Anda di halaman 1dari 2

Nama : Miftakhul Nuraulis Istiqomah

Kelas : XII MIPA 2

Asmaraloka yang tak akan jatukrama

Sandikala yang nampak di pelupuk lara


Menyorot pada cakrawala yang terwujud gundah merana
Oh, nabastala... mengapa?
Atma ku menunggumu dalam amerta

Kau sang nabastala


Dan aku bentala, memujamu dan mencinta
Jangan menyimpan lara, wahai kirana
Aku akan amerta dalam atma mu walau dipandang lengkara

Aku adalah bentala


Ah rinduku hanya untukmu, griyaku yang anindya
Arutala tersenyum mengirimkanku aksama
Ancala dan jenggala mengejek, kata mereka akulah wujud nestapa

Mengapa dimikian, cinta?


Hanya aku abisatyamu di penjuru buana
Apa aku makhluk tak tahu dikata?
Surga membisik, beraninya aku menyimpan cinta
Kepadamu nabastala yang paripurna

Asa membuat asmaraloka kian kentara


Namun dapatkah kita menjadi amorfati, kirana?
Atau hanya sebatas enigma?
Kamu akan amerta, sayangku nayanika
Dalam prosa yang tak lengkara untuk paripurna karena kita yang tak akan jatukrama

Anda mungkin juga menyukai