Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KOTAMOBAGU NOMOR :

104/PDT.G/2019/PN Ktg TENTANG JUAL BELI BANGUNAN TIDAK BESERTA DENGAN


TANAH

Abdurahman Syarif
(SI Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya)
abdurahmansyarif16040704001@mhs.unesa.ac.id
Mahendra Wardhana
(SI Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya)
mahendrawardhana@unesa.ac.id

Abstrak
Kasus sebuah sertifikat tanah yang tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat yang salah satu
pertimbangan hakimnya berdasarkan karena jual beli yang terpisah antara bangunan dengan tanahnya
yakni pada putusan Pengadilan Negeri Kotamobagu (Putusan Nomor : 104/Pdt.G/2019/PN Ktg).
Sengketa tersebut terdapat Sertifikat Hak Milik No.71/Purworejo dan Sertifikat Hak Milik No.
685/Purworejo Tahun 2011. Berdasarkan terbitnya Sertifikat Hak milik atas tanah tersebut pihak
Pengugat merasa dirugikan, sebab Pengugat merasa memiliki tanah tersebut berdasarkan jual beli yang
terpisah antara bangunan dengan tanahnya, Majelis Hakim mengabulkan permohonan Pengugat dengan
salah satu pertimbangan hakimnya adalah penguasaan tanah oleh Tergugat hanya berdasarkan jual beli
yang jelas dalam surat tersebut tercantum hanya berupa rumah atau bangunan tidak dengan tanahnya.
Sengketa diatas menimbulkan sebuah permasalahan mengenai yakni siapa yang berhak atas tanah
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pertimbangan hakim dan akibat hukum dari
putusan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
normatif yang merupakan penelitian hukum dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep dan pendekatan kasus dengan
sumber bahan hukum primer, sekunder. Metode pengumpulan bahan hukum menggunakan studi
kepustakaan dengan teknik analisis preskriptif. Hasil penelitian ini adalah putusan hakim terdapat Asas
putusan memuat dasar alasan yang jelas dan rinci, pada perkara ini hakim kurang memperhatikan Asas
tersebut, terdapat kekaburan mengenai jual beli yang terpisah antara tanah dengan bangunan diatasnya,
putusan hakim menyatakan sertifikat Tergugat tidak mempunyai kekuatan hukum, namun berdasarkan
analisis penulis, jual beli terpisah yang dilakukan Tergugat benar berdasarkan status tanah, sehingga
putusan tersebut tidak mencerminkan unsur keadilan, kepastian hukum, kemanfaatan dan Para Tergugat
tidak dapat merasakan manfaat dari tanah tersebut.
Kata Kunci : sengketa tanah, jual beli, kepastian hukum

Abstract
The case of a land certificate that does not have binding legal force where one of the judges'
considerations was based on a separate sale and purchase between the building and the land, namely the
decision of the Kotamobagu District Court (Decision Number: 104 / Pdt.G / 2019 / PN Ktg). The dispute
contained Freehold Certificate No.71 / Purworejo and Freehold Certificate No. 685 / Purworejo in 2011.
Based on the issuance of the Certificate of Ownership to the land, the Plaintiff felt aggrieved, because
Plaintiff felt that he owned the land based on a separate sale and purchase between the building and the
land, the Panel of Judges granted the Plaintiff's request with one of the judges' considerations being
control of the land by the Defendant. only based on sale and purchase which is clearly stated in the letter
only in the form of a house or building, not the land. The dispute above raises a problem regarding who is
entitled to the land. The purpose of this study was to analyze the judge's consideration and the legal
consequences of the decision. The research method used in this research is normative legal research
which is legal research by examining library materials or secondary data using a statutory approach, a
conceptual approach, and a case approach with primary and secondary sources of legal materials. The
method of collecting legal materials uses library research with prescriptive analysis techniques. The result
of this research is that the judge's decision contains a decision principle that contains a clear and detailed
basis for reasons, in this case, the judge pays less attention to this principle, there is confusion regarding
the sale and purchase of the land and the building above it, the judge's decision states that the Defendant's

1
certificate has no legal force, however, based on the author's analysis, the separate sale and purchase
carried out by the Defendant was correct based on the status of the land so that the decision did not reflect
the elements of justice, legal certainty, benefit, and the Defendants could not benefit from the land.
Keyword: Land dispute, buying, and selling, legal certainty

PENDAHULUAN rumah susun serta hak-hak tertentu yang


Penguasaan tanah oleh individu atau badan hukum membebaninya.”
adalah erat kaitannya dengan pemberian hak atau Pendaftaran tanah tersebut meliputi pengukuran,
kewenangan kepada orang maupun badan hukum untuk perpetaan dan pembukuan tanah, pendaftaran hak-hak
memanfaatkan dan menggunakan tanah tersebut untuk atas tanah dan peralihan hak-hak, pemberian surat
kepentingannya. Tanah dapat digunakan dan tanda bukti hak yang dimaksudkan agar pemegang hak
dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan, dapat dengan mudah membuktikan haknya (Labatjo
pertanian, perkebunan, peternakan, dan usaha-usaha 2017). Salah satu pemegang hak atas tanah salah
lainnya. Hak atas tanah merupakan hak yang satunya adalah hak milik. Berdasarkan Pasal 20 ayat (1)
memberikan wewenang kepada pemegang haknya untuk UUPA menjelaskan bahwa “Hak milik adalah hak
mempergunakan dan mengambil manfaat dari tanah turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
yang di hakinya. Hak atas tanah sebagai yang dimaksud dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan
terdapat pada Pasal 16 ayat (1) UUPA, berbunyi : dalam Pasal 6”. Dari Pasal 20 ayat (1) tersebut
“Hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam merupakan hak milik atas tanah yang dapat berlangsung
Pasal 4 ayat (1) ialah: terus menerus selama pemiliknya masih hidup, dan
a. Hak milik. apabila meninggal maka hak miliknya dapat diteruskan
b. Hak guna-usaha oleh ahli warisnya. Hak milik atas tanah lebih kuat
c. Hak guna bangunan. apabila dibanding dengan hak atas tanah yang lainnya,
d. Hak pakai.
tidak mempunyai batas waktu tertentu dan merupakan
e. Hak sewa.
f. Hak membuka tanah. suatu induk bagi hak atas tanah yang lain serta tidak
g. Hak memungut hasi hutan. bertindak pada hak atas tanah yang lain.
h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak- Hak milik atas tanah memberi wewenang kepada
hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan pemiliknya paling luas apabila dibandingkan dengan
undang-undang serta hak-hak yang sifatnya hak atas tanah yang lain. Namun, hak milik dapat
sementara sebagai yang disebut dalam Pasal 53.”
beralih dan dialihkan ke pihak lain, dapat hapus, dan
Pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, maka
dapat dibatalkan menurut perundang-undangan di
tanah harus menjadi salah satu wadah untuk mencapai
bidang agraria. Maksud dari beralih yakni berpindahnya
kesejahteraan bagi kehidupan bangsa (Leksono 2019).
hak atas tanah dari pemegang hak kepada pihak lain
Salah satu tujuan pembentukan UUPA adalah untuk
karena suatu peristiwa hukum, contohnya adalah
menjamin kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah
meninggalnya seseorang yang telah meninggal dunia,
di seluruh wilayah Indonesia (Andari and
dengan meninggalnya pemegang hak atas tanah, maka
Purwoatmodjo 2019). Untuk menjamin kepastian
hak atas tanah secara yuridis berpindah kepada ahli
hukum dan perlindungan kepada pemegang hak atas
waris sepanjang ahli warisnya memenuhi syarat sebagai
suatu bidang
subjek hak dari objek hak atas tanah yang diwariskan.
Sedangkan, maksud dialihkan berarti berpindahnya
tanah oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah,
hak atas tanah dari pemegang hak atas tanah kepada
pendaftaran tanah berdasarkan Pasal 1 angka 1
pihak lain karena suatu perbuatan hukum, contohnya
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
adalah jual beli, hibah, tukar-menukar, pemasukan
Pendaftaran tanah berbunyi : “Pendaftaran tanah adalah
dalam modal perusahaan, lelang (Santoso 2019). Hak
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
milik dapat hapus apabila tanahnya jatuh kepada negara
secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,
(karena pencabutan hak, karena penyerahan secara
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
sukarela oleh pemiliknya, karena di telantarkan, karena
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,
ketentuan dalam Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2)
dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang
UUPA) dan tanahnya musnah.
tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
Hak atas tanah dapat juga terjadi pembatalan,
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang
pengertian mengenai pembatalan hak atas tanah terdapat
tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan

2
di Pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Agraria/Kepala mengikat yang salah satunya disebabkan karena jual
Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999 beli yang terpisah antara bangunan dengan tanahnya
Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas yakni pada putusan Pengadilan Negeri Kotamobagu
Tanah Negara dan Hak Pengelolaan yang berbunyi (Putusan Nomor : 104/Pdt.G/2019/PN Ktg) antara pihak
“Pembatalan hak atas tanah adalah pembatalan Sudirman Sataruno (Pengugat) dan Afrilia T. Kamulyan
keputusan pemberian suatu hak atas tanah atau sertifikat (Tergugat).
hak atas tanah karena keputusan tersebut mengandung Perkara dalam putusan tersebut di atas terjadi
cacad hukum administrasi dalam penerbitannya atau dikarenakan sengketa kepemilikan hak atas tanah,
untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah dimana ada yang dirugikan dari terbitnya sertifikat hak
memperoleh kekuatan hukum tetap”. Putusan atas tanah yang di dapat dari program Menteri dalam
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap ini negeri yakni proyek operasi nasional agraria (Prona)
adalah putusan pengadilan yang membatalkan pada tahun 1981. Sengketa tersebut terjadi atas suatu
pemberian hak atas tanah, atau dalam hal ini haruslah objek sengketa sebidang tanah Kintal/Pekarangan
merupakan putusan terhadap sengketa tata usaha negara, dengan ukuran : ± 245 M2. Terletak di Desa Purworejo,
yang dimajukan oleh seorang yang berhak atas bidang Dusun I, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang
tanah tersebut terhadap pejabat tata usaha negara (dalam Mongondow Timur, Provensi Sulawesi Utara. Objek
hal ini pejabat dalam lingkungan Badan Pertanahan sengketa tersebut diatasnya terdapat Sertifikat Hak
Nasional) yang telah memberikan Hak Pakai atas tanah Milik No. 71/Purworejo Tahun 1981 yang kemudian
yang di persengketakan. Mengakhiri maupun dipecah menjadi beberapa sertifikat salah satunya,
membatalkan perjanjian pemberian Hak Pakai, putusan sertifikat Hak Milik pemisahan No. 685/Purworejo
ini merupakan putusan dalam lingkup peradilan umum Tahun 2011 yang dimiliki oleh pihak Tergugat.
(Muljadi and Widjaja 2005). Terbitnya Sertifikat Hak Milik No. 71 Purworejo
Pasal 124 Peraturan Menteri Negara Agraria/ dan Sertifikat Hak Milik No. 685 Purworejo, pihak
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun Pengugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri
1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Kotamobagu karena merasa dirugikan oleh Para
Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, menjelaskan : Tergugat, menurut Pengugat jual beli yang dilakukan
1. “Keputusan pembatalan hak atas tanah oleh para pihak waktu itu adalah terpisah sesuai dengan
karena melaksanakan putusan pengadilan surat jual beli yang dilakukan, yang dibeli hanya rumah
yang telah memperoleh kekuatan hukum atau bangunan yang ada diatasnya tidak beserta dengan
tetap diterbitkan atas permohonan yang
tanah yang dibawahnya dan Majelis Hakim
berkepentingan.
2. Amar putusan pengadilan yang telah mengabulkan permohonan Pengugat tersebut. Majelis
memperoleh kekuatan hukum tetap meliputi Hakim berpendapat bahwa penguasaan tanah oleh
dinyatakan batal atau tidak mempunyai Tergugat hanya berdasarkan jual beli yang jelas dalam
kekuatan hukum atau yang pada intinya sama surat tersebut tercantum hanya yang dijual berupa
dengan itu.” rumah tidak dengan tanahnya dikarenakan tanah
Pasal 124 ayat (2) di atas memberikan keterangan tersebut merupakan tanah dari Perusahaan Daerah
bahwa amar putusan pengadilan yang telah memperoleh
Perkebunan Kopi Modayag (PD PKM).
kekuatan hukum tetap meliputi dinyatakan batal atau
tidak mempunyai kekuatan hukum. Esensi pada putusan Berdasarkan uraian sengketa di atas, permasalahan
perdata mengenai pembatalan sertifikat tanah, lebih tersebut berkaitan dengan bentuk penguasaan hak atas
kepada aspek kepemilikan hak atas tanah dengan tidak tanah yang sesungguhnya. Siapakah pemilik sah
mengambil alih wewenang administrasi, dengan kata terhadap tanah yang menjadi objek sengketa antara
lain putusan perdata harus menghindari penggunaan Pengugat dengan Tergugat dan kepastian hukum yakni
amar putusan menyatakan batal atau membatalkan sertifikat hak milik atas tanah yang dimiliki oleh
sertifikat tanah, apabila hakim perdata sudah
Tergugat. Maka penulis tertarik untuk meneliti
menyatakan suatu sertifikat tidak memiliki kekuatan
hukum, maka si pemenang gugatan harus mengajukan bagaimana pertimbangan hakim dan akibat hukum bagi
permohonan pembatalan kepada BPN untuk para pihak dari putusan Pengadilan Kotamobagu Nomor
membatalkan sertifikat tersebut berdasarkan putusan : 104/Pdt.G/2019/PN tersebut.
pengadilan (Pramana, Arjaya, and Widiati 2020).
Semakin berkembangnya zaman kebutuhan METODE
masyarakat akan tanah semakin pesat, saat ini terdapat Penelitian hukum normatif merupakan penelitian
banyak sekali fenomena sengketa hak atas tanah yang hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
terjadi di Indonesia. Salah satu contoh kasus sebuah kepustakaan sebagai bahan dasar untuk diteliti dan
sertifikat tanah yang tidak mempunyai kekuatan hukum dengan cara mengadakan penelusuran peraturan

