Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ANTROPOLOGI BIOLOGIS”

DOSEN PENGAMPUH :

Dr Rosmawaty,M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : Mohammad Sukri

NIM : B10123110

KELAS : C (Administrasi Publik)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai dengan tepat waktu. Adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Antropologi
yang diberikan oleh dosen pengajar.

Kami sebagai penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan seharu-hari.

Bagi kami penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyuusnan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun. Untuk itu kami
sangant mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palu, 9 Maret 2024

Mohammad Sukri

iii
DAFTAR ISI

BAB I
Pendahuluan…………………………………………………………………………..1

1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...1

BAB II…………………………………………………………………………………………2

2.1 Antropologi Untuk Fakultas


Kedokteran…………………………………………..2

2.2 Bioantropologi Dan Kemiskinan…………………………………………………..3

2.3 Restropek Dan Prospek Penelitian Antropologi Ragawi Dan Biologi Manusia Di

Indonesia…………………………………………………………………………..4

2.4 Beberapa Pokok Persoalan Tentang Hubungan Antara Ras Dan Penyakit…………
5

2.5 Nyeri Ditinjian Dari Sudut Antropologi……………………………………………


6

2.6 Perkembangan Populasi Manusia Ditinjau Dari Sudut Biologi


Sosial…………….7

2.7 Panjangnya Umur Manusia………………………………………………………..8

2.8 Wanita Dan Kodrat Alamiyah Wanita Suatu Tujuan Antropologis Kedokteran…..9

2.9 Antropologi Forensik……………………………………………………………..10

2.10 Sejarah Antropologi Biologis……………………………………………………


11

2.11 Antropologi Fisik………………………………………………………………..12

2.12 Antropologi Teknik……………………………………………………………...13

iii
BAB III Penutup…………………………………………………………………………….14

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….14

3.2 Saran……………………………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antropologi biologis adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajri variasi
biologis dan perilaku manusia, perbandingan anatomi, dan hominid leluhur manusia
yang telah punah.

Dalam dua abad terakhir ilmu Antropologi biologis telah terlibat dalam
berbagai kontroversi. Pencairan untuk asal-usul manusia di damping oleh perdebatan evolusi
dan teori-teori ras yang beragam. Ada berbagai Upaya untuk mengkorelasikan tubuh manusia
dengan ciri-ciri piskologis seperti jenis kecerdasan, kriminalitas dan kepribadian.

Antropologi fisik adalah cabang dari antropologi yang bertujuan untuk


mempelajari interaksi proses biologi dan sosial dan pengaruhnya terhadap populasi manusia,
di pahami tidak hanya sebagai objek dasa yaitu biologis saja, tetapi sebagai medan interaksi
biosocial, yang berarti pengetahuan tentang kedua bidang tersebut, tapi tidak di kurangi
menjadi salah satu dari mereka.

1.1 Rumusan Masalah

1. Mengenal Antropologi biologis


2. Mempelajari lebih dalam antropologi biologis
1.2 TUJUAN
1. Memenuhi tugas Mata kuliah Antropologi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Antropologi untuk fakultas kedokteran

Antropologi biologis dalam kedokteran lebih banyak contohnya, tetapi mungkin lebih
sukar dikenal, karena Sebagian daripadanya memang lahir dalam kedokteran, sehingga tidak
disangka sebagai bagian antropologi, misalnya pengukuran berat dan tinggi badan, tebal
lipatan kulit, pelvimetri dll. Antropologi menaruh perhatian pada variabilitas manusia, ia
mempelajari banyak populasi untuk mengetahui kisaran variasi normal, dalam antropologi
tiap tiap individu itu unik, einmalig, tanpa pereseden dan non rekurren, tetapi sebagai
keompok tiap-tiap derma, ras, sex, atau golongan umur mempunyai persamaan, bahkan euruh
species mempunyai persamaan. Dalam biologi manusia biasa, dipelajari manusia dalam
jumlah yang lebih sedikit, tetapi yang dicari adalah hukum-hukum umum yang berlaku bagi
semua, norma yang mencerminkan profil.

Penggunaan antopologi biologis dalam kedokteran, pertama-tama antropologi


memberi konsep manusia seutuhnya, manusia dipelajari sebagai makhluk biocultural, sebagai
hasil sementara proses evolusi dan sebagai anggota ekosystem, sehingga ia bervariasi dalam
ruang dan waktu. Dengan demikian sekaligus diberikan konsep fungsional tentang variasi,
bahwa variasi adalah thema alam dan bahwa variasi meningkatkan adaptabilitas. Variasi ini
yang menyebabkan manifestasi penyakit yang berbeda-beda, insidennya yang berbeda beda
dan himpunan Tindakan therapeutis yang harus demikian pula.

Kemudian antropologi memberi Teknik, yaitu antropometri yang dipakai dalam


banyak cabang kedokteran, dermatoglyfi, dan Teknik identifikasi. Sedikit banyak Teknik-
teknik tersebut sudah dipergunakan dalam iagnosis, dan sebagai indicator dalam penilaian
taraf serta kemajuan Kesehatan. Memang hampir tidak pernah dokter tidak mengukur tinggi
dan berat badan, dua buah parameter yang sudah sangat dikembangkan oleh antropologi, baik
dalam Teknik dan indices, maupun dalam interpretasi. Mengukur tebal lipatan kulit, yang
sangat fashionable sekarang, dikembangkan sebagai matra keempat dalam antropologi ragawi
dan sudah diterapkan hampir diseluruh negara di dunia. Dermatoglyfi antropologis
berkembang dengan menyolok dalam 50 tahun terakhir dan sudah menjadi alat penting dalam
diagnosis cacat bawaan, penyakit tertentu, kekembaran dan identifikasi.

2
2.2 Bioantropologi dan kemiskinan

Bioantropologi atau antropologi biologis (yang lebih dikenal dengan nama antropologi
ragawi) menaruh minat pada variasi biologis populasi manusia dan sebab-mubabnya. Pada
umumnya yang dipelajari adalah populasi-populasi yang sehat, tetapi dengan sengaja atau
tidak, telah dipelajari pula populsi-ppulasi dalam berbagai Tingkat Kesehatan, termasuk sisa-
sisa populasi masa lampau, ditinjau dari sudut sekarang tentu saja populasi yang sudah punah
atau mati atau tidak memiliki ksehatan, tetapi meninggalnya dulu, ia juga berada dalam
berbagai Tingkat Kesehatan.

Kemiskinan adalah ktiadaan sesuatu di bawah Tingkat tertentu, di bawah garis


kemiskinan, terutama dari egi ekonomis, jadi tiadanya harta. Sebagian besar penduduk dunia
tergolong miskin, mungkin dua pertiganya, kemiskinan itu kita ketahui berpengaruh daam
aspek-aspek sosial, budaya dan biologis. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau peroalan
kemiskinan ini menarik perhatian bioantropologi.

Kemiskinan berpengaruh pada biologi melalui gizi (salah atau kurang gizi) dan secara
tidak langsung melauli proses-proses biocultural. Kemiskinan menimbulkan berbagai hal
yang tercermin pada biologi manusia. Akibat kemiskinan pada manusia yang terlibat secara
bioantropologis untuk mencoba mendapat pengertian yang lebih jelas tentang hubungan
antara kemiskinan dan biologi manusia.

Akibat kemiskinan yang terpenting adalah berbagi Tingkat kekuarangan gizi hingga
kelaparan. Kelaparan ini cukup banyak terjadi dalam sejara manusia. Di inggris antara tahun
10-1846 di catat ada 200 kali bahaya kelaparan, sedangkan di negeri cina daam 2019 tahun
hingga 1911 dicatat 1828 bahaya kelaparan. Dalam abad ini ada beberapa bahaya kelaparan
besar terjadi di dunia, bahkan sesudah perang dunia II hampir setiap tahun terdapat kelaparan
di salah satu negeri. Pada waktu ini di dunia di taksir ada 1 500 000 000 orang yang
menderita kurang gizi, 500 000 000 di antaranya menderita kelaparan kronis. Ditaksir 15 000
000 kematian setahun disebabkan oleh kelaparan atau kekurangan gizi. Kelaparan juga tentu
dapat timbul tidak oleh kemiskinan, misalnya oleh kegagalan pertanian, wabah, peperangan
atau sengaja ditimbulkan sebagai instrument perang, dengan bokkade, merusak panen,
menimbulkan hujan dsb.

