Anda di halaman 1dari 9

CHAPTER 4

Klorinasi : Merupakan chemical yang paling sering digunakan untuk pemrosesan water treatment maupun waste water treatment. Digunakan untuk
disinfektan, menghilangkan bau, dan juga untuk semacam flokulan. Bersifat toxic sehingga saat ini mulai dikurangi penggunaannya. Perannya
mulai digantikan dengan hipoklorit berupa dry hipoklorit ataupun sodium hipoklorit dengan kadar klorin 65% untuk dry dan 12-15% untuk
sodium hipoklorit.
BOD : BOD yang dihasilkan oleh seorang manusia biasanya berkisar sekitar 0,17 lb BOD/day
Volatile matter : Penghitungan volatile matter diunit operasi sludge digestion dihitung sbb:
reduction ( %V m¿−%V mout )
%reduction= ×100
(%V m¿−( %V m¿ ×%V mout ) )
Water : Q( gal/min)× H ( ft )× Sg
horsepower (HP) W hp =
3960
Brake : BHP=WHP× efficiency
horsepower Efficiency pompa (shaft dll) biasanya sekitar 50 – 85%
Motor : MHP=BHP × efficiency
horsepower Efficiency motor bisa > 90%
Filter backwash : Proses washing umumnya sekitar 5 – 10 menit. Dan flow yang dibutuhkan biasanya sekitar 1 – 5% dari flow yang dihasilkan oleh filter.
Sistem : Sebelum sebuah unit pengolahan air dioperasikan, butuh didisinfektan terlebih dahulu untuk memastikan airnya bersih dari patogen sehingga
disinfektan seluruh fasilitas yang digunakan untuk menyalurkannya perlu ditreatment terlebih dahulu.

CHAPTER 5
Penggunaan :
pompa dalam
water treatment/
waster water
treatment
Flow measuring : 1. Differential Pressure Flowmeter
device Merupakan tipe flowmeter yang paling banyak digunakan di industri. Menggunakan prinsip perbedaan tekanan antara dua titik
merupakan fungsi dari laju alir dari suatu fluida. Kelebihan dari tipe differential pressure ini yaitu:
 Dapat digunakan baik untuk gas maupun liquid.
 Mudah untuk diinstal (ketika konstruksi)
 Relatif lebih murah
 Tidak ada moving part
 Mudah dari segi perawatan
Kekurangan tipe ini yaitu:
 Tidak dapat digunakan untuk flowrate yang terlalu kecil.
Tipe-tipe DP yaitu:
N Equipment Summary Image
o
1 Orifice  Relatively high pressure drop
 Accuracy ±2% for 4:1 flowrate
 Need 10D:5D straight pipe installment
 Not suitable for fluid with high viscousity or solid content.

2 Venturi  Relatively low pressure drop than orifice with same size
 Accuracy ±1% for 10:1 flowrate
 Long life expectancy
 More expensive, larger and heavier than orifice
3 Nozzle  More stable at high temperature and high velocity than orifice
 Lower pressure drop than orifice

4 Pitot tube  Using difference between impact pressure and static pressure in
some point to convert it into velocity measurement.
 Negligible pressure drop in the line
 Impact port must be located where the velocity is equal to the
average velocity (normally in the center of pipe).

2. Magnetic Flowmeter
Kelebihan dari magnetic flowmeter yaitu:
 Tidak adanya pressure drop didalam pipa
 Ukuran yang bervariasi
 Tidak ada moving parts di dalamnya
 Variasi densitas, viskositas, pressure dan temperatur tidak berpengaruh dalam pengukuran
 Cocok untuk pengukuran wastewater
Kekurangan dari magnetic flowmeter yaitu:
 Fluida yang diukur haruslah fluida (liquid) yang konduktif terhadap listrik.
 Instrumentasi magnetic flow cukup besar, mahal untuk size kecil
 Butuh kalibrasi secara berkala.

