berbentuk conical.
d. Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh batuan diukur dulu panjangnya (L) dan ~(D) dengan menggunakan
selipper atau jangka sorong, dan tentu saja metode uji beban titik berdasarkan
syarat-syarat di bawah ini
a. Diametral test L = 0,7D
b. Axial test D/L 1,1 ± 0,05
c. Irregular test D/L 1,0 sampai 1,4
2. Tempatkan contoh batuan diantara 2 conical, kemudian tekan alat point load
test secara perlahan-lahan dengan melihat pergerakan jarum manometer.
3. Tentukan nilai manometer maksimum, yaitu nilai manometer pada saat
batuan pecah.
e. Perhitungarr
Faktor koreksi manometer
Behan efektif :
Kjp' X p
Is
Pefektifj
D2
Isso : (Lihat tabel)
PRESSURE PRESSURE
GAUGE CORRECTION GAUGE CORRECTION
TYPE TYPE
(kg/cm 2) (K) (kg/cm 2) (K)
( p ') ( p ')
4 -2.5 29 5
8 -2.5 25 2.5
12 -2 20 1
~ ...:l
u 21 - 1.25 ..... 17 0
0 0
~ 00
25 0 15 -3
29 1 7 -2
34 2.5 3 -1
Is (50) u.c.s
MATERIAL
(Mpa) (Mpa)
Granit eskdale 12.0 198.3
Andesit (somerset) 14.8 204.3
Basalt (derbyshire) 16.9 321.0
Sabak ( north - wales) 7.9 96.4
.,
Skiss (aberdeenshire) 7.2 82.7
Gneiss 12.7 162.0
Batupasir aneka warna (edwinstone) 0.7 11.6
Kapur karbon (buxton) 3.5 106.2
b. Kegunaan
Untuk mengetahui kualitas batuan hasil pemboran inti.
d. Prosedur Pelaksanaan
1. Amati core yang telah ditentukan.
2. Deskripsikan masing-masing core yang hanya mempunyai panjang minimal
10 em.
3. Pendeskripsian adalah merupakan gabungan an tara prosedur standar deskripsi
batuan dengan pendeskripsian secara geologi teknik.
4. Catat keseluruhan panjang core, baik yang lebih dari 10 em atau pun kurang
dari 10 em.
e. Perhitungan
L Core yang terukur
Core Recovery= C x 100%
ore run
I Core> 10 em
RQD = X 100%
Core run
Tabel3.118 Kualitas Batuan (Palmstrom, 2005)
tlrWiif'l{:j break
ACARAIV
APLIKASI GEOLOGI TEKNIK
Suatu massa seberat W yang berada dalam keadaan setimbang diatas satu
bidang membetuk sudut a terhadap horizontal. Gaya berat yang memiliki arah
vertikal dapat diuraikan pada arah sejajar dan tegak lurus bidang miring. Komponen
gaya berat yang sejajar bidang miring dan cenderung membuat benda menggelincir
adalah W sin a atau gaya penggerak, sedangkan komponen gaya yang tegak lurus
bidang dan merupakan gaya yang menahan benda untuk menggelincir adalah W cos
a atau gaya normal.
Tabel4.1 Klasifikasi longsoran oleh Varnes (1978, dalam M.J. Hansen, 1984) yang digunakan oleh
Highway Research Board Landslide Comitte (1978, dalam Sudarsono & Pangular, 1986).
Majemuk (complex) Gabungcm dua atau lebih geraka.n (comL\inatiorr two or more movement)
1. mahkota 8
2. gawir besar
3. blok longsor 9
4. gawir kecil
5. tubuh utama
6. retakan tensi
7. kaki
8. muka tanah
9.sayap
Gambar 4.24 Tubuh longsoran (HWRBLC, Highway Researh Board Landslide Comitte 1978 ; dalam
Pangular, 1985 ; menurut Varnes 1978, dalam Burma & Van Asch,1997)
Dalam bidang teknik sipil ada 3 macam lereng yang perlu kita perhatikan yaitu :
3. Lereng yang dibuat dari tanah yang dipadatkan, misalnya tanggul untuk
jalan atau bendungan tanah.
Faktor aman didefinisikan sebagai nilai banding antara gaya yang menahan dan gaya
yang menggerakkan.
