Anda di halaman 1dari 2

BAB 4

SISTEM INTERKONEKSI

A. Pengertian Sistem Interkoneksi

Sistem interkoneksi merupakan sebuah sistem kelistrikan yang menghubungkan beberapa


pembangkit listrik dan gardu induk GI. Penghubungan ini menggunakan saluran transmisi tenaga
listrik yang melayani beban dari seluruh gardu induk GI. Sebuah sistem interkoneksi terdiri dari
4 buah pusat listrik dan 7 buah gardu induk GI dengan tegangan transmisi 150 kV.

Dalam sistem interkoneksi, semua pembangkit perlu dikoordinir guna mencapai biaya
pembangkitan yang minim dengan memperhatikan mutu dan keandalan. Bermula dari
Connecticut Valley, Amerika Serikat pada tahun 1925 sistem ini telah banyak berkembang
seiring dengan meningkatnya teknologi transmisi tenaga listrik. Sistem interkoneksi modern
bahkan mampu mempertahankan frekuensi listrik sama persis untuk tiap bagian transmisi.

B. Perkiraan Beban
1. Stabilitas Frekuensi
Stabilitas frekuensi berkaitan dengan kemampuan sistem daya dalam
mempertahankan kestabilan frekuensi dalam kisaran nominal setelah sistem
mengalami gangguan berat yang mengakibatkan ketidakseimbangan signifikan
antara pembangkit dan beban.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga stabilitas sistem interkoneksi
meliputi:
a. Kontrol frekuensi
b. Penyesuaian beban
c. Penggunaan sistem penyimpanan energi
d. Koordinasi antara pembangkit dan beban
2. Stabilitas Tegangan
Stabilitas tegangan mengacu pada kemampuan sistem tenaga untuk
mempertahankan nilai tegangan pada batas operasi yang ditentukan di semua bus
pada sistem, baik dalam kondisi normal atau saat terjadi gangguan
Adapun analisis stabilitas tegangan meliputi analisis aliran daya, stabilitas sudut
rotor, dan stabilitas frekuensi.
3. Stabilitas Sudut Rotor
Stabilitas sudut rotor mengacu pada kemampuan sistem daya untuk
mempertahakankan sudut rotor (phase angle) pada mesin-mesin sinkron setelah
terjadi gangguan. Gangguan tersebut mengakibatkan perubahan sudut rotor yang
signifikan, sehingga stabilitas ini berkaitan dengan kemampuan sistem untuk
memulihkan sudut rotor ke kondisi sinkron setelah gangguan.
Analisis stabilitas sudit rotor meliputi analisis aliran daya, studi kestabilan
transien, pemodelan mesin sinkron, dan penyelesaian numerik persamaan differensial
nonlinear.

Anda mungkin juga menyukai