NINDYA KARYA
(PERSERO)
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK)
Pekerjaan: Rehabilitasi dan Modernisasi D.I Saddang Sub Unit Langnga (SIMURP)
No. Dok : Tanggal diterbitkan: Halaman : 1 - 155
No. Revisi : REV.0 9 Mei 2022 Paraf :
LEMBAR PENGESAHAN
PERSETUJUAN
Pihak Penyedia
Konsultan Supervisi Pihak Pengguna Jasa
Jasa
Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disteujui Oleh :
PT. Nindya Karya Konsultan Supervisi Korea Roral SNVT PJPA
Community Corporation Ass POMPENGAN
JENEBERANG
PPK IRWA II
KATA PENGANTAR
Rencana Mutu Kontrak ini merupakan media untuk melakukan monitoring dan menilai
spesifikasi teknis yang melekat pada kontrak melalui lembar kerja Rencana Mutu
(QualityPlan). Pedoman digunakan oleh Tim Kontraktor dalam pengendalian pekerjaan
sehingga hasil pekerajaan yang baik dan benar dapat diperoleh sesuai dengan kriteria
perencanaan yang berlaku.
Akhir kata PT. Nindya Karya menyampaikan terima kasih kepada PPK Irigasi dan Rawa II,
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air BBWS Pompengan Jeneberang. Atas kerja
sama dan kepercayaan yang diberikan, serta kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tersusunnya Laporan Rencana Mutu Kontrak ini.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Husein Syarif
Deputy Project Manager
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1....................................................................................................................................................... 5
INFORMASI PEKERJAAN.................................................................................................................5
1.1. Data Umum Pekerjaan...................................................................................................................5
1.3. Maksud RMK.................................................................................................................................8
1.4. Tujuan RMK..................................................................................................................................8
BAB 2....................................................................................................................................................... 9
STRUKTUR ORGANISASI.................................................................................................................9
2.1. Struktur Organisasi Para Pihak......................................................................................................9
2.1.1. Struktur Organisasi Pengguna Jasa......................................................................9
2.1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pengguna Jasa.................................................................................10
2.1.3. Struktur Organisasi Penyedia Jasa.....................................................................17
2.1.4. Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa..................................................................................17
2.1.5. Struktur Organisasi Pengawas............................................................................23
BAB 3..................................................................................................................................................... 25
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN......................................................................................25
BAB 4..................................................................................................................................................... 27
GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS..........................................................................................27
BAB 5..................................................................................................................................................... 33
TAHAPAN PEKERJAAN...................................................................................................................33
5.1. Bagan Alur Pekerjaan Persiapan........................................................................33
5.2. Bagan Alur Pekerjaan Kosrekan Permukaan Tanah (Mekanis).........................34
5.3. Pekerjaan Galian Tanah Biasa (Mekanis)..........................................................35
5.4. Bagan Alur : Timbunan Tanah Borrow dan Alat berat......................................36
BAB 6..................................................................................................................................................... 54
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (WORK METHOD STATEMENT)......................54
6.1. Metode Pekerjaan Pelaksanaan..................................................................................54
BAB 7..................................................................................................................................................... 87
RENCANA PEMERIKSAAN PENGUJIAN.....................................................................................87
7.1. Rencana Dan Metode Verifikasi, Validasi, Monitoring, Evaluasi, Inspeksi Dan
Pengujian & Kriteria Penerimaannya.........................................................................87
BAB 1
INFORMASI PEKERJAAN
5. Standar Prosedur (SP), Standar No. (SD), Inspeksi dan Tes (IT).
6. Struktur organisasi pelaksana pekerjaan
7. Uraian tugas setiap pejabat pelaksana pekerjaan
8. Dan lain lain
Berdasarkan surat keputusan Dirjen Pengairan No. 30/KPTS/A tahun 1999 tentang
Pedoman – Pedoman dalam Rangka Pelaksanaan sistem manajemen mutu (SMM)
dilakukan kebijaksanaan melalui penerapan jaminan mutu. Selanjutnya ditindaklanjuti
dengan beberapa peraturan perundang – undangan serta beberapa ketentuan yang
berlaku antara lain :
a) Perpres RI No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
(Pengganti Keppres RI No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah).
b) Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M tahun 2009 tentang Sistem Manajemen
Mutu (SMM) Departemen PU.
c) Surat Keputusan Direktur SDA No. 177/KPTS/D tahun 2003 tentang
Penyempurnaan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Jaminan Mutu.
d) Keputusan Direktur Jenderal SDA No. 03/KPTS/D/2005 tentang Prosedur –
Prosedur dalam rangka pelaksanaan penerapan jaminan mutu bidang SDA.
Untuk memenuhi kelengkapan dalam penerapan program jaminan mutu di lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi dan Perumahan Rakyat Sub. Bidang Sumber
Daya Air, setiap kegiatan yang akan dilakukan untuk pembangunan bidang Sumber
Daya Air wajib dibuatkan terlebih dahulu Rencana Mutu Kontrak (RMK) oleh
konsultan. RMK ini antara lain berisi upaya konsultan melakukan rencana kegiatan
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang telah dipersiapkan.
Konsultan yang ditunjuk atau mendapat tugas untuk melaksanakan pekerjaan desain,
harus menyusun RMK berdasarkan pedoman penyusunan RMK yang telah ditetapkan
atau disepakati bersama sebelum melaksanakan pekerjaan.
Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus mencerminkan pengaturan kegiatan yang akan
dilakukan serta sarana yang akan disiapkan sebagai berikut :
- Bentuk susunan organisasi pelaksana pekerjaan di lapangan, pembagian tugas dan
BAB 2
STRUKTUR ORGANISASI
SPM
ANIAR SALENG, SE
DIREKSI
KUR'AN, S.T
PENGAWAS
LAPANGAN
BUSTANUL
AKMAL NUR
- Dalam hal Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Kepala Pembuat
Komitmen, Penandatanganan Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja / Kontrak
dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
- Menyusun dan membuat laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai aturan
yang berlaku;
- Melaporkan setiap terjadinya kerugian negara menurut bentuk dan cara uang
ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
- Menyusun usaha Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan
bagian dari Rencana kerja dan Anggaran Kementrian / Lembaga (RKA-KL)
untuk tahun berikutnya.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan / rencana kerja yang
tertuang dalam DIPA;
- Bertanggung jawab atas semua penerimaan / pengeluaran Satuan Kerja yang
membebani APBN;
- Bertanggung jawab atas kebenaran material setiap Surat Keputusan / Surat
Perintah Kerja / Kontrak yang ditandatangani serta akibat yang timbul dari
SK/SPK/Kontrak tersebut (dalam hal Kepala Satuan Kerja merangkap sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen);
- Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian keluaran /
Output yang telah ditetapkan;
- Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan Barang
Milik/Kekayaan Negara Satuan Kerja;
- Bertanggung jawab atas tertib penatausahaan anggaran serta tertib pengadaaan
barang dan jasa yang dialokasikan kepada Satuan Kerja yang dipimpinnya
sesuai peraturan yang berlaku;
- Bertanggung jawab kepada Penggunaan Anggaran melalui Atasan/Atasan
Langsung / Penanggung Jawab Program.
- Koordinasi dengan personil proyek yang telah ditunjuk guna menentukan tugas
masing-masing.
- Melaksanakan pertemuan rutin dengan Pemilik Satuan Kerja ataupun personil
proyek demi kelancaran jalannya proyek.
- Melaksanakan kontrol atas keuangan, administrasi, personil, peralatan, material
dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek sehingga
memperoleh mutu, waktu biaya pekerjaan sesuai dengan rencana.
- Melakukan tagihan sampai dengan menghasilkan seluruh pembayaran secara
baik dan tuntas.
- Membuat laporan akhir Proyek sesuai ketetuan dan meyerahkan semua berkas-
berkas proyek ke perusahaan.
- Melatih dan membimbing bawahan untuk peningkatan ketrampilan dan
kemampuan kerja.
- Mengendaliikan pelaksanaan produksi diproyek.
- Melaksanakan Pembinaan hubungan kerja baik dengan direksi / pengawas
pekerjaan, pekerja dengan masyarakat disekitar proyek.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan kepada Kuasa KSO.
- Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan.
