Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR DAN

TEORI INTELIGENSI
PENGUKURAN INTELIGENSI
Kelompok 1
anggota kelompok
1. ZIKRA DWI AMANDA 2115040040
2. REZKA PURNAMA 2115040047
3. ATIKA NOVISA PUTRI 2115040060
4. WINA LESTARI 2115040067
5. FADHILLA MAULINA SIREGAR 2115040070
6. NANDA ROSA DEFANI 2115040086
TOPIK
1
Definisi
Inteligensi 2
Perkembangan
Tes Psikologi
3
Pendekatan
Dalam Inteligensi
4
Teori-teori
Inteligensi
DEFINISI INTELIGENSI
1. Thornburg (1984) menekankan bahwa inteligensi tercermin dalam perilaku
individu, seperti interaksi interpersonal dan pencapaian mereka. Definisi
inteligensi beragam dari berbagai perspektif: Freeman menyatakan
bahwa inteligensi melibatkan adaptasi, pembelajaran, dan pemikiran
abstrak.
2. Robinson dan Robinson menggambarkan inteligensi sebagai akuisisi
pengetahuan, keseluruhan pengetahuan seseorang, dan kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan.
3. Suryabrata mengelompokkan definisi-inteligensi ke dalam lima kategori
yang berbeda.
4. Binet dan Simon menekankan tiga komponen utama dari inteligensi,
yaitu kemampuan untuk mengarahkan tindakan, mengubah arah
tindakan, dan melakukan kritik terhadap diri sendiri. Dalam keseluruhan,
berbagai definisi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
kompleksitas konsep inteligensi dari berbagai sudut pandang.
PERKEMBANGAN TES
PSIKOLOGI Andrew Crider membandingkan
S Sejak zaman kuno, manusia telah
menyadari perbedaan individu dalam
B
a
inteligensi dengan listrik, menyatakan
bahwa sementara inteligensi mudah
kemampuan kognitif, keterampilan
diukur, definisinya hampir mustahil.

1 e motorik, dan kepribadian. Plato dan


Aristotle menyinggung masalah ini
2
t Konsep ini berasal dari perkembangan
teori inteligensi hampir satu abad yang
hampir 2.500 tahun lalu, sementara a lalu, di mana kemampuan mental
Cina kuno telah menggunakan sistem
j ujian untuk menilai kemampuan
individu sejak 2.200 SM. Di Eropa Abad
s umum dihubungkan dengan faktor-
faktor fisik seperti penginderaan dan
a persepsi. Pendekatan psikofisik awal
Pertengahan, perhatian terhadap
a individualitas hampir tidak terlihat,
tetapi Renaissance dan Pencerahan
n terhadap inteligensi, yang dipelopori
oleh Galton dan diikuti oleh Cattell dan
membawa kembali semangat
D Wissler, mengukur aspek fisik seperti
r individualisme. Pada abad ke-19, studi
ilmiah tentang perbedaan individu
A kekuatan tangan dan kecepatan reaksi
untuk menentukan inteligensi. Namun,
R pandangan ini bergeser ke arah yang
mulai berkembang, didorong oleh
a perkembangan ilmu pengetahuan
seperti teori evolusi Darwin. Pengujian
I
lebih mentalistik, tercermin dalam
definisi-inteligensi oleh Binet, Terman,
Goddard, Henmon, Thorndike, Stoddard,
psikologi dimulai pada akhir abad ke-19 A dan Wechsler yang lebih menekankan
h dengan pengembangan instrumen
psikologi yang akurat. Alfred Binet
H pada
kemampuan
aspek mental
berfikir
seperti
abstrak,
menciptakan tes kecerdasan pertama L memecahkan masalah, dan bertindak
pada awal abad ke-20, yang menjadi
I dengan efektif di lingkungan.
dasar untuk konsep IQ.
PENDEKATAN DALAM INTELIGENSI
MENURUT MALONEY DAN WARD
TEORI BELAJAR NEUROBIOLOGIS PSIKOMETRI PERKEMBANGAN

Pendekatan ini Fokus utama dari Pendekatan ini Pendekatan ini


menyoroti pendekatan ini berkaitan dengan mempertimbangkan
bagaimana adalah keterkaitan pengembangan bagaimana inteligensi
berkembang dari
pengalaman belajar struktur dan fungsi dan penggunaan masa kanak-kanak
memengaruhi otak dengan tes dan metode hingga dewasa, serta
perkembangan manifestasi psikometri untuk faktor-faktor apa yang
inteligensi inteligensi. mengukur memengaruhi
seseorang. inteligensi. perkembangannya.
TEORI-TEORI INTELIGENSI
1. Alfred Binet: Mengemukakan bahwa inteligensi bersifat monogenetik dengan satu faktor umum (g), yang berkembang
seiring proses kematangan individu.
2. Charles E. Spearman: Mengembangkan teori dua faktor (g dan s), dengan tes-tess yang mengukur faktor umum (g) dan
faktor spesifik (s).
3. Louis Leon Thurstone & Thelma Gwinn Thurstone: Menyatakan bahwa tidak ada faktor umum, melainkan inteligensi terdiri
dari beberapa kemampuan mental dasar yang saling berinteraksi.
4. Donald Olding Hebb: Membedakan antara Inteligensi A (potensi dasar belajar) dan Inteligensi B (hasil nyata interaksi individu
dan lingkungan).
5. Raymond Bernard Cattell: Membagi kemampuan mental menjadi Inteligensi fluid (gf) dan Inteligensi crystallized (gc), yang
masing-masing mencerminkan faktor bawaan biologis dan pengaruh pengalaman.
Teori Multi Faktor:
1. Cyril Burt: Mengajukan model hierarkis tingkat mental yang terdiri dari berbagai tingkat kemampuan.
2. Philip Ewart Vernon: Menyatakan adanya satu faktor umum (g) di puncak hierarki, dengan kemampuan verbal-edukatif (v:
ed) dan praktis-mekanis (k: m) sebagai kelompok mayor.
3. Joy Paul Guilford: Mengembangkan konsep "structure of intellect" dengan tiga dimensi utama: isi, operasi, dan produk, yang
masing-masing memiliki variasi dalam jenis dan proses kognitif.
4. Edward Lee Thorndike: Menyatakan bahwa inteligensi terdiri dari beberapa kemampuan spesifik yang tercermin dalam
perilaku yang dianggap cerdas.
5. Halstead: Mengidentifikasi empat faktor inteligensi biologis: Central Integrative (C), Abstraksi (A), Power (P), dan Directional (D).
6. Jean Piaget: Mengaitkan perkembangan kognitif anak dengan empat tahap periode perkembangan biologis, yang
mencerminkan perubahan dalam pemahaman dan pemikiran anak-anak.
7. Howard Gardner: Merumuskan teori Multiple Intelligences (MI) dengan tujuh jenis inteligensi yang bersifat universal.
8. Robert J. Sternberg: Mengemukakan teori triarchic intelligence, yang terdiri dari subteori Kontekstual, Pengalaman, dan
Komponen, dengan fokus pada proses mental individu dalam beradaptasi dengan lingkungan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai