KELOMPOK 7
Di susun oleh :
1. Vina Febri Yanti 1230022007
2. Natasya Nur Fazirah 1230022014
3. Nur Maulidiyah Permatasari 1230022021
4. Risca Alfiana 1230022028
5. Nur Aisah 1230022035
6. Salsabilla Udi Artika 1230022042
Dosen Pengajar :
Nanik Handayani,S. Kep., Ns,. M.kep
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat- Nya
sehingga dapat terselesaikannya Makalah yang berjudul “manajemen dan kepemimpinan”
Sebagai Tugas Mata Kuliah Profesionalisme Kebidanan Prodi S1 Kebidanan di Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Nanik Handayani,S. Kep., Ns,. M.kep, selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah pengantar
peraktik kebidanan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2. Khamida, S. Kep., Ns., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yang telah memberikan kesempatan menyusun
Makalah ini.
3. Prof. DR. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng, selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya, yang telah memberikan kesempatan menyusun Makalah.
4. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, yang telah
membantu dalam kelancaran proses pengerjaan makalah.
5.Tim penyusun makalah, Orang tua, adik dan saudara atas dukungan, dan doa yang selalu
diberikan sehingga makalah ini selesai pada waktunya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah
diberikan dan penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan memerlukan
masukan agar dapat menambah kekayaan ilmu di bidang kebidanan
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 38
Daftar Pustaka .............................................................................................. 39
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk itu perlu adanya usaha-usaha yang harus dilakukan, dimulai lebih dulu dengan
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja sebagai calon ayah dan
ibu, dengan membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar
terhadap kehidupan kekeluargaan serta tempat keluarga dalam masyarakat.
Melaksanakan program Safe Motherhood yang mempunyai empat
pilar pelayanan kesehatan dasar meliputi asuhan antenatal, persalinan bersih
dan aman, pelayanan obstetri esensial yaitu dengan pemberian pelayanan
ANC terpadu sehingga diharapkan dapat mendeteksi secara dini adanya
komplikasi dalam kehamilan, dan keluarga berencana (Saifuddin, 2010).
Maka perlu dilakukan pemanatauan pelaksanaan program KIA yang telah dilakukan
reformasi Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA).
PWS-KIA merupakan alat pemantauan pelaksanaan program
KIA. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana,
bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita
(Kemenkes, 2010). Dari banyaknya angka kematian ibu dan perinatal dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar terjadi pada saat pertolongan dan kematian
ibu dan perinatal masih dapat dicegah.Bidan memegang peranan penting
untuk meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan bermutu ditengah
masyarakat.
Dengan adanya pemberian asuhan secara continuity of care, diharapkan agar seluruh
proses yang dialami ibu mulai dari hamil sampai pemilihan metode Keluarga Berencana
(KB) dapat berlangsung secara fisiologis tanpa ada komplikasi
5. Merencanakan Asuhan
Merencanakan Asuhan yang menyeluruh semua keputusan yang dikembangkan dalam
asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dan asuhan klien.
7. Evaluasi
Evaluasi ke efektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi : pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya
o pengertian kepemimpinan adalah Suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
orang – orang agar mau bekerja sama untuk mecapai tujuan tertentu.
a. Pola dasar kepemimpinan Ada 2, yaitu :
1. Kepemimpinan formal, adalah kepemimpinan yang bersifat resmi dalam organisasi,
diatur sesuai pangkat, jabatan, herarki, dan struktur dalam organisasi.
2. Kepemimpinan informal, adalah kepemimpinan yang tidak berdasarkan atas herarki,
akan tetapi lebih di dasarkan pada pengakuan nyata dari orang – orang di sekitarnya karena
kemampuan mengangkat, kemampuan ilmu, kemampuan membina hubungan kerja, dan lain
– lain.
b. Pendekatan kepemimpinan
1. Berdasarkan sifat
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dapat dilakukan dengan cara :
a. Membandingkan sifat – sifat dari mereka yang menjadi pemimpin dan mereka yang
bukan pemimpin.
b. Membandingkan sifat – sifat dari pemimpin yang efektif dan pemimpin yang tidak
efektif.
o Sifat – sifat pemimpin yang diharapkan dari pendekatan ini antara lain :
a. Selalu antusias
b. Mengenal dirinya sendiri
c. Waspada
d. Mempunyai rasa percaya diri yang kuat
e. Merasa bertanggung jawab
f. Mempunyai rasa humor
2. Berdasarkan perilaku
Intisari dari pendekatan kepemimpinan berdasarkan perilaku seperti di bawah ini :
a. Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang menjadi pemimpin
yang efektif.
b. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan cara – cara yang dapat
mewujudkan sasarannya. Misalnya, dengan mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi
yang efektif, motivasi bawahannya, dan melaksanakan control.
3. Berdasarkan situasi
Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi. Terdapat 3 variabel
situasional yang dapat membantu gaya kepemimpinan yang efektif, yaitu :
a. Hubungan atasan dengan bawahan
b. Struktur tugas yang harus dikerjakan
c. Posisi kewenangan seseorang
Kebidanan
“ suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan,
menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi – fungsi reproduksi
manusia, serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan
komunitasnya. “
Prinsip Manajemen Kebidanan
a. Prinsip Manajemen Kebidanan menurut American of Nurse Midwife ( ACNM,
1999).
1. Mengumpulkan dan memperbarui data yang lengkap ndan relevan dengan pengkajian
yang komperehensif.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi data dasar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan akan layanan kesehatan dalam menyelesaikan masalah.
4. Memberikan informasi dan dukungan sehingga klien dapat mengambil keputusan.
5. Membuat rencana asuhan yang komperehensif.
6. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual, melakukan
konsultasi perencanaan, dan melaksanakan manajemen dengan kolaborasi, serta merujuk
klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
7. Merencanakan manajemen untuk komplikasi tertentu, situasi darurat, dan jika di
penyimpangan dari keadaan normal.
8. Melakukan evaluasi tentang pencapaian pelayanan kesehatan dan merevisi rencana asuha
sesuai kebutuhan.
Jenis Perencanaan
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
2. Dilihat dari tingkatannnya
3. Dilihat dari lingkupnya
Manfaat Perencanaan
a. Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui tujuan dan cara
mencapainya.
b. Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan.
c. Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya.
d. Mengukur hasil kegiatan yang akan dicapai.
Langkah-langkah Perencanaan
Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasanatau cita-
cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan
mempunyai beberapa langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada
prosespenyusunan sebuah perencanaan terdiri dari:
1. Analisis Situasi
Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini
dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau
mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang data nya dibutuhkan, observasi, dan
wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf
sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana harus dibekali
ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan ilmu statistik.
2. Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih lanjut
menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat dijadikan informasi tentang distribusi di
suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu.
Informasi lain yang perlu dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang maslah
kesehatan masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya.
Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan tentang
bagaimana puskesmas akan mengembangkan program intervensi.
3. Menentukan Tujuan Program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan tujuan program.
Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat denganmenggunakan kriteria di atas
akan semakin mudah menyusun tujuan program. Sebelum rencana kerja operasional
disusun, beberapa pertanyaan berikut ini wajib dipahami oleh tim perencana:
a. Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-how many)?
b. Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan (potensi organisasi-how
many)?
c. Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga
4 Mengkaji Hambatan Dan Kelemahan Program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji kembali hambatan dan
kelemahan program yang pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau
mewaspadai timbulnya hambatan serupa.
