23
24
nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-unsur suatu Sistem
Pendidikan terdiri dari unsur organik dan unsur anorganik seperti dana, sarana,
dan alat-alat pendidikan lainnya dimana antara unsur-unsur dan nilai-nilai yang
ada dalam sistem pendidikan tidak bisa terpisahkan dan harus saling menyatu”.
Lebih lanjut dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No.2
Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar dari pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945. Dalam islam sendiri, pendidikan bertujuan untuk mengembalikan
manusia kepad fitrahnya, yakni untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjadi
Khalifah yang baik di muka bumi. Menurut M. Fadly al-Jamaly sebagaimana
dikutip dalam Jalaluddin (2003:77-78), mendefinisikan pendidikan Islam sebagai
upaya mengembangkan, mendorong manusia lebih maju dengan berdasarkan
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia sehingga terbentuk pribadi yang
lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaaan maupun perbuatan.
Lebih Lanjut Menurut Zakiah Daradjat (2006:28) dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam, pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.
Pendidikan Islam sebagai bagian dari pendidikan juga tidak lepas dari
sistem pendidikan didalam pelaksanaannya. H.M. Arifin (2011: 90) menjelaskan
bahwa pendidikanIslam sebagai disiplin ilmu dapat dianalisis dari segi sistematis
atau pendekatan sistem. Dalam konteks ini, pendidikan Islam dipandang sebagai
proses yang terdiri dari sub-sub sistem atau komponen-komponen yang saling
berkaitan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Dalam Islam sendiri kita telah diajarkan tentang sistem pendidikan yang
baik dan cara untuk melakukan proses pendidikan dan pengajaran yang sesuai.
sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِب اَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّب َك ُه َو َاْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن
َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْعَلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik
serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
25
Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula)
yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.(Q.S An-Nahl: 125)
Salah atu tokoh yang berperan sangat besar dalam dunia pendidikan Islam
Ialah Zakiah Darajat. Zakiah Daradjat merupakan tokoh pembaharu pendidikan
Islam dan juga pakar psikolog muslim dan dengan latar belakang pendidikannya
dalam bidang psikologi, maka pemikiran pendidikannya pun cenderung ke arah
kesehatan mental dan efesiensi sistem dalam pendidikan. Zakiah Daradjat
mencoba mengaplikasikan pendidikan dengan gaya yang sedikit berbeda, ia
mencoba menarik akar pendidikan dimulai dari psikologinya, yakni dari moral
dan tingkah laku baik anak-anak bahkan remaja.
Diantara pemikiran Zakiah Darajat yang berkenaan dengan sistem
pendidikan Islam Diantaranya ialah Zakiah Daradjat memamdang bahwa
hendaknya mencontoh usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam
menyampai seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi
contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan
lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan pembentukan pribadi muslim
(Daradjat, 2016 : 27). Selanjutnya Zakiah Darajat mengingatkan pentingnya
pengaruh lingkungan dan masyarakat, selain kedua orang tua di rumah dan guru
di sekolah dalam proses pendidikan. Dan proses pendidikan yang paling ideal
ialah kolaborasi ketiga faktor tersebut. Zakiah Darajat juga menanamkan
pentingnya pendidikan karakter dalam pendidikan, dikarenakan tujuan
pendidikan yang sebenarnya bukan hanya melatih kecerdasan intelegensi, akan
tetapi juga karakter, akhlak dan kepribadian (Nata, 2005 : 255).
Lebih lanjut Zakiah (2006:20) mengemukakan bahwa pendidikan harus
mengembangkan potensi manusia yang terdiri dari 7 dimensi, yakni fisik, akal,
iman, akhlak, kejiwaan, keindahan dan sosial kemasyarakatan. Pendidikan juga
bertujuan untuk membangun kepribadian yang sehat dan seimbang. Zakiah juga
berpendapat bahwa pendidikan disekolah juga harus memperhatikan gejala
gangguan jiwa yang ada pada siswa dan menjaga kesehatan mental siswa dalam
kondisi yang baik.
26
METODE PENELITIAN
Adapun penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah peneitian yang
berbentuk kualitatif. Menurut Beni Ahmad Saebani (2008: 89) dalam penelitian
27
kualitatif metode yang digunakan tidak mengacu pada rumus-rumus statistika dan
angka-angka penetapan keputusan dan penyimpulan, melainkan hanya
mengandalkan logika dan kelurusan penalaran teoritis dengan realitas yang telah
di tangkap tanpa ada upaya generalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif (descriptive Research). Metode penelitian deskriptif dipergunakan
untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang terdapat dalam kehidupan
sosial secara mendalam. Penelitian deskriptif secara lebih focus memanfaatkan
konsep-konsep yang telah ada dan menciptakan konsep-konsep baru secara logika
dan ilmiah yang berfungsi klarifikatif terhadap fenomena sosial yang
dipermasalahkan. (Ahmad Saebani, 2008: 90)
Penelitian akan dilakukan Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Kerinci yang
direncanakan akan dilakukan pada bulan November 2022 sampai dengan bulan
Desember 2022. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara (interview), dan
metode dokumentasi.
Metode analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat di
interprestasi. Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara
bersamaan, yaitu: pertama, reduksi data diartikan sebagai prosses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan dari transformasi
data besar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. kedua, penyajian
data yakni penyajian sekumpulan informasi sistimatis yang member kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Ketiga, penarikan
kesimpulan atau verifikasi. (Beni Ahmad Saebani, 2008: 96).
Sugiyono (2014: 120) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan
data adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sugiyono (2014: 120) menjelaskan bahwa
untuk pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
kredibilitas (credibility), uji transferabilitas (transferability), uji dependabilitas
(dependability) dan terakhir uji obyektivitas (confirmability).
HASIL PENELITIAN
28
1. Temuan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Guru PAI di SMA
Negeri 11 Kerinci dapat diketahui bahwa Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMA Negeri 11 Kerinci telah menerapkan pemikiran Zakiah Darajat ddi
dalam prosesnya. Hal tersebut di dukung oleh wawancara wawancara yang
dilakukan dengan Pak M. Damri, S.PdI. selaku guru Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 11 Kerinci, dalam wawancara tersebut dijelaskan mengenai
bagaimana sistim pembelajaran yang berlangsung, yaitu: “pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 11 Kerinci lebih menekankan kepada
pendidikan karakter dan juga membentuk watak dan prilaku siswa untuk menjadi
pribadi yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam sistim pembelajaran sendiri, guru
juga terlibat aktif dalam memperhatikan berbagai factor yang berhubungan
dengan keberlangsungan belajar siswa, tidak hanya di dalam hal yang
berhubungan dengan proses belajar siswa tetapi juga factor lain yang bisa
mempengaruhi proses belajar dan karakteristik siswa kedepannya.” (Wawancara,
05 Desember 2023).
Di SMA Negeri 11 Kerinci, Pendidikan Agama Islam juga di ajarkan
Mengenai pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 11 Kerinci juga
di ajarkan dengan memperhatikan keseimbangan antara ilmu yang berhubungan
dengan kehidupan di dunia dan juga yang berhubungan dengan kehidupan di
akhirat, lebih lanjut dijelaskan dalam wawancara yang dilakukan dengan Guru
PAI SMA Negeri 11 Kerinci, Pak M. Damri, S.PdI , yaitu: “dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 11 Kerinci, kita juga
selalu membekali siswa untuk tidak hanya memahami tentang kehidupan di dunia
tetapi juga membekali mereka dengan Ilmu yang berguna untuk kehidupan
mereka di akhirat kelak, seperti mengajari tentang ilmu-ilmu ibadah, akhlak,
akidah dan syariat Islam.” (Wawancara, 05 Desember 2023).
Salah satu siswa yang mengikuti pembelajaran PAI di SMA Negeri 11
Kerinci, Yakni Andika: “Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 11
Kerinci sangat memperhatikan tentang pembinaan karakter dan akhlak Islami dan
selalu menasehati siswa untuk mejadi pribadi yang seslalu menyeimbangkan
29
2. Pembahasan
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan sistem yang menjadi pengatur dan
pedoman agar pembelajaran lebih terarah. Menurut Mastuhu sistem pendidikan
adalah Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur
30
pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama
lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama
para pelakunya. (Mastuhu, 1994:6)
Sistem pembelajaran memegang peranan penting dalam mengerahkan
pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan, tidak
terkecuali dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 11
Kerinci. Salah satu Tokoh yang memegang peranan penting dalam perkembangan
pendidikan di Indonesia dan dalam perkembangan Pendidikan Gama Islam
khususnya ialah Dzakiah Darajat. Zakiah daradjat adalah salah seorang psikolgi
muslim. Selain itu, diapun memiliki perhatian yang luar biasa terhadap pendidikan
islam karena latar belakang pendidikan zakiah daradjat dalam bidang psikologi,
sehingga pemikiran pendidikannya pun cenderung ke arah pendidikan jiwa
terutama kesehatan mental (Daradjat, 2016).
Dari hasi observasi yang dilakukan dan dari hasil wawancara yang
dilakukan di SMA Negeri 11 Kerinci diperoleh hasil tentang pemikiran Zakiah
Darajat yang diterapkan dalam sistem pendidikan agama Islam di SMA Negeri 11
Kerinci, yakni:
1. Pendidikan agama Islam dengan membimbing peserta didik agar dapat
memahami kandungan agama Islam secara keseluruhan, menghayati makna,
maksud dan tujuan agama Islam serta dapat mengamalkannya dan
menjadikannya pandagan hidup, sehingga mendatangkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat”. (Zakiyah Daradjat, 2011: 86)
2. Pendidikan Agama Islam yang mengikuti konsep: pertama, pendidikan Islam
mencakup semua dimensi manusia sebagaimana ditentukan Islam; kedua,
pendidikan Islam menjangkau kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat
secara seimbang; ketiga, pendidikan Islam memperhatikan manusia dalam
semua gerak kegiatannya, serta mengembangkan padanya daya hubungan
dengan orang lain; keempat, pendidikan Islam berlanjut sepanjang hayat,
mulai manusia sebagai janin dalam kandungan ibunya, sampai kepada
berakhirnya hidup di dunia; kelima, landasan pendidikan Islam menurut
31
DAFTAR PUSTAKA