2. Site Engineering Manager
Tugas dan Wewenang :
- Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam
pelaksanaan proyek.
- Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek.
- Menyusun schedule mingguan/bulanan berdasarkan master schedule
kontrak kerja, menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai
schedule yang dibuat.
- Memimpin/mengarahkan secara langsung Koordinator Lapangan untuk
memenuhi persyaratan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati.
- Menyusun detail/materi progress claim untuk disetujui oleh Managerproyek
dan pemberi tugas.
Tanggung Jawab :
- Membantu Manager Proyek menyusun bahan / Materi Rencana Mutu
Proyek.
- Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai.
- Menjamin tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh
mandor/subkontraktor.
- Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname mandor.
3. Project Administration dan Cost Control
Tugas dan Wewenang :
- Merencanakan teknik lapangan.
- Memeriksa dan membuat progress di lapangan.
- Koordinasi dengan logistik, Kepala Pelaksana, pelaksana.
- Menyusun volume pekerjaan.
- Membuat metode pelaksanaan dan jadual pekerjaan.
- Membuat rencana kerja mingguan dan bulanan.
- Evaluasi gambar usulan.
- Mengadakan rapat koordinasi.
- Evaluasi hasil pekerjaan terhadap jadual yang telah dibuat.
- Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
- Bekerjasama dengan staf teknik agar terlaksana tugas – tugas teknik.
- Menyiapkan dan menyimpan cadangan data.
- Mengevaluasi pekerjaan mandor dengan volume yang dibayar.
- Membuat review desain apabila ada penyimpangan dalam pelaksanaan di
lapangan.
- Menyiapkan network planning termasuk penyediaan bahan, alat, dan tenaga.
- Mempersiapkan perhitungan volume pekerjaan dan revisi gambar untuk
memperoleh persetujuan pengawas.
- Mengkoordinasi dan mengarahkan surat – surat permintaan pelaksanaan
pekerjaan pada pengawas.
- Mengkoordinir dan mengarahkan tentang mutu bahan.
Tanggung Jawab :
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada Project Manager terkait kualitas produk.
- Bertanggung jawab kepada Project Administration dan Cost Control terkait
laporan dan backup progress kegiatan di proyek.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada Manager Teknik terkait administrasi kegiatan.
8. Surveyor
Tugas :
- Menyajikan data survey tentang lokasi pekerjaan.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab terhadap data survey yang diperlukan dalam pembuatan
gambar maupun pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
9. CAD Drafter
Tugas :
- Menyusun shop drawing yang nantinya akan digunakan selama pekerjaan
konstruksi.
Tanggung Jawab :
- Menyusun as build drawing sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang telah
dikerjakan.
BAB 3
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan salah satu unsur penting dalam pengendalian
proyek yang mencakup seluruh item pekerjaan atau paket pekerjaan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan kontrak dengan menampilkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk setiap
pekerjaannya. Jadwal ini nantinya akan digunakan sebagai petunjuk yang menjelaskan selisih
untuk mengetahui apakah perencanaan yang dibuat sesuai kontrak dan realisasi dilapangan
sejalan atau tidak.
Kegiatan pekerjaan proyek Rehabilitasi dan Modernisasi D.I. Saddang Sub Unit
Langnga (SIMURP) dilaksanakan selama 650 (Enam ratus lima puluh) hari kalender yang
dimulai sejak terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tanggal 9 Mei 2022 sampai dengan
tanggal 30 Desember 2022 dengan masa pemeliharaan selama 360 hari kalender. Adapun
jadwal pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Modernisasi D.I. Saddang Sub Unit Langnga
(SIMURP) dapat dilihat pada Gambar 2.
BAB 4
GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS
BAB 5
TAHAPAN PEKERJAAN
Mulai
Pengajuan Contoh M
aterial dan
Lokasi
Material
Material Sesuai
Pengadaan Ulang Spesifikasi :
Material Ce - Brosur Pabrik
(Ganti Tida k Y
Material) k - Tes Laboratorium,
a
Request Pemakaian
Material
Kepada Direksi
Pekerjaan
Tidak Ce
k Y
a
Persetuju
an
Penggun
aan
Pengadaan Material
Tidak
Ce
k Y
a
Penyimpanan S
ementara di
Stockya
rd
Distribusi Ke Lokasi
Pekerjaan
Material Siap
Digunakan untuk
Konstruksi Pelaks
anaan
Seles
ai
5.7. Bagan Alur Beton Mutu, fc = 7,4 Mpa )K-100 untuk Lantai Kerja
5.9. Bagan Alur Beton Mutu, fc = 19,3 Mpa (K-225) Ready Mix
5.15. Bagan Alur Pekerjaan Batu dan Beton di Bangunan Pengatur dan Pelengkap
BAB 6
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (WORK METHOD STATEMENT)
1. Pekerjaan Persiapan
a. Analisis Keselamatan Kerja
b. Menyiapkan gambar kerja (Shop Drawing) yang telah disetujui oleh Engineer dan
Konsultan sebagai pedoman pekerjaan.
c. Penyerahan rencana lokasi area pembuangan material yang digali dan jalan akses untuk
mendapatkan persetujuan dari Engineer dan Konsultan sebelum pekerjaan penggalian
dimulai.
d. Persiapan peralatan, bahan dan tenaga kerja pendukung
e. Persiapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan.
f. Persiapan manajemen lalu lintas untuk pekerjaan pinggir jalan
g. Memasang patok batas kanan dan kiri pekerjaan saluran, agar pekerjaan galian tidak
melebihi batas yang ditentukan.
h. Daftar periksa dengan semua persiapan antara Kontraktor, Engineer dan Konsultan
sebelum memulai pekerjaan
i. Pengajuan permintaan/izin kerja kepada Engineer dan Konsultan sebelum dimulainya
pekerjaan.
2. Excavacation Works
1. Pemangkasan dan pembentukan permukaan yang akan digali.
a. Sebelum pekerjaan penggalian, pemangkasan dan pembentukan permukaan galian
dilakukan terlebih dahulu.
b. Pekerjaan ini mencakup pemindahan tanah lapisan atas atau bagian dari saluran yang
terdiri dari penggalian, pengangkutan, penimbunan atau pembuangan semua bahan
organik seperti tanah, tanah lapisan atas dan tanah dari saluran yang ada di area
Pekerjaan.
c. Kontraktor harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindari
kontaminasi tanah lapisan atas dengan material galian lainnya.
d. Ketebalan pengupasan harus 20 cm atau seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
kecuali jika diarahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
e. Tanah lapisan atas dan material yang tidak sesuai yang dihasilkan dari pemindahan
tanah lapisan atas harus dipindahkan dari Lokasi ke lokasi yang akan disediakan oleh
Kontraktor dan disetujui oleh Engineer.
3. Proses Penggalian
a. Pekerjaan penggalian dilakukan sesuai dengan garis dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan termasuk pengangkutan
material ke area pembuangan atau area penimbunan material (tergantung pada jenis
tanah).
b. Pekerjaan galian dilakukan dengan Excavator Kecil untuk lokasi kerja dengan lebar
lebih dari 2,5 meter (Galian Tipe A) dan pekerjaan galian dilakukan secara manual
(tanpa peralatan) untuk lokasi kerja yang sempit dan tidak dapat dijangkau dengan
Excavator Kecil.
c. Hasil dari pekerjaan galian dipisahkan sesuai dengan jenis tanahnya. Untuk tanah yang
dapat digunakan sebagai bahan timbunan (re-use), maka hasil galian diangkut ke lokasi
penimbunan bahan timbunan dan untuk tanah yang tidak dapat digunakan sebagai
bahan timbunan maka dibuang ke tempat pembuangan dengan persetujuan Kontraktor
dan Konsultan.
d. Untuk mengangkut material yang telah digali ke area pembuangan atau ke area
penimbunan menggunakan Dump Truck.
e. Lakukan penggalian dan pembuangan berulang kali, sampai batas penggalian dan
elevasi yang telah ditentukan.
f. Setiap kerusakan pada pekerjaan yang disebabkan oleh operasi Kontraktor, pada
material di luar garis galian yang disyaratkan harus diperbaiki dengan biaya dan oleh
Kontraktor.
