Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AZEL ALI BUGIS

NIM : 202271002

MATA KULIAH: PENGATURAN TEKNIK

TUGAS 1

Presisi dan akurasi adalah dua konsep penting dalam pengukuran yang sering kali disalahpahami atau
digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda.

 Presis: Presisi mengacu pada seberapa dekat atau konsisten hasil pengukuran yang berulang
dari suatu alat ukur. Dalam istilah sederhana, presisi mengukur seberapa baik alat dapat
mengulangi pengukuran yang sama dengan hasil yang serupa. Semakin kecil perbedaan antara
hasil-hasil pengukuran berulang, semakin besar presisi alat ukur tersebut. Misalnya, jika Anda
menggunakan penggaris dan mengukur panjang sebuah benda sebanyak lima kali, dan setiap
kali Anda mendapatkan hasil yang berbeda hanya dalam beberapa milimeter, maka alat
tersebut memiliki presisi yang tinggi.

 Akurasi: Akurasi mengacu pada seberapa dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya atau
nilai yang diterima secara umum. Dengan kata lain, akurasi mengukur seberapa benar alat ukur
dapat menunjukkan nilai yang sesuai dengan nilai sebenarnya atau standar yang telah
ditetapkan. Sebagai contoh, jika Anda menggunakan termometer digital yang dikalibrasi dengan
benar untuk mengukur suhu, dan hasilnya sangat dekat dengan nilai sebenarnya yang
diharapkan, maka alat tersebut memiliki akurasi yang tinggi.

Contoh:

Misalkan Anda memiliki sebuah timbangan digital untuk mengukur berat sebuah benda. Anda
melakukan beberapa pengukuran berat benda yang sama beberapa kali. Jika hasilnya berkisar dalam
rentang yang sangat kecil (misalnya, 100.05 gram, 100.07 gram, 100.06 gram, dan seterusnya), maka
alat tersebut memiliki presisi yang tinggi. Namun, jika setelah diuji ternyata berat sebenarnya dari benda
tersebut adalah 150 gram dan timbangan menunjukkan berat yang konsisten di 100 gram, maka
meskipun presisi timbangan tinggi (konsisten), akurasinya rendah karena hasil pengukuran tidak dekat
dengan nilai sebenarnya. Oleh karena itu, untuk memastikan kehandalan suatu alat ukur, baik presisi
maupun akurasi harus diperhatikan.

Kalibrasi adalah proses untuk membandingkan hasil pengukuran dari suatu alat ukur dengan standar
yang diterima secara umum untuk memastikan bahwa alat tersebut memberikan hasil yang akurat dan
konsisten. Tujuan utama kalibrasi adalah untuk menentukan kesalahan atau ketidaksesuaian dari alat
ukur tersebut, sehingga dapat dikoreksi atau disesuaikan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Proses kalibrasi melibatkan langkah-langkah berikut:

2. Kalibrasi adalah proses untuk membandingkan hasil pengukuran dari suatu alat ukur dengan
standar yang diterima secara umum untuk memastikan bahwa alat tersebut memberikan hasil
yang akurat dan konsisten. Tujuan utama kalibrasi adalah untuk menentukan kesalahan atau
ketidaksesuaian dari alat ukur tersebut, sehingga dapat dikoreksi atau disesuaikan agar sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

 Persiapan: Persiapan melibatkan mempersiapkan alat ukur yang akan dikalibrasi dan standar
referensi yang akan digunakan sebagai pembanding. Standar referensi biasanya sudah diketahui
nilai akuratnya dan telah dikalibrasi sebelumnya.

 Pengukuran: Alat ukur yang akan dikalibrasi kemudian digunakan untuk melakukan serangkaian
pengukuran pada standar referensi. Pengukuran ini dilakukan dengan hati-hati dan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.

 Pembandingan: Hasil pengukuran dari alat yang dikalibrasi kemudian dibandingkan dengan nilai
yang diberikan oleh standar referensi. Perbedaan antara hasil pengukuran dari alat dan nilai
yang seharusnya menunjukkan kesalahan atau ketidaksesuaian dari alat tersebut.

 Penyesuaian atau Koreksi: Jika ditemukan kesalahan atau ketidaksesuaian, alat ukur tersebut
kemudian dapat disesuaikan atau dikoreksi agar memberikan hasil yang lebih akurat.
Penyesuaian ini dilakukan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh produsen atau standar
industri.

 Verifikasi: Setelah penyesuaian dilakukan, alat ukur kemudian diperiksa ulang dengan
melakukan pengukuran kembali pada standar referensi untuk memastikan bahwa hasilnya
sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Contoh:

Misalkan Anda memiliki sebuah termometer digital yang digunakan untuk mengukur suhu. Untuk
memastikan bahwa termometer tersebut memberikan hasil yang akurat, Anda melakukan proses
kalibrasi dengan menggunakan termometer standar yang telah dikalibrasi sebelumnya oleh
laboratorium terakreditasi. Anda mengukur suhu dengan menggunakan kedua termometer tersebut
pada titik-titik suhu yang berbeda. Setelah membandingkan hasil pengukuran, Anda menemukan bahwa
terdapat perbedaan antara hasil yang ditunjukkan oleh termometer Anda dengan termometer standar.
Kemudian, Anda menyesuaikan atau mengkoreksi termometer Anda agar sesuai dengan hasil yang
diberikan oleh termometer standar. Setelah penyesuaian dilakukan, Anda melakukan pengukuran ulang
untuk memverifikasi bahwa termometer Anda sekarang memberikan hasil yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Dengan demikian, termometer Anda telah berhasil dikalibrasi untuk memberikan hasil
yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai