Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah atas dasar limpahan rahmat
karunia-Nya sehingga penyusunan Pedoman inovasi inovasi DR DIANA (Dari
Remaja Demi Ibu Atas Nama Anakku).

Buku manual kegiatan DR DIANA ini disusun dengan tujuan untuk


menjadi acuan bagi seluruh kegiatan inovasi DR DIANA, di UPT Puskesmas
Rawat Inap Simpur , DR DIANA dari singkatan Dari Remaja Demi Ibu Atas
Nama Anakku.

Kami menyadari penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempurna


untuk itu kritik, saran, dan masukan sangat kami harapkan sebagai bahan
perbaikan semoga dengan tersusunnya pedoman ini dapat bermanfaat bagi
upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas khususnya
dan manajemen pelayanan kesehatan umumnya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................5

1.1 Tujuan Umum.................................................................................................

1.2 Tujuan Khusus..............................................................................................3

C. Manfaat Inovasi................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................8

A. Kegiatan Pokok ..............................................................................................11

B. Rangkaian Kegiatan........................................................................................11

1. Edukasi.........................................................................................................11

2. Pelayanan klinis medis..................................................................................11

3. Konseling......................................................................................................11

4. Pendidikan dan ketrampilan kesehatan..........................................................11

5. Pelatihan........................................................................................................11

6. Pemberian kartu anggota DR DIANA...........................................................11

C. Langkah Kegiatan DR Diana..........................................................................13

D. Dampak Inovasi..............................................................................................14

1. Tidak langsung Diagnosis.............................................................................14

2. Langsung.......................................................................................................14

E. Hasil Inovasi...................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program


yang disusun untuk menggantikan program sebelumnya, yaitu Millennium
Development Goals (MDGs). Sasaran yang termuat dalam tujuan SDGs pada
2030 adalah penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 12 per 1.000
KH, Angka Kematian Balita (AKABA) 25 per 1.000 KH dan angka kematian
ibu menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup (Hoelman, 2015). AKI adalah
rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas. AKI menjadi salah satu
indikator untuk melihat keberhasilan upaya Kesehatan ibu
Kematian ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau kelahiran
sebanyak 99% terjadi di negara-negara berkembang. (WHO, 2017).
Berdasarkan laporan Survei Antar Sensus (SUPAS) kematian ibu tahun 2015
sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan
penurunan dibandingkan hasil SDKI 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran
hidup. AKI di provinsi Lampung tahun 2020 mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2019 yaitu dari 110 kasus menjadi 115 kasus (Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung, 2018).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan,
preeklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet, dan abortus. Penyebab
tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan
ibu hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan, dan terlalu dekat jarak kelahiran) (Mahirawati VK, 2014).
Perempuan yang melahirkan usia diatas 40 tahun terdata sebanyak 207
per 1000 kelahiran hidup sementara sebanyak 54,2 per 1000 perempuan yang
telah melahirkan berusia dibawah 20 tahun. Hal ini diperkuat oleh data yang
menunjukkan masih adanya umur perkawinan pertama pada usia yang amat
muda (<20 tahun) sebanyak 46,7% dari semua perempuan yang telah kawin.
Selain itu, berdasarkan RISKESDAS Tahun 2018, prevalensi resiko KEK
penduduk Wanita hamil umur 15-59 tahun di provinsi Lampung sebesar
13,62% dan di Bandar Lampung sebesar 17,36%. Prevalensi resiko KEK
penduduk Wanita hamil umur 15-59 tahun di provinsi Lampung tahun 2018
ini mengalami penurunan dibandingkan data hasil RISKESDAS Tahun 2013
yaitu 21,3% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2018).
WHO memperkirakan bahwa 42% anak di bawah usia 5 tahun dan 40%
wanita hamil di seluruh dunia menderita anemia (WHO, 2019). Hasil
Riskesdas 2018 yang tertuang dalam profil Indonesia tahun 2019,