4. Pembuangan dan Penimbunan Material Galian
a. Setelah Dump truck tiba di area pembuangan, keluarkan material yang telah digali dan
kemudian sebarkan material tersebut dengan buldoser.
b. Pelaksanaan penumpukan dan perataan material akan dipetakan dan diatur sedemikian
rupa agar tidak mengganggu jalur dan memudahkan manuver Dump Truck pada saat
melakukan dumping di lokasi pembuangan atau penimbunan.
c. Penimbunan material galian (di area pembuangan) harus dibatasi maksimal 2,0 m dan
tidak boleh mengganggu sistem drainase serta tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar.
1. Pekerjaan Persiapan :
2. Analisis Keselamatan Kerja
3. Menyiapkan gambar kerja (Shop Drawing) yang telah disetujui oleh Engineer dan
Konsultan sebagai pedoman pekerjaan.
Embankment Works
(Metode Penyebaran dan Pemadatan Material)
a. Tanah atau timbunan yang ada harus ditimbun sebelum material timbunan
ditempatkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau diinstruksikan oleh Direksi
Pekerjaan. Apabila lereng harus ditimbun, maka lereng tersebut harus dipersiapkan
1. Metode Pekerjaan :
Trial Mix and Mix Proportions
( Percobaan Campuran dan Proporsi Campuran)
a. Sebelum dimulainya pekerjaan beton, dan setelah persetujuan semua bahan beton,
Kontraktor harus membuat dan menguji, campuran percobaan beton untuk semua
jenis beton yang akan digunakan dalam Pekerjaan. Kandungan
b. semen dari campuran beton harus minimum untuk menghasilkan beton dengan
kekuatan, yang sesuai.
c. Kontraktor harus menyerahkan semua data dan hasil uji coba campuran, termasuk
proporsi campuran dan hasil kuat tekan 7 hari, 14 hari dan 28 hari dari silinder uji,
kepada Engineer untuk ditinjau dan disetujui.
d. Proporsi campuran akhir untuk masing-masing jenis beton akan ditentukan oleh
Engineer berdasarkan hasil uji coba dan pengujian yang dapat memodifikasi
proporsi campuran dari waktu ke waktu untuk mendapatkan beton dengan
kepadatan, kemudahan pengerjaan, konsistensi, dan kekuatan yang maksimum
dengan rasio air/semen yang minimum.
e. Proporsi campuran, setelah disetujui oleh Engineer, harus dikonversi ke dalam
proporsi material di lapangan. Agregat dan semen harus diukur berdasarkan berat
dan air pencampur serta bahan tambahan harus diukur berdasarkan volume.
f. Beton yang akan digunakan dalam Pekerjaan akan diklasifikasikan berdasarkan
kekuatan tekan 28 hari, yang ditentukan dengan membuat dan menghancurkan
sampel silinder berdiameter 15 cm dan panjang 30 cm sesuai dengan JIS A 1106, A
1108, A 1132 atau ASTM C39 dan ASTM C31.
g. Klasifikasi beton adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini:
dipasang dengan kaku dan akurat pada bentuk-bentuk pada posisi yang ditunjukkan
pada gambar.
b. Tulangan harus diikat dengan kuat pada persimpangan tulangan secara bergantian
untuk memastikan bahwa kerangka baja tulangan secara keseluruhan harus
mempertahankan bentuknya, dan kerangka tersebut harus ditopang sementara untuk
mempertahankan posisinya yang benar dalam bentuk selama proses penempatan
dan pemadatan beton.
c. Ujung dari semua kabel pengikat harus dimasukkan ke dalam badan utama beton
dan tidak boleh menjorok ke permukaan.
d. Blok pengatur jarak harus digunakan untuk mempertahankan penutup yang
ditentukan dan harus terbuat dari beton pracetak dengan kekuatan yang setidaknya
sama dengan beton yang ditempatkan. Ukurannya harus sekecil mungkin dan harus
dipasang dengan aman pada posisinya dengan menggunakan kawat yang
dilemparkan ke dalamnya. Spacer blok harus direndam dengan air segera sebelum
pengecoran
e. Sebelum beton ditempatkan, semua baja tulangan harus dibersihkan secara
menyeluruh dan bebas dari semua karat, kerak, lumpur, minyak atau lapisan lain
yang dapat merusak atau mengurangi ikatan. Baja tulangan juga harus dibersihkan
dari semua beton yang telah dipasang atau sebagian yang mungkin telah
diendapkan di atasnya selama pengangkatan beton sebelumnya.
f. Semua tulangan harus diperiksa dan disetujui oleh Engineer sebelum beton
ditempatkan, dan memberikan pemberitahuan sekurang-kurangnya dua puluh empat
(24) jam bahwa pekerjaan telah siap untuk diperiksa.
3. Installing Formworks
(Pemasangan Bekisting)
a. Desain dan konstruksi semua bekisting merupakan tanggung jawab Kontraktor,
yang harus menyerahkan kepada Engineer untuk mendapatkan persetujuan
B
ILUSTRATION CASTING CONCRETE WORKS USING TRUCK MIXER (ALTERNATIVE FOR SIDE
OF ROAD LOCATION)
Metode Pekerjaan:
1. Persiapan Pekerjaan di Lokasi Kerja
a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
b. Pembersihan lokasi pekerjaan
c. Pengadaan material pekerjaan pasangan batu seperti batu, pasir, dan semen ke lokasi
pekerjaan. Material yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan.
d. Material ditempatkan tidak jauh dan mudah dijangkau dari lokasi kerja.
e. Perlu disiapkan tempat penyimpanan khusus untuk semen di lokasi pekerjaan agar
penyimpanan semen dapat dilakukan dengan baik
2. Pekerjaan Pasangan Batu
a. Penggalian untuk pasangan bata sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh gambar
rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual.
b. Kontraktor harus menempatkan lapisan adukan baru setebal 3 cm di atas pondasi yang
telah disiapkan yang berada dalam kondisi cukup kering tanpa genangan air dan
berlumpur dan bahan pondasi tidak boleh terganggu oleh pekerjaan penempatan batu
atau tidak terkontaminasi oleh adukan. Apabila kondisi pondasi untuk menempatkan
pasangan batu dalam keadaan jenuh air atau berlumpur, maka Kontraktor harus
mempersiapkan pengeringan dengan pompa dengan biaya sendiri kecuali ditentukan
lain dalam Daftar Kuantitas untuk membuat kondisi pondasi kering.
c. Jika penempatan pasangan bata dilakukan dalam kondisi yang tidak menguntungkan
sebagaimana disebutkan di atas, pasangan bata tersebut harus dibongkar dan dibangun
kembali dalam kondisi kering sesuai dengan keinginan Direksi Pekerjaan.
d. Alas adukan harus dibangun secara bertahap dengan meletakkan batu permukaan
sedemikian rupa sehingga batu-batu tersebut selalu berada di dalam adukan sebelum
mengeras.
e. Pasangan bata harus ditempatkan dengan tangan sedemikian rupa sehingga setiap batu
benar-benar dikelilingi oleh adukan semen dan adukan semen benar-benar mengisi
sambungan. Batu harus dipukul dan dikonsolidasikan dengan menggunakan palu baja
dan batu yang pecah harus dibuang, dibersihkan dan digunakan kembali. Sambungan
harus diberi adukan semen secara bebas dan harus dikencangkan dengan cara
mendorong dan memasukkan serpihan batu ke dalam sambungan.
f. Bagian bawah galian dibuat rata dan diberi fondasi berupa adukan semen dengan pasir
dengan ketebalan minimal 3 cm sebelum menempatkan batu di lapisan pertama.
g. Batu dengan ukuran besar ditempatkan di lapisan dasar atau lapisan pertama dan di
sudut-sudut pasangan batu.
h. Batu dipasang dengan sisi terpanjang secara horizontal dan untuk sisi terluar yang
terlihat atau sisi luar dipasang sejajar dengan sisi dinding batu yang dipasang.
i. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi secara merata selama beberapa saat agar
air dapat meresap.
j. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan campuran semen dan pasir sesuai
dengan komposisi campuran yang telah ditentukan. Adukan atau adukan dapat dibuat
dengan menggunakan alat pengaduk beton atau secara manual. Untuk mengetahui
jumlah pasir dan semen yang dibutuhkan, Anda dapat mengunjungi artikel lain tentang
cara mengetahui jumlah batu, pasir, dan semen yang dibutuhkan untuk pasangan bata.
k. Setiap sambungan antara batu di permukaan dikerjakan hampir rata dengan permukaan
kerja tetapi tidak menutupi permukaan batu.