Kelaparan yang akut dapat menimbulkan kemaatian yang banyak dan juga penurunan
fertilitas, yaitu kapasitas reproduktif yang nyata,. Hal inni terlihat dalam musim dingin
kelaparan 1945-4 di negeri Belanda. Kira-kira dua bulan sesudah menurunnya catu di bawah

3
1500 kalori sehari, penurunan fertilitas mulai terjadi dengan menurunnya angka kelahiran 9
bulan kemudian. Pada puncak kelaparan catu mencapai 800 kali/hari. Menurunnya kalori di
bawah nilai tertentu ini menyebabkan turunnya libido, oligospermia dan berkurangya
motilitas dan umur spermatozoa. Penurunan fertilitas lebih hebat terjadi diklangan pekerja
kasar daripada pekerja kantor. Segera seteah catu meningkat menjadi normal, fertilitas
meningkat lagi.

2.3 Restropek dan prospek penelitian antropologi ragawi dan biologi manusia di
Indonesia

Istilah antropoli ragawi diciptakan dari physical antropology, yaitu satu cabang
antropology yang menyelediki variasi bilogis manusia secara vertical maupun horizontal dan
sebab-sebab yang menimbulkannya. Sebelum perang dunia kedua, istilah antropologi saja
sudah cukup, karena cabang antropologi budaya di waktu itu dikenal sebagai etnologi
tambahan lagi sebagai ilmu., antropologi ragawi lebih tua daripada antropologi budaya.
Sesudah pengaruh amerika mulai terasa dan antropologi budaya berkembang dengan baik
dalam tahun-tahun 1960an, maka kalau disebut antropologi saja, banyak yang menyangka
bahwa yang di maksud adalah antropologi budaya.

Antropologi ragawi mencakup phylogeny manusia, yaitu evolusi manusia dari zaman
purbakala hingga sekarang, bahkan juga mikroevolusi manusia sekarang dan di masa yang
akan dating. Variasi vertical lain ialah ontogeny manusia, terutama perkembangan dan
pertumbuhan manusia postnatal hingga senilitas, dengan perhatian khusus pada pertumbuhan
pre dan circumpuberal serta proses menua.

Variasi horizontal meliputi variasi rasial dan geographis, interaksi antara genetika dan
lingkungan, serta adaptabilitas manusia. Variasi yang diselediki itu dapat bersifat
morphologis, physiologis, genetis, biokimiawi dsb. Methodologinya berbeda-beda pula dalam
tiap-tiap penyeledikan tersebut.

Di waktu yang akhir-akhir ini dengan kemajuan-kemajuan dalam biologi, maka


antropologi ragawi bertambah dipengaruhi pleh bidang tersebut dan kelihatan agak menjauhi
antropologi budaya, dan oleh karena tidak hanya aspek physic saja yang dicakupinya, maka
Sebagian ahli mulai menyebutkan antropologi biologis atau bioantropologi. Di eropa, Dimana
antropologi ragawi dan budaya tidak tergabung dalam satu Lembaga, antropologi ragawi dan
budaya tidak tergabung dalam satu Lembaga, antropologi ragawi mempunyai tradisi di
fakultas kedokteran ataupun ilmu pengetahuan alam. Dengan makin populernya itilah

4
antropologi budaya, maka antropologi mulai dinamakan antropobiologi atau biologi manusia.
Kedalmnya tercakup studi tentang variasi dalam populasi manusia ditinjau dari segala aspek
bioogi, seperti morphologi, genetika, physiologi, biokimia dan ekologi, baik pada tingkatan
molekuler, selluler, jaringan, organ, maupun individu. Semuanya itu dipelajari dengan
memakai penghampiran populasional, ekologis serta genetis, dan tidak hanya meliputi
populasi sekarang, tapi juga populasi dimasa lampau.

2.4 Beberapa pokok persoalan tentang hubungan antara ras dan penyakit
diindonesia

Hubungan antara suatu ras dengan berbagai penyakit sudah lama diperhatikan orang.
Beberapa penyakit atau kelainan dianggap lebih prevalent pada suatu rasa tau subras.
Walaupun demikian, belum dapat dikatakan dengan pasti bahwa penyakit yang prevalensinya
tinggi pada suatu ras itu memang benar-benar karena faktor rasial, atau karena faktor genetis
non rasial dalam satu dema (populasi lokal), pencilan (isolate) atau famili ataupun biotypus
(peraakan) ataukah karena faktor lingkungan, giziz dan kebiasaan etnis.