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi kendala dan
hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program dilaksanakan
5 Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dahulu sebelum
rencana kerja operasional disusun. Jika tidak, program yang akan dilaksanakan akan
terhambat oleh faktor organisasi. Faktor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta
masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga penting dikaji sebagai bagian dari strategi
pengembangan program di lapangan.
a. Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-how many)?
b. Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan (potensi organisasi-how
many)?
c. Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu mendiskripsikan tugas bidan dalam pengelohan Pelayanan Asuhan Kebidanan
sebagai Ketua/Penanggung jawab shift
2. Mampu mengembangkan diri dalam sistem pelayanan asuhan kebidanan termasuk di
daerah konflik/rawan penyakit menular
Pengolahan Pelayanan
a. TUJUAN PELAYAN
b. INDIKATOR KEBERHASILAN
c. MEKANISME/ALUR PELAYANAN-SISTEM
d. PEMBAGIAN TUGAS
f. MONITORING & EVALUASI
Pelayanan Asuhan Kebidanan sebagai suatu Sistem
1. Pelayanan Kebidanan sebagai bagian integral dari sistem pelayanankesehatan yang
diberikan oleh bidan
2. Dilakukan secara mandiri, kolaborasi , konsultasi dan rujukan
3. Ditujukan untuk kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus
kehidupannya,termasuk bayi dan anak
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan dilakukan dari tingkat pelayanan kesehatan primer , sekunder dan
tertier. Memberikan pelayanan kebidanan esensial, melakukan pelayanan :
1. Promotif
2. Specific protection
3. Deteksi dini dan pertolongan awal ( PPGDON, PONED,PONEK )
Mutu Pelayanan Kebidanan
Dua faktor yang menetukan mutu pelayanan kebidanan , yaitu
1. Peningkatan dan pengembangan SDM tenaga Bidan ( quality of midwifery care )
2. Penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan tugas ( quality of
services )
KLIEN DATANG
KONSELING AWAL
PELAYANANIIB
KESEHATAN REPRODUKSI ESENSIAL
IIA IIC
PELAYANAN IID IIE
PELAYANAN PELAYANAN
KEHAMILAN KASUS PEMERIKSAAN
KONTRASEPSI PASCAKEGU
PERSALINAN & PERKOSAAN
GURAN
NIFAS
RENCANA :
DIAGNOSTIK PENGOBATAN PENYULUHAN
KONSELING PASCA TINDAKAN
Tim Kerja merupakan kelompok yang upaya-upaya individualnya menghasilkan suatu kinerja
yang lebih besar daripada jumlah dari masukan individu-individu suatu tim kerja
membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya individual
mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan
individu tersebut. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja yang dicapai
oleh sebuah tim lebih baik dari pada kinerja per individy di suatu organisasi mauoun
perusahaan.
Selain itu, mengungkapkan tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya
menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Hal ini memiliki
pengertian tim lebih baik dari pada kinerja perindividu disuatu organisasi ataupun suatu
perusahaan. Pekerja tim atau im kerja adalah orang yang sportif, sensitif, dan senang
bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim sangat jelas.
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha
individual mereka menghasilkan satu tingkat kerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual. Penggunaan tim secar ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi
untuk membutuhkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim
akan lebih ungul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menutut
keterampilan ganda. Berdasarkan pengertian tim kerja di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kerjasama tim adalah sebuah kumpulan individu yang terdiri atas 2 orang atau.
lebih yang hasil kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan masukan individual.
Jenis Tim
1. Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal organisasi.
1. Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai komando
formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim komando. Setiap tim diciptakan
oleh organisasi untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi
bersama para anggota.
2. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat
hierarki yang hamper sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim Mandiri
Tim mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan berbagai
keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa
secara lengkap dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang anggota terpilih.
pendahuluan
a. saat ini : pertumbuhan dan perkembangan iptek sangat cepat dalam berbagai
bidang, termasuk dalam bidang manajemen organisasi dan perilaku organisasi
b. Pengelolaan organisasi tidak cukup dengan mengandalkan sesuatu yang bersifat
alamiah atau manajemen seadanya, akan tetapi hendaknya menerapkan kaidah
– kaidah ilmu pengetahuan yang memang tumbuh cepat, terutama dalam upaya
meningkatkan efektivitas – efisiensi organisasi
1. Identifkasi
3. Penyamaan persepsi
4. Pengaturan peran
5. Komunikasi intensif
6. Melakukan kegiatan
a. Sebuah sistem adalah sesuatu yang memelihara keberadaannya dan berfungsi sebagai
sebuah kesatuan melalui interaksi antar bagiannya
b. Suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan
yang jelas
c. Kalau diletakkan didalam sistem yang sama, setiap orang meskipun berbeda cenderung
mengeluarkan hasil yang serupa
d. Kompenen sistem
e. Input
f. Proces
g. Output
h. Putcame ( dampak / manfaat )
Contoh inmput RSU
1. Advokasi berasal dari kata advocate, yang berarti pembelaan, atau anjuran terhadap suatu
masalah atau kasus.
2. Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.
3. WHO (1989) : “advocacy is a combination on individual and social action design to gain
political commitment, policy support, social acceptance and systems support for particular
health goal or programme (WHO,1989).
4. Advokasi juga dapat diartikan sebagai upaya pendekatan (pproaches) terhadap orang lain
yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan
PRINSIP ADVOKASI
a. Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi mencakup kegiatan
komunikasi persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan tekanan
(pressure) kepada para pemimpin institusi.
b. Advokasi tidak hanya dilakukan individu, tetapi juga oleh kelompok atau organisasi,
maupun masyarakat..
c. Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian
masyarakat pada suatu isu dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari
solusinya.
d. Advokasi juga berisi aktivitas-aktivitas legal dan politisi yang dapat mempengaruhi bentuk
dan praktek penerapan hukum.
Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting, sehingga komunikasi dalam rangka advokasi
kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi efektif. Kiat – kiatnya antara lain sebagai
berikut :
1. Jelas ( clear )
2. Benar ( correct )
3. Konkret ( concrete )
4. Lengkap ( complet )
5. Ringkas ( concise )
6. Meyakinkan ( convince )
7. Konstsektual (contexual )
8. Berani ( courage )
9. Hati – hati ( coutious )
10. Sopan ( courteous )
2. Seminar / presentasi
3. Debat
4. Dialog
5. Negosiasi
6. Petisi
7. Mobilisasi
8. Konferensi Pers
1.Sebuah upaya yang dilakukan orang-orang di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan,
sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan
2. Menyentuh pada level pembuat kebijakan ➔ memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih
tahu dan memerhatikan kesehatan.
3. Misalnya kita memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public dari kepala
desa sehingga maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bisa tersampaikan dengan kemudahan
kepada masyarakat atau promosi kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong atau
pembelaan terhadap kaum lemah (miskin ).
2. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di
dukun dan menggunakan peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada
pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan
peralatan yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan
pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan menggunakan alat-alat yang
tidak steril.
3. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Bidan sebagai advocator mempunyai
tugas antara lain:
b. Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi kesehatan
dan membertikan dukungan sosial.
c. Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan
sektor yang terkait dengan kesehatan.
d. Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau mempercayai
bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan
politik dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan
public dengan sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para pemimpin pengusaha,
organisasi politik dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten,
keccamatan desa kelurahan.
2.9 Penggerakan peran serta masyarakat
Pengertian peran serta masyarakat Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat
yang dilakukan berdasarkan gotongroyong dan swadaya masyarakat dalamrangka menolong
mereka sendiri mereka sendiri mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat,baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan
agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi
atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun
batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulituntuk
dirumuskan.
1. Peran serta masyarakat (PSM) adalah Proses dimana individu,keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk swasta
a). Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga danmasyarakat.
b). Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga danmasyarakat
c). Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkankegiatan
masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dankebersamaan.
2. Dasar dasar filosofi peran serta masyarakat hubungannya dengan fasilitas dan tenaga
kesehatan, peran sertamasyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan tersebut.
Dengan kata lain peran serta masyarakat dapat menciptakan fasilitas dan tenagakesehatan.