3
perundang-undangan dan literatur yang berkaitan antara bangunan dengan tanahnya. Sengketa tersebut
terhadap masalah yang diteliti (Soekanto and Mamudji terjadi atas suatu objek sengketa sebidang tanah
2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan Kintal/Pekarangan dengan ukuran : ± 245 M2. Terletak
perundang-undangan (statute aproach), pendekatan di Desa Purworejo, Dusun I, Kecamatan Modayag,
konseptual (conceptual approach) dan pendekatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi
kasus (case approach). Penelitian hukum dilakukan Sulawesi Utara. Pada tahun 1973 ayah dan ibu
dengan penelusuran terhadap bahan-bahan hukum Pengugat menjual rumah yang terbuat dari bahan kayu
sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan hukum atau papan yang berdiri diatas tanah obyek sengketa
(legal decision making) terhadap kasus-kasus yang tersebut kepada Alex Nender yakni kakek Tergugat
konkret (Efendi and Ibrahim 2016). yang telah meninggal dunia.
Suatu pembahasan atau pemecahan terhadap Sebidang tanah Pekarangan yang menjadi objek
permasalahan isu hukum dapat dilakukan dengan sengketa tersebut asal mulanya adalah tanah Negara
pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian Bebas yang dikuasai dimiliki dan kelola oleh
sebagai cara pandang yang dapat memberi kejelasan Perusahaan Daerah Perkebunan Kopi Modayag
terhadap uraian untuk mendapatkan jawaban mengenai disingkat (PD PKM). Bahwa ayah dan ibu Tergugat
permasalahan yang dibahas dalam penelitian. (Alex Nender) menguasai tanah pekarangan ini sejak
Penelitian hukum yuridis normatif dalam penyelesaian tahun 1973, dengan status pinjam pakai dari PD PKM.
permasalahan isu hukum, diperlukan sumber-sumber Pada tahun 1976, oleh pemerintah daerah Kabupaten
penelitian yang disebut bahan hukum, baik bahan Bolaang Mongondow dalam hal ini Bupati Kepala
hukum primer maupun bahan hukum sekunder. Daerah Tingkat II Bolaang Mongondow, mengeluarkan
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang instruksi tanah-tanah ex PD PKM, yang dikuasai
mempunyai otoritas. Bahan hukum primer tersebut masyarakat yang tidak produktif lagi dapat dibebaskan
terdiri atas : peraturan perundang-undangan, catatan- untuk masyarakat.
catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan Berdasarkan intruksi Bupati Kepala Daerah
perundang-undangan, dan putusan hakim(Ali 2009). Tingkat II Bolaang Mongondow, orang tua Tergugat
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam (Alex Nender) mengajukan permohonan kepada
penelitian ini adalah buku hukum, jurnal penelitian,
Pemerintah untuk mendapatkan hak atas tanah yang
skripsi, dan dokumen resmi yang membahas tentang
sertifikat tanah yang salah satu pertimbangan hakim dikuasainya, sehingga pada tahun 1978, dilakukan
yakni berdasarkan jual beli bangunan tidak beserta pengukuran tanah oleh dan terbitlah surat ukur No,
dengan tanah. 1141/1978, tertanggal 19 Desember 1978, dasar surat
Teknik pengumpulan bahan hukum primer, untuk Keputusan Gubernur cq Kepala Direktorat Agraria No.
memudahkan pembahasan permasalahan, sebaiknya 293/HM/P3HT/1978-1979. Bahwa pada tanggal 01 juli
tersusun dan teridentifikasi secara sistematis (Pasek 1981, Kepala Direktorat Agraria menunjuk Bekas
Diantha 2016). Sedangkan, dalam pengumpulan bahan Tanah Negara Warkah No. 1247/1981, Nama pemegang
hukum sekunder menggunakan Pendekatan Konseptual Hak Alex Nender, Sertifikat Hak Milik No.
(conceptual approach) yang diperoleh dari 71/Purworejo tahun 1981. Atas terbitnya Sertifikat hak
kepustakaan terhadap buku-buku yang mengandung milik No. 71/Purworejo tahun 1981 dan dipisahkan
konsep hukum yang berkaitan dengan isu tentang jual menjadi beberapa sertifikat, salah satunya Sertifikat Hak
beli bangunan tidak beserta dengan tanah. Teknik Milik No. 685 desa Purworejo atas nama Aprilia T.
analisis bahan hukum yang gunakan dalam penelitian Kamulyan (Tergugat).
ini menggunakan metode preskripsi yaitu Terbitnya Sertifikat Hak Milik No. 71 Purworejo
mengidentifikasi fakta-fakta hukum dan mengeliminasi dan Sertifikat Hak Milik No. 685 Purworejo, pihak
bahan-bahan yang tidak memiliki kaitan dengan Pengugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri
masalah penelitian, melakukan pencarian jawaban Kotamobagu karena merasa dirugikan oleh Para
Tergugat. Gugatan yang diajukan Pengugat salah
rumusan masalah berdasarkan hukum yang telah
satunya meminta untuk membatalkan sertifikat yang
terkumpul, lalu melakukan penarikan kesimpulan telah terbit tersebut.
sebagai jawaban atas rumusan masalah (Marzuki Berdasarkan kasus dalam putusan Pengadilan
2005). Nomor : 104/Pdt.G/2019/PN Ktg, hakim memutuskan
putusan tersebut sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kasus Posisi MENGADILI
Putusan Nomor: 104/Pdt.G/2019/PN Ktg 1. Mengabulkan Gugatan Pengugat untuk
Pengadilan Negeri Kotamobagu yang telah mempunyai sebagian;
kekuatan hukum tetap tentang sertifikat tanah yang 2. Menyatakan Pengugat (SUDIRMAN
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat yang SATARUNO) NURKAYA SATARUNO,
salah satunya disebabkan karena jual beli yang terpisah KAMARIA SATARUNO, HUSEN
SATARUNO, SUKARDI SATARUNO,

4
SAHRIL SATARUNO, SAIDAH KATIBIMAN dan jika tidak menyerahkan
SATARUNO dan HADIDJAH SATARUNO secara bebas dan sukarela maka diupayakan
adalah ahli waris dari MUHAMMAD secara paksa dengan bantuan aparat Negara
SATARUNO almarhum dan TEMON dalam hal ini pihak kepolisian;
KATIBIMAN (almarhumah); 7. Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan
3. Menyatakan menurut hukum bahwa tanah takluk terhadap putusan ini;
objek sengketa yang terletak di Desa 8. Menolak gugatan Pengugat untuk selain dan
Porworejo Dusun I Kecamatan Modayag selebihnya;
Kabupaten Bolaang Mangondow Timur 9. Menghukum Para Tergugat secara tanggung
dengan ukuran luas ± 245 M² sesuai surat renteng untuk membayar ongkos perkara yang
penjualan antara ARIJAH MAMONTO timbul dalam perkara ini sebesar
dengan MUHAMMAD SATARUNO dengan Rp.4.586.000,- (empat juta lima ratus delapan
batas-batas sebagai berikut: puluh enam ribu rupiah).
- Utara berbatasan dengan tanah milik Keluarga 1. Pertimbangan Hakim Pada Putusan Nomor :
ISMARI. 104/Pdt.G/2019/PN Ktg. Dalam Sengketa
- Selatan berbatasan dengan tanah milik Kepemilikan Hak Atas Tanah Berdasarkan
KASMIN KARDI yang sekarang dikuasai Jual Beli Tanah Yang Terpisah Antara
oleh AFRILIA T. KAMULYAN/MEYTI Bangunan Dengan Tanah
NENDER dan Pekarangan BPU/Pekarangan Berdasarkan putusan nomor : 104/Pdt.G/2019/PN
Kantor Camat Modayag. Ktg.tersebut, selanjutnya akan dilakukan analisis
- Timur berbatasan dengan Jalan Raya. terhadap pertimbangan hakim sebagai berikut :
- Barat berbatasan dengan tanah milik Keluarga a. Pertimbangan hukum hakim mengenai tanah
ISMARI sekarang dikuasai oleh APRILIA T. Negara
KAMULYAN dan MEYTI NENDER. Adalah Majelis Hakim dalam pertimbangan tentang
tanah pekarangan milik MUHAMMAD hukumnya menyatakan :
SATARUNO dan TEMON KATIBIMAN “ Menimbang, bahwa terhadap dasar tanah
yang belum dibagi waris kepada ahli Negara inilah ALEX NENDER mengajuhkan
warisnya; permohonan penerbitan sertifikat hak milik
4. Menyatakan perbuatan Para Tergugat yang nomor.71/Desa Purworejo, dan terhadap hal yang
menguasai objek sengketa adalah tidak sah dilakukan oleh ALEX NENDER tersebut Majelis
dan melawan hukum; Hakim tidak sependapat sebab penguasaan tanah
5. Menyatakan sertifikat hak milik sertifikat oleh ALEX NENDER hanya berdasarkan jual beli
nomor 71 Desa Purworejo atas nama ALEX yang jelas dalam surat tersebut tercantum hanya
NENDER dan sertifikat hak milik nomor 685 yang dijual berupa rumah (vide bukti T.2-2) tidak
Desa Purworejo atas nama APRILIA T dengan tanahnya dikarenakan tanah tersebut
KAMULYAN yang diterbitkan oleh Turut merupakan tanah dari PD PKM yang diletakkan
Tergugat adalah tidak mempunyai kekuatan hak pakai, dan jika berakhir masa hak pakainya
hukum mengikat; maka tanah tersebut berstatus sebagai tanah
6. Menghukum Para Tergugat untuk Negara yang diistilahkan sebagai tanah Negara
menyerahkan secara bebas tanah objek yang diduduki oleh rakyat; “
sengketa yang terletak di Desa Porworejo Sengketa hak atas tanah diatas menyangkut
Dusun I Kecamatan Modayag Kabupaten mengenai Tanah Negara, Tanah Negara merupakan
Bolaang Mangondow Timur dengan ukuran tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam
luas ± 245 M² sesuai surat penjualan antara rangka hak menguasai sebagai organisasi kekuasaan
ARIJAH MAMONTO dengan seluruh rakyat yang mempunyai kewenangan untuk
MUHAMMAD SATARUNO dengan batas- mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
batas sebagai berikut: penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air
- Utara berbatasan dengan tanah milik Keluarga dan ruang angkasa. Tedapat dua bentuk tanah Negara
ISMARI. yakni tanah Negara bebas dan tanah Negara yang tidak
- Selatan berbatasan dengan tanah milik bebas (Limbong 2017). Tanah–tanah Negara yang
KASMIN KARDI yang sekarang dikuasai disebut dengan tanah Negara bebas “vrij landsdomein”
oleh AFRILIA T. KAMULYAN/MEYTI yaitu tanah Negara yang benar-benar bebas artinya
NENDER dan Pekarangan BPU/Pekarangan bahwa tanah tersebut belum ada atau belum pernah
Kantor Camat Modayag. dilekati oleh sesuatu hak apapun (Supriadi 2015).
- Timur berbatasan dengan Jalan Raya. Pengertian hak tersebut harus diartikan yuridis
- Barat berbatasan dengan tanah milik Keluarga yang diatur dalam ketentuan hukum barat termasuk
ISMARI sekarang dikuasai oleh APRILIA T. didalamnya hak rakyat atas tanah yang pada waktu itu
KAMULYAN dan MEYTI NENDER. tanah-tanah yang mendasarkan pada hukum adat
Kepada Pengugat sebagai ahli waris dari setempat (Limbong 2017). Sepanjang tidak didaftarkan
MUHAMMAD SATARUNO dan TEMON haknya dengan cara menundukkan diri secara suka rela

5
kepada hukum barat maka tanah yang dikuasai rakyat dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
merupakan bagian dari atau berstatus sebagai tanah yang berlaku.
Negara yang diistilahkan sebagai tanah Negara yang 4. Tanah-tanah tertentu yang diperlukan untuk
diduduki oleh rakyat. Tanah Negara bebas ini konversi yang ditetapkan oleh Kepala Badan
cakupannya dibedakan menjadi dua yaitu yang pertama Pertanahan Nasional Republik Indonesia tidak
tanah–tanah menjadi tanah Negara bebas karena dapat dimohon dengan sesuatu hak atas tanah.
dibebaskan dari hak-hak milik rakyat oleh suatu Majelis Hakim berpendapat mengenai asal-usul
instansi/departemen, dianggap tanah Negara dibawah tanah yang menjadi objek sengketa, bahwa benar tanah
penguasaan departemen yang membebaskan. tersebut adalah tanah milik Perusahan Daerah
Kedua, tanah Negara bebas yang tidak ada Perkebunan Kopi Modayag (PD PKM) yang
penguasaan secara nyata diserahkan kepada suatu penguasaannya hanya bersipat hak pakai sehingga bila
departemen, dianggap bahwa tanah tersebut hak pakainya berakhir maka tanah tersebut menjadi
dimasukkan kedalam penguasaan departemen dalam tanah Negara bebas yang berarti tanah yang dikuasai
negeri. Kemudian Tanah Negara yang tidak bebas rakyat merupakan bagian dari atau berstatus sebagai
“onvrij landsdomein” yaitu tanah Negara yang tanah Negara yang diistilahkan sebagai tanah Negara
diatasnya ada hak-hak rakyat atas tanah atau tanah yang diduduki oleh rakyat, sehingga yang perlu
yang dikuasai atau diduduki oleh rakyat berdasarkan dicermati terlebih dahulu adalah mengenai status tanah
pada hukum adat mereka (hak ulayat masyarakat tersebut. Maka, mengenai Asas Pemisahan Horizontal
hukum adat) (Supriadi 2015). Konsep tentang diperhatikan pada sengketa hak atas tanah diatas.
pengertian tanah Negara dapat ditarik kesimpulan Asas Pemisahan Horizontal menjelaskan bahwa
bahwa terdapat dua kategori tanah Negara dilihat dari bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah bukan
asal usulnya yaitu tanah Negara yang berasal dari tanah merupakan bagaian dari tanah. Hak atas tanah tidak
yang benar-benar belum pernah ada hak atas tanah dengan sendirinya meliputi pemilikan bangunan dan
yang melekatinya atau disebut sebagai tanah Negara tanaman yang ada diatasnya (Dwiyatmi 2020).
bebas dan tanah Negara yang berasal dari tanah-tanah Perbuatan hukum mengenai tanah tidak dengan
yang sebelumnya ada haknya, karena sesuatu hal atau sendirinya meliputi bangunan dan tanaman milik yang
adanya perbuatan hukum tertentu menjadi tanah punya tanah diatasnya. Jika perbuatan hukumnya
Negara. dimaksudkan meliputi juga bangunan dan tanamannya,
Pasal 1 ayat (8) Peraturan Menteri Negara Agraria maka hal ini secara tegas harus dinyatakan dalam akta
atau Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 yang membuktikan dilakukannya perbuatan hukum
Tahun 1999, terdapat penjelasan pemberian hak atas yang bersangkutan (Arba 2015).
tanah merupakan penetapan pemerintah yang Tanah yang menjadi sengketa pada perkara di atas
memberikan suatu hak atas tanah Negara, diketahui bahwa tanah tersebut milik Perusahaan
perpanjangan jangka waktu hak, pembaruan hak, Daerah (PD PKM) yang diletakkan Hak Pakai, Hak
perubahan hak, termasuk pemberian hak di atas tanah Pakai sendiri merupakan hak-hak lainnya atas tanah
Hak Pengelolaan. Pemberian dan pembatalan Hak yang tidak mungkin di berikan dengan status hak atas
Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak tanah dalam bentuk Hak Milik, Hak Guna Bangunan
Pakai dan Hak Pengelolaan dilakukan oleh Kepala maupun Hak Guna Usaha (Muljadi and Widjaja 2005).
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Sehingga tanah yang menjadi sengketa tersebut
Kewenangan pemberian hak dapat dilimpahkan kepada seharusnya tidak dapat dimiliki dengan status hak milik
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional oleh Pengugat maupun Tergugat terkecuali jika
Provinsi atau Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten terdapat pembebasan tanah tersebut dari yang
atau Kota. Ketentuan-ketentuan yang harus menguasai atau mengelola tanah tersebut untuk
diperhatikan dalam permohonan pemberian hak diserahkan kepada masyarakat. Di dalam perkara diatas
menurut Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Agraria pihak Tergugat menjelaskan bahwa setelah masa hak
atau Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 pakai dari perusahaan daerah tersebut berakhir, tanah-
Tahun 1999, adalah (Justitia Tampan 2017): tanah milik perusahaan daerah tersebut yang salah
1. Sebelum mengajukan permohonan hak, pemohon satunya menjadi objek sengketa pada kasus ini
harus menguasai tanah yang dimohon dibuktikan dibebaskan untuk masyarakat oleh pemerintah
dengan data yuridis dan data fisik sesuai dengan Kabupaten Bolaang Mongondow, dan masyarakat
ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat mengajukan pensertifikat hak milik atas tanah
berlaku. yang di tempati tersebut. Maka benar bahwa tanah
2. Dalam hal tanah yang dimohon merupakan tanah yang di kuasai oleh Tergugat adalah tanah negara yang
Hak Pengelolaan, pemohon harus terlebih dahulu masih utuh dan dapat dimiliki oleh Tergugat
memperoleh penunjukkan berupa perjanjian berdasarkan yang terakhir menguasai tanah objek
penggunaan tanah dari pemegang Hak sengketa tersebut.
Pengelolaan. b. Pertimbangan Hukum Hakim Mengenai
3. Dalam hal tanah yang dimohon merupakan tanah Perjanjian Jual Beli Yang Dilakukan Oleh Para
kawasan hutan, harus terlebih dahulu dilepaskan Pihak
dari statusnya sebagai kawasan hutan sesuai