2: Gaya Penahan
FK == -------
L Gaya Penggerak
Menurut Bowles ( 1991 ), kelompok rentang faktor keamanan (FK) dapat
dibagi 3 ditinjau dari intensitas kelongsorannya, yaitu:
Lereng yang stabil memiliki harga FK yang tinggi dan lereng yang tidak
stabil memiliki harga FK yang rendah. Faktor keamanan lereng tersebut harganya
tergantung pada besaran ketahanan geser dan tegangan geser, dimana keduanya
bekerja saling berlawanan arah disepanjang bidang gelincir. Bidang gelincir tersebut
terletak pada zona terlemah didalam tubuh lereng. Jika harga FK = 1,07 maka
longsor akan berhenti jika ketahanan geser batuan penyusun mampu menopang
geometri lereng yang baru (yang lebih landai) dan FKnya menjadi lebih tinggi.
suatu ukuran geometri lereng, sehingga penciri geometri memiliki harga kritis
tertentu pula.Lereng herkestahilan kritis hila nilai salah satu atau lehih penciri
h•
geometrinya sama dengan harga kritisnya, hahkan gerakan tanah hisa terjadi hila
nilainya melehihi harga kritisnya.
Batuan/massa tanah pemhentuk lereng memiliki sifat fisik yaitu herat isi
(Gwet) dan sifat mekanik yang terdiri dari kohesi (c) dan sudut geser dalam (<J>).
Kedua sifat ini harganya sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah (w). Harga-harga
sifat fisik dan mekanik tersehut akan menentukan kestahilan suatu lereng. Selama
harga-harga sifat fisik dan mekanik tersehut masih dapat memhentuk suatu harga
tahanan geser yang cukup hesar didalam tuhuh lereng, sampai harga hatas maksimal
harga kadar air (w) tertentu, maka lereng masih akan tetap stahil.
b. Faktor Luar
Faktor-faktor yang herasal dari luar massa tanah atau hatuan pemhentuk
lereng yang herpengaruh terhadap kestahilan lereng yang dihentuk, meliputi hehan
dan vegetasi, gempa dan hujan atau air dari sumher yang lain.
1) Vegetasi
Behan tanaman (vegetasi) pada massa pemhentuk lereng herasal dari tanaman
keras yang herpengaruh terhadap penamhahan hehan pada massa lereng. Sedangkan
adanya jalinan akar vegetasi akan menamhah semakin kuatnya lereng.
Gerakan tanah sangat rentan terjadi pada daerah yang hervegetasi jarang dan
hatuan yang tidak stahil. Dapat herupa kurang kompaknya lapisan penyusun hatuan.
2) Gempa
Gempa bumi merupakan penyebab permukaan tanah beserta segenap ·
bangunan diatasnya berguncang. Gempa berasal dari energi regangan (strain energy)
yang lepas secara tiba-tiba, setelah terhimpun secara beragsur-angsur selama kurun "
waktu tertentu. Proses tersebut menimbulkan penjalaran getaran ke segala arah dalam
tubuh bumi, termasuk tubuh lereng yang akhimya dapat berfungsi sebagai pemicu
terjadinya gerakan tanah.
3) Curah Hujan
Air hujan jika meresap kedalam tanah dapat meningkatkan kadar air dalam
tanah pembentuk lereng, yang berakibat pada penurunan kohesi, sudut geser dalam
dan kenaikan berat isi tanah. Air akan memperkecil ketahanan geser massa tanah
pada lereng dan menaikkan tekanan pori yang dapat mengakibatkan longsor.
Fellenius dan kemudian dikembangkan oleh Lambe & Whitman (1969) dan Parcher
& Means (1974).
s
I
/
bidang
geHncir"
.
,.;
- F==--
T
s
Gambar 4.3 Sketsa lereng dan gaya yang bekerja
s = (W + V)sina
Keterangan:
F = faktor keamanan lereng V = beban luar (ton)
Wsina = s
T
.//
:
t
'
....
'- ··....
Wcosa
......11
••u•••~·•••'•
F= ..::_
s
T = W . cos a . tan <P + c . L
a = kemiringan sudut gelincir
Cara ini juga dapat digunakan oleh para inspektur tambang atau pengawas
keselamatan. ketja dimana perkiraan stabilitas lereng secara cepat dapat dihitung
walaupun relatif tidak terlalu teliti.
Hoek's Charts ini yang dibuat oleh E. Hoek dan Bray dalam "Rock Slope
Engineering", second edition. The Institute of Mining and Metallurgy, London 1977.