Pekerjaan Plaster (Mortar 1:3)
a. Bagian atas struktur pasangan batu seperti dinding, dermaga, atau permukaan struktur
pasangan batu yang diinstruksikan oleh Engineer, harus diselesaikan dengan rapi
dengan cara memplester mortar semen dengan proporsi campuran satu semen portland
dan tiga pasir menurut volumenya (1 : 3).
b. Sebelum melakukan plesteran, adukan semen pada sambungan pasangan batu harus
dihilangkan terlebih dahulu hingga kedalaman tiga (3) cm.
c. Sambungan dan bagian atas kemudian harus dibersihkan secara menyeluruh dengan
sikat kawat dari semua material yang lepas dan diplester dengan adukan semen.
Pengecoran dan perkerasan jalan harus dibangun pada jalan inspeksi, atau jalan lain
seperti yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diarahkan oleh Engineer.
Material harus terdiri dari kerikil alami yang keras, tahan lama dan padat atau batu
pecah dan pengisi yang bebas dari kotoran, bahan organik, bola tanah liat atau bahan
yang merusak lainnya.
Metalisasi jalan termasuk dalam kategori Metalisasi jalan Tipe B2 (Metalisasi jalan
granular yang menggunakan dasar granular setebal 20 cm yang biasanya digunakan
untuk jalan inspeksi saluran dan saluran pembuangan).
Gradasi bahan metalisasi jalan untuk dasar granular harus seperti yang ditentukan
dalam tabel berikut, dan analisis ayakan harus sesuai dengan Standar ASTM D 1248-
68:
Metode Pekerjaan:
1. Trial Section
a. Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan memadatkan bahan metalurgi jalan untuk
digunakan pada bagian jalan setapak Pekerjaan Permanen dengan menggunakan bahan
yang relevan dan pabrik yang diusulkan Kontraktor serta metode kerja, harus
dipersiapkan untuk menunjukkan, untuk kepuasan Direksi Pekerjaan, bahwa
Spesifikasi akan dipenuhi dalam segala hal.
b. Bagian uji coba dari bahan dasar granular dan pengujian oleh Kontraktor, seperti yang
diarahkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk kadar air, kepadatan, toleransi konstruksi,
inspeksi visual dan pengujian lainnya yang ditentukan di sini.
c. Jika peralatan dan metode kerja yang diusulkan Kontraktor tidak menghasilkan bahan
jadi yang sesuai dengan Spesifikasi ini, maka amandemen yang sesuai harus dilakukan
dan bagian uji coba yang baru disiapkan.
2. Construction Method for Road Metalling Works
START
The submission of
material
No Checked
by Engineer
Yes
Request Of Work
DESIGN OF GATES
Checked
by Engineer
FACTORY
TRANSPORTATION OF
THE GATES & ACCES
Request Of Work
Checked
by Engineer
SITE
GUIDES FRAM OF
GROUTING
GATES INSTALLATION
SITE GATES
TESTING
No
Checked
by Engineer
FINISH
Metode Pekerjaan:
1. Side Frame
a. Letakkan rangka samping ke dalam blok output menggunakan alat pengangkat yang
tersedia dan alat lain jika perlu untuk memudahkan penyetelan dan penyesuaian sesuai
dengan gambar yang disetujui.
b. Sesuaikan bingkai samping menurut gambar kerja, perhatikan bentang yang jelas,
kerataan, garis senter, dan garis datum yang ada.
c. Pasang rangka dasar dengan rangka samping dengan mengelas sesuai dengan prosedur
pengelasan yang disetujui.
d. Pasang rangka samping dengan Jangkar yang ada dengan sistem las paku.
e. Setelah proses pemasangan guide frame selesai, akan dilakukan pemeriksaan bersama
dengan pengawas proyek, dan konsultan untuk melanjutkan pelaksanaan pengecoran
kedua.
f. Selama proses pengecoran akan selalu dipantau oleh kontraktor mekanik untuk
meyakinkan dimensi rangka yang tidak berubah.
g. Pemeriksaan ulang setelah pengecoran yang telah dilakukan oleh kontraktor
memastikan tidak ada perubahan dimensi.
2. Gate Leaf
a. Semua komponen pintu seperti segel karet dan alat kelengkapan lainnya sesuai dengan
gambar kerja yang disetujui
b. Sesuaikan Daun Gerbang terhadap bingkai gerbang pada posisi yang benar sesuai
dengan gambar yang disetujui dan toleransi yang ditentukan.
c. Pasang Daun Pintu pada bingkai yang telah tersedia.
d. Pastikan kebocoran sesuai dengan toleransi yang terdapat pada spesifikasi teknis, angka
kebocoran air maksimum setiap balok (Stoplog) untuk seal (karet perapat) 1 meter
adalah 0,2 liter/detik dan total kebocoran 10 liter/detik.
Top Construction (lifting tool equipment)
A. Rangka Dasar
a. Letakkan base frame kemudian diasembling pada pondasi dermaga yang sudah ada
baut jangkarnya sesuai dengan gambar kerja dan toleransi tertentu yang telah disetujui.
b. Sesuaikan dan atur posisi rangka dasar sesuai dengan elevasi, posisi garis Datum dan
garis tengah yang ada pada civil array di Conter check dengan gambar kerja yang telah
disetujui, dengan cara memberikan shim plate pada rangka dasar.
c. Kencangkan baut dan mur, cincin dengan catatan toleransi.
d. Inspeksi bersama yang dilakukan oleh pengawas proyek dan konsultan untuk
melanjutkan proses pengecoran ke dua (grouting).
e. Selama proses pengecoran akan selalu ada di monitor untuk memastikan tidak ada
perubahan pada posisi bingkai dasar.
f. Pemeriksaan ulang setelah proses pengecoran selesai untuk melanjutkan pemasangan
poros torsi.
B. Poros Torsi
Perakitan poros torsi akan disesuaikan dengan kode proses fabrikasi dengan roda gigi
drum dan kopling fleksibel yang disesuaikan dengan gambar kerja yang disetujui
4. Test without load (Dry Test)
a. Uji kerapatan pintu air akan dilakukan dengan menggunakan alat pengukur yang lebih
penuh 0,5 mm
b. Uji naik dan turunnya pintu air dengan mempertimbangkan indikator pengukur dengan
ketinggian pintu air bagian bawah.
c. Tes ini akan diikuti berita tentang acara uji coba kering.
d. Pengoperasi naik ke pintu air sampai kondisi normal.
Gambar 17. JSA Pekerjaan Pasangan Batu dan Beton di Bangunan Pengatur dan Pelengkap
BAB 7
7.1. Rencana Dan Metode Verifikasi, Validasi, Monitoring, Evaluasi, Inspeksi Dan
Pengujian & Kriteria Penerimaannya
Rencana dan metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian &
kriteria penerimaannya disajikan sebagai berikut;
Tabel XIII.1 Metode Verifikasi & Kriteria Penerimaan
- Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas
pekerjaan-pekerjaan yang pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia
dan menggunakan peralatan khusus.
- Peralatan yang digunakan harus memenuhi kualitas dan kuantitas. Hasil
Pekerjaan Ketentuan
pekerjaan yang dilaksanakan harus baik serta memenuhi persyaratan
Persiapan Umum
yang ada dalam kontrak.
- Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
Program Mutu (PM) dan atau ketentuan dan persyaratan yang berlaku
yang tertera di dalam kontrak.
- Program Mutu (PM) merupakan pengendalian suatu kegiatan pekerjaan
di lapangan dengan mengikuti suatu proses yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab guna mencapai
produk pekerjaan yang memenuhi semua ketentuan dan persyaratan
yang berlaku.
- Untuk mewujudkan kualitas/mutu pekerjaan yang baik, sesuai
Perpres Nomor: 16 Tahun 2018 tentang rencana mutu, sesudah
kontrak ditandatangani, penyedia harus membuat Program Mutu
(PM) dalam bentuk buku dan disahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
- Program Mutu (PM) digunakan sebagai buku pedoman pelaksanaan
pekerjaan yang berisi proses yang harus dilaksanakan di lapangan
Program
sebelum memulai pekerjaan sampai pekerjaan diserahkan kepada
Mutu
Pejabat Pembuat Komitmen.