Peran serta masyarakat didasarkan pada idealisme berikut
a. Community fell need
apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berartibahwamasyarakat itu
memerlukan pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas,
yang belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan masyarakat dan
untuk masyarakat.
b. Organisasi pelayanan masyarakat kesehatan yang berdasarkan peran sertamasyarakat.
hal ini bararti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
c. Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri artinya tenaga
dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya
sukarela.
3. Metode peran serta masyarakat Metode yang dapat dilakukan untuk mangajak atau
menumbuhkan peranserta masyarakat pada dasarnya ada dua cara, antara lain
a. Peran serta dengan paksaan artinya memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu
program, baik melalui perundang-ungdangan, peraturan-perturan maupun dengan
perintah lisan saja. arah ini akan lebih cepat hasilnya dan mudah, tetapi masyarakatakan
takut, merasa dipaksa dan kaget karena dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan.
akibatnya masyarakat tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program yang ada.
b. Peran serta dengan persuasi dan edukasi artinya suatu parisipasi yang didasari pada
kesadaran. Sukar tetapi bila tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa
memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Training para kader harus dipimpin oleh dokter puskesmas meliputi medis dan manajemen kecil-
kecilan dalam mengolah program-program Kesehatan tingkat desa serta pencatatan, pelaporan,
dan rujukan
1. Pengertian bmp
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau
program. (Imamah, 2012:01)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan
prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat – obatan. Namun pada
kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek
serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan dalam
memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat
berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang
memuaskan. ( Rhiea, 2011 : 01)
Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh
akses pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas
persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek seperti perizinan, tempat,
ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan
standar.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007:18).
B. Manfaat Kewirausahaan
Thomas W. Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai
berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
2. Memberi peluang melakukan perubahan
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
4. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan
atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai menumbuhkan rasa senang
dalam mengerjakan nya
C. Fungsi Kewirausahaan
Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:
1. Fungsi pokok wirausaha, yaitu:
a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang tujuan dan
sasaran perusahaan.
b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan c. Menetapkan bidang usaha dan pasar
yang akan dilayani d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya
e. Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)
f. Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya
g. Mengendalikan secara efektif dan efisien
h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru
i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya
menjadi barang atau jasa yang menarik
j. Memasarkan barang dan atau jasa yang menarik
k. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus
dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.
D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan
Dari prinsip-prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Dhidick D. Machyudin,
Khafidlul Ulum dan Leonardus Saiman, maka prinsip-prinsip
berwirausaha dapat disempurnakan menjadi 14 prinsip, antara lain:
1. mulailah dan jangan takut gagal:
2. penuh semangat,
3. kreatif dan inovatif;
4. sabar, tekun, tabah;
3. optimis;
6. membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan;
7. bertindak dengan penuh perhitungan:
8. pantang menyerah;
9. ambisius;
10. peka terhadap pasar:
11. berbisnis dengan standar etika:
12. mandiri.
13. jujur, dan
14. peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci sukses
berwirausaha.
2.15 Membangun dan mengembangkan jejaring lintas program dan lintas sektor
Komitmen memerlukan pembagian visi dan tujian seta penetapan kepercayaan yang lebih
tinggi dan tanggung jawab timbale balik untuk tujuan bersama. Peran dan tanggung jawab
menunjuk masalah siapa yang akan melakukan keseluruhan kerjasa. Semua kerja sama
memerlukan struktur dan proses untuk memperjelas tanggung jawab dan bagaimana
tanggung jawab tersebut dikerjakan.
Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan
yang telah ditetapkan.
A. Menurut Azhrul Aswar (1996) mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar
dan kode etik profesi.
B. Menurut Mary R.Zimmerman mutu pelayanan kesehatan adalah
Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang
berkelanjutan atas seluruh proses yang meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang
untuk mendapatkan pelayanan dokter, dan karyawan.
penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dan
suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat
yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak
pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi
Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri dan
memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu layanan kesehatan.
Standar pelayanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan,
yang menyangkut masukan, proses, dan keluaran (outcome) sistem. layanan kesehatan.