Cara memakai chart ini sangat sederhana dan cukup memberikan hasil yang dapat
dipercaya. Langkah-langkahnya adalah :
Dimana : c = kohesi
c
----=0
y.H.tan<j>
c. Kemudian dari titik luar chart dari nilai c , tarik garis radial kedalam
y.H.tanlj>
sampai memotong sudut yang sama dengan sudut lereng yang dianalisis .
sudut lereng
d. Dari titik potong pada p, tarik garis vertikal ke bawah dan horizontal ke kiri
untuk mendapatkan harga:
tan~ dan c
FK y.H.FK
Dari salah satu harga (pilih yang paling suka) Harga Faktor Keamanan (FK)
dapat dihitung.
Gambar 4.6 Lima Kondisi Permukaan Air Tanah yang Digunakan Untuk Analisis Gratis Hoek's
Charts
.12
.l3
.14
.15 YH. Tant
.16
.17
.18
.19.20
Tan 4>
-F-
~ ~ ~ m ro ~ M ~ ~ .~ ~ .h .a .a ~ ~ ~
_c_
YHF
J2
.'13 t;
.14 ;:;
.15 YH.Tanop
.16
.t7
.1$
.19
.20
Tan t
F
'0 .01
.12
.13·
c
L6~-+~~~#-~+-~hH~~~-ti~~~+-~~~j4 .15 YH. Tan q.
.16
.17
.18
j9
.20
.02
llllltmiliml±m:o
.04 .06 .08 .JO .12 .14 .16
__£__
YHF
.18 .20
\
.22 .24 .26 .28 .30 ,32 .34
0 -01 ''
.12
.13 e
:14 . 5
1 Y H. Tan +
.16
.17
.18
.19
.20
Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak terganggu. Kadar
air tanah ( ill ) diperlukan terutama dalam perhitungan yang menggunakan komputer
(terutama bila memerlukan data ydry atau bobot satuan isi tanah kering, yaitu : ydry =
ywet I ( 1 + ill ). Pada lereng yang dipengaruhi oleh muka air tanah nilai F (dengan
metoda sayatan, Fellenius) adalah sbb.:
c.L + tan<j>.l:(Wi cos ai- llix za
F=------~~--~------~--
2:(Wi sinaa
Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka airtanah, nilai F adalah :
8
7
/
~------------------~
,. i",~
PQ adalah bidang gelincir
,. a 7
Masing-masing sayatan
" diukur bidang gelincirnya
~,. ,. ~ sebagai L1, L2, L3, sarnpai L9.
a· · l4
Masing-rnasing bidang
gelincir pada setiap sayatan,
diukur sudutnya sebagai a1,
02 sarnpai a.1o.
1,5,.8
Rumotill~oo
GrwtEL~
KETERANGAN :
~ Untuk menghitung nilai FK, data- data di atas dimasukkan dalam tabel
~ Hitung jumlah L, jumlah W sin a dan W cos a-7 masukkan dalam rumus F,
didapat nilai F.
Analisis kestabilan lereng dengan metode irisan digunakan bila tanah tidak
homogen. Bila tanah tidak homogen dan aliran rembesan terjadi didalam tanahnya '
memberikan bentuk aliran dan berat volume tanah yang tidak menentu. Metode
Bishop menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan mempunyai .,
resultan nol pada arab vertikal.
Gaya normal yang bekerja pada suatu titik dilingkaran bidang longsor,
terutama dipengaruhi oleh berat tanah diatas titik tersebut. Dalam metode irisan,
massa tanah yang longsor dipecah-pecah menjadi beberapa irisan vertikal
Keseimbangan dari tiap-tiap irisan diperhatikan memperlihatkan suatu irisan yang
bekerja padanya. Gaya-gaya ini terdiri dari gaya geser (Xr dan XI) dan gaya normal
efektif (Er dari El) di sepanjang irisannya, dan juga resultan gaya geser efektif (Ti)
dan resultan gaya normal efektif (Ni) yang bekerja di sepanjang das3:r irisannya. Pada
irisannya, tekanan air pori Ul dan Ur bekerja di kedua sisinya, dan tekanan air pori
Vi bekerja pada dasamya.
Gambar 4.14 Gaya-gaya yang bekerja pada irisan dikutip dari Wesley (1977)
Adapun bagan alir dari pengunaan software SLIDE adalah sebagai berikut:
Ingut
- Geometri Lereng
- Nilai Parameter Fisik dan Mekanik Tanah
!
Data Processing
- Metode analisis yang ingin digunakan
Outgut
!
- Nilai Faktor Keamanan
- Penampang lereng beserta bidang gelincirnya
- Kontur Faktor Keamanan
DXF Options
• Langkah selanjutnya ialah masukan hasil gambar geometri lereng yang telah
anda buat pada AutoCAD2007 (.dxf) lalu buka pada program SLIDE 6.0 ini
Open
,_
·~ .. .. ~.,
,,.
;-·0
i···ll
:··· ·m:l Material 3
!·····II Material 4
j ··II Material 5
!··II MaterialS
i···ll Material 7
!· ::: ~::::::: :
i····D Material 10 Strength Parameters
i····llllll Material 11
· ···111111 Material 12 Cohesion: 1. kN/m2 Phr 35 degrees
· ·111111 Material 13
···111111 Material 14
. ··D Material15
!· ···II Material 16
i ··111111 Material17
Water Parameters
i· ··111111 Material 18
!·····111111 Material 19 Au Value: 0
;. ·II Material20
Setelah pada bagian jendelan Define Material Properties diatur sesuai data yang ada,
anda dapat melanjutkan pada proses Analysis Project Setting
"'lll
Pada tampilanjendela Project Setting anda akan menemukan pilihan seperti General,
Methods, Groundwater, Transient dll
Time Units:
Permeability Units:
Failure Direction
(1!1 Right to Left
Maximum Properties
Materials:
Support:
General
Convergence 0 ptions
8 ishop simplified
Number of slices:
Corps of Engineers 111
Corps of Engineers 112 Tolerance: 0.005
GLE/Morgenstern-Price
!!¥J J anbu simplified Maximum iterations:
[:J J anbu corrected
Lowe-Kar afiath lnterslice force function
0 rdinary/F ellen ius
Spencer
Methods
Groundwater
Method:
Groundwater
Grid Spacing
....
Processed Files
Progress Details
J anbu: 1.13603
·~· . ";b
Hasil Interpret
Penampang lereng di atas memiliki nilai FK 1.209 dan 1.165, maka menurut
Bowles (1991), lereng bagian atas termasuk lereng stabil. Sedangkan lereng bagian
bawah termasuk dalam lereng kritis.
Menurut Wesley (1977), pada prinsipnya cara yang dipakai untuk menjadikan lereng
supaya lebih stabil dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :
Umumnya kedua cara tersebut hanya dapat dipakai pada lereng yang
mempunyai ketinggian terbatas, yaitu mempunyai jenis gerakan tanah
rotational slide. Cara ini tentu kurang cocok apabila digunakan untuk lereng
yang tinggi, dimana gerakan tanahnya bersifat translational slide.
ACARA V
GEOMEKANIK
5.1 Pendahuluan
Massa batuan dapat diklasifikasikan melalui geomekanik. Klasifikasi
geomekanik dari Bieniawsky menilai beberapa parameter dalam massa batuan yang
kemudian diberi bobot (Setiawan, 1990). Dalam mempelajari aspek kekuatan batuan
(a.l. Mekanika Batuan, Geomekanika dll.) diperlukan klasifikasi geomekanik. Tujuan
klasifikasi geomekanik ini adalah sebagai alat komunikasi para ahli dalam
permasalahan geomekanika selain untuk memperkirakan sifat-sifat dari massa
batuan, dan juga merencanakan atau menilai kemantapan terowongan maupun
lereng.Parameter yang diberi bobot adalah: kekuatan batuan, RQD, spasi rekahan,
kondisi rekahan, kqndisi air tanah, orientasi strike (arah jurus perlapisan batuan) dan
dip (kemiringan lapisan batuan). Hasil pembobotan massa batuan (rock mass rating,
RMR) ini dapat digunakan dalam perencanaan terowongan, fondasi maupun
pembobotan massa lereng (Romana, 1990).
RQD (Rock Quality Designation) yaitu suatu penandaan atau penilaian kualitas
batuan berdasarkan spasi dan frekuensi bidang diskontinuitas (Deere 1964). Spasi
bidang diskontinuitas adalah jarak tegak lurus antar kekar. Kehadiran bidang
diskontinuitas didalam masa batuan sering memberi pengaruh buruk pada sifat
mekaniknya. Besaran kuantitatif bidang diskontinuitas atau RQD dapat dilakukan
pada inti batuan dan singkapan batuan. RQD penting dalam pembobotan massa
batuan (RMR) dan pembobotan massa lereng (SMR).