- Untuk menunjang pelaksanaan Program Mutu (PM) dilapangan,
penyedia harus menyediakan semua peralatan, tenaga kerja yang
cerdas, terampil dan jujur, serta semua prasarana pendukung lainnya
yang memadai sesuai kebutuhan pekerjaan tersebut.
- Apabila penyedia melaksanakan pekerjaan tanpa melalui prosedur
yang telah ditetapkan bersama dan jika produk dari pelaksanaan
pekerjaan dimaksud tidak sesuai spesifikasi, maka hasil pekerjaan
tersebut harus dibongkar kembali.
- Untuk pekerjaan yang ditetapkan harus memulai pengujian
laboratorium terlebih dahulu, dan pedoman pelaksanaan pekerjaan
harus mengikuti hasil rekomendasi dari bahan pengujian laboratorium.
Mobilisasi dan Lingkup Yang dimaksud mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan
Demobilisasi Pekerjaan personil sesuai yang tercantum dalam Kontrak, dari tempat aslinya
Mobilisasi ke lokasi pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan yang
dan dimaksud demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan
pemadatan dilanjutkan.
Tanah timbunan harus bebas dari tunggul-tunggul pohon, akar,
rumput, humus- humus dan unsur lain yang dapat membusuk.
Material untuk timbunan harus ditempatkan dan dihampar secara
menerus dalam lapis horisontal untuk menghindari pemisahan butiran,
batuan atau terjadinya ruang kosong dalam areal timbunan.
Kontraktor harus memelihara pekerjaan timbunan yang telah disetujui
hingga akhir Kontrak. Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap
erosi dari permukaan timbunan dan setiap material timbunan yang
hilang akibat erosi harus diganti atas biaya Kontraktor.
Pemadatan di sekitar struktur beton harus menunggu hingga struktur
telah mencapai umur 28 hari atau sesuai arahan Direksi. Material akan
ditempatkan sepanjang mungkin di sekitar struktur beton untuk
memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur.
• Tambahan untuk Penurunan Tanah pada Tanggul
Kontraktor harus memperhitungkan tambahan pengisian karena
pemadatan sendiri dan penurunan elevasi tanggul, baik disebutkan atau
tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam Gambar harus
dilebihkan, sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapikan,
maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan Gambar.
• Pengendalian Mutu
Kontraktor akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian
mutu dari pekerjaan yang dilaksanakan. Direksi akan melakukan
pemeriksaan dan meneliti semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor guna menjamin bahwa pekerjaan telah memenuhi
Spesifikasi. Direksi berhak menolak semua atau sebagian dari pekerjaan
yang tidak memenuhi Spesifikasi dan Kontraktor harus membongkar
dan mengerjakan ulang pekerjaan hingga sesuai dengan Spesifikasi
atas biaya Kontraktor.
Standar pengujian yang diterapkan sesuai dengan Tabel berikut ini.
Tipe Pengujian Standard Pengujian
- Contoh uji ASTM D 2217 (JIS A 115-75)
- Gradation
- Proctor compaction
Frekuensi pengujian, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di bawah ini.
direksi.
0,8ck Ka
V ................(c)
ck Kb *
V ......................(d )
dimana, : kuat desak beton rata-rata
V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan
dan selanjutnya pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat
desak dan saat-saat lain bila diperintahkan direksi.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan
dalam standar yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.
1) Penyedia harus melaksanakan pengambilan sampel berupa silinder
beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm sebanyak 15 buah mengacu pada
SK SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American Concrete
Institute).
2) Penyedia harus melaksanakan uji kuat tekan beton pada
laboratorium yang disetujui oleh direksi.
3) Hasil kuat tekan beton harus sesuai yang disyaratkan dengan
beton mutu yang diinginkan. Tabel konversi dari beton K ke mutu
beton f’c dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tekan
K 100 fc 8.30
Beton
K 125 fc 10.38
K 150 fc 12.35
K 175 fc 14.53
K 200 fc 16.60
K 250 fc 18.68
K 275 fc 20.75
K 300 fc 22.83
K 325 fc 24.90
K 350 fc 29.05
Penyedia wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti
bersama direksi pada seluruh pekerjaan yang sudah selesai, dan bila
air sudah mengalir untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran atau
kerusakan yang bersifat fatal.
Penyedia harus memastikan penyebab kebocoran serta kerusakan
2. dan mengerjakan perbaikan yang diperlukan sebelum dapat diterima
Se dengan baik oleh direksi.
Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “Beton” karena
memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja seperti tangan/kaki luka,
tertimpa material, terhirup debu, gangguan pernafasan dan mata karena
debu. Oleh karena itu, personil agar memakai APD dan memperhatikan
lokasi kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Sambungan - Sambungan konstruksi hanya dilaksanakan pada lokasi yang
pada harga satuan per meter kubik (m3), yang masuk dalam daftar
kuantitas. Harga satuan ini termasuk harga upah dan peralatan.
- Patok Hektometer (Hm) dari beton harus dipasang sepanjang saluran
dengan jarak antar patok 100 meter, pada waktu semua pekerjaan tanah
selesai. Sebagai titik nol yang dipakai untuk pengukuran ditentukan
Pintu Pengambilan di Bendung untuk Saluran Primer dan Pintu
Pengambilan di Bangunan Bagi untuk Saluran Sekunder.
- Patok ditempatkan pada lokasi yang tidak mudah diganggu dan
ditentukan oleh Direksi. Patok dibuat dari beton bertulang kelas K-
175 ditandai dengan angka hektometer dan
- keterangan tentang saluran sesuai dengan gambar pada Standar
Patok Perencanaan Irigasi (Tipe dan Standar Bangunan Irigasi), atau seperti
Hektometer ditunjukkan pada Gambar.
Lingkup - Patok harus di cat sesuai dengan standar PU, yaitu biru, kuning dan
Pekerjaan hitam mengkilat menurut petunjuk pada Gambar.
- Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
(backup data) yang telah disahkan oleh pengawas lapangan dan atau
direksi.
- Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “Patok Hektometer” karena
memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja seperti tangan/kaki luka,
tertusuk kayu, tertimpa material, gangguan pernafasan dan mata karena
debu. Oleh karena itu, personil agar memakai APD dan memperhatikan
lokasi kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Pengukuran Pengukuran dan pembayaran untuk papan hektometer harus dibuat per
dan satuan buah (bh) yang terpasang di tempat. Harga satuan ini termasuk
Pembayaran harga penyediaan dan pemasangan papan hektometer.
Bongkar - Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan bongkaran beton selaku
Beton penyedia jasa akan mengajukan request memulai pekerjaan untuk
Lingkup bongkaran kepada Direksi pekerjaan untuk mendapatkan izin, petunjuk
Pekerjaan serta arahan.
- Pelaksanaan pekerjaan bongkaran beton dilaksanakan sedimikian
rupa sehingga tidak merusak bagian bangunan yang masih tertinggal
atau bangunan lainnya yang masih baik.
- Material hasil bongkaran harus dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan
persetujuan Direksi pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk dari pemilik
pekerjaan.
- Dalam pelaksanaan pekerjaan bongkaran beton ini akan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi dengan menggunakan cara standard, dengan menggunakan
peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan
yang berlaku, dan sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi
Pekerjaan.
- Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
(backup data) yang telah disahkan oleh pengawas lapangan dan atau
direksi.
- Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “Bongkar beton)”
karena memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja seperti tangan/kaki
luka, terkena alat pembongkaran, tertimpa material, gangguan
pernafasan dan mata karena debu. Oleh karena itu, personil agar
memakai APD dan memperhatikan lokasi kerja agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
Pengukuran untuk Bongkar Beton harus dibuat dalam per meter kubik
Pengukuran (m3) dan mendapat persetujaun oleh direksi pekerjaan. Pembayaran
dan untuk bongkar beton harus dibuat pada harga satuan per meter kubik
Pembayaran (m3), yang masuk dalam daftar kuantitas. Harga satuan ini termasuk
harga upah dan peralatan.
