Anda di halaman 1dari 73

DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT

RSPAL dr. RAMELAN

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK


AMBULAN NETS

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT dr. RAMELAN


SURABAYA

TAHUN 2024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. I
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………….. II
ISIAN UMUM …………………………………………………………………………… 1
Ringkasan ……………………………………………………………………………… 2
Latar Belakang dan Tujuan ………………………………………………………….. 4
Kebaruan / Nilai Tambah …………………………………………………………….. 6
Implementasi Inovasi ………………………………………………………………… 8
Signifikansi …………………………………………………………………………….. 10
Adaptabilitas …………………………………………………………………………… 11
Sumber Daya …………………………………………………………………………... 12
Startegi Keberlanjutan ……………………………………………………………….. 13
Isian Sistem Rujuan Terintegrasi Elektronik (SISRUTE) ………………...…….. 14
Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I. Surat Pernyataan Implementasi Inovasi


LAMPIRAN II. Surat Pernyataan Identitas Inovasi Perorangan
LAMPIRAN III. Surat Pernyataan Identitas Inovasi Tim
LAMPIRAN IV. Surat Pernyataan Kesedian Replikasi
LAMPIRAN V. Grafik Laporan
DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT
RSPAL dr. RAMELAN

ISIAN UMUM

1. Judul Inovasi :
2. Waktu Mulai Implementasi :
3. Kelompok Inovasi :
4. Kategori Inovasi :
5. Target SDGs :
6. Link Video Inovasi :
7. Surat Pernyataan terlampir
8. Surat Pernyataan Ketersediaan Replika Inovasi
RINGKASAN PROPOSAL

Konsep Neonatal Emergency Transport Service (NETS) guna Percepatan


Penurunan Angka Kematian Bayi di Surabaya Dalam Rangka Menyongsong
Sustainable Development Goals.
Berasarkan hasil evaluasi tutup buku tujuan pembangunan milenium (millennium
development goals, MDGs) ternyata angka kematian bayi di Indonesia masih cukup
tinggi. Capaian angka kematian bayi per 1000 kelahiran masih pada angka 32/1000
kelahiran sedangkan target MDGs adalah 23/1000 kelahiran . Demikian juga halnya di
Surabaya penyelenggaraan program penurunan angka kematian bayi baru lahir di
Surabaya belum berjalan dengan baik sehingga angka kematian bayi baru lahir (BBL)
masih tetap tinggi. Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi baru lahir
adalah transportasi bayi baru lahir yang tidak optimal sehingga luaran (morbiditas dan
mortalitas) cukup tinggi. Selain itu belum ada suatu Pusat Informasi Rujukan Neonatal
(PIRNA) dalam sistem rujukan sehingga sitem rujukan belum efektif efisien.
Latar belakang terbentunya inovasi Ambulans Nets melibatkan beberapa faktor
dan pertimbanagan diantaranya :
1. Sistem rujukan BBL antar fasilitas kesehatan secara berjenjang belum
menggunakan Ambulan NETS.
2. Sistem rujukan BBL antar fasilitas kesehatan belum menggunakan PIRNA.
3. Peningkatan efisiensi dan ketepatan waktu.
4. Penggunaan Teknologi dan Sistem Informasi yang dapat diakses melalui
smartphone.
5. Adanya pengaduan pasien dan keluarga tentang kebutuhan pelayanan unit
ambulans khusus pasien bayi.

Berdasarkan konsep penerapan NETS di Kota Surabaya pada khususnya


dan Indonesia pada umumnya dapat dipertimbangkan sebagai salah satu upaya
percepanan penurunan AKB.

1) Sistem rujukan BBL antar fasilitas kesehatan secara berjenjang belum


menggunakan Ambulan NETS.
Neonatal emegency transportation service merupakan suatu sistem
pelayanan BBL yang meliputi konsultasi ahli neonatus, kerjasama antara
fasilitas neonatus, tindakan gawat darurat dan stabilisasi BBL, serta
transportasi rujukan antar rumah sakit. Pelayananini beroperasi selama 24 jam
dan 7 hari dalam seminggu. NETS is a hospital with no walls!. Dengan
demikain NETS tidak hanya pelayanan transportasi, tetapi NETS meliputi
pelayanan rujukanan antar rumah sakit terhadap BBL yang mengalami gawat
darurat, konsultasi dengan ahli neonatolog, dan bahkan dokter spesialis
lainnya. Dengan mengembangkan konsep NETS maka sistem pelayanan
terhadap BBL tidak dibatasi oleh rumah sakit, tetapi merupakan jaringan yang
memberikan dukungan sepenuhnya terhadap BBL yang membutuhkan.

Berkaiatan dengan hal tersebut di atas, maka konsep NETS merupakan


suatu sistem pelayanan yang dapat dikembangkan di Kota Surabaya sebagai
upaya percepatan penurunan AKB. Dari pengamatan di lapangan, tidak dapat
dipungkiri bahwa banyak BBL meninggal karena tindakan STABLE yang tidak
optimal, meninggal pada saat transportasi atau death on arrival (DOA) di
rumah sakit rujukan, dan tertunda merujuk BBL karena rumah sakit rujukan
dinyatakan penuh. Dengan konsep NETS BBL akan stabil dengan tindakan
STABLE, BBL dengan tranportasi yang baik berada dalam keadaan warm,
pink, dan sweet, serta penentuan rumah sakit rujukan dapat terlaksana karena
jaringan komunikasi yang baik. Selain itu, selama proses transportasi
konsultasi dengan ahli neonatologi dapat berjalan dengan baik sehingga
pelayanan optimal terhadap BBL dapat diberikan. Konsep ini diharapkan dapat
mempercepat penurunan AKB di Kota Surabaya.

2) Sistem rujukan BBL antar fasilitas kesehatan belum menggunakan


PIRNA .
Sistem rujukan suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata
cara pengiriman BBL resiko tinggi dari tempat yang kurang mampu
memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas
yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh
(mempunyai fasilitas yang lebih dalam hal tenaga medis, laboratorium,
perawatan dan pengobatan. Tujuan sistem rujukan neonatus adalah
memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat,
menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien dan mengadakan
pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan
sesuaidengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi
angka kesakitan dan kematian bayi. Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia
telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan
kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya
tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan.
Sistem rujukan seharusnya merupakan suatu sistem layanan yang
terintegrasi dan terpadu sehingga pelayanan sistem rujukan bisa berjalan
secara efektif efisien. Adanya suatu komando pengandali sistem rujukan
(Referral service controller) sangat dibutuhkan sehingga dapat menatakelola
rujukan sesuai dengan peta fasilitas kesehatan yang ada. Pusat informasi
rujukan neonatus (PIRNA) merupakan pusat informasi rujukan bayi baru lahir
bagi semua fasilitas kesehatan dan mengkoordinir sistem rujukan bayi baru
lahir di Kota Surabaya. PIRNA adalah WA Group yang terdiri dari Dinas
Kesehatan Kota Surabaya (regulator), Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang
Jawa Timur (IDAI Jatim) selaku organisasi profesi, para konsultan neonatologi,
para dokte spesialis anak dan para perawat NICU setiap fasilitas kesahatan
yang ada di Surabaya.
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen negara-


negara di dunia termasuk Indonesia yang berkeinginan memperbaiki sumber daya
manusia. Target dari MDGs adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Sejak diterapkan pada tahun
2000, capaian MDGs di Indonesia secara keseluruhan masih jauh dari yang
diharapkan. Berdasarkan hasil laporan Bappenas pada awal 2015, dari 48
indikator MDGs, hanya enanm indikator yang sudah tercapai, sedangkan 42
indikator lainnya belum tercapai dan masih menjadi pekerjaan rumah bagi
Indonesia. Salah satu indikator di bidang kesehatan yang mengalami kegagalan
dalam pencapaian MDGs adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi
di Indonesia berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 masih berkisar 32 per 1000 kelahiran hidup. Hal yang sama dijumpai pada
hasil evaluasi pembangunan milenium (MDGs) pada akhir 2015, AKB masih tetap
bertahan di angka 32 sementara target capaian adalah 23. Angka tersebut 5.2 kali
lebih tinggi dibandingkan Malaysia, 1.2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan
2.4 kali lebih tinggi dibandingkan Thailand.
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di
Jatim jauh lebih baik bila dibanding dengan AKI dan AKB Tingkat Nasional. Artinya
AKI Jatim saat ini sebesar 97,39/100 ribu kelahiran hidup dan AKB sebesar
25,95/1000 kelahiran hidup Sementara Tingkat nasional 228/100 ribu kelahiran
hidup (AKI) dan AKBnya 32,59/1000 ribu kelahiran hidup. Dua pertiga kematian
bayi terjadi pada saat neonatal, dan dua pertiga kematian neonatus terjadi pada
usia 0-6 hari. Dua penyebab kematian neonatus pada usia 0-6 hari di Indonesia
yaitu gangguan napas (37%) dan prematuritas (34%). Demikian juga di Surabaya,
Dinkes Kota Surabaya melaporkan bahwa asfiksia dan BBLR masing-masing
sebesar 29,7% dan 41,6%. Berbagai penyebab kematian di Kota Surabaya dapat
dilihat pada Diagram berikut ini.
Sumber: Dinkes Kota Surabaya, 2015

Di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia telah


mengembangkan Neonatal Emergency Transport Service (NETS) sebagai salah
satu upaya menurunkan AKB di negara-negara tersebut. Pengembangan konsep
pelayanan ini didasarkan pada evaluasi laporan AKB yang tinggi yang berhubungan
transportasi bayi. Konsep NETS yang dikembangkan di negara-negara tersebut
tidak hanya sekedar transportasi bayi, tetapi juga meliputi dokter anak konsultan,
koordinasi antar pelayanan BBL, tindakan gawat darurat, stabilisasi, dan jaringan
antar rumah sakit. Dari berbagai hasil laporan evaluasi yang ada keberadaan NETS
tersebut sangat signifikan berperan dalam menurunkan AKB di negara-negara
tersebut. Di Indonesia, sejauh pengetahuan penulis konsep NETS ini belum pernah
diterapkan. Di Dinkes Kota Surabaya, dari “Panca Upaya Penurunan AKB” dan
Sepuluh Langkah Upaya Penurunan AKB”, konsep NETS ini belum disebutkan
sama sekali. Berdasarkan data-data di atas, konsep penerapan NETS di Kota
Surabaya pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dapat dipertimbangkan
sebagai salah satu upaya percepanan penurunan AKB.
KABARUAN / NILAI TAMBAH

Inovasi Ambulns Nets dapat memberiakan sejumlah kebaruan dan nilai


tambah dalam system penanganan dan pemberian pelayanan prehospital
khususnya pasien bayi. Berikut beberapa contoh kebaruan dan nilai tambah
inovasi Ambulans Nets :
1. Sistem permintaan dan pelayan yang terintegrasi, inovasi Ambulans Nets dapat
mencakup pengembangan system permintaan dan pendataan yang
terintegrasi. Hal ini memungkinkan rumah sakit untuk secara efisien
memberikan pelayanan rujukan. Ambulans Nets ini juga mempermudah RS
dalam mengelola permintaan. Pengoptimalan pelayanan rujukan, dan
memastikan pemberian pelayanan pada pasien bayi selama di ambulans.
2. Peningkatan komunikasi, koordinasi, dan pelayanan, inovasi Ambulns Nets
dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi dan pemberian pelayanan antar
Rumah sakit dan pemberin pelayanan kesehatan lain. Hal ini membatu
memastikan respons yang cepat dan efektif terhadap permintaan pelayanan
Ambulans Nets.
Kebaruan dan nilai tambah pelayanban Ambulans Nets diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi, akurasi, responsifilitas, dan koordinasi dalam permintaan
dan transfer pasien bayi. Adanya sistem komunikasi via WA dari rumah sakit
perujuk yang terintegrasi sehingga berdampak positif dalam memenuhi kebutuhan
pasien dan mengoptimalkan serta meningkatkan kualitas pelayanan.
IMPLEMENTASI INOVASI

Ambulan NETS RSPAL dr. Ramelan Surabaya mulai aktif memberikan


pelayanan transportasi neonatal sejak bulan September. Selama periode tersebut
didapatkan delapan belas BBL yang telah mendapatkan pelayanan Ambulan
NETS. Dari jumlah tersebut sebahagian besar pengguna pelayanan Ambulan Nets
ini adalah pasien masyarakat umum yakni 16 (88,88%) dan sisanya dua BBL
merupakan keluarga TNI AL. Pasien umum yang menggunakan Ambulan NETS
sebahagian besar sumber pembiayaannnya adalah Pemkot Surabaya melalui
Dinas Kesehatan Kota, hanya tiga pasien yang pembiayaannnya secara mandiri.
Sementar itu, dua BBL yang merupakan keluarga besar TNI AL didukung oleh
RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Rekapitulasi pelaksanaan transportasi BBL dengan
Ambulan NETS dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Distribusi Pelayanan Ambulan NETS


No. Klasifikasi Pasien Pembiayaan Jumlah
Pemkot Mandiri RSPAL dr.
Surabaya Ramelan
1 Pasien Masyarakat Umum 13 3 16
2 Keluarga TNI 2 2
Total 13 3 2 18

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa ambulans nets


memiliki kebaruan / nilai tambah sebagai berikut :
1) Ambulan NETS merupakan suatu solusi dalam optimalisasi sistem rujukan
neonatal dalam upaya penurunan AKB di Kota Surabaya.
2) PIRNA merupakan saran yang paling efektif dan efisien dalam komunikasi
rujukan neonatal antar fasilitas kesehatan. Pada saat ini upaya-upaya
penurunan angka kematian bayi belum terorganisir secara optimal.

Implementasi inovasi Ambulans Nets memerlukan perencanaan yang


matang, pelatihan yang memadai, penggunaan tehknologi yang tepat, kolaborasi
yang efektif, serta evaluasi yang berkesinambungan. Dengan implementasi yang
baik diharapkan proses pemberian pelayanan prehospital khususnya pasien bayi
dapat berjalan lebih efisien, responsive, dan terkoordinasi sehingga pasien yang
membutuhkan bisa mendapatkan pelayanan yang optimal.

1) Prosedur Ambulans NETS


Prosedur penggunaan Ambulan NETS adalah sebagai berikut (lihat
Lampiran 2):
a. Kontak PIRNA untuk konsultasi BBL
b. PIRNA menentukan status BBL
c. PIRNA menentukan kebutuhan BBL
d. Jika asessmen PIRNA menentukan tidak memerlukan rujukan
dirawat di Faskes tersebut dengan konseling medis yang
dibutuhkan
e. Jika asessmen PIRNA menentukan diperlukan rujukan, maka
dilakukan konseling tindakan STABLE pra rujukan
f. PIRNA melakukan Teleconference di group WA NETSS
g. PIRNA menentukan rumah sakit tempat rujukan BBL
h. PIRNA melakukan koordinasi dengan rumah sakit tempat rujukan
i. PIRNA memutuskan rumah sakit tempat rujukan
j. PIRNA melakukan koordinasi dengan Tim Ambulans NETSS
k. PIRNA menggerakkan Tim Ambulans NETSS ke fasilitas kesehatan
perujuk
l. Tim Ambulans NETSS melakukan serah terima BBL dengan
fasilitas kesehatan perujuk
m. Tim Ambulans melakukan konsultasi ke Ahli Neonatoligist selama
proses transportasi jika diperlukan
n. Tim Ambulans NETSS melakukan serah terima dengan rumah
sakit rujukan
o. Tim Ambulans NETSS memberitahukan fasilitas kesehatan perujuk
bahwa telah dilakukan serah terima BBL dengan rumah sakit
rujukan
2) Syarat Transportasi Ambulans NETS
Bayi baru lahir yang ditransportasi dengan Ambulans NETS harus
memenuhi syarat sebgai berikut:
a. Bayi dalam keadaan stabil
1. Jalan napas bebas dan ventilasi adekuat.
2. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
3. Suhu aksiler 36.5-37 oC (97.7-98.6 oF)
4. Masalah metabolik terkoreksi
5. Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal
b. Bayi harus dalam keadaan hangat
c. Kendaraan pengangkut juga harus dalam keadaan hangat
d. Didampingi oleh tenaga kesehatan yang terampil melakukan
tindakan resusitasi, minimal ventilasi
e. Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan

Indikasi transportasi bayi baru lahir (ABCD) yang menggunakan Ambulans


NETS adalah sebagai berikut:
a. Airway
1. Bayi yang terintubasi
2. Bayi dengan ancaman gagal napas/obstruksi jalan napas
b. Breathing
1. Distres napas dini (Respiratory distress of early onset)
2. Distres napas yang menetap lebih dari 4 jam
3. Apnea
4. Kebutuhan oksigen FiO2 > 60% (Bila tersedia data analisa gas
darah)
5. Kebutuhan oksigen FiO2 >40% (Bila data analisa gas darah
tidak tersedia)
6. Distres napas yang terbukti secara radiologis
c. Circulation
1. Syok
2. Perdarahan yang bermakna
d. Disability
1. Usia kehamilan <35 minggu
2. Bayi berat lahir < 2000 gram
3. Asfiksia
4. Skor APGAR < 7
5. Sianosis yang menetap dengan pemberian oksigen
6. Gagal jantung atau aritmia
7. Kejang
8. Bayi yang membutuhkan tindakan bedah segera
9. “Unwellness”, terutama jika awalnya BBL baik

3) Waktu Pelayanan Ambulan NETS


Ambulans NETS memberi pelayanan selama 24 jam dalam sehari
dan tujuh hari dalam seminggu (24/7). Ruang perawatan NICU secara rutin
membuat jadual Tim Pendukung Ambulans NETS selama satu bulan ,
demikian juga halnya untuk supir Ambulans. Persiapan pemberangkatan
penjemputan Ambulans NETS diperlukan waktu sekitar satu jam. Rumah
sakit perujuk berkewajiban melakukan stabilisasi pra rujukan sehingga
diharapkan bayi tetap optimal sampai kedatangan Tim Ambulans. Waktu
yang dibutuhkan selama transportasi tergantung pada jarak anatara rumah
sakit perujuk ke ruamah sakit rujukan.
SIGNIFIKANSI

Inovasi Ambulans Nets memiliki signifikansi yang besar dalam sistem kesehatan
dan pelayanan medis. Berikut adalah beberapa signifikansi dari Inovasi Ambulans Nets
:

1. Menyelamatkan Nyawa, pemberian pelayanan prahospital merupakan


tindakan medis yang penting dalam menyelamatkan nyawa pasien.
Ambulans Nets memungkinkan pasien bayi yang membutuhkan untuk
mendapatkan pelayanan prahospital yang cukup dan tepat waktu. Dalam
situasi darurat atau keadaan yang mengancam nyawa, tersedianya unit
Mobiul Ambulans Nets dapat menjadi faktor pendukung dalam keselamatan
pasien.
2. Meningkatkan Efektifitas, Keamanan dan Kualitas pemberian pelayanan
selama transport/pemindahan pasien, pemberian pelayan yang baik dan
proses pelayanan ambulans yang terkoordinasi membantu memastikan
kondisi pasien sesuai dengan standar pelayanan, keamanan dan
penanganan yang tepat.
3. Dengan adanya Ambulans Nets proses pemberian pelayanan pada pasien
bayi lebih tertib, dan termonitor baik oleh pasien atau keluarga dan rumah
sakit atau poliklinik. Ini dibuktikan dengan respontime yang ditimbulkan
semakin membaik.

Metode inovasi Ambulans Nets yang dilakukan adalah:

1. Analisis Kuantitatif, Metode ini melibatkan pengumpulan data kuantitatif


terkait dengan permintaan penjemputan dan pengantaran pasien antgar RS.
Data tersebut dapat mencakup jumlah permintaan, waktu respon dalam
memenuhi permintaan, jumlah dan jenis (penjemputan/pengantaran pasien),
serta efisiensi distribusi dan waktu pengiriman.
2. Survei Kepuasan Pasien, diharapkan tidak ada komplen pasien tentang
keterlambatan penjemputan dan pengantaran pasien.
3. Analisis Efisiensi, analisis mengenai waktu respons, peningkatan dalam
penanganan permintaan penjemputan dan pengantaran pasien bayi.,
pengurangan waktu tunggu pemberangkatan, peningkatan ketersediaan
permintaan penjemputan, pengelolaan persiapan yang lebih baik, dan
efisiensi dalam distribusi dan pengiriman pasien bayi.
ADABTASIBILITAS

Ambulans Nets memiliki potensi untuk direplikasikan di Rumah sakit atau


pelayanan Kesehatan lain yang belum atau masih proses memiliki ambulans nets.
Agar proses pemberian pelayanan prehospital khususnya pasien bayi dapat
berjalan lebih efisien, responsive, dan terkoordinasi sehingga pasien yang
membutuhkan bisa mendapatkan pelayanan yang optimal.
SUMBER DAYA

Sumber daya yang digunakan untuk mengimplementasikan inovasi Ambulans Nets


adalah sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia Ambulan NETS


Ambulan NETS RSPAL dr. Ramelan ini didukung oleh Tim NETS yang terdiri
dari satu dokter, dua perawat terlatih dan satu pengemudi ambulan. Dokter merupakan
Ketua Tim yang berfungsi sebagai leader bertanggungajawab terhadap airway dan
breathing selama transportasi. Kualifikasi dokter Tim NETS adalah dokter umum yang
telah mengikuti pelatihan resusitasi neonatus atau dokter anak. Dua tenaga perawat
dalam Tim NETS berfungsi sebagai asisten sirkulasi dan dan asisten peralatan dan
obat-obatan. Asisten sirkulasi bertanggungajawab untuk memantau denyut jantung
bayi, mengatur ventilator, dan akses intravena. Asisten peralatan dan obat-obatan
bertanggungajawab untuk menyiapkan peralatan dan obat-obatan, memantau semua
peralatan monitor tanda-tanda vital selama transportasi. Supir yang megawaki
Ambulan NETS adalah supir yang telah memahami prosedur transportasi bayi baru
lahir yang megutamakan stabilisasi selama proses transportasi sehingga dibutuhkan
cara berkendara yang stabil, minimal goncangan dengan kecepatan yang disesuaikan.
Supir ini harus memiliki surat izin mengemudi kenderaan dinas kualifikasi B1.

2. Sumber daya keuangan atau Tarif Layanan Ambulan NETS


Jenis dan tarif layanan Ambulan NETS secara garis besar dibagi ke dalam tiga
kategori yakni pembiayaan Pememrintah Kota (Pemkot) Surabaya, mandiri, dan
dukungan dinas RSPAL dr. Ramelan bagi keluarga TNI. Berdasarkan Peraturan Wali
Kota No 26 Tahun 2022 tarif dukungan Ambulans NETS ada dua jenis tarif yakni Rp.
2.500.000,- untuk bayi yang menggunakan ventilator dan Rp. 2.000.000., untuk bayi
yang tidak menggunakan ventilator.
Sementara itu, RSPAL dr. Ramelan membuat tarif layanan Ambulans NETS
sesuai Tabel 1. Berikut.

Tabel 1. Tarif Ambulans NETS

3. Sarana Layanan Ambulan NETS


Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya (RSPAL dr. Ramelan)
sebagai rumah sakit pusat rujukan tipe A mempunyai peranan yang sangat penting dalam
upaya penurunan AKB khususnya di Surabaya karena rumah sakit ini memiliki fasilita
perawatan intensif BBL (NICU). Untuk mendukung fasilitas NICU ini, sejak Agustus 2022
rumah sakit mengadakan suatu sistem transportasi rujukan BBL antar fasilitas
kesehatan.

Ambulan NETS RSPAL dr. Ramelan ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana
sebagai berikut :
1. Mobil elf long sebagi unit Ambulns Nets
2. inkubator transport
2. ventilator transport
3. monitoring tanda vital yang mobile
4. sistem kelistrikan kendaraan yang mampu mendukung alat-alat tersebut selama
transportasi.
5. Rompi
6. Aplikasi Sisrute dan WA group PIRNA

Bayi-bayi yang dirujuk dengan menggunakan ambulan ini diharapkan stabil selama
transportasi sehingga survival rate bayi-bayi rujukan dapat meningkat yang pada akhirnya
dapat menurunkan AKB di Surabaya pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
STRATEGI KEBERLANJUTAN

RSPAL dr. Ramelan Suarabaya dalam melakukan monitor terhadap Ambulans Nets
memilki strategi sebagai berikut :

1. Strategi Institusional berupa Regulasi membuat surat keputusan Kepala Rumah


Sakit pembentukan Ambulans Nets & Membuat surat keputusan Kepala Rumah
Sakit kebijakan pelayanan Ambulans Nets di RSPAL dr. Ramelan Surabaya.
2. Strategi Manajerial Dalam peningkatan kapasitas SDM dan kinerja organisasi
penjaminan kualitas dan atau pemberlakuan SOP tentang :
a. SOP Ambulans Nets
b. SOP permintaan Ambulans Nets
c. Standar Pelayanan Ambulans Nets
d. Ambulans Nets melibatkan Pasien atau keluarga dan perawat antara Rumah
sakit karena ada komunikasi via whatsapp.
3. Strategi Sosial adalah dengan penguatan Kemitraan, antara Rumah Sakit TNI AL
dan Rumah sakit daerah, serta penguatan kemitraan dengan rumah sakit swasta.
ISIAN SISTEM RUJUKAN TERINTEGRASI (SISRUTE) dan
PUSAT INFORMASI RUJUKAN NEONATUS (PIRNA)

No Aspek Pertanyaan
1. Nama Ambulans Nets
Ambulan Nets adalah sistem pelayanan bayi baru lahir yang
meliputi konsultasi ahli neonatus, kerjasama antar fasilitas
neonatus, tindakan gawat darurat, dan stabilisasi bayi baru lahir
serta transportasi rujukan antar rumah sakit yang beroprasi
selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu.
2. Uraian

1. Dengan konsep ini diharapkan pelayanan rujukan akan


optimal sehingga bayi tetap stabil saat dilakukan rujukan.
2. Membantu mempercepat penurunan angka kematian bayi
di kota suarabaya

3. Fungsi
Transportasi rujukan bayi baru lahir antar fasilitas kesehatan
4. Layanan
di kota surabaya

1. Adanya konfirmasi Via whastapp di grup PIRNA

2. Data klinis pasien ( hasil Laboraturium terbaru, pemeriksaan


5. Data
radiologi, vidio kondisi klinis pasien terbaru

3. Persyaratan administrasi antara lain : KTP ibu, kartu


keluarga, surat keterangan lahir dan pernyataan menerima
pelayanan ambulan NETS

1. Rumah sakit perujuk mengirimkan data via whastapp di


grup PIRNA
2. Perujuk mengisi SISRUTE
3. Dokter spesialis konsultan Neonatus memberikan advis
4. Faskes yang dituju menginformasikan ketersediaan tempat
5. Perujuk menghubungi / konfirmasi ke IGD RSPAL /
6. Proses Bisnis NICU untuk layanan ambulan NETS
6. Tim NETS mempersiapkan diri melakukan penjemputan
7. Tim NETS konfirmasi kepada perujuk tentang kondisi
bayi yang terakhir dan harus STABLE
8. Tim NETS berangkat melakukan oenjemputan ke rumah
sakit