3. Ultrasonic Flowmeter
Menggunakan prinsip gelombang bunyi yang dihasilkan dari transducer kemudian dipantulkan oleh fluida dan diterima kembali oleh
tranceiver. Terdapat dua tipe ultrasonic flowmeter yaitu time of flight ultrasonic dan doppler type ultrasonic. Tipe time of flight memiliki
akurasi yang tinggi namun sangat bergantung pada disturbance di dalam flow dari fluidanya. Apabila terjadi disturbance maka akurasi
akan menurun. Selain itu, adanya solid content dan bubble juga dapat mengganggu pengukuran. Alignment dari transducer harus
diperhatikan dengan baik karena dapat mengganggu pengukuran.
4. Velocity Flowmeter
Menggunakan prinsip pengukuran velocity fluida yang memutar suatu turbin atau propeller yang diletakkan dalam pipa. Velocity ini
nantinya akan dikonversi menjadi flowrate. Keunggulan dari tipe velocity ini yaitu:
 Akurasi tinggi
 Material yang tahan korosi (umumnya menggunakan stainless steel)
 Dapat digunakan baik liquid maupun gas
 Pressure drop rendah
 Daya tahan terhadap pressure dan temperatur
5. Possitive Displacement Flowmeter
Umumnya digunakan untuk mengukur flowrate yang sangat rendah laju alirnya.
Chapter 7
Konsiderasi : 1. Memastikan peralatan pompa bekerja dengan baik dan sesuai dengan desainnya.
dalam 2. Suplai air memadai untuk beroperasinya pompa.
perpompaan 3. Peralatan pompa di maintain dengan baik.
4. Untuk memompa waste water yang memiliki solid content yang cukup tinggi, maka sebaiknya digunakan pompa dengan tipe single
suction dengan open impeller dan didukung dengan menggunakan bar screen atau semacam filter di bagian suction dari pompa tersebut.
Penggunaan :
berbagai tipe
pompa

Karakteristik :
pompa
centrifugal

Chapter 8
Masalah di : Salah satu masalah yang sering timbul di system perpipaan dari water treatment & wastewater treatment adalah adanya scaling atau clogging dan
system perpipaan juga corrosion. Salah satu contoh scaling yang sering timbul adalah di perpipaan dekat unit klorinasi yang gunanya untuk disinfektan. Baik klorin
(Scaling) maupun cairan hipoklorit yang digunakan untuk disinfektan ini ternyata dapat menyebabkan terjadinya scaling. (kelarutan sodium hipoklorit
dalam air adalah sekitar 29.3 mg/100 ml).
Terkadang ada yang menggunakan lime atau NaOH untuk meningkatkan pH nya sehingga tidak terjadi scaling didalam perpipaan tersebut. Akan
tetapi, efeknya adalah masalah baru yakni bertambahnya chemical yang harus digunakan dalam treatment tersebut. Ada juga beberapa fasilitas
yang tidak menggunakan dosing lime tapi akhirnya malah menimbulkan masalah baru yakni oksida mangan yang berwarna hitam timbul dan
menutupi permukaan kaca pada rotameter.
Solusi paling praktis adalah dengan mengganti pipa atau dengan melakukan chemical cleaning terhadap pipa tersebut. Umumnya untuk pipa
dengan panjang tidak lebih dari ratusan feet, maka lebih baik untuk melakukan penggantian pipa tersebut. Namun apabila pipa sudah melebihi
beberapa mil panjangnya, maka chemical cleaning mungkin lebih praktis dan ekonomis untuk dilakukan.
Jenis-jenis pipe :
support & hanger

Jenis-jenis pipe support & hanger


Efek temperatur : Hampir semua material terutama metal, selalu mengalami pemuaian ketika temperatur meningkat dan sebaliknya akan mengecil bila temperatur
terhadap pipa menurun. Hal ini dapat menjadi masalah ketika suatu pipa bekerja pada kondisi yang ekstrim dimana temperatur sangat tinggi ataupun ketika
suhu sangat rendah. Pada suhu tinggi, metal akan mengalami pemuaian sehingga terjadi penipisan ketebalan pipa. Hal ini tentunya akan
mengurangi tekanan yang mampu ditahan oleh pipa tersebut. Untuk itu, biasanya digunakan expansion joint untuk mengurangi efek dari
temperatur terhadap pengoperasian pipa.

Selain menggunakan expansion joint, bisa juga digunakan pipe loop/ expansion loop.