6
Majelis Hakim dalam pertimbangan tentang pendukung lainnya. Pada kasus sengketa diatas para
hukumnya menyatakan : pihak tidak menyangkal akan perjanjian yang mereka
“Menimbang, bahwa terhadap surat jual beli buat tersebut dan di dalam perjanjian yang mereka buat
tertanggal 26 Februari 1973 oleh MUHAMMAD tersebut sudah diketahui bagaimana status dari tanah
SATARUNO dan ALEX NENDER yang tersebut.
tercantum bahwa yang jual hanya rumah tidak Perjanjian jual beli merupakan perjanjian
dengan tanahnya dikarenakan tanah tersebut konsensual, artinya ia sudah dilahirkan sebagai suatu
adalah milik Perusahan Daerah Perkebunan Kopi perjanjian yang sah (mengikat para pihak) saat
Modayag (PD PKM) dan oleh Majelis Hakim tercapainya kata sepakat antara penjual dan pembeli
menyimpulkan bahwa benar tanah tersebut adalah mengenai unsur-unsur yang pokok, yaitu mengenai
adalah tanah milik Perusahan Daerah Perkebunan barang dan harga (Setiawan 2015). Jual beli yang
Kopi Modayag (PD PKM) yang penguasaannya dilakukan para pihak jika dilihat dari Pasal 1457 KUH
hanya bersipat hak pakai sehingga bila hak Perdata, maka hak milik yang melekat pada barang
pakainya berakhir maka tanah tersebut menjadi yang dipunyai oleh penjual tersebut juga akan ikut
tanah Negara bebas yang berarti tanah yang beralih tangan ke pembeli apabila pihak pembeli juga
dikuasai rakyat merupakan bagian dari atau memenuhi kewajibannya yakni membayar harga sesuai
berstatus sebagai tanah Negara yang diistilahkan yang dijanjikan. Pihak Pengugat menjual bangunannya
sebagai tanah Negara yang diduduki oleh rakyat; “ kepada pihak Tergugat, sehingga barang yang semula
Perjanjian jual beli yang dilakukan para pihak dimanfaatkan oleh Pengugat akan beralih tangan ke
pada dasarnya adalah undang-undang bagi para pihak pihak Tergugat atas transaksi yang telah disepakati.
yang membuat perjanjian, sehingga perjanjian yang sah Jelas mengapa dibuat perjanjian jual belinya
itu mengikat para pihak dan harus memenuhi janji- terpisah antara bangunan dengan tanah karena tanah
janjinya. Pasal 1338 KUH Perdata menjelaskan : tersebut milik perusahaan daerah yang di letakkan Hak
“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan Pakai, maka dapat diistilahkan Tergugat sebagai
undang-undang berlaku sebagai undang-undang mengganti hak tanah garapan yang belum dilekati
bagi mereka yang membuatnya, persetujuan itu suatu hak apapun dan membeli bangunan diatasnya
tidak dapat ditarik kembali selain dengan dari Pengugat. Di dalam UUPA sebenarnya tidak
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena mengatur mengenai keberadaan tanah garapan, karena
alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang tanah garapan bukanlah status hak atas tanah. Menurut
persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad B.F Sihombing dalam peraturan perundang-undangan
baik” terdapat istilah hukum untuk tanah garapan ini, yaitu
Para pihak yang akan membuat perjanjian pemakaian tanah tanpa izin pemilik atau kuasanya dan
sebenarnya di beri kebebasan dalam pembuatannya pendudukan tanah tidak sah, sedangkan jenis tanah
asalkan para pihak saling setuju akan isi perjanjian garapan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
tersebut. Kebebasan yang dimaksud dalam Pasal 1338 (Supriadi 2015) :
KUH Perdata tersebut tidaklah mutlak, melainkan 1. Tanah garapan di atas tanah yang langsung
harus diimbangi dengan aturan yang menyatakan dikuasai oleh negara.
bahwa kebebasan tersebut diperbolehkan sepanjang 2. Tanah garapan di atas tanah instansi atau badan
tidak bertentangan dengan Undang-Undang, kepatutan, hukum milik pemerintahan.
dan kebiasaan, kesusilaan dan ketertiban umum dalam 3. Tanah garapan di atas tanah negara perorangan
pembuatan maupun pelaksanaannya, maka jual beli atau badan hukum.
yang dilakukan oleh kedua belah pihak haruslah Definisi tanah garapan menurut Keputusan
berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun
(Suarti 2019). 2003 tentang Norma dan Standar Mekanisme
Pasal 1320 KUH Perdata menjelaskan bahwa Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di Bidang
syarat sahnya suatu perjanjian adalah sebagai berikut : Pertanahan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah
1. Adanya kata sepakat bagi mereka yang Kabupaten/Kota adalah sebidang tanah yang sudah
mengikatkan dirinya; atau belum dilekati dengan sesuatu hak yang
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; dikerjakan dan dimanfaatkan oleh pihak lain baik
3. Suatu hal tertentu; dengan persetujuan atau tanpa persetujuan yang berhak
4. Suatu sebab yang halal; dengan atau tanpa jangka waktu tertentu. Untuk tanah
Para pihak di dalam kasus sengketa tanah diatas garapan yang sudah dilekati dengan suatu hak, seperti
adalah perjanjian bawah tangan, perjanjian yang dibuat hak milik, hak guna bangunan atau hak guna usaha,
tersebut tidak melibatkan notaris atau pejabat umum maka tanah garapan tidak dapat di daftarkan menjadi
lainnya. Perjanjian bawah tangan hanya dapat diakui hak milik. Sedangkan untuk tanah garapan yang belum
oleh para dalam perjanjian. Apabila salah satu pihak dilekati dengan suatu hak, bisa langsung didaftarkan
menyangkal keberadaan perjanjian bawah tangan menjadi Hak Milik dengan memperhatikan Peraturan
tersebut, maka hakim diwajibkan untuk melakukana Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
pemeriksaan atas kebenaran perjanjian tersebut di Pendaftaran Tanah.
muka pengadilan dan mengajukan bukti-bukti

7
Perjanjian yang dibuat oleh para pihak, pendapat Pengajuan pendaftaran sertifikat hak atas tanah
dari Majelis Hakim dalam perkara tersebut pada kasus sengketa diatas melalui Prona, Proyek
menimbulkan ketidakpastian hukum mengenai asas Operasi Nasional Agraria atau yang disebut Prona
kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh
sunt servanda yang merupakan asas berhubungan pemerintah di bidang pertanahan pada umumnya dan di
dengan akibat perjanjian. Didalam perjanjian yg bidang pendaftaran tanah khususnya, yang berupa
mereka buat telah mencapai kesepakatan oleh pensertifikatan tanah secara massal dan penyelesaian
karenanya hakim atau pihak ketiga harus menghormati sengketa-sengketa tanah yang sifatnya strategis (Saida
substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, Flora 2007). Prona juga sebuah rangsangan dari
sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka pemerintah untuk membantu dalam bentuk fasilitas
tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi atau kemudahan berupa keringanan dalam pembiayaan
kontrak yang dibuat oleh para pihak (Muhtarom 2014). dan prosesnya secara kolektif yang tidak berbelit-belit.
c. Pertimbangan hukum hakim mengenai Dengan dilaksanakannya program prona ini membantu
sertifikat-sertifikat sah dan mengikat, ataukah pihak badan pertanahan untuk menciptakan tata tertib
tidak. pertanahan, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran
Majelis hakim dalam pertimbangan tentang masyarakat. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah
hukumnya menyatakan : Agung Nomor 4540 K/Pdt/1998 yang menyatakan :
“ Menimbang, bahwa oleh karena dalam “Bahwa penerbitan sertifikat hak atas tanah
penerbitan sertifikat nomor. 71 Desa Purworejo melalui prona (proyek nasional) bukan ditentukan
atas nama ALEX NENDER yang saat ini telah oleh status tanah asal tetapi merupakan cara
dipisahnya salah satunya menjadi sertifikat hak pensertifikatan tanah dengan proses cepat dan
milik nomor 684 Desa Purworejo atas nama biaya ringan karena mendapatkan subsidi dari
APRLIA T KAMULYAN hanya berdasarkan pemerintah.”
penguasaan dan kepemilikan rumah tidak dengan Lahirnya sertifikat tanah melalui prona berarti
tanahnya (vide bukti T.1-2) maka terhadap hal pemohon telah memenuhi ketentuan karena program
yang demikian Majelis berkesimpulan bahwa pemerintah ini memiliki ketentuan terutama mengenai
sertifikat nomor 71 Desa Purworejo atas nama kondisi tanah sebagai berikut (Hermit 2004):
ALEX NENDER dan sertifikat nomor 685 Desa 1) “Ada pemilik tanah;
Purworejo atas nama APRILIA T KAMULYAN 2) Tanah yang diajukan memang benar ada dan
berdasar dan tidak mengikat; ” lokasinya jelas;
Pendaftaran peralihan hak milik atas tanah 3) Tanah tersebut belum pernah tersertifikasi;
bertujuan untuk menjamin kepastian hukum hak milik 4) Tanah tidak dalam proses sengketa dengan
atas tanah seseorang mulai dari kepastian hukum pihak keluarga, negara, perusahaan, atau
subjek hak milik atas tanah yang memuat tentang letak, pihak manapun;
luas dan batas-batas bidang tanah hak milik yang akan 5) Tanah tidak termasuk dalam kawasan yang
didaftar (Ambuliling 2017). Inti dari pendaftaran tanah dilarang, contohnya jalur hijau, hutan lindung,
adalah suatu bidang tanah dinyatakan sudah terdaftar taman pemerintah;
apabila tanah yang di klaim oleh pemilik telah tercatat 6) Ada surat bukti riwayat kepemilikan tanah,
dalam daftar buku tanah. Di dalam daftar buku tanah seperti surat jual beli, hibah, atau surat
tersebut tersimpan data yuridis dan data fisik. Selain itu warisan;
dengan berkembangnya teknologi digital, maka gambar 7) Lokasi tanah berada dalam wilayah program
bidang tanah harus ter-plotting diatas peta dasar yang dibuktikan dengan KTP;
(Waskito and Arnowo 2019). Prosedur pengurusan 8) Maksimal dua bidang tanah yang bisa
sertifikat hak atas tanah dapat dilakukan dengan sistem diajukan atas nama satu orang atau satu
pendaftaran sistematik maupun sporadik. Kegiatan peserta Prona.”
pendaftaran tanah diatur dalam Pasal 12 Peraturan Sertifikat Hak Milik No. 71/Purworejo tahun
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, berbunyi : 1981 atas nama Alex Nender dan Sertifikat Hak Milik
(1) “Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali Pemisahan No. 685/Purworejo tahun 2011 atas nama
meliputi: Aprilia T. Kamulyan yang merupakan pengajuan oleh
a. pengumpulan dan pengolahan data fisik; pihak Tergugat dari program Prona tersebut diperlukan
b. pembuktian hak dan pembukuannya; itikad baik dari pihak tergugat. Itikad baik di perlukan
c. penerbitan sertifikat; dalam penguasaan fisik guna menjamin tercapainya
d. penyajian data fisik dan data yuridis; tujuan pendaftaran tanah saat ini yaitu salah satunya
e. penyimpanan daftar umum dan dokumen. adalah tertib administrasi pertanahan, untuk
(2) Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah menyediakan data data yang di perlukan untuk
meliputi: kepentingan orang orang yang membutuhkan serta agar
a. pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah para warga sejahtera, dan tidak terjadi sengketa.
lainnya. Itikad baik secara nyata yaitu merupakan suatu
b. pendaftaran pemeliharaan dan pembebanan hal pantas, tidak bertentangan dengan peraturan yang
hak;” ada, dan tidak bermaksud untuk memperkaya diri