1. Grup whastapp PIRNA sudah terkoneksi dengan SISRUTE


2. Jangkauan ambulan NETS beroprasi di seluruh wilayah
surabaya
3. Penggunaan ambulan NETS terkoneksi dengan SIM RS
7. Infrastruktur
1. Pengawak ambulan NETS memastikan kondisi bayi baru lahir
8. Keamanan tetap stabil selama dalam proses rujukan
( surat penunjukan dari dinas Kesehatan kota Surabaya yang menjelaskan fasilitas pelayanan Kesehatan
yang dapat memberikan layanan NETS adalah RSPAL dr RAMELAN )
( surat Peraturan walikota Surabaya Nomer 69 tahun 2022 tentang pelaksanaan jaminan persalinan di kota
Surabaya yang juga memuat tentang NETS )
( surat Keputusan Kepala RSPAL dr RAMELAN Nomer 319/III/2023 tentang penetapan 4 layanan inovasi
salah satunya adalah NETS )
UNDANGAN ACARA SOSIALISASI DAN PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN AMBULANCE NETS TAHUN 2023

Sekretaris,

Fransiska H
Letkol Laut (K/W) NRP. 14692/P

DAFTAR UNDANGAN
A. UNDANGAN INTERNAL
1. Ka RSPAL dr. Ramelan
2. Wakabin
3. Wakamed
4. Ka SPI/Ka ZI
5. Wakil ZI
6. Ketua PEKPPP
7. Sekretaris PEKPPP
8. Ketua TPI
9. Kabid Yanlik ZI
10. Ka Inovasi Yan ZI
11. Ka IPKS
12. Dansatma

B. UNDANGAN EKSTERNAL
1. Kadinkes Provinsi Jatim
2. Kadis Sosial Provinsi Jatim
3. Bakespol Provinsi Jatim
4. Kadinkes Kota Surabaya
5. Kadis Sosial Kota Surabaya
6. Kepala Cabang BPJS Wilayah Surabaya
7. Kadis Kominfo Kota Surabaya
8. Bakespol Kota Surabaya
9. Camat Wonokromo
10. Lurah Jagir
11. Danramil Wonokromo
12. Kapolsek Wonokromo
13. Ketua RW 8 Kelurahan Jagir
14. Media RCTI
15. Media TVRI
16. Media JTV
17. Media Jawa Pos
18. Media Radio SS

Ketua Panitia,

dr. Anang Mufti Sumarsono, Sp.B.,M.Adm Kes.,Sp.B Onk (K).,M.Tr.Opsla


Kolonel Laut (K) NRP. 11776/P
NOTULEN
Hari : Rabu
Tanggal : 20 Desember 2023
Waktu : 12.00 – 15.00 Wib
Tempat : Lounge Room RSPAL
Peserta : 27 Orang

NOTULEN
ACARA SOSIALISASI DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN AMBULANCE NETS TAHUN 2023

TANGGAPAN /PEMBERI
NO PEMBICARA/URAIAN MATERI KEPUTUSAN PIMPINAN KETERANGAN
TANGGAPAN
1. 2. 3. 4. 5.
1 Tn Ansori 1. Berterima kasih atas undangan 3. RSPAL tetap membutuhkan support
Bakesbangpol Prov Jatim dari RSPAL, Bakesbangpol dan dukungan terutama dengan
siap mensupport dan LSM yang kurang bertanggung
mendukung RSPAL untuk lebih jawab yang hanya mengutamakan
dikenal oleh Masyarakat Jatim kepentingan pribadi
2. Dengan sistem BPJS maka 4. BPJS dengan sistem rujukan karena
tidak mudah berobat di RSPAL memang sebuah mekanisme, tetapi
karena sistem rujukan bila dalam keadaan darurat silahkan
langsung ke IGD

2 Ny. Maria Mohon berkenan bisa Akan ditindak lanjuti dengan pemberian
Camat Wonokromo mendapatkan semua informasi informasi dari pokja PKRS
terkait informasi pelayanan public
seperti media cetak, leaflet atau
soft copy untuk diteruskan
kejajaran kecamatan dan istansi
dibawahnya
3 Ny. Ekawati Saran adanya pendaftaran on Saat ini pendaftaran online masih
Bakesbangpol kota Surabaya line untuk RSPAL dr Ramelan dibatasi sebanyak 10 nomer
mengingat banyak keluhan selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh
mengenai pendaftaran yang manajemen mengenai sistrem
lama, bila ada pendaftaran on pendaftaran online sehingga
line maka Masyarakat tidak perlu memudahkan pasien
dating terlalu pagi untuk
mengantri

4 Ny. Nova 1. Saran bagi media diberikan Akan ditindak lanjuti oleh manajemen
Media JTV kesempatan meliput kegiatan dan untuk hiburan serta fasilitas
di RSPAL yang saat ini masih pengunjung saat ini telah disiapkan air
terbatas dan tidak bisa meliput minum gratis bagi pengunjung RSPAL
langsung dengan alasan
masalah kewenangan
publikasi. Bila diberi
kesempatan maka
pengambilan spotmedia akan
lebih baik
2. Saran diberikan media
hiburan di ruang tunggu
pasien berupa tampilan musik
atau hiburan lain sehingga
RSPAL dr. ramelan tidak
terkesan Rumah Sakit militer.

5 Tn Dimas 1. Ambulance nets dalam 1. Ambulance nets melayani secara


Jawa Pos melayani Masyarakat Jatim gratis bagi warga Surabaya dan
apakah secara gratis murni anggota TNI AL akan tetapi untuk
atau ada persyaratan khusus warga Surabaya masih ada kuota
terbatas dan kedepan akan
dikoordinasikan dengan Dinas
Kesehatan Provinsi Jatim supaya
ada penambahan kuota

2. Kontak yang bisa dihubungi 2. Apabila ada warga yang


bila ada warga yang membutuhkan bisa
memerlukan pelayanan menghubungi IGD RS Terdekat
ambulance nets dan minta untuk pelayanan
Ambulance Nets maka RS
tersebut melaui Wa PIRNA akan
berkoordinasi untuk
melaksanakan pelayanan

Ketua Panitia, Notulen,

dr. Anang Mufti Sumarsono, Sp.B.,M.Adm Kes.,Sp.B Onk (K).,M.Tr.Opsla Fransiska H


Kolonel Laut (K) NRP. 11776/P Letkol Laut (K/W) NRP. 14692/P
DAFTAR HADIR

RAPAT : Sosialisasi dan Penerapan Standar


Pelayanan Ambulance Nets Tahun
2023
TANGGAL : 20 Desember 2023
TEMPAT : Lounge Room RSPAL

Ketua Panitia,

dr. Anang Mufti Sumarsono, Sp.B.,M.Adm Kes.,Sp.B Onk (K).,M.Tr.Opsla


Kolonel Laut (K) NRP. 11776/P
= RSPAL DR. RAMELAN
DEPARTEMEN KIA

DAFTAR HADIR

RAPAT : Sosialisasi dan Penerapan Standar


Pelayanan Ambulance Nets Tahun
2023
TANGGAL : 20 Desember 2023
TEMPAT : Lounge Room RSPAL

Ketua Panitia,
RSPAL DR. RAMELAN
DEPARTEMEN KIA

DOKUMEN FOTO

Kepala RSPAL dr.Ramelan berjabat tangan dengan Danramil Wonokromo saat


kegiatan Sosialisasi dan Penerapan Standar Pelayanan Ambulan NETS Tahun 2023.
DOKUMEN FOTO

Dalam acara tersebut tampak dihadiri oleh berbagai unsur antara lain dari Kepolisian
yang diwakili oleh Kapolsek Wonokromo, Perwakilan Dinkes Kota Surabaya, Camat
Wonokromo, Ketua RW.08 Kelurahan Jagir dan berbagai unsur lainnya.
Tidak ketinggalan juga rekan-rekan media yang hadir baik dari media cetakataupun
elektronik, antara lain dari RCTI, TVRI, Jawa Pos,serta Radio Suara Surabaya.
Suasana diskusi yang hangat dalm acara tersebut..
DOKUMEN FOTO

Kepala RSPAL dr. Ramelan memberikan sambutan serta memaparkan tentang


pelayanan publik yaitu Ambulan NETS kepada para undangan.
DOKUMEN FOTO

Ketua Pembangunan Zona Integritas, Kol.Laut Kristanto juga memberikan sambutan


serta penjelasan tentang Pembangunan Zona Integritas di lingkungan RSPAL.
DOKUMEN FOTO

dr.Esthy,Sp. A. (berjas putih), Ka. Instalasi PKRS Letkol.Laut (K/W) Rusmini S.Kep.
Ns.beserta Kabag Humas Mayor Laut (K/W) Silvy Kartika S.Gz, Dietisien duduk
bersam saat sesi diskusi dengan para undangan.
Respon dari para undangan sangat positif terhadap acara sosialisasi Standar
Pelayanan Ambulan NETS ini.
DOKUMEN FOTO

Perwakilan dari BAKESBANGPOL Propinsi Jatim, Bp. Anshori pada sesi diskusi
memberikan respon yang positif yaitu berterima kasih atas undangan dari RSPAL,
BAKESBANGPOL siap mensupport dan mendukung RSPAL untuk lebih dikenal
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat Jawa Timur.
DOKUMEN FOTO

Sebagai sesi terakhir dalam acara Sosialisasi dan Penerapan Standar Pelayanan
Ambulan NETS adalah foto bersama Kepala RSPAL beserta seluruh undangan.
Diharapkan Ambulan NETS dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
Surabaya pada khususnya dalam rangka mengurangi angka kematian bayi.

Ketua Panitia,

dr. Anang Mufti Sumarsono, Sp.B.,M.Adm Kes.,Sp.B Onk (K).,M.Tr.Opsla


Kolonel Laut (K) NRP. 11776/P

Anda mungkin juga menyukai