Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

KESIMPULAN

1. Infark Miokard Akut (IMA) di definisikan sebagai nekrosismiokardium yang disebabkan


oleh tidak adanya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri koroner. IMA merupakan
penyakit yang berbahaya dan mengancam nyawa yang bisa menyerang siapa saja dimana saja
dan kapan saja. Penderita IMA diseluruh dunia cukup tinggi disertai angka kematiannya yang
tinggi dan hal ini menjadi kekhawatiran bersama.

2. Elevasi segmen ST adalah kelainan yang terdeteksi pada EKG 12-lead. Kondisi ini
merupakan keadaan darurat medis yang sangat mengancam jiwa dan biasanya berhubungan
dengan aterosklerosis.

3. Jantung membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisinya sendiri, seperti halnya otot di dalam
tubuh. Jantung memiliki tiga arteri koroner dengan cabang-cabangnya yang berperan
mengantarkan darah kaya oksigen ke otot jantung. Jika salah satu dari arteri atau cabang ini
tersumbat secara tiba-tiba, sebagian dari jantung kekurangan oksigen, maka terjadilah suatu
kondisi yang disebut iskemia jantung.

4. Jika iskemia jantung berlangsung terlalu lama, jaringan jantung yang 'kelaparan' akan mati.
Akibatnya, bisa terjadi serangan jantung atau dikenal juga dengan infark
miokard. Sederhananya, kondisi ini digambarkan dengan kematian otot jantung.

5. Beberapa faktor risiko terjadinya STEMI adalah:

 Perokok
 Memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
 Memiliki riwayat keluarga mengalami penyakit jantung koroner atau stroke
 Kurang aktivitas fisik
 Memiliki riwayat penyakit diabetes melitus
 Memiliki berat badan berlebihan (overweight) ataupun obesitas

Segera lakukan pemeriksaan dengan dokter apabila merasakan keluhan nyeri dada atau rasa
tidak nyaman di dada di sebelah kiri yang menjalar hingga ke lengan kiri, punggung, rahang,
ataupun ke dada kanan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Rasa tidak nyaman
biasanya dirasakan sebagai sensasi berat atau dada seperti terhimpit benda berat, terasa panas
atau sesak.
6. Untuk menegakkan diagnosis STEMI perlu dilakukan anamnesis (tanya jawab) seputar
keluhan yang dialami pasien secara detil, mulai dari gejala yang dialami, riwayat perjalanan
penyakit, riwayat penyakit personal dan keluarga, riwayat pengobatan, riwayat penyakit
dahulu, dan dan kebiasaan pasien. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang guna mendukung diagnosis.

Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan elektrokardiogram


(EKG). Gambaran STEMI yang terlihat pada EKG antara lain:

 Adanya peningkatan segmen ST


 Adanya gelombang Q patologi
 Adanya sumbatan penuh pada arteri koroner
Pemeriksaan darah untuk melihat enzim CKMB, tropinin I dan troponin T juga penting untuk
menilai adanya kerusakan jantung.

7. Selain STEMI, tipe miokard infark lainnya adalah NSTEMI atau Non-ST Elevation
Myocardial Infarction. Dibandingkan dengan STEMI yang lebih banyak terjadi, NSTEMI
lebih minim menimbulkan kerusakan pada otot jantung.

8. Penanganan STEMI tergantung berat ringannya sumbatan pembuluh darah koroner yang
terjadi. Sumbatan ringan masih bisa diberikan terapi farmakologi. Obat-obatan yang dapat
diberikan untuk menangani STEMI antara lain:

 Antikoagulan
 Antiplatelet
 Beta-blocker
 Nitrat
 Statin
 Angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitor
 Angiotensin receptor blocker (ARB).
Pasien dengan sumbatan berat tidak bisa hanya diberikan obat-obatan, sehingga perlu
dilakukan intervensi invasif seperti intervensi koroner perkutan (PCI) atau operasi
pencangkokan bypass arteri koroner (CABG).

9. Untuk mencegah STEMI dilakukan dengan melakukan pola hidup yang sehat, yakni:

 Menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak


 Menghindari konsumsi alkohol
 Berhenti merokok
 Meningkatkan aktivitas fisik, misalnya dengan melakukan olahraga rutin selama 30-45 menit
sebanyak 3-5x tiap minggu
 Menjaga berat badan ideal
10. Komplikasi STEMI yang mungkin timbul jika tidak tertangani dengan baik antara lain
berupa:

 Gagal jantung
 Henti jantung
 Syok kardiogenik
 Kematian
11. Intervensi yang direncanakan yaitu manajemen jalan nafas, manajemen asam basa :
alkalosis respiratorik, terapi oksigen, perawatan jantung : akut, perawatan sirkulasi,
manajemen cairan dan elektrolit, sleep enhancement, manajemen nyeri dan terapi
administrasi analgetik.

12. Hasil evaluasi keperawatan yang didapatkan yaitu gangguan pertukaran gas teratasi
sebagian, penurunan curah jantung teratasi sebagian dan nyeri akut teratasi sebagian.

Anda mungkin juga menyukai