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam Gambar
Pasangan
seperti pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang
Batu 1 PC :
bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi
4 PP
dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat
Bahan
atau tidak sempurna lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber
Batu
yang disetujui Direksi.
- Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harus
dibuat dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 4
atau seperti ditentukan dalam Gambar untuk tiap jenis pekerjaan.
(Selanjutnya dipakai singkatan PC untuk semen Portland, Ps untuk
pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan).
- Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran
yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Semen
haruslah Portland semen seperti yang dimaksud pada Poin IV.3.1 dari
spesifikasi ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk
menghasilkan adukan yang baik.
Adukan - Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan
ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin
yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu
- didalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan
dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur didalam
semacam kotak diaduk dua kali secara kering dan akhirnya tiga kali
setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan
harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan
yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali
adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus
dibersihkan setiap akhir hari kerja.
Penyimpana Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang
n dari terlindung yang bisa mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik
Bahan- material. Dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup lain yang
Bahan tahan air.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai dan atau batu gunung dan
U setiap batu harus mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan
tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus
memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai
contoh : sebuah batu berukuran 0.20 x 0.20 x 0.25 m3 akan
mempunyai berat kira- kira 25 kg.
(backup data) yang telah disahkan oleh pengawas lapangan dan atau
direksi.
- Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “Plesteran” karena
memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja seperti tangan/kaki luka,
tertimpa material, gangguan pernafasan dan mata karena debu. Oleh
karena itu, personil agar memakai APD dan memperhatikan lokasi kerja
agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Pengukuran untuk Plesteran harus dibuat dalam per meter persegi
Pengukuran (m2) dan mendapat persetujaun oleh direksi pekerjaan. Pembayaran
dan untuk plesteran harus dibuat pada harga satuan per meter persegi
Pembayaran (m2), yang masuk dalam daftar kuantitas. Harga satuan ini
termasuk harga upah dan peralatan.
- Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos
dan besi ulir yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-
2052-2002, Penyedia harus mendapat persetujuan direksi untuk
pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan
menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke
lokasi pekerjaan. Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji
Pembesian material bila diminta direksi dengan prosedur baku uji yang disetujui
Umum direksi.
- Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus
sama pada seluruh panjangnya dengan yang disetujui direksi. Dua besi
tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari
besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda
lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi
tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
Toleransi Ukuran dan toleransi besi tulangan sesuai SNI 07-2052-2002 adalah
Besi a. Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti
Tulangan tercantum pada Tabel
1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton
sirip (ulir) seperti tercantum pada Tabel 2
d. Toleransi Panjang
Selimut Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton
Beton sesuai dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah direksi.
Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat
ton untuk setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir,
berdasarkan berat yang dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran
diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan gambar
pembesian/penulangan yang disetujui direksi.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar
pembayaran, ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara
dengan JIS G3112 harus diikuti sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22
D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85
5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19
Pengukuran
22 25 28 32
Pembayaran
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98
Besi
3,85 4,83 6,31
Tulangan
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di
atas, direksi akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di
lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit,
pengikat dan keperluan lainnya untuk penempatan besi
tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan dalam pembayaran.
Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan
dalam pembayaran.
Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “pembesian” karena
memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja seperti tangan/kaki
luka, tertimpa material, tertusuk besi.Oleh karena itu, personil agar
memakai APD dan memperhatikan lokasi kerja agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
- Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga
satuan yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos.
Pengukuran Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja,
dan peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi
Pembayaran tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam
Spesifikasi ini.
- Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung
(backup data) yang telah disahkan oleh direksi.
Pengadaan dan Pengadaan - Lingkup kontrak pekerjaan meliputi, desain, pabrikasi, suplai,
Pemasangan dan testing, pengerjaan akhir, pengecatan (termasuk sand
Pintu Air dan Pemasangan blasting), pengepakan, asuransi, pengapalan, penyerahan/pemasukan
Hidromekanik Pintu Air ke lokasi pekerjaan, pengangkutan, instalasi/pemasangan, testing di
al dan lokasi pekerjaan dan tes fungsi serta catu daya dari semua peralatan
Hidromekan hidromekanikal pintu sorong (slide gate) lengkap dengan daun pintu,
ikal rangka rangka penuntun, rangka angkat dan alat angkat dipasang di
Lingkup lokasi seperti daftar dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan.
Pekerjaan - Pengangkeran, plat-plat perapat yang diperlukan untuk memasang
peralatan hidromekanikal pada pekerjaan beton primer (tahap-1)
Gambar negative
1 set (CD)
1set ( CD)
Gambar cetak dalam bentuk buku/dijilid
4 sets
1 set
Semua hasil inspeksi dan data tes dalam bentuk buku/dijilid
4 sets
1 set
Laporan pekerjaan dalam bentuk foto
2 sets
1 set
Spesifikasi akhir yang telah disetujui perhitungan/kalkulasi dan
daftar bahan
4 sets
1 set
Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar dan dokumen-
dokumen dalam batas waktu sebagaimana ditetapkan dibawah
terhitung dari tanggal surat kesanggupan (Letter of Acceptance).
(1) Dalam Waktu 2 (dua) bulan
Gambar detail yang berkaitan dengan pekerjaan sipil antara lain
blockouts untuk kerangka pengarah, pondasi peralatan dan lain
sebagainya.
(2) Dalam waktu 5 (lima) bulan
Semua gambar-gambar lain dan dokumen kecuali gambar tersebut pada
(1).
Apabila ada permintaan dari Direksi untuk memperbanyak gambar-
gambar, dokumen dan data maka hal tersebut harus disediakan oleh dan
atas biaya Kontraktor.
Petunjuk - Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi untuk
Pengoperasi mendapatkan persetujuan instruksi/petunjuk secara umum cara
an dan pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan dengan
Pemeliharaa referensi khusus serta pengembangannya. Instruksi/petunjuk harus
n disampaikan dalam waktu secepatnya setelah ada persetujuan gambar-
gambar.
- Instruksi/petunjuk harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan dengan cara yang sama seperti halnya persetujuan
gambar dan setelah persetujuan akhir harus disiapkan dan
disampaikan sebanyak 7 (tujuh) dan 3 (tiga) copy masing-masing
kepada Direksi dan Pemberi kerja. Kontraktor harus menjamin agar
pengawas pelaksana pekerjaan instalasi/pemasangan yang bertugas
dilokasi pekerjaan harus mempunyai satu copy.
- Salinan instruksi/petunjuk yang diserahkan untuk mendapatkan
persetujuan harus disiapkan dalam Bahasa Inggris. Setelah ada
persetujuan akhir instruksi/petunjuk tersebut harus diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia atas biaya Kontraktor dan selanjutnya
disampaikan kepada Direksi dan Pemberi Kerja.
- Instruksi/petunjuk harus memuat secara detail prosedur
pemasangan, penyetelan pengoperasian, cara melepas setiap
komponen, sistim dan mekanisme harus dijelaskan serta digambarkan
secara rinci. Pemeliharaan setiap komponen harus diuraikan,
termasuk frekwensi pemeriksaan dan pelumasan dan lain-lain informasi
yang diperlukan.
dipakai/cocok :
(a) Japanese Industrial Standard (JIS)
(b) Japanese Electro-Technical Committee’s Standards (JEC) (c)
Japanese Engineering Standards (JES)
(d) Japanese Electric Machine Industry Association Standards (JEM)
(e) Japanese Cable makers Assoitiation Standards (JCS)
(f) International Electrotechnical Commission (IEC)
(g) Badan yang secara hukum syah bertindak sebagai instalator
(h) Kode-kode lokal yang berlaku
- Semua peralatan harus dirakit di pabrik sebelum dikirim dan
Kontraktor harus menguji peralatan tersebut untuk menunjukkan
kepada Direksi bahwa peralatan tersebut berikut komponen-
komponennya memenuhi persyaratan. Semua pengujian harus
Perakitan di dilaksanakan
pabrik - dengan kondisi operasi sejauh mungkin mendekati operasi yang
normal sebagaimana mestinya. Untuk semua bagian-bagian yang
dibongkar harus diberi tanda-tanda dan diberi pen sebagaimana
diminta untuk menjamin agar nantinya perakitan dilapangan dapat
dilaksanakan dengan benar.
