KESIMPULAN
2. Elevasi segmen ST adalah kelainan yang terdeteksi pada EKG 12-lead. Kondisi ini
merupakan keadaan darurat medis yang sangat mengancam jiwa dan biasanya berhubungan
dengan aterosklerosis.
3. Jantung membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisinya sendiri, seperti halnya otot di dalam
tubuh. Jantung memiliki tiga arteri koroner dengan cabang-cabangnya yang berperan
mengantarkan darah kaya oksigen ke otot jantung. Jika salah satu dari arteri atau cabang ini
tersumbat secara tiba-tiba, sebagian dari jantung kekurangan oksigen, maka terjadilah suatu
kondisi yang disebut iskemia jantung.
4. Jika iskemia jantung berlangsung terlalu lama, jaringan jantung yang 'kelaparan' akan mati.
Akibatnya, bisa terjadi serangan jantung atau dikenal juga dengan infark
miokard. Sederhananya, kondisi ini digambarkan dengan kematian otot jantung.
Perokok
Memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
Memiliki riwayat keluarga mengalami penyakit jantung koroner atau stroke
Kurang aktivitas fisik
Memiliki riwayat penyakit diabetes melitus
Memiliki berat badan berlebihan (overweight) ataupun obesitas
Segera lakukan pemeriksaan dengan dokter apabila merasakan keluhan nyeri dada atau rasa
tidak nyaman di dada di sebelah kiri yang menjalar hingga ke lengan kiri, punggung, rahang,
ataupun ke dada kanan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Rasa tidak nyaman
biasanya dirasakan sebagai sensasi berat atau dada seperti terhimpit benda berat, terasa panas
atau sesak.
6. Untuk menegakkan diagnosis STEMI perlu dilakukan anamnesis (tanya jawab) seputar
keluhan yang dialami pasien secara detil, mulai dari gejala yang dialami, riwayat perjalanan
penyakit, riwayat penyakit personal dan keluarga, riwayat pengobatan, riwayat penyakit
dahulu, dan dan kebiasaan pasien. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang guna mendukung diagnosis.
7. Selain STEMI, tipe miokard infark lainnya adalah NSTEMI atau Non-ST Elevation
Myocardial Infarction. Dibandingkan dengan STEMI yang lebih banyak terjadi, NSTEMI
lebih minim menimbulkan kerusakan pada otot jantung.
8. Penanganan STEMI tergantung berat ringannya sumbatan pembuluh darah koroner yang
terjadi. Sumbatan ringan masih bisa diberikan terapi farmakologi. Obat-obatan yang dapat
diberikan untuk menangani STEMI antara lain:
Antikoagulan
Antiplatelet
Beta-blocker
Nitrat
Statin
Angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitor
Angiotensin receptor blocker (ARB).
Pasien dengan sumbatan berat tidak bisa hanya diberikan obat-obatan, sehingga perlu
dilakukan intervensi invasif seperti intervensi koroner perkutan (PCI) atau operasi
pencangkokan bypass arteri koroner (CABG).
9. Untuk mencegah STEMI dilakukan dengan melakukan pola hidup yang sehat, yakni:
Gagal jantung
Henti jantung
Syok kardiogenik
Kematian
11. Intervensi yang direncanakan yaitu manajemen jalan nafas, manajemen asam basa :
alkalosis respiratorik, terapi oksigen, perawatan jantung : akut, perawatan sirkulasi,
manajemen cairan dan elektrolit, sleep enhancement, manajemen nyeri dan terapi
administrasi analgetik.
12. Hasil evaluasi keperawatan yang didapatkan yaitu gangguan pertukaran gas teratasi
sebagian, penurunan curah jantung teratasi sebagian dan nyeri akut teratasi sebagian.