menyatakan bahwa di Indonesia ibu hamil mengalami anemia sebesar 48,9%.
Angka ini naik dari 2013 yaitu 37,1%. Sedangkan sebanyak 84,6% anemia
pada ibu hamil terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun (Profil Kesehatan
Indonesia Kemenkes, 2020).
Jumlah ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskemas Rawat Inap
Simpur sendiri selama tahun 2021 adalah sebanyak 25 orang ibu hamil.
Dimana data tersebut didapatkan dari kunjungan ibu hamil ke ruang KIA dan
dilakukan pemeriksaan darah didapat ibu hamil dengan kadar hb < 10 gr/dl
dengan jumlah tersebut. Dan data ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun
sebanyak 10 orang selama tahun 2021.
Dampak dari aspek gizi yang kurang baik yang salah satunya adalah
anemia pada ibu hamil yang menyebabkan pertumbuhan anak yang dilahirkan
mengalami stunting. Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi
badan dibawah rata-rata. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan,
dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan. Stunting
berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka
panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan
risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Stunting dan permasalahan kekurangan gizi lain yang terjadi pada balita
erat kaitannya dengan kemiskinan. Stunting umumnya terjadi akibat balita
kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati dan juga zat
besi. Pada daerah-daerah dengan kemiskinan tinggi, seringkali ditemukan
balita kekurangan gizi akibat ketidakmampuan orang tua memenuhi
kebutuhan primer rumah tangga.
Menurut BKKBN Lampung jumlah kasus stunting di Provinsi Lampung
adalah sebagai berikut¸ Lampung Tengah sebanyak 6.902 anak, Tanggamus
(5.76), Lampung Timur (4.089) , Tulangbawang (3.967) , Bandar Lampung
(3.538) , Lampung Selatan (3.392) , Lampung Utara (2.763) , Pringsewu
(2.624) , Mesuji (2.186) , Lampung Barat (2.133) , Way Kanan (1.848) ,
Pesawaran (1.724) , Tulang bawang Barat (1.665) , Metro (723), Pesisir
Barat (264). Untuk data stunting sendiri di wilayah kerja Puskesmas Rawat
Inap Simpur didapatkan 5 orang anak yang terkonfimasi dengan stunting.
Sebagai bentuk pencegahan dan upaya penanganan masalah kesehatan
terutama remaja, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25
tahun 2014 bahwa setiap anak usia sekolah dan remaja harus diberikan
pelayanan kesehatan. Kementarian Kesehatan telah mengembangkan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas, tetapi pelayanan
di dalam gedung yang diberikan oleh tenaga kesehatan masih memiliki
keterbatasan jumlah sarana dan hambatan terkait akses karena geografis yang
beragam, hal tersebut membutuhkan upaya memberdayakan masyarakat
berupa turut sertanya masyarakat secara mandiri dalam upaya promotif serta
preventif, misalnya kegiatan seperti posyandu remaja (Kemenkes RI, 2018).
Kegiatan pembentukan Posyandu Remaja diharapkan dapat menjadi
tempat bagi para remaja untuk memiliki pemahaman serta kemampuan dalam
memecahkan permasalah kesehatannya. Tujuan awal berdirinya Posyandu
Remaja adalah memantau kesehatan dan memberikan informasi kesehatan
bagi remaja, menurunkan angka pernikahan dini, serta meningkatkan
kapasitas dan partisipasi remaja dalam pembangunan (Tempo.com, Juni 2018
dalam Lestari dkk, 2018).
Pengetahuan yang baik tentang reproduksi remaja akan merangsang minat
remaja untuk berperilaku sehat dengan menghindari perilaku negatif. Untuk
meningkatkan pengetahuan remaja serta menjaga kesehatan reproduksinya
dan mendekatkan akses remaja terhadap pelayanan reproduksi maka perlu
dibentuk suatu pelayanan kesehatan bagi remaja dengan membentuk
Posyandu Remaja. Upaya pembentukkan Posyandu Remaja ini membutuhkan
dukungan dari berbagai pihak, baik sekolah maupun lintas sektor lainnya dan
untuk meningkatkan pengetahuan tersebut, kegiatan dalam posyandu remaja
perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Berdasarkan latar belakang kasus dan permasalahan diatas maka UPT
Puskesmas Rawat Inap Simpur membentuk suatu inovasi DR DIANA sebagai
langkah dalam mencegah kasus anemia. DR DIANA diartikan sebagai Dari
Remaja Demi Ibu Atas Nama Anakku, dimana program utamanya adalah
pemberian tablet Fe kepada remaja putri. Kegiatan DR DIANA ini bukan
hanya pemberian tablet besi saja melainkan kegiatan yang dibuat untuk
menciptakan generasi yang mampu mendeteksi atau skrining secara dini
menggunakan teknik sederhana dalam menentukan status suspek anemi
dengan membentuk beberapa remaja sebagai DOKTER DIANA, dimana
anak-anak remaja tersebut akan dilatih keterampilan untuk menjadi kader
kesehatan remaja atau konselor sebaya. Para DOKTER DIANA akan
berperan dalam mengajak teman-teman sebayanya untuk berperilaku sehat
dan mampu mendiagnosa awal dan melaporkan suspek anemia yang dialami
teman-teman lainnya, dan bagi DOKTER DIANA yang sudah 'lulus' juga
akan diminta untuk membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program PKPR pada tahun selanjutnya.

