Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HAMZAH

NIM : 042161047
PRODI. : S1-ILMU HUKUM
MATKUL : HUKUM AGRARIA

TUGAS

1. Ruang lingkup bumi menurut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)


adalah permukaan bumi,tubuh bumi dibawahnya dan yang berada dibawah air
termasuk tanah didasar laut dan yang akan dipermasalahkan adalah tanah dalam
pengertian hak penguasaan atas tanah. Penguasaan artinya mempunyai hak
untuk menggunakan, mengurus, tetapi belum tentu memiliki.”Pengertian
penguasaan dapat dipakai dalam arti fisik, juga dalam arti yuridis, juga beraspek
privat dan beraspek yuridis.
Penguasaan tanah secara yuridis berarti ada hak dalam penguasaan itu yang
diatur oleh hukum ada kewenangan menguasai secara fisik, misalnya dalam hal
sewa menyewa tanah secara yuridis tanah adalah hak pemilik tanah tetapi secara
fisik tanah itu digarap atau digunakan oleh penyewa tanah tersebut dalam
jangka waktu yang sudah disepakati, juga dalam hal menjamin tanah pada Bank
maka Bank sebagai kreditur adalah pemegang hak jaminan atas tanah yang
dijadikan jaminan tetapi fisik penguasaannya atau penggunaannya tetap ada
pada pemilik hak atas tanah. Penguasaan ini ada dalam aspek privat sedangkan
aspek publiknya diatur dalam pasal 33 ayat 3 UUDNRI thn 1945 dan pasal 2
UUPA bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.

2.Hak pakai atas tanah negara yang diberikan untuk jangka waktu tertentu dan
hak pakai atas tanah hak pengelolaan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak
lain. Sedangkan hak pakai atas tanah hak milik hanya dapat dialihkan apabila
hal ini dimungkinkan dalam perjanjian pemberian hak pakai atas tanah hak
milik tersebut.
Adapun cara peralihannya adalah sebagai berikut:

1. Jual beli;
2. Tukar menukar;
3. Penyertaan dalam modal;
4. Hibah;
5. Pewarisan.

Peralihan hak pakai wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan. Apabila


peralihan hak pakai dilakukan melalui jual beli (kecuali lelang), tukar menurkar,
penyertaan dalam modal dan hibah, maka wajib dilakukan dengan akta Pejabat
Pembuat Akta Tanah. Sedangkan terhadap peralihan hak yang dilakukan
melalui jual beli secara lelang wajib dibuktikan melalui Berita Acara Lelang.
Namun apabila peralihan hak pakai terjadi karena pewarisan, maka harus
dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris.

Perlu diketahui bahwa peralihan hak pakai atas tanah negara harus mendapatkan
izin dari pejabat yang berwenang. Pengalihan hak pakai atas tnaha hak
pengelolaan harus dilakukan dengan persetujuan tertulis dari pemegang hak
pengelolaan, sedangkan pengalihan hak pakai atas tanah hak milik harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari pemegang hak milik tanah tersebut.

3. Hak Pakai dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak Tanggungan
berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah (“PP 40/1996).

Referensi:
1. Boedi Harsono. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan
Undang-Undang Pokok Agraria, Isi, dan Pelaksanaannya. Jakarta:
Djambatan, 2007;
2. Sudargo Gautama. 1987. Pengantar Hukum Perdata Internasional
Indonesia. Jakarta: Binacipta, 1987.

Anda mungkin juga menyukai