Insulasi pipa : Insulasi pada pipa fungsinya adalah mencegah adanya heat transfer dari fluida di dalam pipa ke lingkungan. Berdasarkan literatur, ternyata
insulasi juga terkadang digunakan untuk pengaplikasian di bawah tanah.
Pressure rating : Perlu diperhatikan ketika mendesain pressure rating dari suatu sistem perpipaan, maka jangan sampai pressure temperature rating yang ada di
ASME B16.5 diabaikan. Untuk suhu ambient atau suhu rendah mungkin tidak akan terlalu berpengaruh dalam pemilihan pressure rating. Akan
tetapi, untuk temperatur tinggi > 200 derajat, maka penurunan pressure rating akan cukup signifkan. Jadi perlu diperhatikan dengan baik ASME
B16.5 saat mendesain piping terutama untuk temperatur tinggi.
Masalah-masalah : 1. Water hammer
diperpipaan Merupakan fenomena naiknya pressure secara tiba-tiba sehingga menimbulkan bunyi menyerupai palu yang sedang dibenturkan ke pipa.
Fenomena ini biasanya terjadi akibat penutupan flow air secara tiba-tiba dengan menutup valve keluarnya air secara tiba-tiba. Untuk
mencegahnya perlu dilakukan studi water hammer agar didapatkan waktu minimum untuk menutup valve sebelum terjadinya water
hammer. Serta didapatkan juga pressure maksimum yang diakibatkan terjadinya water hammer untuk mendesain pressure ratingnya.
2. Air binding
Masuknya udara ke dalam sistem perpipaan dimana mengalir liquid di dalamnya. Masuknya udara ke dalam sistem perpipaan dapat
disebabkan berbagai hal seperti masuknya udara melalui joint pipa karena ada pressure negatif, udara yang masuk ke suction pompa, serta
udara yang memang sudah ada di dalam pipa sebelum masuknya liquid.
3. Corrosion
Korosi pipa dapat disebabkan banyak hal. Namun paling utama adalah disebabkan adanya kandungan asam atau kandungan basa di dalam
liquid tersebut. Selain itu, chemical dari tanah juga dapat menyebabkan korosi pada pipa.
Jenis-jenis joint : 1. Bell & Spigot
pada pipa Merupakan tipe joint paling tua yang pernah ada. Sekarang hampir tidak digunakan lagi kecuali untuk instalasi sanitary sewer.
2. Screwed & threaded
Digunakan umumnya untuk pipa dengan size yang kecil dan tekanan operasi yang juga kecil. Ukuran yang mungkin dijoint dengan
menggunakan screwed & threaded adalah 1/8 – 8 inch. Selama tekanan operasi tidak terlalu besar dan tidak ada nya vibrasi, maka joint ini
cukup mampu untuk menahan adanya kebocoran.
3. Flanged
Merupakan tipe joint pipa yang paling banyak digunakan/ diinstalasi karena kemudahan ketika proses konstruksi nya. Akan tetapi, harganya
relatif lebih mahal dibandingkan tipe joint yang lainnya. Ada dua tipe flange yaitu plain face dan rised face.
4. Welded
Tipe joint welded merupakan tipe yang biasa digunakan untuk aplikasi pipa pada tekanan dan temperatur yang tinggi serta diperlukan
tingkat kebocoran yang sangat minim. Ada dua jenis proses welding yang biasa digunakan yaitu butt welded dan juga socked welded.
5. Soldered
Hampir mirip dengan welded. Hanya beda cara pengaplikasiannya dan juga temperatur soldered umum nya lebih rendah dibandingkan
dengan proses welding.
Chapter 13 Water Quality
Parameter fisis : 1. Kandungan solid dalam air dapat dikategorikan menjadi dua yaitu suspended solid dan juga dissolved solid. Suspended solid
kualitas air merupakan padatan yang tidak larut didalam air sehingga dapat dipisahkan secara fisis dengan menggunakan filtrasi.
2. Turbidity: merupakan satuan tingkat kejernihan dari air. Ada beberapa yang menyebabkan kejernihan air berkurang terutama partikel
tanah liat. Selain itu, deterjen, sabun, dan microorganism juga dapat menyebabkan kekeruhan dalam air. Turbidity harus dikurangi bila
pengolahan selanjutnya menggunakan teknologi UV. Sinar UV harus mampu menembus air sehingga bila turbidity nya tidak bagus dapat
mengurangi keefektifan dari system UV tersebut.
3. Warna: air murni sebenarnya tidak memiliki warna. Namun apabila air tersebut “tercemar” dengan padatan atau cairan lainnya, maka
akan menjadikan air tersebut memiliki warna. Terdapat dua jenis warna dalam air, yaitu appearance color dan true color. Appearance
color merupakan warna karena suspended solid sementara true color merupakan warna karena dissolve solid. True color lebih sulit
dihilangkan dibandingkan dengan appearance color. Dalam pengolahan air maupun air limbah, warna tidak selalu menjadi indikasi
bahwa air tersebut tidak sehat, tapi hanya sebagai indicator kondisi dari air. Warna juga dapat mengurangi keefektifan dari klorinasi.
4. Rasa dan bau: rasa dan bau biasanya disebabkan oleh pembusukan dari material organik yang ada di dalam kandungan air. Selain itu,
beberapa jenis logam juga dapat mempengaruhi rasa dan bau dari air. Bau dan rasa bisa menjadi salah satu indikator adanya kesalahan
dalam pengolahan air atau air limbah.

5.

Anda mungkin juga menyukai