Hubungan antara kanker nasopharynx dan ras monggolid sudah lama dikemukakan
orang. Djojopranoto (1964) mengutarakan dalam thesisnya tentang presentasi kanker
nasopharynx yang lebih tinggidikalangan orang cina daripada orang Indonesia. Presentasinya
juga tinggi di kalangan orang cina dicina Selatan, hongkong, Taiwan Singapura, begitu pula
di amerika serikat dan Mexico. Tetapi presentasinya juga tinggi di korea dan kenya,
sedangkan di jepang rendah.

Di Indonesia Dimana hybridisasi dengan orang cina cukup banyak dan lama, ada
dilaporkan insidensi kanker nasopharynx yang lebih tinggi, dengan pravelensi lebih tinggi
pada laki-aki. Tetapi soenarto (1971) dan soetarjo (1973) tidak begitu yakin dan menemui
insidensi yang lebih rendah di kalangan orang cina di Yogyakarta daripada orang Indonesia
dan tentang sebab-sebabnya soetarjo lebih cenderung kepada faktor-faktor ekoogis.

Banyak penyakit lain yang dihubungkan dengan ras di Indonesia, misalnya hypertensi,
ulcus pepticum dan kanker lambung yang kdang-kadang dikaitkan dengan orang cina proto
melayu atau kelompok etnis tertentu. Bergman (1960) menyebut beberapa enyakit yang di
anggap mempunyai predisposisi rasial, misalnya kanker hati, tumor genital, koro, kuru, dll.
Tetapi ia lebih cenderung untuk tidak mencari sebabnya pada faktor-faktor rasial, melainkan
pada lingkungan termasuk kebudayaan.

5
Pada umumnya dikenal tiga ras utama, yaitu kaukasid, monggolid dan negrid dngan
istilah-istilah anglo-saxoncaucasoid, mongoloid dan negroid, atau dengan istilah-istilah
jerman europide, mongolide dan negride. Ras kaukasid tersebar lua di dunia, meliputi eropa,
afrika utara, asia barat, amerika, autralia, pasifik dan afrika Selatan. Ras negrid mendiami
asia Tengah dan timur, termasuk kepulauan-kepulauan di asia Tenggara, dan amerika. Seperti
kedua ras lain, dalam jumlah yang kecil ras ini juga tersebar di tempat-tempat lain di dunia,
misalnya afrika, eropa dan pasifik.

2.5 Nyeri ditinjau dari sudut antropologi

Nyeri sudah banyak di pelajari orang dari segi biologi, terutama neuroanatomi dan
psykofysiologi. Dari sudut genetika dan farmokologi nyeri acap kai mendapat perhatian.
Yang masih kurang mendapat perhatian ialah pengaruh lingkungan soksiokultural terhadap
pengalaman nyeri. Sebagai proses biologis yang vital untuk bertahan hidup, maka nyeri ini
mendapat makna kultural seperti juga proses-proses vital yang lain misalnya, makan,
reproduksi dll.

Nyeri adalah suatu system peringatan untuk proteksi terhadap stimuli yang berbahaya
dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Ia juga merupakan Latihan untuk menghadapi
lingkungan. Karena ia memberi akibat pada perilaku, ia dipergunakan pula dalam
conditioning, penology dll. Dalam kedokteran nyeri merupakan symptom yang sering
terdapat dan merangsang penderita untuk melakukan sesuatu. Sebagian besar Tindakan
kedokteran berhubungan dengan pengurangan rasa nyeri.

Nyeri adalah fenomena biologis yang complex, yang pada peringkat individu
dipengaruhi oleh faktor budaya. Kenyataan ini tidak jarang luput dari perhatian kalangan
kedokteran. Dalam pengumpulan data (anamnesis dan diagnostic fysis).

Penyelidikan tentang nyeri sudah dimulai sejak pertengahan abad yang lalu, terutama
pada peringkat inf=divide ke bawah. Tetapi penyelidikan tentang rasa dan pengalaman nyeri
sebagai fenomena biocultural masih ssedikit sekali. Kiranya hal ini perlu mendapat perhatian
kita yang lebih besar untuk mencegah kekeliruan-kekeliruan interprestasi, misalnya
misdiagnosis.

