NAMA : HAMZAH
NIM : 042161047
Jawab :
2. Apakah hukuman mati dalam dalam sistem hukum Indonesia masih sesuai
dengan falsafah negara Pancasila dan juga UUD Tahun 1945!
Jawab :
Jika dilihat secara dekonstruktif pada hakukatnya hukuman mati melangkahi wewenang
yang Maha Kuasa dan jelas bertolak belakang dengan sila kedua Pancasila yaitu
kemanusian yang adil dan beradab, menunjukan bahwa Indonesia menghargai hak hidup
manusia secara adil dan beradab yang berarti berlaku bagi semua orng dan tidak
membedakan derajat atau tingkat keberadaan orang tersebut.
Sebaliknya secara konstruktif Ketika menyadingkan hak hidup terkait dengan pidana mati
di Indonesia, menurut Mahkamah Konstitusi dalam putusannya pada tanggal 30 oktober
2007 tidak bertentangan dengan UUD 1945. Pidana mati yang di ancamkan untuk
kejahatan tertentu dalam Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
tidak bertentangan dengan UUD 1945
Dalam Pancasila dan UUD NRI tahun 1945 ditegaskan bahwa hak hidup merupakan hak
asasi manusia yang tidak dapat di kurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun
3. Di dalam Ilmu Hukum Pidana dikenal istilah alasan pembenar dan alasan pemaaf.
Berikanlah kesimpulan saudara dari kedua istilah tersebut, kemudian berikan
masing-masing contohnya!
Jawab :
Dalam ilmu hukum pidana dikenal alasan penghapus pidana yaitu alasan pembenar dan
alasan pemaaf menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”):
a. Alasan pembenar berarti alasan yang menghapus sifat melawan hukum suatu tindak
pidana. Jadi, dalam alasan pembenar dilihat dari sisi perbuatannya (objektif). Misalnya,
tindakan 'pencabutan nyawa' yang dilakukan eksekutor penembak mati terhadap
terpidana mati (Pasal 50 KUHP);
b. Alasan pemaaf adalah alasan yang menghapus kesalahan dari si pelaku suatu tindak
pidana, sedangkan perbuatannya tetap melawan hukum. Jadi, dalam alasan pemaaf
dilihat dari sisi orang/pelakunya (subjektif). Misalnya, lantaran pelakunya tak waras
atau gila sehingga tak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya itu (Pasal 44
KUHP).
4. Apakah secara hukum dibolehkan menjatuhkan pidana berupa pencabutan
seluruh hak yang dimiliki oleh seseorang, jelaskan dan berikan dasar hukumnya
dan contoh putusan hakim!
Jawab :
Kemudian hal ini dan juga bertentangan dengan Pasal 3 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (“KUHPerdata”), yang menyatakan bahwa:
Tidak ada satu hukuman pun yang dapat mengakibatkan kematian perdata atau
kehilangan semua hak-hak sipil.
Maka dari itu, pencabutan hak tertentu hanya dilakukan pada hak-hak yang memang
diatur dalam Pasal 35 ayat (1) KUHP, yaitu:
1. Hak-hak terpidana yang dengan putusan hakim dapat dicabut dalam hal-hal
yang ditentukan dalam kitab undang-undang ini, atau dalam aturan umum lainnya
ialah:
Selanjutnya, Pasal 38 KUHP, juga diatur mengenai batas waktu dari pencabutan hak,
yaitu:
1. Dalam hal pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, lamanya
pencabutan seumur hidup;
2. Dalam hal pidana penjara untuk waktu tertentu atau pidana kurungan,
lamanya pencabutan paling sedikit dua tahun dan paling banyak lima tahun
lebih lama dari pidana pokoknya;
3. Dalam hal pidana denda, lamanya pencabutan paling sedikit dua tahun
dan paling banyak lima tahun.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5bc8952c77167/arti-pidana-
pencabutan-hak-hak-tertentu/
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt515e437b33751/apakah-seorang-
yang-gila-bisa-dipidana/
https://www.researchgate.net/publication/337840132_PANCASILA_DAN_HUKUM_MA
TI