8
sendiri dengan cara merugikan orang lain. Tolok ukur sebagai perbuatan yang bertentangan dengan
itikad baik dalam pendaftaran hak atas tanah yang di kewajiban hukum si pelaku/tergugat, dan
kuasai secara fisik adalah jika semua prosedur yang melanggar hak subyektif orang lain sehingga oleh
telah di tentukan oleh peraturan pemerintah dan Majelis berpendapat bahwa perbuatan Para
peratuan pelaksananya sudah terpenuhi, maka sudah di Tergugat adalah suatu perbuatan melawan hukum,
anggap pemohon tersebut telah mempunyai itikad baik. sehingga dengan demikian terhadap petitum yang
Karena dalam prosedur tersebut juga mensyaratkan menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan
untuk membuat surat pernyataan bahwa jika pemohon melawan hukum beralasan untuk dikabulkan;”
siap di tuntut secara pidana ataupun perdata, jika Gugatan yang diajukan Pengugat pada perkara ini
semua persyaratan tersebut terbukti tidak benar (Setyo menurut Pengugat adalah tanah tersebut milik orang
Putri 2017). tua Pengugat yang belum dibagi waris oleh para ahli
Pendaftaran tanah yang dilakukan oleh Tergugat warisnya. Tanah yang menjadi objek sengketa
merupakan itikad baik dari tergugat, karena pihak merupakan hasil jual beli antara Mohammad Sataruno
tergugat merasa berhak untuk memiliki tanah tersebut. (Pengugat) dengan Alex Nender (Tergugat). Menurut
Semua persyaratan terpenuhi ketika mengajukan Pengugat jual beli yang dilakukan hanyalah berupa
permohonan sertifkat pada tahun 1976 melalui program bangunan diatasnya saja, ketika Tergugat mengajukan
Prona dan terdapat pengukuran terhadap tanah yang permohonan pensertifikatan hak atas tanah dan
diajukan oleh tergugat pada tahun 1978. Terbitlah terbitlah Sertifikat Hak Milik No. 71/Purworejo atas
Sertifikat Hak Milik No. 71/Purworejo atas nama Alex nama Alex Nender pada tahun 1981 dan Sertifikat Hak
Nender pada tahun 1981 dan Sertifikat Hak Milik Milik Pemisahan No. 685/Purworejo tahun 2011 atas
Pemisahan No. 685/Purworejo tahun 2011 atas nama nama Aprilia T. Kamulyan, Tergugat merasa Pengugat
Aprilia T. Kamulyan. Pasal 26 ayat (1) Peraturan melakukan perbuatan melawan hukum dan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran mengakibatkan kerugian sebab Pengugat tidak dapat
Tanah menjelaskan bahwa: merasakan hasil dari tanah tersebut.
“Daftar isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal Menurut Pengugat Perbuatan para Tergugat yang
25 ayat (2) beserta peta bidang atau bidang- menguasai tanah objek sengketa, bukan merupakan
bidang tanah yang bersangkutan sebagai hasil pemilik yang sah dikualifikasikan sebagai perbuatan
pengukuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal melawan hukum karena sebagaimana Pasal 584
20 ayat (1) diumumkan selama 30 (tiga puluh) KUHPerdata menyatakan bahwa :“Hak milik atas suatu
hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara lain,
atau 60 (enam puluh) hari dalam pendaftaran melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan:
tanah secara sporadik untuk memberi kesempatan karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut
kepada pihak yang berkepentingan mengajukan undang-undang, maupun menurut surat wasiat, dank
keberatan”. arena penunjukan atau penyerahan berdasar atas suatu
Berdasarkan bunyi Pasal 26 PP No.24 tentang peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik,
Pendaftaran Tanah tersebut bertujuan untuk menjamin dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas
bahwa permohonan hak atas tanah ini tidak ada terhadap kebendaan itu.” Berdasarkan hal tersebut
keberatan dari pihak lain. Data yuridis permohonan hak maka perbuatan para Tergugat yang mendaftarkan
atas tanah tersebut di umumkan di kantor kelurahan tanah objek sengketa telah melanggar hukum.
dan BPN. Selama proses pendaftaran sertifikat hak atas Perbuatan melawan hukum berdasarkan Pasal 1365
tanah tersebut tidak ada yang keberatan mengenai KUHPerdata menyatakan bahwa : “Tiap perbuatan
tanah sengketa, sehingga sertifikat tersebut sebenarnya yang melanggar hukum dan membawa kerugian
merupakan sertifikat-sertifikat yang sah dan mengikat kepada orang lain, mewajibkan orang yang
bagi pihak tergugat. menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
d. Pertimbangan Hukum Mengenai Perbuatan menggantikan kerugian tersebut.”
Melawan Hukum Yang Dilakukan Para Berkaitan dengan perkara ini, perbuatan yang
Tergugat membuat para tergugat dianggap melakukan perbuatan
Majelis Hakim Dalam Pertimbangan Tentang melawan hukum karena para tergugat tidak mau
hukumnya menyatakan : menyerahkan tanah objek sengketa kepada Pengugat.
“Menimbang, bahwa dengan berlandaskan pada Hal tersebut tentu melanggar hukum dan membawa
pertimbangan diatas serta ketentuan yuridis, maka kerugian bagi orang lain. Apabila dianalisis
perbuatan Para yang menguasai tanah objek berdasarkan unsur-unsur perbuatan melawan hukum
sengketa telah mengakibatkan kerugian bagi Para terdapat 4 unsur yakni (Hassanah 2015):
Pengugat dimana sejak penguasaan oleh Para 1. “Adanya perbuatan melawan hukum.
Tergugat sampai saat perkara ini disidangkan Para 2. Adanya kesalahan.
Pengugat tidak lagi merasahkan hasil dari ditanah 3. Adanya kerugian.
objek sengketa sehingga Pengugat mengalami 4. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan
kerugian, dan setelah Majelis mengkajinya secara melawan hukum, kesalahan dan kerugian yang
seksama terhadap perbuatan tersebut maka ada.”
perbuatan Para Tergugat telah memenuhi kriteria

9
Kasus sengketa tanah diatas yang dianggap Bakhtiar Sudewo, Johny Malingkas, Marice
melakukan sebuah perbuatan melawan hukum adalah Kansil.”
Afrilia T.Kamulyan (Tergugat I), Meyti Nender Dalam persidangan perdata terdapat beberapa
(Tergugat II), Jefri Nender (Tergugat III), Niko N. macam alat bukti yang dapat digunakan, pada perkara
Nender (Tergugat IV), Berti Jantje Nender (Tergugat ini terdapat alat bukti surat dan alat bukti saksi. Prinsip
V), Djoni Nender (Tergugat VI). Apa yang dilakukan umum hukum pembuktian yaitu memberikan hak
Tergugat sebenernya tidak terdapat salah satupun unsur kepada pihak lawan untuk mengajukan bukti lawan
perbuatan melawan hukum sebagaimana yang yang diajukan oleh Tergugat atau para Tergugat untuk
diungkapkan Pengugat, Jika di analisis dari kasus kepentingan pembelaannya. Berdasarkan Pasal 163
sengketa hak atas tanah tersebut. Unsur yang pertama HIR menyatakan sebagai berikut :
yakni terdapat perbuatan melawan hukum, perbuatan “Barang siapa yang mendalilkan mempunyai
yang dilakukan oleh Pengguat dan Tergugat suatu hak, atau mengajukan suatu peristiwa untuk
merupakan sudah jelas berdasarkan perjanjian dibawah menegaskan haknya atau untuk membantah
tangan dan disepakati oleh para pihak, maka jelas adanya hak orang lain haruslah membuktikan
Tergugat tidak melakukan perbuatan malawan. tentang adanya hak atau peristiwa tersebut.”
Unsur yang kedua adanya kesalahan, didalam Sengketa hak atas tanah tersebut baik Pengugat
kesepakatan para pihak terdapat kesalahan, perbuatan dan para Tergugat mengajukan alat bukti surat dan alat
yang dilakukan oleh para tergugat telah benar. Dalam bukti saksi. Pasal 169 HIR menjelaskan bahwa
jual beli yang terpisah antara bangunan dengan
keterangan yang diberikan seorang saksi tanpa ada alat
tanahnya yang dilakukan oleh para pihak telah
mencapai kesepakatan, sehingga dapat disimpulkan bukti lain tidak dapat dipercaya secara hukum. Pada
pihak Pengugat menjual bangunannya kepada pihak penjelasan Pasal tersebut disebutkan pula untuk
Tergugat, sehingga barang yang semula dimanfaatkan menetapkan sesuatu sebagai kebenaran harus
oleh Pengugat akan beralih tangan ke pihak Tergugat didasarkan setidaknya 2 (dua) orang saksi. Pada
atas transaksi yang telah disepakati dan untuk tanah penjelasan Pasal 171 HIR menyatakan bahwa saksi
tersebut telah diketahui diatas bahwa tanah tersebut harus memberikan keterangan dari apa yang dilihat,
bukan tanah yang sudah menjadi milik adat dan
didengar, dan dialami sendiri tanpa menambah-
dimiliki oleh Pengugat, akan tetapi tanah negara yang
dipakai oleh penduduk dan di tempati oleh Tergugat. nambahi atau mengurang-ngurangi peristiwa. Pada
Unsur yang ketiga adanya kerugian, didalam kasus sengketa diatas, syarat sebagai seorang saksi dari
perbuatan yang dilakukan oleh para tergugat pihak Pengugat dan para Tergugat telah memenuhi
merupakan sebuah hak yang memang dimiliki oleh Pasal 169 yang mengajukan 3 (tiga) orang saksi dan
tergugat, sebab tanah yang menjadi sengketa tersebut terdapat alat bukti lain. Syarat untuk memberikan
merupakan benar milik para Tergugat berdasarkan kesaksian seperti yang diamanatkan Pasal 171 HIR
peralihan yang benar. Unsur yang ke empat yakni
telah terpenuhi.
adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan
melawan hukum, kesalahan dan kerugian yang ada. Alat bukti yang berkaitan dengan permasalahan
Para Tergugat merasa benar tanah tersebut adalah milik sengketa hak atas tanah ini adalah bukti P-1 berupa
para tergugat sehingga pengajuan sertifikat yang fotocopy surat penjualan Purworedjo tanggal 4
dilakukan oleh para tergugat dan melalui program November 1962 dan bukti P-3 berupa foto copy Surat
Prona telah memenuhi persyaratan dalam Keterangan Kepemilikan Nomor 14/2007/dp/X/1996.
pengajuannya, maka perbuatan Tergugat sudah benar Bukti P-1 merupakan surat jual-beli dibawah tangan
secara hukum. Sehingga Pengugat tidak dapat
dan tidak disebutkan apa status tanah yang dijual
merasakan hasil dari tanah yang disengketakan
tersebut. tersebut. Sedangkan bukti P-3 merupakan surat
e. Pertimbangan hukum mengenai alat bukti yang keterangan yang berisi keterangan dari Kepala Desa
diajukan para pihak Purworejo yang menerangkan bahwa Mohammad
Majelis hakim dalam pertimbangan tentang Sataruno memiliki sebidang tanah kintal (pekarangan)
hukumnya menyatakan : dengan letak dan batas-batasnya, yang dibeli dari
“Menimbang, bahwa dimuka sidang Pengugat Arijah Mamonto bukti P-3 tersebut merupakan
telah mengajukan surat bukti surat P-1 sampai
keterangan hanya mendasarkan pada bukti P-1 saja
dengan bukti surat P-7 dan mengajukan saksi-
saksi yang masing-masing bernama Matsaham, yakni jual beli yang dilakukan oleh Pengugat, dan
Kusna Ismari, Esgandaria. bukan didasarkan pada data atau catatan-catatan yang
Menimbang, bahwa dimuka sidang Tergugat I ada dalam buku desa (Buku Leter C/D, Petok, Rincik,
telah mengajukan bukti surat bukti surat T.I-1 dsb atau catatan resmi lainnya).
sampai dengan bukti surat T.I-3, Tergugat II telah Dengan demikian bukti P-3 ini tidaklah
mengajukan bukti surat T.II-1 sampai dengan
mempunyai kekuatan pembuktian, karena berdasarkan
bukti surat T.II-4 dan Para Tergugat mengajukan
saksi-saksi yang masing-masing bernama Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997