B. Tujuan Inovasi
1. Tujuan umum
Menciptakan remaja putri di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap
Simpur bebas anemia

2. Tujuan khusus
a. Mencegah anemia usia remaja dengan pemberian tablet tambah darah
b. Menyiapkan remaja putri menuju usia produktif
c. Meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam mendeteksi anemia
menggunakan teknik sederhana
d. Membentuk dan melatih remaja menjadi dokter Diana

C. Manfaat Inovasi

Terpantaunya jumlah remaja putri yang menerima tablet tambah darah

dalam penanggulangan anemia dan terciptanya remaja putri bebas anemia di

wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur serta berjalannya kegiatan

yang terintegrasi dengan terbentuknya posyandu remaja yang anggotanya

mampu menjadi Dokter DIANA


BAB II

KEGIATAN INOVASI DR DIANA

A. Kegiatan Pokok

UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur memiliki kegiatan program kerja


inovasi yang disebut DR DIANA (Dari Remaja. Demi Ibu Atas Nama
Anakku) dimana program tersebut memberikan edukasi serta pengetahuan
terkait kesehatan reproduksi, anemia antara lain (gejala anemia, bahaya
anemia, cara mengatasi anemia, dan konsumsi tablet tambah darah),
melakukan pelayanan klinis medis seperti pemeriksaan anemia dengan teknik
sederhana melalui pemeriksaan konjungtiva dan telapak tangan. Pemeriksaan
HB secara laboratorium dilakukan pada pertemuan pertama, satu bulan
setelah konsumsi tablet tambah darah dan atas temuan suspek anemia pada
pemeriksaan metode sederhana. Kegiatan DR DIANA juga terdapat sesi
konseling yakni menerima konsultasi individu terkait kesehatan reproduksi
terutama tentang anemia dan tablet Fe.
Pendidikan dan Keterampilan Kesehatan yang dilakukan pada inovasi DR
DIANA yakni mengajarkan kepada remaja dan siswi SMP cara melakukan
pemeriksaan anemia secara sederhana, kegiatan ini juga melatih perwakilan
siswa untuk menjadi kader kesehatan DR DIANA bagi teman sebaya.
Kegiatan DR DIANA dilaksanakan setiap satu bulan sekali bersamaan
dengan kegiatan posyandu remaja pada tiga kelurahan wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Simpur.yaitu Kaliawi Persada, Pasir Gintung, dan
Kelapa Tiga sebagai prioritas dari program ini, dimana sasaran intervensi
adalah remaja putri usia 10-18 tahun.
Kegiatan DR DIANA dilaksanakan juga dilakukan di sekolah, dimana
pada kegiatan sekolah, DR DIANA dilaksanakan setiap satu bulan sekali. DR
DIANA dilaksanakan secara lintas program (PKPR, Gizi dan Kesehatan
keluarga dan Promkes). Kegiatan ini juga bekerjasama dengan lintas sektor
yang melibatkan Lurah, RT, kader, guru BK, Kepala Sekolah, ketua karang
taruna, peer counselor (teman sebaya).
B. Rangkaian Kegiatan
1. Edukasi
Program kerja DR DIANA terdapat kegiatan yang mengedukasi para
peserta mengenai kesehatan remaja dengan menggunakan media video,
Power Point dan permainan dinamika kelompok.
2. Pelayanan Klinis Medis
Pelayanan klinis medis yang dilakukan pada program DR DIANA yaitu :
a. Pemeriksaan anemia dengan teknik sederhana melalui pemeriksaan
konjungtiva dan telapak tangan sebelum pemberian tablet tambah
darah dan setelah 1 bulan pemberian tablet tambah darah.
b. Kader kesehatan DR DIANA menjadwalkan minum tablet tambah
darah bersama setiap hari senin atau 1 tablet dalam 1 minggu di
sekolah masing-masing dan melaporkan pada Pembina PKPR hasil
pemeriksaan metode sederhana jika ditemukan gejala dan suspek
anemia untuk dilakukan pemeriksaan HB secara laboratorium.
3. Konseling
Program kerja DR DIANA juga pemberian konsultasi secara individu
melalui offline saat pertemuan posyandu atau konsultasi mandiri ke
puskesmas dan online (via WA)
4. Pendidikan & Keterampilan Kesehatan
Pada pertemuan pertama diberikan metode pemeriksaan anemia secara
sederhana oleh pembina PKPR dan diulang setiap kali pertemuan yang
disampaikan oleh DR DIANA.
5. Pelatihan
Melatih perwakilan siswa yang ditunjuk untuk menjadi kader kesehatan
DR DIANA sebanyak 5 orang dimasing-masing sekolah atau kelompok
Posyandu.
6. Pemberian kartu anggota DR DIANA
Kartu anggota tersebut berisikan tanggal, waktu minum TTD, pemberian
imunisasi TT dan paraf petugas yang nantinya akan diisi petugas atau
kader dengan cara memberi centang setiap kali minum tablet Fe, rematri
dianjurkan minum tablet Fe satu kali dalam sehari pada malam hari.
selanjutnya pemeriksa akan mengecek kartu anggota tersebut pada bulan
kedua pemeriksaan, guna mengetahui keteraturan minum tablet Fe pada
rematri dan kartu tersebut sebaiknya jangan sampai hilang karena berisi
riwayat minum TTD dan bukti bahwa remaja sudah divaksinanasi TT saat
akan menikah nantinya.

C. Langkah Kegiatan DR DIANA


1. Seluruh peserta yang hadir melakukan pendaftaran dan registrasi, lalu
mengisi nama dan umur peserta, serta nomor telepon yang bisa dihubungi
yang dicatat pada buku register.
2. Peserta dijelaskan mengenai pengertian, penyebab, gejala, bahaya anemia
dan pentingnya minum tablet tambah darah dan edukasi mengenai
reproduksi remaja menggunakan media video, Power Point dan permainan
dinamika kelompok.
3. Mengukur berat badan, tinggi badan, dan LILA serta pemeriksaan anemia
dengan teknik sederhana melalui pemeriksaan konjungtiva dan telapak
tangan sebelum pemberian tablet tambah darah dan setelah 1 bulan
pemberian tablet tambah darah
4. Kader kesehatan DR DIANA menjadwalkan minum tablet tambah darah
bersama setiap hari senin di sekolah masing-masing dan melaporkan pada
pembina PKPR hasil pemeriksaan metode sederhana jika ditemukan gejala
dan suspek anemia untuk dilakukan pemeriksaan HB secara laboratorium
5. Mengadakan sesi konseling, yang mana para anggota DR DIANA dapat
berkonsultasi dengan para petugas medis mengenai Infeksi Menular
Seksual (IMS), pernikahan dini dan lain sebagainya secara individu
melalui offline saat pertemuan posyandu atau konsultasi mandiri ke
puskesmas dan online (via WA)
6. Pada pertemuan pertama diberikan metode pemeriksaan anemia secara
sederhana oleh pembina PKPR dan diulang setiap kali pertemuan yang
disampaikan oleh DR DIANA.
7. Pemberian kartu anggota DR DIANA dimana kartu anggota tersebut
berisikan tanggal, waktu minum TTD, pemberian imunisasi TT dan paraf
petugas yang nantinya akan diisi petugas atau kader dengan cara memberi
centang setiap kali minum tablet Fe, rematri dianjurkan minum tablet Fe
satu kali dalam sehari pada malam hari. selanjutnya pemeriksa akan
mengecek kartu anggota tersebut pada bulan kedua pemeriksaan, guna
mengetahui keteraturan minum tablet Fe pada rematri dan kartu tersebut
sebaiknya jangan sampai hilang karena berisi riwayat minum TTD dan
bukti bahwa remaja sudah divaksinanasi TT saat akan menikah nantinya.

D. Dampak Inovasi
1. Tidak langsung :
Menurunkan AKI pada resiko perdarahan yang diakibatkan anemia dan
sebagai penanggulangan dini dalam pencegahan terjadinya stunting.
2. Langsung :
a. Terbentuknya posyandu remaja dimasing-masing kelurahan
b. Terlaksananya kegiatan posyandu remaja
c. Teredukasinya masyarakat khususnya remaja putri tentang menjaga
Kesehatan Reproduksi sejak remaja
d. Optimalnya peran teman sebaya untuk edukasi

E. Hasil Inovasi
1. Terbentuknya kelompok DR DIANA sebanyak 5 kelompok (Kelurahan
Kelapa Tiga, Kelurahan Pasir Gintung, Kelurahan Kaliawi Persada, SMP
Fransiskus dan SMP Swadaya).
2. Capaian penerima program
Jumlah seluruh remaja : 521 siswi
Jumlah remaja putri yang menerima program inovasi : 245 siswi (47%)
Jumlah remaja putri yang dilakukan cek laboratorium : 25 orang
Tabel 1
Rata-Rata Kadar Hemoglobin Remaja Putri Sebelum Diberikan Tablet
Tambah Darah di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur
Tahun 2022

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa dari 25 orang remaja putri diperoleh nilai
rerata (mean) kadar Hb sebelum diberikan tablet tambah darah sebesar 9,9
dengan standar deviasi 0,44 .
Tabel 2
Rata-Rata Kadar Hemoglobin Remaja Putri Setelah Diberikan Tablet
Tambah Darah di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur
Tahun 2022

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dari 25 orang remaja putri diperoleh nilai
rerata (mean) kadar Hb setelah diberikan tablet tambah darah sebesar 10,8
dengan standar deviasi 0,385.
Tabel 3
Uji Normalitas Kadar Hemoglobin Remaja Putri Sebelum dan Setelah
Diberikan Tablet Tambah Darah di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur
Tahun 2022

Shapiro Standar 95 % CI Median


Variabel Wilk Error (Minimum-
Maksimun)
Kadar Hb sebelum 0,458 0,087 9,75-10,1 10
diberikan tablet (9-10,7)
tambah darah
0,560 0,077 10,6-11,0 10,9
Kadar Hb setelah (10-11,7)
diberikan tablet
tambah darah

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil 95% confidence interval kadar Hb

remaja putri sebelum diberikan tablet tambah darah yaitu 9,75-10,1 dengan

hasil uji kenormalan data 0,458. Hasil kadar Hb remaja putri setelah diberikan

tablet tambah darah 95% confidence interval yaitu 10,6-11,0 dengan hasil uji

kenormalan data 0,560, sehingga hasil uji normalitas > 0,05 maka

disimpulkan bahwa variabel kadar Hb remaja putri sebelum dan setelah

diberikan tablet tambah darah berdistribusi normal.


Tabel 4
Pengaruh Pemberian Tablet Tambah DarahTerhadap Kadar
Hemoglobin pada Remaja Putri di di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur
Tahun 2021

N Mean Median P Value


Kadar Hb (Minimum-
Maksimun)
Sebelum diberikan 25 9,9 10 0,000
tablet tambah darah (9-10,7)

Setelah diberikan
tablet tambah darah 25 10,8 10,9
(10-11,7)

Hasil analisis berdasarkan Tabel 4 dari 25 orang remaja putri diperoleh hasil

rata-rata kadar Hb sebelum diberikan tablet tambah darah adalah 9,9 gr/dl,

dan kadar Hb setelah diberikan tablet tambah darah 10,8 gr/dl. Kadar Hb

terkecil sebelum diberikan tablet tambah darah adalah 9 gr/dl dan tertinggi

10,7 gr/dl sedangkan kadar Hb setelah diberikan tablet tambah darah terkecil

adalah 10 gr/dl dan tertinggi 11,7 gr/dl. Nilai signifikansi diperoleh sebesar

0,000, oleh karena p = 0,000 < 0,05 maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh

kadar Hb pada remaja putri sebelum dan setelah diberikan tablet tambah

darah.

Anda mungkin juga menyukai