Standar pelayanan kesehatan merupakan alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan
kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam
layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem Klasifikasi Standar
Donabedian (1980) menganjurkan agar standar dan kriteria diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok. Anjuran Donabedian tersebut pada prinsipnya sama dengan yang dianjurkan
oleh WHO yaitu: standar struktur, standar proses dan standar keluaran (outcome)
A. Standar Input
atau Struktur Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem, kadang
kadang disebut juga sebagai masukan atau struktur. Termasuk ke dalamnya adalah
hubungan organisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-komite,personel, peralatan,
gedung, rekam medis, keuangan, perbekalan, obat dan fasilitas.
Karakteristik yang relatif stabil dari penyedia pelayanan kesehatan, alat dan sumber yang
dipergunakan, fisik dan pengaturan organisasi di lingkungan kerja. Konsep struktur
termasuk manusia, fisik, dan sumber keuangan yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan medis. Struktur digunakan sebagai pengukuran tidak langsung dari kualitas
pelayanan.Hubungan antara struktur dan kualitas pelayanan adalah hal yang penting
dalam merencanakan, mendesain, dan melaksanakan sistem yang dikehendaki untuk
memberikan pelayanan kesehatan.
C. Standar Proses Standar proses adalah sesuatu yang menyangkut semua aspek
pelaksanaan kegiatan layanan kesehatan, melakukan prosedur dan kebijaksanaan . Standar
proses akan menjelaskan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya dan bagaimana
sistem bekerja. Dengan kata lain standar proses adalah
D. Standar Output/Outcome
Standar output merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan.Standar
keluaran akan menunjukkan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran
(outcome) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan
yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut akan diukur. Tentang
output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome secara tidak
langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan. Dalam
menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan dengan standar hasil (yang
diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan
RUKTUR
B. Perbekalan
C. Peralatan
d. Bahan
e. Fasilitas
F. Kebijaksanaan
g. Standar
PROSES
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
d. Peresepan obat
e. Penyuluhan kesehatan
f. Merujuk pasien
KELUARAN
1.Pengertian
Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika
disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan antara.
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinyamutu
pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai
apabila masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan.
B. Tujuan akhir.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin meningkatnya
mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat
dicapai apabila masalah dan penyebab masalah mutu berhasil diatasi
3. Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan diperoleh.
Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
3.1 Kesimpulan
Kompetensi adalah kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi
atas keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang yang harus dimiliki
oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai pelayanan
kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai dengan standar sebagai syrarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat. sesuai dengan keputusan menteri kesehatan telah
dibentuk standar komptensi bidan yang terdapat dalam standar profesi bidan, standar
kompetensi yang terdiri dari sembilan kompetensi ini sebagian ada yang berhubungan
dengan wewenang bidan namun ada pula yang tidak berhubungan yaitu tentang kompetensi
yang mengharuskan bidan memberi pelayanan sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/375089236/konsep-dasar-perubahan-bidan
https://id.scribd.com/presentation/360760489/1-Manajemen-Kebidanan-Sebagai-
Metode-Pemecahan-Masalah
https://www.academia.edu/37985892/PERENCANAAN_DAN_PENGORGANISASIAN_PE
LAYANAN_KEBIDANAN
https://id.scribd.com/presentation/334965322/PENGELOLAAN-PELAYANAN-
KEBIDANAN-ppt
https://id.scribd.com/doc/176510649/Kerja-Sama-Lintas-Program-Sektoral
https://www.academia.edu/11382048/
Pengertian_Penggerakan_peran_serta_masyarakat
https://www.academia.edu/42610817/
Makalah_Pemberdayaan_Masyarakat_Dalam_Kesehatan_masyarakat
https://id.scribd.com/document/355098790/MATERI-KEWIRAUSAHAAN-Dalam-
Praktik-Kebidanan
https://www.academia.edu/41121518/
MAKALAH_Manajemen_Mutu_Pelayanan_Kebidanan