10
tentang Pendaftaran Tanah menjelaskan, bahwa permohonan peningkatan status tanah sengketa
peralihan hak atas tanah dan hak milik atas rumah menjadi status Hak Milik.
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung
pemasukkan dalam perusahaan dan perbuatan hukum No. 775 K/Sip/1971, tanggal 6 Oktober 1971 yang
pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak kaidah hukumnya menyatakan :
“Surat jual beli tanah “di bawah tangan” yang
melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan
diajukan dalam persidangan, kemudian disangkal
dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang
oleh pihak lawan, dan tidak dikuatkan dengan
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
alat bukti lainnya, maka surat jual beli tanah
yang berlaku (Marhel 2018). Keterangan saksi-saksi
tersebut dinilai sebagai alat bukti yang lemah dan
yang diajukan oleh Pengugat di persidangan masing-
belum sempurna.”
masing bernama Matsaham, Kusna Ismari, dan
Bukti yang diajukan oleh Tergugat yakni Fotocopy
Esgandaria, ternyata ketiga saksi tersebut tidak ada
surat Penjualan sebuah rumah oleh Mohammad
yang mengetahui status hak tanah obyek sengketa
Sataruno kepada Alex Nender, yang berdiri diatas
tersebut.
tanah milik PD PKM (Perusahaan Daerah Perkebunan
Saksi Matsaham hanya menerangkan bahwa tanah
Kopi Modayag). Tertanggal 26 Februari 1973 sesuai
obyek sengketa mula-mula berasal dari Arijah
aslinya diberi tanda bukti (T.2-2) merupakan perjanjian
Mamonto yang didapatkan dari Belanda, yakni dahulu
jual beli di bawah tangan. Mengingat kekuatan
tanah tersebut milik Pemerintah Belanda yang dipakai
pembuktian akta bawah tangan hanya dapat digunakan
oleh perkebunan kopi milik Belanda yang bernama
sebagai bukti apabila diakui oleh pihak yang
HCCM dan setelah perusahaan Belanda meninggalkan
bersangkutan atau orang yang namanya tertera pada
kebun kopi, lalu kebun kopi tersebut dikuasai oleh
akta tersebut. Perjanjian jual beli yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah yang pengelolaaannya diserahkan
pihak Pengugat dan Tergugat merupakan benar adanya
kepada Gadasera. Sedangkan saksi Kusna Ismari dan
dan diakui oleh para pihak di dalam persidangan.
saksi Esgandaria tidak mengetahui asal usul tanah
f. Pertimbangan Hukum Hakim Pada Putusan
sengketa tersebut. Oleh karena tidak ada bukti-bukti
Nomor : 104/Pdt.G/2019/PN Ktg
surat yang sah yang menerangkan status tanah obyek
Majelis Hakim dalam membuat keputusan harus
sengketa, sedangkan saksi Pengugat bernama
memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan
Matsaham menerangkan asal-usul tanah obyek
perkara yang sedang diperiksanya (Mas 2012).
sengketa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Permasalahan yang terjadi dari sengketa hak atas di
status tanah obyek sengketa adalah masih murni tanah
atas adalah siapakah yang berhak atas tanah tersebut,
Negara yang awalnya dipakai oleh Perusahaan daerah
harus diketahui terlebih dahulu mengenai status tanah
Perkebunan Kopi Modayag, kemudian diduduki oleh
yang menjadi objek sengketa, kemudian jual beli yang
Arijah Mamonto, kemudian diduduki oleh Mohammad
dilakukan benar atau salah dan sertifikat-sertifikat yang
Sataruno, dan terakhir diduduki atau dikuasai oleh
diajukan oleh tergugat mengikat sah secara hukum atau
Alex Nender, dan bukan Tanah negara yang sudah
tidak. Inti dari permasalahan sengketanya adalah tanah
menjadi hak milik secara adat yang dimiliki penduduk.
tersebut sudah menjadi milik adat dan dimiliki oleh
Diketahui bahwa status tanah sengketa sebelum
Pengugat atau masih penuh sebagai tanah negara yang
diajukan Sertifikat Hak Milik oleh Alex Nender adalah
dipakai oleh penduduk dan ditempati oleh tergugat.
murni Tanah Negara, dan sejak tahun 1973 hingga
Di dalam persidangan terungkap asal-usul dan
diajukan permohonan peningkatan statusnya menjadi
status tanah tersebut. Pengajuan alat bukti dan saksi
Hak Milik oleh Alex Nender pada tahun 1981, tanah
yang dihadirkan Pengugat terdapat kejelasan menganai
obyek sengketa tersebut dikuasai atau digarap oleh
asal usul tanah yang menjadi objek sengketa, seperti
Alex Nender tanpa ada pihak lain yang keberatan, serta
Saksi Matsaham hanya menerangkan bahwa tanah
pada waktu dilakukan pengukuran tanah pada tahun
obyek sengketa mula-mula berasal dari Arijah
1981 oleh Kantor Pertanahan dalam rangka proses
Mamonto yang didapatkan dari Belanda, yakni dahulu
pengajuan status Hak Milik oleh Alex Nender tidak ada
tanah tersebut milik Pemerintah Belanda yang dipakai
pihak yang keberatan dari siapapun termasuk dari Moh
oleh perkebunan kopi milik Belanda yang bernama
Sataruno, sebagaimana yang diterangkan oleh saksi
HCCM dan setelah perusahaan Belanda meninggalkan
Pengugat bernama Matsaham di persidangan, maka
kebun kopi, lalu kebun kopi tersebut dikuasai oleh
benar bahwa Alex Nender sebagai orang yang
Perusahaan Daerah yang pengelolaaannya diserahkan
menduduki atau menguasai tanah Negara yang terakhir
kepada Gadasera. Sedangkan, saksi Kusna Ismari dan
dan mempunyai hak prioritas untuk mengajukan

11
saksi Esgandaria tidak mengetahui asal-usul tanah dapat disimpulkan sertifikat sertifikat hak milik nomor
sengketa tersebut. 71 Desa Purworejo yang kemudian dipisahkan menjadi
Oleh karena tidak ada bukti-bukti surat yang sah beberapa sertifikat salah satunya sertifikat hak milik
yang menerangkan status tanah obyek sengketa, nomor 685 Desa Purworejo atas nama Aprilia T.
sedangkan saksi Pengugat bernama Matsaham Kamulyan merupakan sertifikat yang mengikat dan sah
menerangkan asal-usul tanah obyek sengketa tersebut secara hukum. Dan secara otomatis perbuatan yang
dapat disimpulkan bahwa status tanah obyek sengketa dilakukan oleh Tergugat bukan merupakan perbuatan
adalah masih murni tanah Negara yang awalnya yang melawan hukum dan tidak merugikan bagi pihak
dipakai oleh Perusahaan daerah Perkebunan Kopi lain.
Modayag, kemudian diduduki oleh Arijah Mamonto, Berdasarkan penjelasan terhadap seluruh analisis
kemudian diduduki oleh Mohammad Sataruno, dan mengenai pertimbangan hukum hakim diatas, untuk
terakhir diduduki atau dikuasai oleh Alex Nender, dan melihat permasalahan yang ada dalam pertimbangan
bukan Tanah negara yang sudah menjadi hak milik hukum hakim pada putusan nomor :
secara adat yang dimiliki penduduk. 104/Pdt.G/2019/PN Ktg maka dilakukan analisis secara
Sejak tahun 1973 hingga diajukan permohonan lebih lanjut dengan menggunakan asas-asas yang
peningkatan statusnya menjadi Hak Milik oleh Alex berkaitan dengan putusan sebagai berikut:
Nender pada tahun 1981 melalui program Prona, tanah a. Asas Putusan Memuat Dasar Alasan yang Jelas
obyek sengketa tersebut dikuasai atau digarap oleh dan Rinci.
Alex Nender tanpa ada pihak lain yang keberatan, serta b. Asas Hakim Tidak Boleh Mengabulkan Melebihi
pada waktu dilakukan pengukuran tanah pada tahun tuntutan.
1981 oleh Kantor Pertanahan dalam rangka proses c. Asas Putusan Diucapkan di Muka Umum.
pengajuan status Hak Milik oleh Alex Nender tidak ada d. Asas Hakim Wajib Mengadili Seluruh Bagian
pihak yang keberatan dari siapapun termasuk dari Moh Gugatan.
Sataruno. Maka benar bahwa Alex Nender sebagai Berdasarkan Asas Putusan Memuat Dasar Alasan
orang yang menduduki atau menguasai tanah Negara yang Jelas dan Rinci, putusan yang dijatuhkan oleh
yang terakhir dan mempunyai hak prioritas untuk hakim harus berdasarkan pertimbangan yang jelas dan
mengajukan permohonan peningkatan status tanah cukup. Penulis tidak sependapat dengan putusan
sengketa menjadi status Hak Milik. nomor: 104/Pdt.G/2019/PN Ktg tersebut. Pada perkara
Kemudian dilihat dari segi perjanjian yang ini, hakim seharusnya dalam membuat keputusan harus
dilakukan oleh para pihak. Berdasarkan Yurisprudensi memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan
Mahkamah Agung No. 775 K/Sip/1971, tanggal 6 suatu perkara yang diperiksanya. Didalam persidangan
Oktober 1971 yang kaidah hukumnya menyatakan: sengketa hak atas tanah tersebut terdapat fakta-fakta
“Surat jual beli tanah “di bawah tangan” yang dan pendapat hukum yang menjelaskan mengenai
diajukan dalam persidangan, kemudian disangkal objek sengketa (status hak atas tanah, peralihan hak
oleh pihak lawan, dan tidak dikuatkan dengan atas tanah, pendaftaran sertifikat hak atas tanah, alat
alat bukti lainnya, maka surat jual beli tanah bukti maupun saksi) yang kurang diperhatikan oleh
tersebut dinilai sebagai alat bukti yang lemah dan hakim.
belum sempurna.” Putusan yang dijatuhkan oleh hakim harus
Bukti yang diajukan oleh Tergugat yakni Foto copy berdasarkan pada pertimbangan yang jelas dan cukup
surat Penjualan sebuah rumah oleh Mohammad agar tidak menjadi putusan yang tidak cukup
Sataruno kepada Alex Nender, yang berdiri diatas pertimbangan (onvoldoende gemotiveerd) (Mas 2012).
tanah milik PD PKM (Perusahaan Daerah Perkebunan Hal tersebut sesuai dengan amanat Pasal 50 ayat (1)
Kopi Modayag). Tertanggal 26 Februari 1973 sesuai Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
aslinya diberi tanda bukti (T.2-2) merupakan perjanjian Kekuasaan Kehakiman (untuk selanjutnya disebut UU
jual beli di bawah tangan. Mengingat kekuatan Kekuasaan Kehakiman), yang menyatakan bahwa:
pembuktian akta bawah tangan hanya dapat digunakan “Putusan Pengadilan selain harus memuat alasan
sebagai bukti apabila diakui oleh pihak yang dan dasar putusan, juga memuat Pasal tertentu
bersangkutan atau orang yang namanya tertera pada dari peraturan perundang-undangan yang
akta tersebut. bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis
Perjanjian jual beli yang dilakukan oleh pihak yang dijadikan dasar untuk mengadili.”
Pengugat dan Tergugat merupakan benar adanya dan Hakim berdasarkan Pasal 178 ayat (1) HIR,
diakui oleh para pihak di dalam persidangan. Sehingga bahkan wajib mencukupkan segala alasan hukum yang

12
tidak dikemukakan oleh kedua belah pihak. Atas dasar milik tanah. Hakim menyatakan bahwa Pengugat sah
kewajiban itulah, Pasal 5 UU Kekuasaan Kehakiman sebagai pemilik hak atas tanah. Namun, putusan akhir
mewajibkan hakim untuk menggali, mengikuti dan pada perkara ini juga berupa putusan kondemnator atau
memahami nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup (condemnatoir vonnis). Hal tersebut dapat dilihat dari
di masyarakat. Akibat dari putusan yang tidak cukup amar putusan yang berbunyi “menghukum”, bahwa
pertimbangan adalah putusan tersebut dapat dibatalkan para Tergugat diperintahkan untuk menyerahkan tanah
pada tingkat banding atau kasasi. objek sengketa kepada Pengugat.
2. Akibat Hukum Dari Putusan Pengadilan Suatu perkara perdata, kekuatan putusan dibagi
Negeri Kotamobagu Nomor 104/Pdt.G/2019/PN menjadi 3 (tiga) hal (Harahap 2015), antara lain :
Ktg Bagi Para Pihak a. “Kekuatan mengikat (bindende kracht) adalah
Penyelesaian sengketa tanah yang diselesaikan putusan pengadilan mengikat para pihak yang
melalui jalur pengadilan, dapat diselesaikan dengan berkaitan dengan perkara tersebut. Putusan yang
gugatan kepada Badan Petanahan Nasional, gugatan berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde)
perdata di pengadilan umum, gugatan pada PTUN, dan
tidak dapat lagi diganggu gugat, dan putusan
kasasi hingga peninjauan kembali di Mahkamah
Agung. Objek perkara dalam sengketa atas sertifikat dianggap benar serta para pihak wajib untuk
hak atas tanah yang di periksa dan disidangkan di memenuhi isi putusan;
Pengadilan Negeri yaitu, bukan tentang keabsahan b. Kekuatan bukti (bewijzende kracht adalah putusan
Keputusan Tata Usaha Negara atau sertifikat hak atas pengadilan yang dibuat dalam bentuk tertulis dan
tanah tersebut melainkan hak-hak atau kepentingan- dibuat oleh pejabat yang berwenang, kemudian
kepentingan masyarakat yang dilanggar sebagai akibat ditandatangani dan dibuat sebagai alat pembuktian,
keluarnya Keputusan Tata Usaha Negara atau
keluarnya sertifikat tersebut (Pedju 2017). telah memenuhi syarat untuk disebut sebagai akta
Putusan nomor 104/Pdt.G/2019/PN Ktg otentik. Kekuatan pembuktian sempurna yang
merupakan perkara yang diajukan dan diperiksa dimiliki putusan sebagai akta otentik, berlaku bagi
melalui pengadilan umum. Apabila pemeriksaan para pihak yang berkaitan dengan perkara tersebut;
perkara selesai, menurut Pasal 178 HIR, majelis hakim c. Kekuatan eksekutorial (executoriale kracht)
karena jabatannya melakukan musyawarah untuk adalah putusan pengadilan dapat dilaksanakan
mengambil putusan yang dijatuhkan. Putusan yang secara paksa jika tidak dilakukan secara sukarela.
telah dijatuhkan atau amar putusan yang telah Namun, putusan yang dapat dilakukan secara
dibacakan oleh hakim mengakibatkan adanya paksa adalah putusan yang bersifat menghukum
hubungan hukum antara para pihak dengan barang agar putusan dapat dilaksanakan secara paksa
objek yang disengketakan (Harahap 2015). Putusan adalah adanya kalimat “Demi keadilan
akhir merupakan putusan yang dijatuhkan hakim, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
sehubungan dengan pokok perkara dan mengakhiri Pada perkara ini, putusan nomor
perkara pada tingkat peradilan tertentu terdapat 3 (tiga) 104/Pdt.G/2019/PN Ktg telah mempunyai kekuatan
jenis putusan akhir (Asikin 2015), antara lain : mengikat karena tidak ada lagi upaya hukum yang
a. “Putusan deklarator (declatoir vonnis) adalah dilakukan. Berdasarkan putusan nomor
putusan yang sifatnya hanya menerangkan dan 104/Pdt.G/2019/PN Ktg hakim menerima sebagian
menegaskan suatu keadaan hukum. Misalnya gugatan Pengugat. Dalam putusan tersebut, hakim
putusan mengenai hak milik atas benda. memerintahkan para Tergugat untuk menyerahkan
b. Putusan konstitutif (constitutief vonnis) adalah tanah objek sengketa kepada Pengugat selaku pemilik
putusan yang meniadakan suatu keadaan hukum tanah yang terbukti dalam penyelesaian perkara pada
atau menimbulkan keadaan hukum baru. Misalnya persidangan perdata. Namun, berdasarkan penjelasan
putusan mengenai perceraian. terhadap seluruh analisis mengenai pertimbangan
c. Putusan kondemnatoir (condemnatoir vonnis) hukum hakim diatas, penulis tidak sependapat dengan
adalah putusan yang isinya penghukuman. putusan nomor : 104/Pdt.G/2019/PN Ktg tersebut.
Misalnya putusan mengenai hukuman untuk Putusan yang dijatuhkan oleh hakim harusnya
membayar sejumlah uang.” memperhatikan asas putusan memuat dasar alasan yang
Majelis hakim di Pengadilan Negeri Kotamobagu jelas dan rinci. Hakim sebagai penegak hukum yang
menjatuhkan putusan akhir berupa putusan deklaratoir memiliki wewenang untuk menjatuhkan putusan
(declaratoir vonnis). Hal tersebut dapat dilihat pada seadil-adilnya. Namun sengketa hak atas tanah pada
bunyi amar putusan “menyatakan”, bahwa hakim putusan nomor: 104/Pdt.G/2019/PN Ktg tersebut dapat
menegaskan dan menetapkan status hukum atas hak dikategorikan putusan yang kurang memperhatikan

13
asas putusan memuat dasar alasan yang jelas dan rinci. sebesar Rp.4.586.000,- (empat juta lima ratus delapan
Penulis tidak sependapat dengan putusan nomor: puluh enam ribu rupiah).
104/Pdt.G/2019/PN Ktg tersebut. Pada perkara ini,
hakim seharusnya dalam membuat keputusan harus PENUTUP
memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan
suatu perkara yang diperiksanya.
yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulannya
Didalam persidangan sengketa hak atas tanah
yaitu :
tersebut terdapat fakta-fakta dan pendapat hukum yang
1. Berdasarkan Asas Putusan Memuat Dasar Alasan
menjelaskan mengenai objek sengketa (status hak atas
yang Jelas dan Rinci, putusan yang dijatuhkan
tanah, peralihan hak atas tanah, pendaftaran sertifikat
oleh hakim harus berdasarkan pertimbangan yang
hak atas tanah, alat bukti maupun saksi) yang kurang
jelas dan cukup. Pada perkara ini, hakim kurang
diperhatikan oleh hakim (Poesoko 2015). Dari analisis
memperhatikan asas tersebut, hakim seharusnya
yang penulis buat dapat disimpulkan siapa sebenarnya
dalam membuat keputusan harus memperhatikan
yang berhak atas tanah sengketa tersebut. Dari hasil
berbagai hal yang berkaitan dengan suatu perkara
analisis yang dilakukan oleh penulis seharusnya
yang diperiksanya. Didalam persidangan sengketa
Tergugat lah yang berhak atas tanah yang menjadi
hak atas tanah tersebut terdapat fakta-fakta dan
objek sengketa dan hakim dalam putusannya kurang
pendapat hukum yang menjelaskan mengenai
mencerminkan tiga unsur yakni keadilan, kepastian
objek sengketa (status hak atas tanah, peralihan
hukum, kemanfaatan. Putusan tersebut menimbulkan
hak atas tanah, pendaftaran sertifikat hak atas
akibat hukum bagi para pihak.
tanah, alat bukti maupun saksi) yang kurang
Akibat hukum bagi Pengugat, terhadap gugatan
diperhatikan oleh hakim. Hak atas tanah tidak
yang diajukan oleh pihak Pengugat Majelis Hakim
dengan sendirinya meliputi pemilikan bangunan
mengabulkan gugatan Pengugat untuk sebagian, dari
dan tanaman yang ada diatasnya, jika perbuatan
putusan tersebut Pengugat mendapat objek sengketa
hukumnya dimaksudkan meliputi juga bangunan
yang terletak di Desa Porworejo Dusun I Kecamatan
dan tanamannya, maka hal ini secara jelas
Modayag Kabupaten Bolaang Mangondow Timur
diperhatikan terlebih dahulu mengenai status
dengan ukuran luas ± 245 M² dan Berdasarkan Pasal
tanahnya dan harus dinyatakan dalam akta yang
126 Peraturan Meteri Negara Agraria/ Kepala Badan
membuktikan dilakukannya perbuatan hukum
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang
yang bersangkutan.
Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah
2. Perkara yang diselesaikan dengan gugatan perdata
Negara Dan Hak Pengelolaan, Pengugat dapat
di pengadilan negeri ini, menyatakan sertifikat hak
mengajukan permohonan pembatalan hak dapat
milik nomor 71 Desa Purworejo atas nama Alex
diajukan langsung ke BPN berdasarkan putusan atau
Nender dan sertifikat hak milik nomor 685 Desa
penetapan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
Purworejo atas nama Aprilia T Kamulyan yang
dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
diterbitkan oleh Turut Tergugat tidak mempunyai
Akibat hukum bagi Tergugat dari putusan tersebut
kekuatan hukum mengikat. Namun, menurut
adalah Para Tergugat tidak dapat merasakan manfaat
analisis yang penulis buat, tanah tersebut
dari tanah tersebut untuk seterusnya, perbuatan Para
merupakan hak dari Tergugat, sehingga putusan
Tergugat yang menguasai objek sengketa dianggap
tersebut tidak mencerminkan unsur keadilan,
tidak sah dan melawan hukum, sehingga sertifikat hak
kepastian hukum, kemanfaatan bagi Para Tergugat
milik nomor 71 Desa Purworejo atas nama Alex
yang menyebabkan, Para Tergugat tidak dapat
Nender dan sertifikat hak milik nomor 685 Desa
merasakan manfaat dari tanah tersebut untuk
Purworejo atas nama Aprilia T Kamulyan yang
seterusnya. Perbuatan Para Tergugat yang
diterbitkan oleh Turut Tergugat tidak mempunyai
menguasai objek sengketa dianggap tidak sah dan
kekuatan hukum mengikat. Tergugat harus tunduk
melawan hukum. Tergugat harus tunduk pada
pada putusan pengadilan dan harus menyerahkan tanah
putusan pengadilan dan harus menyerahkan tanah
objek sengketa secara sukarela, jika tidak menyerahkan
objek sengketa secara sukarela, dan membayar
secara bebas dan sukarela maka diupayakan secara
secara tanggung renteng untuk biaya perkara
paksa dengan bantuan aparat Negara dalam hal ini
sesuai dengan putusan akhir.
pihak kepolisian dan membayar secara tanggung
Saran
renteng untuk perkara yang timbul dalam perkara