.,,.,.,t
-----t
.,•••••••••••••• ru>.l
r-
§.
0
a
.......
..,
0 OJ
c:
c:· :><:-
c:
3
C) ~
::l
l'l)
0 g.
~
0
Keterangan: ::l
~
:><:-
et.'> : arah dip dari scaniine ( .... 0) m : nomer kekar ~
:><:-
::l ~s :dip dari scanline ( .... 0) : jarak senm antar dua rekahan (m) .......
~ ~
em : arah dip dari garis normal (an: ud +180) dim : jarak sebenarnya anmra dua rekahan (m) c:
§ ~n : dip dari garis nmmal (~n : 90- ~d) ( .... 0 ) dsw : jarak kekar sebenarnya (m) 3
C)
::r: etd : dip direction dswA : ~!arak kekar sebenarnya sepanjang scanline setiap kuadran l'l)
0
j
l'l)
0 : sudut nmmal
: nomer kekar
(m)
~
0 ~
~
:><:-
-
::l
I
~
N
Co -
N
0
Oo
~
Buku Panduan Praktikum Geologi Teknik 2018
Berdasarkan total nilai dari semua parameter, Romana (1993) dalam Yousif et
al. (2014) membagi menjadi lima kelas (1-V). Probabilitas kemungkinanjenis
longsoran juga dapat diidentifikasi menggunakan klasifikasi SMR. Jenis
longsoran tersebut antara lain longsoran bidang, longsoran membaji, robohan
dan longsoran massa (Romana et al., 2013).
Tabel5.5 Hubungan antara nilai RMR dan nilai SMR menurut Laubscher (1975)
Hasil dari nilai SMR yang diusulkan oleh Orr merupakan suatu persamaan
regresi logaritmik antara nilai sudut yang dianggap aman terhadap nilai RMR.
5.5 Q System
Q system merupakan klasifikasi kuantitatif yang dikembangkan untuk
mendukung klasifikasi massa batuan dan bertujuan untuk desain terowongan
(Bieniawski, 1969).
a. RQD
b. Jumlah kekar
c. Kekasaran
d. Tingkat alterasi
e. Keterdapatan aliran air
f. Kondisi tekanan
RQD Jr Jw
Q = ]n ·]a ·sRF
Jn = jumlah kekar
Jr = kekasaran
Ja = tingkat alterasi
DAFTAR PUSTAKA
ASTM D2487 -11, Standard Practice for Classification ofSoil for Engineering Purposes
(Unified Soil Classification System).
ASTM D421, Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for Prticle-Size
Analysis and Determination of Soil Constants.
Brace, W. F., 1961, Dependence ofFracture Strength of Rocks on Grain Size, Fourth
Symposium on Rock Mechanics: Penn. State Univ. Mineral Industries Experiment
Sta. Bull. 76.
Das, M Braja. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Das, M Braja. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Deere, D. U., dan Deere, D. W., (1989), Rock Quality Designation (RQD) After Twenty
Years, Washington DC, Department of The Army.
Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Manual Pemeriksaan Bahan
Jalan No. 01/MN/BM/1976.
Hawkes, I., Mellor, M., 1970, Uniaxial Testing in Rock Mechanics. Eng. Geol. 4.
Palmstrom, A., (2005), Measurement of and Correlations Between Block Size and Rock
Quality Designation (RQD, Tunnels and Underground Space Technology 20, 362
- 377 p.
Rafsanjani, Reza Febri. 2014. Geologi Dan Studi Gerakan Tanah Berdasarkan
Kondisi Geologi Teknik Daerah Wonosroyo Dan Sekitamya, Kecamatan
Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
SNI 1965:2008, Cara Uji Penentuan Kadar Air untuk Tanah dan Batuan di Laboratorium.
SNI 1966:2008, Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan lndeks Plastisitas Tanah.
SNI 2813:2008, Cara Uji Kuat Geser Langsung Tanah Terkonsolidasi dan Terdrainase.
SNI 1969:2008, Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Penerbit Kanisius.
Terzaghi K., & Peck R. B., 1967, Soil Mechanic in Engineering Practice, Wiley
Vutukuri, V. S., Lama, R. D., and Suluja, S. S., 1974, Handbook on Mechanical Properties
of Rocks. First edition, Trans Tech. Publication I. III.
The Asphalt Institute, MS- 10. 1978. Soil Manual For The Design OfAsphalt Pavement
Structure.