Kalangan kedokteran perlu memperoleh “insight” tentang pengaruh kebudayaan pada


nyeri untuk dapat memprediksi dan menginterpretasinya dengan tepat. Pengungkapan
jawaban terhadap rasa nyeri dinilai berbeda dalam berbagai kelompok etnis. Patut kita ingat

6
pula bahwa peringkat system hayat dari individu ke atas berbaga fenomena biologis
mendapat warna budaya. Dalam bergerak dari satu peringkat ke peringkat yang lebih tinggi
hukum-hukum yang berlaku dapat berubah dan bertabah. Hukum-hukum baru timbul dan
yang berlaku dibawah hilang atau berubah pada peringkat yang lebih tinggi.

2.6 Perkembangan populasi manusia ditinjau dari sudut biologi sosial

Pada awal zaman neolitihik populasi Homo sapiens ditaksir 90 juta jiwa dengan
kepadatan hingga 1/km. waktu ganda (doubling time) mungkin sudah menurun hingga 2000
tahun dengan Bertani ratio extratif, yaitu perbandingan kalori yang dipakai untuk
mengexploatasi lingkungan dengan yang seluruhnya di konumsi, makin kecil, kira-kira hanya
25%.

Diwaktu kota-kota pertama muai muncul, populasi manusia diduga sudah mencapai
160 jiwa dengan waktu ganda 1000 tahun. Kemudian pada permulaan zaman industry
populasi meningkat jadi 600 juta jiwa dengan kepadatan kira-kira 5/km. sesudah itu
pertumbuhan populasi makin bertambah cepat. Waktu ganda menurrun jadi 35 tahun,
sedangkan kepadatan penduduk sekarang 25/km.

Meskipun penduduk dunia dengan teratur bertambah, perambahan populasi di tiap-tiap


benua tidak sama cepatnya. Dalam 3 abad yang terakhir misalnya penduduk asia berlipat
empat, sedangkan penduduk eropa berlipat enam, padahal emigrasi ke luar eropa cukup
banyak. Dalam 4 abad terakhir penduduk dunia berlipat enam, sedangkan orag-orang
keturunan inggris berlipat 50. Empat abad yang lalu rambut perang hanya kira-kira 3% ,
sedangkan sekarang mencapai 12%. Sebagian penduduk Australia dan selandia baru berdarah
kaukasoid dan 50% penduduk amerika utara dan Selatan demikian pula. Dalam abad yang
terakhir penduduk amerika menjadi 5 ½ kali lipat, sedangkan asia hampir 2 kali.

Di dalam abad ini perkembangan penduduk asia (2x lipat) memang lebih tinggi
daripada eropa (1 ½ x), tetapi tidak seinggi pertambahan penduduk amerika (2 ½ x).
kepadatan penduduk di berbagai benua sekarang juga berbeda-beda. Yang terdapat aadalah
erop, 92/Km, sedangkan Australia sangat tipis penduduknya (2/km). kepadatan penduduk asia
adalah 69/km, sedangkan untuk dunia seluruhnya, seperti disebut tadi, kepadatannya kira-kira
25/km.

Di negeri-negeroi di berbagai benua kepadatan enduduk juga berbeda-beda. Negeri


yang terdapat penduduknya adalah belgi dan Belanda, diikuti oleh jepang, inggris dan jerman

7
barat. Seperti didunia yang distribusi penduduknya tidak merata, sehingga 50%cpenduduk
mendiami hanya 5% area, maka di tiap-tiap negeri juga distribusi penduduk tidak merata. Di
negeri cina di Tibet kepadatannya 1,2/km, sedangkan di Lembah yangtse 500/km. kepadatan
kota new York adalah 1250/km dan bagian kota Manhattan saja 35.000/km.

Berbagai habitat di dunia juga tidak didiami secara meata. Yang terdapat dihuni adalah
daerah hutan campuran berhawa sedang 39% penduduk dunia berdiam disana dengan
kepadatan 5,6/km. 28% penduduk berdiam di daerah hutan tropis dengan kepadatan 1,9/km.
daerah padang rumput tropis dan berhawa sedaang didiami oleh 12%, sedangkan daerah
bertukar lautan tenga oleh 4% penduduk.

2.7 Panjangnya Umur Manusia

Panjangnya umur manusia sudah menjadi masalah dan Impian sepanjang Sejarah
manusia. Lahir dan mati merupakan peristiwa penting dalam hidup seseorang dan sudah
dikenal serta ditandai dengan berbagai upacara sejak awal kebudayaan. Panjangnya umur
seseorang memang dibatasi oleh kelahiran hidup dan kematian, atau hilangnya tanda-tanda
vital penting. Pemikiran yang lebih terperinci membuat kita mempertimbangkan apakah
hidup tidak dimulai dari pembuahan atau sejak embryo mulai berbentuk manusia, juga akhir
hayat sebetulnya merupakan satu seri peristiwa, meskupun terjadinya dalam waktu yang
singkat, uang ditandai oleh kematian organ dan sel seluruhnya taau lenyapnya segala
manifestasi hayat yang irreversible. Tetaapi pada umumnya hal itu tidak menjadi persoalan,
oleh karena itu umur dihitung ( untuk orang deasa) dalam tahun surya (solar). Memang
menghitung hidup sejak pembuahan akan menambah umur hampir setahun.

Panjangnya ummur suatu populasi lebih sukar dihitung, karena dapat dipakai berbagai
konsep. Biasanya yang dimaksudkan ialah umur yang dapat dicapai oleh kebanyakan orang
dewasa dalam keadaan normal. Dalam ilmu pengetahuan lebih sering dipakai umur rata-rata,
atau lebih tepat umur mati rata-rata, dengan menghitung juga kematian anak-anak. Agak
jarang dipakai adalah umur modal dan umur median. Dapat pula dipaakai umur harapan waku
lahir , yaitu sampai umur berapa rata-rata dapat diharapkan seorang anak yang baru lahir dan
hidup. Ini adalah suatu konsep hypothesis yang erat hubungannya dengan angka kematia.
Angka kematian berbeda-beda dari umur ke umur dan dari masa ke masa, sehingga harapan
hidup berubah-ubah pula. Angka kematian itu tinggicdi masa anak-anak, menurun di masa
remaja dan kemudian mengingkat perlahan-lahan hingga masa tua. Pada umur sekitar 1 tahun
terdapat resitensi terhadap maut.

8
Dalam membicarakan panjangnya umur manusi penting pua kita perhatikan umur ras
manusia, umur species homo sapiens dan umur genus homo. Umur suatu kategori taxonomis
yang demikian dibatasi oleh munculnya dan lenyapnya kategori tersebut didunia. Lenyapnya
dapat oleh karena punah atau karena punah atau karena berevolusi menjadi kategori yang
lain. Untuk manusia hal ini sukar ditentukan atau ditaksir. Ras-ras seperti yang terdapat
sekarang munculnya sekitar 15.000 tahun yang lau. H sapiens muncul 40 000 tahun yang
lalu, atau 100 000 tahun yang lalu, kalau manusia neandethal di golongkan ke dalam h
sapiens juga. Genus homo muncul pertama kali 100 000 tahun yang lalu, kalau manusia
neanderthal digolongkan kedalam h sapiens juga. Genus homo muncul pertama kali 100 000
ahun yang lalu, atau 2 juta tahun yang lalu, kalau pithecanthropus dimasukkan ke dalam
genus homo juga.

Umur genus carnivora darat yang menysu rata-rata 8 juta tahun panjangnya. Ada lebih
Panjang, tetapi kebanyakan lebih pendek. Punahnya karena kegagalan dalam adaptasi,
lingkungan berubah terlalu sedikit. Dengan kebudayaannya manusia lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan tidak usah menglami perubahan biologis .

2.8 Wanita Dan Kodrat Aalaminya Suatu Tujuan Antropologis Kedokteran

Di abad yang lalu diskriminasi Wanita adalah hal yang biasa, yang kadang-kadang lebih

hebat daripada diskriminasi rasial. Ada kalangan yang menyasingkan apakah Perempuan
itu benar-benar manusia, ada yang menganggapnya mahkluk yang lebih rendah atau mata
rantai antara anthropid dan manusia.

Sebagai contoh hebatnya diskriminasi terhadap Wanita di amerika dahulu, dapat


dikemukakan bahwa lebih dahulu ada dokter negro daripada dokter Wanita, yang berarti
diskriminasi di sekolah dokter terhadap negro lebih dulu kendur daripada terhadap
Wanita. Dokter David j peck adalah dokter negro pertama yang lulus di amerika serikat
ia lulus pada tahun 1847 di rush medical collage.

Dokter Wanita indonesi sekarang ada kira-kira 15% sedangkan mahasiswi puteri tahun-
tahun belakangan ini keningkat sampai 35-60% . Di amerika dokter Wanita sekarang ada
sekitar 22% , Tetapi hanya kira-kira 7% yang berpraktek, terutama dalam bidang- bidang
yang kurang megah .

