Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAFSIR AYAT AL-QUR’AN TENTANG TUJUAN


PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir Pendidikan(Tarbiyah)

Dosen Pengampu: Dr.Syahid,SS,M.Pd

Kelompok 2

Suandi

Agus Irawan

Iin Suhartini

Nona Ima

Neneng Ariska

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BABUNNAJAH

PANDEGLANG-BANTEN

2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT. yang memberikan kesehatan dan kesempatan
kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya,tak
lupa pula penulis haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
yang telah menjadi suritauladan yang baik bagi manusia.Berkenaan dengan tugas yang
diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Tafsir Pendidikan yaitu membuat makalah yang berjudul
( Tafsir Ayat Al-Qur’an Tentang Tujuan Pendidikan )

maka penulis sebagai Mahasiswa berkewajiban untuk mengerjakannya dan wajib


mengumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan.Terima kasih penulis haturkan kepada
Dosen mata kuliah Tafsir Pendidikan yang telah mempercayakan kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan Kewajiban Belajar Mengajar serta informasi dari artikel,
media massa dan internet.Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah ini.Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan selanjutnya menuju ke arah yang lebih baik. Akhir
kata, Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal
menambah wawasan kita mengenai Kewajiban Belajar Mengajar dalam Mata Kuliah Tafsir
Pendidikan.

Menes,16 Maret 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2

A. Tafsir Ayat Al-Qur,an Berkaitan Dengan Tujuan Pendidikan................................2


B. Manfaat Mencari Ilmu.............................................................................................2

BAB III PENUTUP.............................................................................................................7

KESIMPULAN ..................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran sebagai petunjuk (huda) penerang jalan hidup (bayyinat), pembeda
antara yang benar dan yang salah (furqan), penyembuh penyakit hati (syifa), nasihat
atau petuah (mau’izah) dan sumber informasi (bayan). Sebagai sumber informasi al-
Quran mengajarkan banyak hal kepada manusia: dari persoalan keyakinan, moral,
prinsip-prinsip ibadah dan muamalah sampai kepada asas-asas pengetahuan.
Mengenai ilmu pengetahuan, Al-Quran memberikan motivasi dan wawasan
kepada manusia untuk memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi
kekuasaan Allahswt. Al-Quran tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu
dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi petunjuk yang universal dan
sepanjang waktu. Al-Quran adalah eksis bagi setiap zaman dan tempat. Petunjuknya
sangat luas seperti luasnya umat manusia dan meliputi segala aspek kehidupannya.
Sesuai perkembangan masyarakat yang semakin dinamis sebagai akibat kemajuan,
ilmu, dan teknologi, terutama teknologi informasi, maka aktualisasi nilai-nilai Al-
Quran menjadi sangat penting.
Karena tanpa aktualisasi kitab suci ini, umat Islam akan menghadapi kendala
dalam upaya-upaya menginternalisasi nilai-nilai Al-Quran sebagai upaya
pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju
dan mandiri.1 Al-Quran tidak hanya sebagai kitab suci umat Islam dan pedoman
hidup dalam menjalankan segala aktifitasnya, tetapi AlQuran juga merupakan kitab
pendidikan. Pendidikan menurut AlQuran jelas berbeda dengan pendidikan yang ada
dalam masyarakat non islam. Baik dalam wilayah teoritis maupun praktis, akibatnya
melahirkan istilah-istilah pendidikan yang beragam dan berbeda pula. Pendidikan
menurut An-Nahlawi berasal dari bahasa arab, yaitu dari akar raba-yarbu yang artinya
adalah “bertambah” dan “berkembang”.
Menurut Istilah Ahmad D. Marimba dalam A.Izzam dan Saehudin bahwa,
pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara
1) Said Agil Husain Almunawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’an dalam
Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat:Ciputat Press, 2005), hlm.5-7
Jurnal Penelitian, Volume. 13, Nomor 1, Februari 2019 100 Mikyal
Hardiyati dan Umi Baroroh sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
2) Al-Quran sendiri sangat mendorong manusia untuk belajar dan
menuntut ilmu. Bukti terkuat mengenai hal ini adalah bahwa ayat Al-
Quran yang pertama kali diturunkan memberikan dorongan kepada
manusia untuk membaca dan belajar.Ayat tersebut juga menekankan
bahwa dengan perantaraan kalam Allah mengajarkan manusia
membaca dan mengajarinya apa-apa yang tidak diketahuinya. Lebih
jauh Islam menjelaskan bahwa

1
Al-Quran adalah kalam Allah yang berisi segala hal mengenai
petunjuk, yaitu membawa hidup manusia menjadi bahagia baik di
dunia maupun akhirat. Kandungan yang ada didalamnya meliputi
segala hal termasuk pendidikan.
3) Akan tetapi, dalam Al-Quran tidak terdapat rincian-rincian mengenai
pendidikan, tujuan pendidikan serta materi pendidikan. Berdasar pada
pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk menggali lebih mendalam
tentang pendidikan dalam perspektif Al-Quran. Artikel ini akan
mengkaji pendidikan, tujuan dan materi pendidikan dalam perspektif
Al-Quran.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Tafsir tujuan pendidikan menurut surat Al-Baqoroh ayat 207 ?

b. Bagaimana tafsir surat Al-Imran ayat 102 ?


c. Bagaimana tafsir surat Al-Dzariyat ayat 56 ?
d. Bagaimana tafsir surat Al-Baqoroh ayat 30 ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Tujuan pendidikan menurut Tafsir dalam Al-Qur’an.
b. Untuk mengetahui manfaat mencari ilmu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir Ayat Al-quran Berkaitan dengan Tujuan Pendidikan

1. Tafsir QS. Al-Baqarah: 207 Tujuan Pendidikan untuk Mencari


RidhaAllah.

‫َوِم َن الَّناِس َم ْن يَِْش ي َنْفَس ُه ابِْتَغاَء َم رَْض اِة َِّهللا َو َُّهللا رَُء وٌف بِالِْع َباد‬

Artinya: “dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”.

Menurut Ibnu Abbas, Anas, Sa’id ibnul Musayyab, Abu Usman An-Nahdi,
Ikrimah, dan sejumlah ulama lainnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Suhaib
ibnu Sinan Ar-Rumi. Demikian itu terjadi ketika Suhaib telah masuk Islam di
Mekah dan bermaksud untuk hijrah, lalu ia dihalang-halangi oleh orang-orang kafir
Mekah karena membawa hartanya.

Mereka mempersyaratkan ‘jika Suhaib ingin hijrah, ia harus melepaskan semua


harta bendanya, maka barulah ia diperbolehkan hijrah’. Ternyata Suhaib bersikeras
hijrah, dan melepas semua harta bendanya, demi melepaskan dirinya dari
cengkeraman orang-orang kafir Mekah; maka ia terpaksa menyerahkan harta
bendanya kepada mereka, dan ikut hijrah bersama Nabi Saw. Lalu turunlah ayat ini,
dan Umar ibnul Khattab beserta sejumlah sahabat lainnya menyambut
kedatangannya di pinggiran kota Madinah, lalu mereka mengatakan kepadanya,
“Alangkah beruntungnya perniagaanmu.” Suhaib berkata kepada mereka,
“Demikian pula kalian, aku tidak akan membiarkan Allah merugikan perniagaan
kalian dan apa yang aku lakukan itu tidak ada apa-apanya.” Kemudian diberitakan
kepadanya bahwa Allah telah menurunkan ayat ini berkenaan dengan peristiwa
tersebut.

2. QS. Ali Imran: 102 Tujuan Pendidikan untuk Bertaqwa kepada Allah

‫يَا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم نُو ا اَّتُقوا ََّهللا َح َّق ُتَقاتِِه َو ال َتُم وُتَّن ِإال َو أَْنُتْم ُم ْسِلُم وَن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar


takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam.

3
Surat Ali-Imran ayat 102 yang menyebutkan tentang ketakwaan seseorang terhadap
Allah swt. Dapat digambarkan bahwa sesungguhnya ayat ini bukan hanya
membahas tenteng takwa semata, tapi juga ada nilai-nilai pendidikan yang dapat kita
analisa lebih jauh dalam ayat ini. Dari uraian tersebut telah jelas bahwa kita sebagai
manusia memerlukan pendidikan dan pengajaran, dengan tujuan agar kita tahu
sebenarnya apa yang harus kiat lakukan dan apa yang tidak semestinya kita lakukan.

3. QS. Al-Dzariyat: 56 Tujuan Pendidikan untuk beribadah kepada Allah

‫َو َم ا َخ لَْقُت اِْلَّن َو اإلنَْس ِإال ِلَيْعُبُدوِن‬


Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.

QS. Al-Dzariyat ayat 56 dengan sangat jelas mengabarkan kepada kita


bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk “mengabdi”
kepada Allah Swt.. Dalam gerak langkah dan hidup manusia haruslah senantiasa
diniatkan untuk mengabdi kepada Allah. Tujuan pendidikan yang utama dalam
Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk insan-insan yang sadar akan tugas
utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula penciptaannya, yaitu sebagai abid.
Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi pendidik atau anak
didik, harus didasari sebagai pengabdian kepada Allah Swt. semata.

Manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada Allah.

Ibadah memang sangat penting dalam ajaran Islam, tetapi kata ‫ ِلَيْعُبُدون‬disini berarti
beribadat, mengabdi atau menyembah. Sebenarnya Tuhan tidak berhajat untuk
disembah atau dipuja manusia. Tuhan Maha Sempurna dan tidak berhajat kepada
apapun. Oleh karena itu kata ‫ َيْعُبُدون‬disini lebih tepat jika diberi arti lain daripada
beribadat, mengabdi, memuja, atau menyembah. Lebih tepat jika kata itu diberi arti
tunduk dan patuh, dan kata ‫ ْع ُبد‬memang mengandung arti tunduk dan patuh,
sehingga ayat itu menjadi: “Tidak Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk
dan patuh kepada-Ku”

4. QS. Al-Baqarah: 30 Tujuan Pendidikan sebagai khalifah dimuka bumi

‫َو إِْذ َقاَل َرُّبَك لِلَْمالئَِكِة ِإِنّي َج اِع ٌل ِف األرِْض ََخ ِليَفًة َقالُو ا أََتَْع ُل ِفيَها َم ْن ُيْفِس ُد ِفيَها َو يَْس ِفُك الِّد َم اَء َو َنُْن نَُس ِّبُح‬
‫َِبْم ِد َك َو ُنَقِّد ُس لََك َقاَل ِإِنّي أْعلَُم َم ا ال َتْعلَُموَن‬

4
Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka
berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa khalifah dalam surat alBaqarah
ayat 30 berarti kaum yang silih berganti menghuni dan meliputi kekuasaan dan
pembangunan nya. Sebagaimana firman Allah dalam surah alAn’am ayat 165 .
Dalam ayat ini Allah menyampaikan keputusanNya kepada para malaikat tentang
rencana penciptaan manusia di bumi. Penyampaian kepada mereka penting, karena
malaikat akan di bebani sekian tugas menyangkut manusia. Ada yang akan bertugas
mencatat amal-amal manusia, ada yang bertugas memeliharanya, ada yang
membimbingnya dan sebagainya. Penyampaian ini bisa jadi setelah penciptaan alam
raya dan kesiapannya untuk di huni manusia pertama (Adam) dengan nyaman.

Menurut Muhammad Abduh ayat ini mengisyaratkan bahwa setelah


menciptakan bumi, mengelola dan mengaturnya, memberikan kekuatankekuatan
rohani yang dikehendakinya yang menjadi penegak bumi, serta menjadikan
semacam kekuatan bagi masing-masing yang senantiasa berada padanya, Allah pun
menciptakan manusia dengan dilengkapi kekuatan yang mampu membuat mereka
dapat mengelola dan menata segala bentuk kekuatan serta menundukkanya untuk
kemakmuran bumi. Untuk dapat melaksanakan tugasnya menjadi khalifah Allah,
manusia diberi akal pikiran dan kalbu yang tidak diberikan kepada makhluk lain.

Dengan akal pikirannya, manusia mampu mengamati alam semesta.


Menghasilkan dan mengembangkan ilmu yang benihnya telah “disemaikan“ Allah
sewaktu mengajarkan nama-nama (benda) kepada manusia asal, waktu Allah
menjadikan manusia (Adam) menjadi khalifah-Nya di muka bumi ini dahulu.
Dengan akal dan pikirannya yang melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia diharapkan mampu mengemban amanah sebagai khalifah Allah. Dengan
mengabdi kepada Allah dan mengemban amanah sebagai khalifahnya di bumi,
manusia diharapkan akan dapat mencapai tujuan hidupnya memperoleh keridha’an
ilahi di dunia ini, sebagai bekal mendapatkan keridha’an Allah di akhirat nanti.
pendidikan merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia.

5
Dengan memperoleh pendidikan manusia akan memiliki berbagai macam
pengetahuan yang akan dapat menjadi bekal bagi dirinya untuk melaksanakan
tugasnya sebagai khalifah. Karena hanya manusia terdidiklah yang dapat
mengemban anamat dari Allah, apabila sebaliknya yaitu tanpa pendidikan, tugas
kekhalifahan yang diemban manusia itu akan gagal.

Tujuan pendidikan Islam perspektif al-Quran dan hadis, dapat disimpulkan


bahwa pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam terfokus pada tiga hal berikut yaitu:
terbentuknya manusia sempurna (insan kamil) yang memiliki wujud qur’ani,
terciptanya manusia utuh yang memiliki dimensi-dimensi religius, dimensi budaya,
dan dimensi ilmiah, penyadaran fungsi dan peran manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah serta sebagai pewaris nabi dan memberikan bekal yang memadai
dalam rangka pelaksanaan fungsi tersebut.

Dengan demikian pendidikan Islam bertugas di samping


menginternalisasikan (menanamkan dalam pribadi) nilai-nilai Islam, juga
mengembangkan peserta didik agar mampu mengamalkan ilmu-ilmu itu secara
dinamis dan fleksibel. Hal ini berarti pendidikan Islam secara maksimal harus bisa
mendidik peserta didik agar memiliki kecerdasan atau kematangan dalam beriman,
bertakwa dan mengamalkan hasil pendidikan yang diperolehnya, sehingga menjadi
pemikir sekaligus pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan
zaman.

B. Manfaat Menuntut Ilmu

Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam al-quran q.s. al-
mujadalah ayat 11:

‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫َٰٓي‬


‫َأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُح و ِفى ٱْلَم َٰج ِلِس َفٱْفَسُح و َيْفَس ِح ٱُهَّلل َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُزو َفٱنُشُزو َيْر َفِع‬
‫ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ِم نُك ْم َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتو۟ا ٱْلِع ْلَم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

6
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat


derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak
menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa
menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya.

Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari


ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

‫َو َم ْن َس َلَك َطِر يًقا َيْلَتِمُس ِفيِه ِع ْلًم ا َسَّهَل ُهَّللا َلُه ِبِه َطِر يًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk
menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa
yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan
Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu
maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

7
BAB III

KESIMPULAN

Adapun ayat-ayat tujuan pendidikan tersebut adalah, 1) QS. AlBaqarah: 201 yang
berkaitan kebaikan dunia dan akhirat, 2) QS. Ali Imran: 102 yang berkaitan dengan taqwa, 3)
QS. Al-Dzariyat: 56 yang berkaitan dengan beribadah, 4) QS. Al-Baqarah: 30 berkaitan
dengan manusia sebagai khalifah dimuka bumi.
Ketakwaan seseorang terhadap Allah swt. Dapat digambarkan bahwa sesungguhnya
ayat ini bukan hanya membahas tenteng takwa semata, tapi juga ada nilai-nilai pendidikan
yang dapat kita analisa lebih jauh dalam ayat ini. Dari uraian tersebut telah jelas bahwa kita
sebagai manusia memerlukan pendidikan dan pengajaran, dengan tujuan agar kita tahu
sebenarnya apa yang harus kiat lakukan dan apa yang tidak semestinya kita lakukan.
Pendidikan sangat penting, dan pendidikan juga merupakan jalan untuk beribadah kepada
Allah. Melalui pendidikan yang benar dan terarah, manusia dapat memahami dan menyadari
segala potensi yang ada dalam dirinya. Sehingga dengan potensi yang dimilikinya, dapat
dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia, selain itu juga sebagai jalan untuk
beribadah dan mendekatkan diri kepada Rabb-nya.
Dengan memperoleh pendidikan manusia akan memiliki berbagai macam
pengetahuan yang akan dapat menjadi bekal bagi dirinya untuk melaksanakan tugasnya
sebagai khalifah. Karena hanya manusia terdidiklah yang dapat mengemban anamat dari
Allah, apabila sebaliknya yaitu tanpa pendidikan, tugas kekhalifahan yang diemban manusia
itu akan gagal.
Pendidikan Islam bertugas di samping menginternalisasikan (menanamkan dalam
pribadi) nilai-nilai Islam, juga mengembangkan peserta didik agar mampu mengamalkan
ilmu-ilmu itu secara dinamis dan fleksibel. Hal ini berarti pendidikan Islam secara maksimal
harus bisa mendidik peserta didik agar memiliki kecerdasan atau kematangan dalam beriman,
bertakwa dan mengamalkan hasil pendidikan yang diperolehnya, sehingga menjadi pemikir
sekaligus pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan zaman.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasy, Mohammad Athiyah. Education in Islam. Cairo, 1963.

Al-Syaibany, Omar Muhammad Al-Toumy. Falsafah Pendidikan Islam.


Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Press, 2002.

Bahreisy, Salim, dan Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir.
Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987.

Katsir, Ibn. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2004.

Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka alHusna,


1987.

Majah, Muhammad bin Yazid al-Qazwiny Ibn. Sunan Ibn Majah. Vol. 1.
Bandung: maktabah Dakhlan, n.d.

Marimba, Achmad. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: AlMa’arif, 1989.

Muhaimin, dan Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis


dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Jakarta: Trigenda Karya, 1993.

Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Vol. 1. Jakarta: UI-
Press, 1985.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis. Jakarta:
Ciputat Press, 2002.

9
10

Anda mungkin juga menyukai