14
Berdasarkan simpulan diatas mengenai hasil Daftar Pustaka
penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka Buku
saran yang dapat disampaikan yaitu :
Ali, Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum.
1. Bagi Tergugat, Seharusnya dalil eksepsi Para
Jakarta: Sinar Grafika.
Tergugat seharusnya bertujuan untuk membantah Ambuliling, Suyadi Bill Graham. 2017. “Pendaftaran
hal-hal yang menyangkut syarat-syarat atau Peralihan Hak Milik Atas Tanah Melalui Jual
formalitas gugatan yang mengakibatkan gugatan Beli Berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997 Tentang
tidak dapat diterima. Tidak jelasnya objek Pendaftaran Tanah.” Lex Privatum V(3):93–100.
sengketa yang dimaksud oleh Para tergugat Andari, Cicilia Putri and Djumadi Purwoatmodjo.
sebenarnya bisa diperjelas melalui pemeriksaan 2019. “Akibat Hukum Asas Pemisahan
Horizontal Dalam Peralihan Hak Atas Tanah.”
setempat yang dilakukan oleh Majelis Hakim.
Program Kenotariatan, Magister Hukum,
Namun, perbedaan pendapat antara Pengugat dan Fakultas Diponegoro, Universitas 12(1):703–17.
Para Tergugat terhadap siapa pemilik tanah yang Arba. 2015. Hukum Agraria Nasional. Jakarta: Sinar
berbatasan dengan objek sengketa tidak serta Grafika Offset.
merta membuat objek sengketa menjadi tidak jelas Asikin, Zainal. 2015. Hukum Acara Perdata Di
(Obscuur Libel). Indonesia. Jakarta: Kencana.
2. Bagi Hakim, Putusan yang dijatuhkan oleh hakim Dwiyatmi, Sri Harini. 2020. “Asas Pemisahan
Horizontal (Horizontale Scheiding Beginsel) Dan
harusnya memperhatikan asas putusan memuat
Asas Perlekatan (Verticale Accessie) Dalam
dasar alasan yang jelas dan rinci. Hakim sebagai Hukum Agraria Nasional.” Refleksi Hukum:
penegak hukum yang memiliki wewenang untuk Jurnal Ilmu Hukum 5(1):125–44.
menjatuhkan putusan seadil-adilnya. Namun Efendi, Jonaedi and Johanny Ibrahim. 2016. Metode
sengketa hak atas tanah pada putusan nomor: Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris.
104/Pdt.G/2019/PN Ktg tersebut dapat Depok: Prenadamedia Group.
dikategorikan putusan yang kurang Harahap, M. Yahya. 2015. Hukum Acara Perdata.
Jakarta: Sinar Grafika.
memperhatikan asas putusan memuat dasar alasan
Hassanah, Hetty. 2015. “Analisis Hukum Tentang
yang jelas dan rinci. Penulis tidak sependapat Perbuatan Melawan Hukum Dalam Transaksi
dengan putusan nomor: 104/Pdt.G/2019/PN Ktg Bisnis Secara Online (E-Commerce) Berdasarkan
tersebut. Pada perkara ini, hakim seharusnya Burgerlijke Wetboek Dan Undangundang Nomor
dalam membuat keputusan harus memperhatikan 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
berbagai hal yang berkaitan dengan suatu perkara Elektronik.” Jurnal Wawasan Hukum 32(1):11.
yang diperiksanya. Didalam persidangan sengketa Hermit, Herman. 2004. Cara Memperoleh Sertifikat
Tanah Hak Milik, Tanah Negara Dan Tanah
hak atas tanah tersebut terdapat fakta-fakta dan
Pemda. Bandung: Mandar Maju.
pendapat hukum yang menjelaskan mengenai Justitia Tampan, Guntur. 2017. “Pendaftara Tanah
objek sengketa (status hak atas tanah, peralihan Negara Menjadi Hak Milik Dalam Perspektif
hak atas tanah, pendaftaran sertifikat hak atas Hukum Pertanahan Di Indonesia.” Journal of
tanah, alat bukti maupun saksi) yang kurang Chemical Information and Modeling 5(4):116.
diperhatikan oleh hakim. Labatjo, Ridwan. 2017. “Tinjauan Terhadap
Pembatalan Sertifikat.” Jurnal Yustisiabel I(April
3. Bagi Masyarakat, setiap peralihan hak atas tanah
2017):69–82.
yang terjadi akibat jual beli, tukar menukar, hibah, Leksono, Untung. 2019. “Pembatalan Hak Milik Atas
pemasukan data perusahaan dan lain-lain, dan Tanah.” Spektrum Hukum 16(1):93–118.
yang dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Limbong, Dayat. 2017. “Tanah Negara, Tanah
PPAT atau PPAT sementara, haruslah tercatat Terlantar Dan Penerbitannya.” Journal of
dalam sertifikat hak atas tanah. Hak atas tanah Chemical Information and Modeling 53(9):1689–
tidak dengan sendirinya meliputi pemilikan 99.
Marhel, Jolanda. 2018. “Proses Pendaftaran Peralihan
bangunan dan tanaman yang ada diatasnya, jika
Hak Atas Tanah Dalam Perspektif Kepastian
perbuatan hukumnya dimaksudkan meliputi juga Hukum.” Masalah-Masalah Hukum 46(3):249.
bangunan dan tanamannya, maka hal ini secara Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum.
jelas harus dinyatakan dalam akta yang Jakarta: Prenadamedia.
membuktikan dilakukannya perbuatan hukum Mas, Marwan. 2012. “Penguatan Argumentasi Fakta-
yang bersangkutan, sehingga tidak ada sengketa Fakta Persidangan Dan Teori Hukum Dalam
hak atas tanah yang muncul dikemudian hari. Putusan Hakim.” Fakultas Hukum Universitas
45 Makassar 283–97.
Muljadi, Kartini and Gunawan Widjaja. 2005. Hak-

15
Hak Atas Tanah. Jakarta: Prenada Media. Informasi Dan Transaksi Elektronik.” Jurnal
Pasek Diantha, I. Made. 2016. Metodologi Penelitian Wawasan Hukum 32(1):11.
Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori Hukum. Justitia Tampan, Guntur. 2017. “Pendaftara Tanah
Jakarta: Prenadamedia Group. Negara Menjadi Hak Milik Dalam Perspektif
Pedju, Rizaldy. 2017. “Politics , Islam , Islamic Trade Hukum Pertanahan Di Indonesia.” Journal of
Law , Nationalism : Titik Singgung Kompetensi Chemical Information and Modeling 5(4):116.
Peradilan Umum (Perdata) Dan Peradilan Tata Labatjo, Ridwan. 2017. “Tinjauan Terhadap
Usaha Negara Secara Kompetensi Absolut Pembatalan Sertifikat.” Jurnal Yustisiabel
(Absolute Competency).” Jurnal Penellitian Dan I(April 2017):69–82.
Pemikiran Islam 21(1):23. Leksono, Untung. 2019. “Pembatalan Hak Milik Atas
Poesoko, Herowati. 2015. “Jurnal Hukum Acara Tanah.” Spektrum Hukum 16(1):93–118.
Perdata.” Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Limbong, Dayat. 2017. “Tanah Negara, Tanah
Penyelesaian Perkara Perdata 1(2):215–37. Terlantar Dan Penerbitannya.” Journal of
Pramana, I. Gede Aris Eka, I. Made Arjaya, and Ida Chemical Information and Modeling
Ayu Putu Widiati. 2020. “Kompetensi Absolut 53(9):1689–99.
Peradilan Tata Usaha Negara Terkait Titik Mas, Marwan. 2012. “Penguatan Argumentasi Fakta-
Singgung Antara Peradilan Tata Usaha Negara Fakta Persidangan Dan Teori Hukum Dalam
Dan Peradilan Umum Dalam Sengketa Putusan Hakim.” Fakultas Hukum Universitas
Pertanahan.” Jurnal Analogi Hukum 2(1):27–31. 45 Makassar 283–97.
Saida Flora, Henny. 2007. “Prona Sebagai Usaha Marhel, Jolanda. 2018. “Proses Pendaftaran Peralihan
Sebagai Mempercepat Pensertifikatan Tanah Dan Hak Atas Tanah Dalam Perspektif Kepastian
Menciptakan Tata Tertib Pertanahan.” Jurnal Hukum.” Masalah-Masalah Hukum 46(3):249.
Hukum Pro Justitia 25(3):231–42. Pedju, Rizaldy. 2017. “Politics , Islam , Islamic Trade
Santoso, Urip. 2019. Pendaftaran Dan Peralihan Hak Law , Nationalism : Titik Singgung Kompetensi
Atas Tanah. Jakarta: Kencana. Peradilan Umum (Perdata) Dan Peradilan Tata
Setyo Putri, Ayu Bimo. 2017. “Itikad Baik Pada Usaha Negara Secara Kompetensi Absolut
Pendaftaran Hak Atas Tanah Dalam Sistem (Absolute Competency).” Jurnal Penellitian
Hukum Pertanahan.” Jurnal Cakrawala Hukum Dan Pemikiran Islam 21(1):23.
8(1):12–21. Poesoko, Herowati. 2015. “Jurnal Hukum Acara
Soekanto, Soerjono and Sri Mamudji. 2001. Penelitian Perdata.” Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam
Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Penyelesaian Perkara Perdata 1(2):215–37.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pramana, I. Gede Aris Eka, I. Made Arjaya, and Ida
Supriadi. 2015. Hukum Agraria. Jakarta: Sinar Grafika. Ayu Putu Widiati. 2020. “Kompetensi Absolut
Waskito and Hadi Arnowo. 2019. Penyelenggaraan Peradilan Tata Usaha Negara Terkait Titik
Pendaftaran Tanah Di Indonesia. Jakarta: Singgung Antara Peradilan Tata Usaha Negara
Kencana. Dan Peradilan Umum Dalam Sengketa
Pertanahan.” Jurnal Analogi Hukum 2(1):27–31.
Jurnal Saida Flora, Henny. 2007. “Prona Sebagai Usaha
Ambuliling, Suyadi Bill Graham. 2017. “Pendaftaran Sebagai Mempercepat Pensertifikatan Tanah
Peralihan Hak Milik Atas Tanah Melalui Jual Dan Menciptakan Tata Tertib Pertanahan.”
Beli Berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997 Jurnal Hukum Pro Justitia 25(3):231–42.
Tentang Pendaftaran Tanah.” Lex Privatum Setyo Putri, Ayu Bimo. 2017. “Itikad Baik Pada
V(3):93–100. Pendaftaran Hak Atas Tanah Dalam Sistem
Andari, Cicilia Putri and Djumadi Purwoatmodjo. Hukum Pertanahan.” Jurnal Cakrawala Hukum
2019. “Akibat Hukum Asas Pemisahan 8(1):12–21.
Horizontal Dalam Peralihan Hak Atas Tanah.”
Program Kenotariatan, Magister Hukum,
Fakultas Diponegoro, Universitas 12(1):703–
17. Sumber Bahan Hukum
Dwiyatmi, Sri Harini. 2020. “Asas Pemisahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Horizontal (Horizontale Scheiding Beginsel) Tahun 1945.
Dan Asas Perlekatan (Verticale Accessie) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau burgerlijk
Dalam Hukum Agraria Nasional.” Refleksi wetboek voor Indonesie (Staatsblaad nomor 23
Hukum: Jurnal Ilmu Hukum 5(1):125–44. tahun 1847).
Hassanah, Hetty. 2015. “Analisis Hukum Tentang Reglemen Indonesia yang dibaharui/Herziene
Perbuatan Melawan Hukum Dalam Transaksi Indonesisch Reglement (RIB/HIR) (staatblad
Bisnis Secara Online (E-Commerce) Nomor 16 Tahun 1848).
Berdasarkan Burgerlijke Wetboek Dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Undangundang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Agraria.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang

16
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai Atas Tanah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999
tentang Pelimpahan kewenangan Pemberian dan
Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah Negara.
Peraturan Meteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan
Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan.
Putusan Pengadilan Kotamobagu Nomor :
104/Pdt.G/2019/PN Ktg

17
18

Anda mungkin juga menyukai