9
2.9 Antropologi Forensik

Dari berbagai cabang antropologi ragawi, antropologi forensiklah yang paling sdikit
mendapat perhatian di Indonesia. Sumbangan antropologi bagi ilmu-ilmu forensik, termasuk
kedokteran forensik dan kedokteran gigi forensic, terutama terletak dalam bidang identifikasi.
Dalam praktek kepolisian dengan identifikasi biasnya di maksudkan identifikasi individual,
tetapi dalam antropologi forensik berbagai tahapan proses menuju identifikasi individual,
sudah dinamakan identifikasi, misalnya identifikasi rasial, sex, usia, dan lain sebagainya.

Antropologi forensic memang bidang yang masi muda, meskipun sudah pada akhir
abad yang lalu ia mulai dipikirkan dan diterapkan, tetapi baru ada pada abad ini,lebih-lebih
sesudah perang dunia kedua, ia berkembang dengan pesat.

Sekarang dalam banyak hal antropologi diminta bantuanya untuk identifikasi rangka,
baik oleh polisi, badan Lembaga kronologi dan lain lain. Identifikasin rangka ini bahkan
diminta pula untuk perkara-perkara yang non foresik, mislnya identifikasi korban perang,
revolusi, kecelakaan, bencana, atau untuk keperluan arkeologis, kotapraaja, perseorangam
dan lain-lainn.

Dalam identifikasi rangka, selain idemtifikasi tulang, idrmtifikasi gigi juga di minta
dari antropologi forensic, baik oleh kalangan kedokteran forensik ataupu n kedokteran gigi
forensic. Gigi sangat awet sesudah orangnya mati, sehingga banyak dan kerap kali
terpresevarsi.

Antropologi forensic masih kurang mendapat perhtian di Indonesia oleh karena


berbagai hal a. l. bioanthropologi sendiri masi kurang mendapata perhatian ,bioanthropology
disangka hanya menyelidiki ras dan manusia purba, ilmu-ilmu exacta, hayat dan kedokteran
memang masi belum banyak dipakai dalam penegakan hukum dan lain-lain.

Dalam tulisan ini diutarakan cakupan antropologi forensic dan dikupas tentang
pemakaian rangka, gigi, sidik jari, dan bibir, pengusian, penentuan sex, ras dan tinggi badan
serta perawakan untuk identifikasi. Dikemukakan pula contoh-contoh dalam Sejarah, literatur
dan pengalaman tentang pemakaian antropologi forensic.

10
2.10 Sejarah Antropologi Biologis
Antropologi biologis adalah cabang dari antropologi yang mempelajari
perkembangan fisik spesies manusia. Hal ini memainkan peran penting dalam paleo
antropologi(studi tentang asal-asal manusia) dan dalam antropologi forensic (analisis
dan identifikasi jenazah manusia untuk tujuan hukum). Ini mengacu pada manusia
antropometri (ukuran tubuh) dan termasuk neuro antropologi studi tentang evolusi
otak manusia, dan budaya sebagai adaptasi terhadap lingkungan neurologis.

Dalam dua abad terakhir,ilmu antropologi biologis telah terlibat dalam


berbagai kontrovensi, pencarian asal-usul manusia didampingi oleh perdebatan
evolusi dan teori-teori ras yang beragam. Ada berbagai Upaya untuk mengkorelasikan
tubuh manusia dengan ciri-ciri piskologis seperti jenis kecerdasan, kriminalitas, dan
kepribadian.

Berikut beberapa cabang-cabang Antropolgi Biologis


.
 Paleoantropologi,mengkaji bukti fosil untuk evolusi manusia,
 Primatologi, Mengkaji Perilaku, morfologi, dan genetik primata bukan
manusia
 Ekologi perilaku manusia
 Biologi Manusia
 Bioarkelogi
 Paleopatologi
 Antropologi Forensik
 Antropologi molecular, mengkaji migrasi dan penyebaran migrasi manusia
modern

11
2.11 Antropologi Fisik
Antropologi Fisik adalah cabang dari antropologi yang bertujuan untuk
mempelajari interaksi proses biologi dan sosial dan pengaruhnya terhadap
populasi manusia, dipahami tidak hanya sebagai objek dasar yaitu sifat biologis
saja, tetapi sebagai medan interaksi biosocial, yang berarti pengetahuan tentang
kedua bidang tersebut, tapi tidak di kurangi menjadi salah satu dari mereka.

