Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA LITERASI DIGITAL UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU

YANG TERTIB DAN ANTI HOAX


Mudahnya akses digital saat ini memicu banyaknya disinformasi. Berbagai jenis informasi dapat
diakses dan menyebar dengan mudah melalui jaringan internet. Tidak sedikit berita berisi
informasi negatif seperti berita hoax, ujaran kebencian, penipuan dan radikalisme. Munculnya
berita hoax cukup merepotkan pemerintah hingga kementerian komunikasi dan informatika
membentuk satgas khusus untuk memantau dan mengawasi konten di internet salah satunya
adalah hoax. Sebenarnya hoax tidak hanya ada di Indonesia, tetapi banyak juga di berbagai
negara lain. Biasanya hoax sengaja dibuat oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk
tujuan memprovokasi. Menjelang dilaksanakannya pemilu seringkali bermunculan berbagai
hoax. Menjamin pelaksanaan pemilu yang tertib bukanlah tanggung jawab KPU selaku
pelaksana. Mengupayakan pelaksanaan pemilu yang tertib merupakan bagian dari bentuk proses
penguatan negara demokrasi. Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan “KPU tidak dapat
melakukan menyampaikan perkembangan informasi kepemiluan sendiri. Peran media dalam
penyebarluasan informasi terutama terkait dengan penyelenggaraan pemilu bisa sampai kepada
audiens, khalayak luas, pemilih di berbagai tempat, segmen usia, tentu peran teman-teman media
sangat penting,”. Maka dari itu, pentingnya literasi digital untuk mewujudkan pemilu yang tertib
dan antihoax agar pemilihan umum berlangsung secara jujur dan adil. Kalian mungkin sering
mendengar kata literasi bukan? Literasi sering diartikan sebagai kemampuan menulis dan
membaca. Definisi literasi digital berdasarkan kutipan dari buku Peran Literasi Digital di Masa
Pandemik (2021) karya Devri Suherdi yaitu pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam
memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Literasi digital memanfaatkan media digital dengan menyebarkan informasi yang akurat dan
kredibel melalui media sosial. Salah satu peran penting yang bisa diambil di lingkungan
masyarakat yaitu kita sebagai khalayak umum juga harus mengerti dan memahami bahwa kita
memiliki tanggung jawab untuk memeriksa kebenaran informasi yang kita dapatkan. seperti yang
telah kita bahas sebelumnya di era digital ini sangat memungkinkan informasi menyebar dengan
cepat dan mudah, maka kita harus bijak dalam menggunakan media sosial dan memperhatikan
sumber informasi tersebut dapat dipercaya atau tidak, kemudian kita juga dapat membantu
menyebarluaskan informasi yang akurat dan benar bisa dipercaya untuk mengurangi penyebaran
hoaks. Selain itu kita juga dapat melaporkan aduan atau report melalui sarana yang tersedia dari
masing-masing media digital. Berikut beberapa contoh upaya pemanfaatan media sosial dan fitur
report yang digunakan untuk melaporkan berita atau informasi yang terindikasi hoax:

1. Instagram
Instagram merupakan salah satu media sosial yang saat ini sedang banyak digunakan baik
untuk mengunggah aktivitas pribadi maupun bersama. Namun instagram juga digunakan
sebagai media informasi bagi para penggunanya. Instagram memiliki fitur report
postingan dan akun. Fitur tersebut dapat kita gunakan untuk melaporkan informasi palsu
atau hoax. Laporan yang diajukan sifatnya anonim sehingga kita memiliki hak untuk
menyampaikan bentuk report tanpa perlu khawatir. Fitur komentar instagram juga dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan fakta atau informasi yang benar apabila terdapat
postingan yang berisi informasi palsu atau hoax.

2. Facebook
Facebook merupakan salah satu media sosial yang sudah dari sejak lama digunakan untuk
berbagi informasi. Facebook memiliki fitur report status dan mengkategorikan informasi
hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai.
Fitur tersebut dapat kita gunakan untuk melaporkan informasi palsu atau hoax kemudian
biasanya pihak facebook akan mengatasi dengan menghapus postingan yang dilaporkan.
Fitur komentar facebook juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan fakta atau
informasi yang benar apabila terdapat postingan yang berisi informasi palsu atau hoax.

3. Google
Google merupakan mesin pencarian informasi yang digunakan khalayak umum. Namun
beberapa pengguna masih belum tau bahwa google memiliki fitur feedback untuk
melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Fitur tersebut
dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengurangi penyebaran informasi hoax.

4. Twitter
Twitter merupakan media sosial yang hingga kini ramai digunakan untuk membahas
berbagai hal. Kita dapat memanfaatkan twitter sebagai media penyampaian informasi
yang tepat, namun selain twit positif, pengguna twitter juga biasa membuat twit negatif
yang dapat memprovokasi pengguna lain. Twitter memiliki fitur report tweet untuk
melaporkan twit yang negatif. Fitur tersebut dapat digunakan untuk mengurangi
penyebaran informasi hoax.

5. Email
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan email khusus untuk aduan
masyarakat terkait informasi hoax. Aduan bisa dikirimkan melalui e-mail ke alamat
aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Dari beberapa media sosial yang telah disebutkan merupakan wadah yang sekiranya dapat
digunakan secara bijak untuk mengantisipasi dan mengurangi penyebaran informasi hoax,

Anda mungkin juga menyukai