Perkembangan ilmu ini sebagai sub disiplin antropologi antara ilmuwan


amerika dan ingris tertarik karena terdapat keragaman variabilitas fenotopik
antara individu-individu suatu spesies dan kemunculan spesies modern. Namun
demikian, kunci utamanya adalah untuk mempelajari Bagaimana manusia,,
melalui interaksi dengan lingkungan, mampu mengembangkan budaya dan karena
itu Masyarakat sebagai kecendrungan untuk mengembangkan budaya mungkin
merupakan komponen yang paling penting dari Sejarah evolusi manusia.

Digunakan sebagai teori dasar teori seleksi alam dikembangkan oleh Charles
daewin pada awalnya. Antropologi fisik pada suatu waktu dibagi menjadi
berbagai cabang. Sub-Spealisasi dari antropologi fisik dapat dibagi dalam dua
trend yaitu deskritif dan metrik. Subspealisasi deskritif berfokus pada
membandingkan dan mengkontraskan penampilan karakter dan terukur antara
kelompok-kelompok individu. Penelitian Sub-Spealisasi metrik dan
pengembangan Teknik untuk mengukur bagian tubuh.

12
2.12 Antropologi Teknik

Antropologi Teknik adalah Sebagian dari antropologi terpakai, ia membantu bidang


interdispliner ergonomic Bersama-sama dengan fysiologi, pysikologi, kedokteran, Teknik,
arsitektur dan industrial design engineering. Badan manusia adalah sentral dalam antropologi
Teknik, dengan mengetahui ukuran badan dan variabilitasnya, mobilitas serta kekuatanya
dalam suatu populasi, antropologi Teknik berusaha membuat system manusia-mesin bekerja
dengan efisien, dan aman serta nyaman bagi manusia. Dalam interface manusia-mesin,
mesinlah yang harus diseusaikan dengan manusia, bukan sebaliknya.

Dalam uraian singkat ini kami akan mengupas serba sedikit tentang antropologi Teknik,
gunanya bagi kita dalam beberapa bidang dan pentingnya dalam system manusia-mesin,
meskipun pernah kami singgung beberapa kali sejak tahun 1962 pada berbagai kesempatan.
Cabang antropologi ragawi ini sering kurang mendapat perhatian, karena antropologi sendiri
masi disangka hanya mempelajari ras, manusia purba dan tulang belulang.

Antropologi tradisional yang sudah lama ada berkembang sebagai ilmu di abad yang
lalu, tetapi baru maju pesat seagai bagian penting antropologi terpakai sejak perang dunia II.
Perbedaan anthropometris antara populasi manusia ternayata perlu di perhatikan, karena
memengaruhi effisiensi kegiatan militer dan kemudian industry.

Tiga sikap dasar perlu mendapat perhatian utama, yaitu berdiri, duduk dan berbaring.
Kemudian badan atau bagian badan dalam gerak, sehingga kita melihat system manusia-
mesin bekerja sebagai suatu kesatuan. Mesin tidak dapat lebih baik daripada manusia yang
menjalakanya. Manusia dapat terganggu oleh alat yang tidak sesusai dengan badanya,
sehingga timbul ineffisiensi , ketidak – nayamanan dan kecelakaan.

Mula-mula memang kurang disedari bahwa perbedaan rasial cukup bermakna, seolah-
seolah hanya ulah kaum antropologi saja, tetapi kemudian tidak dapat diungkiri bahwa
perbedaan terdapat nyata pada Tingkat subrasial, bahkan pada populasi-populasi lokal.
Perbedaan ini tidak hanya pada orang dewasa, metris terlihat juga pada kedua sex, pada
golongann-golongan kerja, pada lapisan-lapisan sosial dan antara generasi.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antropologi biologis adalah cabang antropologi yang membahas tentang perilaku


manusia ditinjau dari struktur, dimensi atau sifat biologis.

Antropologi biologis bukan hanya mempelajari budaya tetapi juga memperlajari ras,
manusia purba,dan tentang Kesehatan.

3.2 Saran

Makalah ini saya buat agar berharap pembaca dapat mengenal lebih dalam tentang
antropologi biologis,dan jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di maafkan

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku Antropologi Biologis Prof Dr T Jacob

Editor;Drg. Etty indriati, Ph.D

15

Anda mungkin juga menyukai