- Semua hasil pengecoran harus merata, padat, cetakan terisi penuh,
kwalitasnya merata dan dengan kondisi bebas dari lubang-lubang,
bintik-bintik, pengkerutan, retak, cacat-cacat lainnya serta memenuhi
syarat kebersihan untuk pemakain.
- Sebelum pengerjaan akhir dengan mesin semua barang cor harus
diperiksa terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat
sebagaimana diuraikan diatas.
- Barang-barang yang dicor tidak boleh diperbaiki, ditambal atau dilas
tanpa persetujuan dari Direksi. Dalam hal ada ijin hanyalah untuk cacat-
cacat ringan yang tidak akan mempengaruhi kekuatan, penggunaan
atau kemampuan pengerjaan dengan mesin. Apabila terdapat
pemisahan karena adanya bahan lain pada tempat yang kritis pada
barang cor akan menyebabkan barang tersebut ditolak. Dalam hal ada
perubahan bentuk penampang, maka agar bagian yang membentuk
sudut harus dibulatkan dengan radius sebesar mungkin.
- Semua permukaan yang tidak dikerjakan dengan mesin dan
Pengecoran kelihatan setelah peralatan dipasang, harus diupayakan agar kelihatan
baik sebelum dicat. Pekerjaan pengecoran harus memenuhi standar
berikut:
o Besi Cor
- Besi cor harus memenuhi JIS-G-5501, FC 25 atau ekivalen yang
disetujui. (j) Baja Cor
- Baja cor harus dianeal secara penuh (untuk menghilangkan tegangan-
tegangan
- dalam yang terjadi) harus memenuhi JIS-G-5101, SC 42 atau ekivalen
yang disetujui. (k) Cor
- Perunggu
- Cor perunggu harus memenuhi JIS-H-5111, BC 2 atau ekivalen yang
disetujui. (l) Cor
- Perunggu-phospor (Phosphor Bronze)
- Cor perunggu-phospor harus memenuhi JIS-H-5113, PBC 2 atau
ekivalen yang disetujui.
motor harus klas E dan harus disediakan kotak terminal dan lebih dipilih
bila dihubungkan dengan baut- baut penghubung.
- Kapasitas motor harus melebihi 100 % terhadap nilai yang dihitung dari
kebalikan kombinasi dari beban-beban yang akan terjadi selama
pembukaan dan penutupan pintu. Permulaan dan torsi maksimum dari
motor masing-masing harus melebihi 200 % dan kurang dari 350 % dari
torsi rata-rata.
- Penggulungan dan sambungan harus cocok membuat susunan
yang kedap terhadap kelembaban, nonhidroscopic dan tidak
terpengaruh dari pengumpulan debu.
- Semua bantalan motor harus jenis bola atau roller dengan perapat
pelumas untuk mencegah masuknya pelumas kedalam kumparan.
Rumah bantalan harus dipasang dengan “ball in head grease fitting” dan
tutupnya dapat dilepas untuk membersihkan pelumas.
- Rem harus dipasang pada motor dengan menggunakan pir dan
pelepas selenoid yang digerakkan dengan sistim arus bolak balik.
Kapasitas rata-rata tersebut diatas harus tidak boleh kurang dari 200 %
Rem motor dari beban torsi rata-rata motor. Rem harus diatur bekerja secara
- otomatis, pada waktu tidak ada tenaga listrik dan lepas pada waktu
motor diberi tenaga listrik. Rem motor didalam harus tahan cuaca
dengan jalan yang mudah dijangkau untuk keperluan pemeliharaan.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengkabelan, penempatan
dan penyediaan kabel kontrol dan kabel tenaga dan atau yang
diperlukan untuk keperluan operasi.
- Semua pengkabelan dalam panel kontrol harus dengan kabel cross
polyethylene dan vinyl sheathered (CV cable) stranded konduktor
Kabel listrik yang dibentuk dari kelompok- kelompok dan didukung dengan baik.
dan Sehingga dengan demikian tidak akan ada splices dalam kabel dan
pengkabelan semua sambungan harus dilakukan hanya pada blok terminal atau studs.
- Semua pengkabelan yang di luar antara lemari kontrol, motor-motor,
saklar pembatas dan lain-lain, harus dengan inti tembaga yang
majemuk, kabel CV, klas 600 Volts.
- Ukuran minimum kabel konduktor harus dengan luas penampang 2.0
mm2.
- Semua starter harus cocok untuk starter langsung motor-motor,
disediakan dengan 3 phasa tipe induksi relai arus lebih untuk beban
lebih dengan re-setting manual, relai tipe phasa terbuka dan pelepasan
tegangan rendah. Relai arus-lebih harus dapat disetel dilapangan pada
arus beban penuh pada motor. Proteksi cadangan (bac-kup
Motor
protection) harus disediakan dengan kapasitas sekering tertutup
starter dan
rupturing yang tinggi atau pemutus arus dengan rumah yang dicetak
Ampere
(moulded case circuit breakers). Tegangan kontrol harus 220 Volts, arus
meter
bolak balik.
- Semua motor harus disediakan dengan saklar pemutus yang cepat lepas
tanpa sekering dengan handel operasi yang dapat dikunci pada posisi”
off”. Harus di setel pada arus beban penuh pada saat interupsi motor
atau sirkit perlatan lainnya.
Konduit baja yang kuat harus digalvanis baik didalam maupun diluar
Konduit sesuai dengan standar JIS-C-8305, harus mempunyai ketebalan plat
2.3 mm dan mempunyai diameter dalam minimum 16 mm.
Penutup Penutup motor harus tahan cuaca dan tertutup penuh. Bagian-bagian
(Enclosures) dalam dari peralatan yang lain secara umum harus tahan debu, tahan
cuaca anti binatang kecil. Bagian dalam, trim dan pintu-pintu harus
dilapisi dengan dua lapisan cat pelapis dasar yang sesuai dan yang akhir
jenis cat enamel, dan warnanya akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
Stopkontak harus menggunakan dua pen dengan tipe pentanahan 3-pen
dengan kapasitas
Stop kontak 20 Amper pada 220 Volts, sesuai untuk penutup Inggris (English plug)
untuk dipergunakan didalam ruangan. Stop kontak harus tahan cuaca
udara terbuka atau yang diberi proteksi terhadap udara luar.
Saklar-saklar pembatas harus mempunyai enclosures yang tahan cuaca
dan harus dipasang yang cocok sehingga mudah diadakan penyetelan
dan terkunci dengan kuat dalam posisinya setelah selesai penyetelan.
Saklar
Saklar-saklar tersebut harus mempunyai rating untuk tugas berat (heavy
pembatas
duty rating) dan harus mempunyai bagian-bagian yang berputar terbuat
dari baja anti karat dan menggunakan bantalan-bantalan yang
permanen.
Semua lampu indikasi harus menggunakan jenis filamen yang diberi
Lampu
warna dengan tipe lensa plastic untuk umur panjang dan untuk kondisi
indikator
kerja dengan kejutan, vibrasi dan perlakuan yang kasar.
Instrumen Semua instrumen dan meter harus mempunyai penunujuk kurang lebih
dan meter 110 mm, dan harus untuk tugas berat, tipe untuk industri yang cocok
untuk dipasang dengan kejutan-kejutan dan vibrasi yang besar.
- Sistim penerangan harus lengkap dengan lampu-lampunya. Harus
dipasang lampu jenis neon yang dilengkapi dengan fitting untuk arus
bolak balik, 220 Volts, 50 Hz dan dilengkapi dengan balas yang
mempunyai faktor tenaga yang besar.
- Penerangan dengan lapu jenis Incandescent harus lengkap dengan
pemegangnya sesuai dengan standar lokal yang berlaku.
Penerangan - Lampu mercury untuk banjir harus dipasang (bila perlu) dengan
(Lighting pegangan yang berulir yang cocok untuk lampu mercury jenis
fixtures) tegangan tinggi, dan stabilizer yang memadai dan mempunyai faktor
tenaga yang besar untuk pengopeasian yang stabil.
- Lampu penerangan harus menggunakan jenis yang cocok untuk
dipasang diluar/udara terbuka dan tahan cuaca.
- Dalam pemilihan jenis lampu penerangan harus dipelajari sedemikian
rupa sehingga iluminasi dari lampu tidak terganggu/rusak dengan
adanya pengumpulan nyamuk-nyamuk dan debu.
Tenaga listrik permanen yang akan disuplai untuk peralatan listrik
permanen harus sebagai berikut:
Arus bolak balik
3 phasa, 4 kawat, 50 Hz
Tegangan antara phasa dengan phasa.................... 380 Volts Tegangan
Penyediaan
antara phasa dan netral .......................... 220 Volts Variasi
kelistrikan
tegangan ...................................................... 10% Variasi
permanen.
frekuensi ...................................................... 5 %
Titiknetral ................................................................ dihubungkan
dengan Arde.
Penyediaan jaringan listrik 3-phasa harus digunakan untuk sirkuit
tenaga dan satu phasa digunakan untuk suplai kejaringan penerangan,
indikator, motor kontrol dan sirkit tenaga listrik kecil.
Proteksi, - Semua bagian yang seluruhnya akan tertanam dalam beton harus
Pembersihan dibersihkan dan diberi proteksi dengan cement wash atau cara yang
dan disetujui sebelum penyerahan dari pabrik pembuat. Sebelum di
Pengecatan pasang, semua permukaan harus dibebaskan dari karat dan dibersihkan
Tegangan
Rencana
untuk Pintu
Bagian/suku
struktur baja
dikalikan dengan 0,92 Untuk SM 50 lebih tebal dari 40 mm, tegangan
harus dikalikan dengan 0,94 Tegangan yang diijinkan untuk kondisi
beban lebih dapat diambil 50 % lebih tinggi dari kondisi pada beban
normal. Tebal minimum anggota baja struktur utama adalah 8-
millimeter. Perbandingan kerampingan tekuk kritis untuk bagian
tekan utama adalah 120, sedang untuk bagian tekan kedua adalah 150,
perbandingan tersebut di atas untuk bagian tarik pertama adalah 200
dan bagian tarik kedua adalah 240.
Tegangan yang diijinkan pada beton untuk tegangan tekan (bearing)
Tegangan adalah 52 kg/cm2, untuk tegangan geser adalah 5,5 kg/cm2 sedang
pada beton untuk tegangan tekan (compressisive) adalah 60 kg/cm2 kecuali
ditetapkan lain dalam spesifikasi.
Bagian- Semua bagian mekanis dari pintu dan peralatan pengangkat yang
bagian mendapat beban pada kondisi normal atau beban pada kondisi dengan
mesin kapasitas rata-rata harus didesain berdasarkan kondisi-kondisi sebagai
berikut:
(i) Tegangan tarik yang diijinkan
Tegangan tarik yang dinginkan adalah tegangan hancur atau tegangan
petak di lilitkan dengan faktor keamanan, dimana diambil yang lebih
kecil.
Bahan
3 6
Beban
akibat
Dimana,
gempa bumi
Pmax : Tekanan hidrodinamis air pada y dalam t/m2
Tegangan diijinkan untuk beban lebih (over load) boleh sampai 50(lima
puluh) persen lebih tinggi dari beban normal tersebut. Tegangan
equivalen hasil dari tegangan prinsipal biaxial atau triaxial harus tidak
lebih dari tegangan diijinkan tersebut diatas. Tidak ada kasus,
bagaimanapun, dengan tegangan lebih dari 90 (sembilan puluh) dari
tegangan luluh (yield) bahan.
Tebal minimum baja struktur utama komponen pintu masing-
masing 6 (enam) milimeter untuk plat dan 5 (lima) milimeter
untuk penampang baja. Angka kelangsingan kritis untuk kompenen
tekan utama harus kurang dari 120, sedang untuk komponen tarik
sekunder kurang dari 150, dan angka lebih dari yang tersebut diatas
dapat digunakan masing-masing untuk komponen tegangan tarik utama
tidak kurang dari 200 dan untuk komponen tarik sekunder tidak kurang
dari 240.
(b.1) Suku Bagian Mesin
Semua bagian mesin dari alat angkat yang mendapat beban kondisi
normal atau beban terpasang harus didesain berdasarkan angka
keamanan tersebut dibawah ini
Menggunakan dasar kekuatan
batas (ultimate strength) bahan yang digunakan Faktor keamanan
untuk tegangan tarik Faktor keamanan
untuk tegangan tekan Faktor keamanan
untuk tegangan geser
Baja rol untuk
struktur umum atau las5 5 8,7
Baja karbon tempa 5 5 8,7
Baja karbon untuk
struktur mesin 5 5 8,7
Batang baja tahan
karat5 5 8,7
Baja karbon tuang 5 5 8,8
Besi tuang abu-abu 10 3,5 10
Perunggu tuang 8 8 10
Tegangan permukaan diijinkan untuk beton tidak lebih dari 60
Tegangan kgf/sq.cm, tegangan geser tidak lebih dari 5,5 kgf/sq.cm.
beton Tegangan tekan diijinkan untuk pasangan batu tidak lebih dari 15
kgf/sq.cm.
Ketentuan Pintu harus terdiri dari plat pintu, penguat, perapat dan komponen lain
Pintu yang perlu. Pintu harus tipe sorong dan semua konstruksi dilas. Bentang
bebas dan tinggi pintu harus dicantumkan dalam gambar.
Detail konstruksi pintu, yang tidak tersebut disini, harus dilengkapi
oleh Kontraktor dan dengan disetujui Direksi.
Plat pintu harus disisi hulu. Tebal minimum plat pintu harus 8 (delapan)
milimeter, termasuk kelonggaran untuk korosi 2 (dua) milimeter.
Penguat horisontal harus dari baja profil L dan dipasang pada sisi hilir
plat pintu. Perapat harus dari logam yang dimesin untuk permukaan
luncur dan perapat dan dilas ke baja plat pintu. Perapatan terjadi karena
tekanan air.
Tiap rangka penuntun harus terdiri dari rangka ambang bawah,
rangka atas dan rangka samping dengan brons (JIS H5111, BC6)
sebagai perapat dan permukaan luncur dan komponen lain yang
perlu agar rangka penuntun lengkap dan operasi pintu memuaskan.
Detail konstruksi rangka penuntun, yang tidak tersebut disini,
harus di lengkapi oleh
Pemborong dengan persetujuan Direksi. (a) Rangka Ambang Bawah
Rangka ambang bawah harus tersusun benar dan bebas dari
permuakaan yang terpuntir dan rata agar terjadi perapatan air (tidak
Ketentuan bocor) dengan dasar daun pintu. Rangka ambang bawah didesain untuk
untuk dapat meneruskan semua beban yang didukung ke structur beton
Rangka dan/atau pasangan batu, dengan tidak mengalami pelenturan.
Penuntun (b) Rangka Samping
Rangka samping harus mampu meneruskan beban tekanan air dari
daun pintu ke struktur beton. Permukaan rangka samping harus lurus
dan rata. Maximum penyimpangan kerataan permukaan terhadap
bidang teoritis harus plus atau minus 1(satu) milimeter per 3 (tiga)
meter panjang. Permukaan harus dimesin yang sesuai dan
mempunyai kekerasan cukup untuk mencegah aus berlebihan.
(c) Rangka Atas
Rangka atas harus dipasang pada rangka samping dan harus menopang
alat angkat stang. Rangka atas harus mampu menopang beban angkat.
Ketentuan (a) Umum
untuk Alat Alat angkat harus tipe stang berulir yang dioperasikan secara manual,
Angkat sesuai dipasang di rangka atas dari rangka samping untuk menaikkan,
menurunkan dan menahan pintu. Alat angkat harus terdiri dari
peralatan mekanik yakni bantalan, roda gigi reduser, stang berulir,
handel pemutar, dll.dan semua komponen lain yang perlu agar
beroperasi secara baik dan efisien. Alat angkat harus didesain untuk
mampu menahan beban terpasang alat angkat pada unit tegangan yang
diijinkan dan dengan faktor keamanan. Alat angkat yang terpasang juga
dilengakapi dengan motor listrik untuk mengangkatnya dengan tenaga
listrik.
Detail konstruksi dari alat angkat, yang tidak disebutkan disini,
harus dilengkapi oleh
Kontraktor dengan persetujuan Direksi. (b) Perlengkapan Mekanik
• Bantalan
Bantalan harus dari tipe menyetel-sendiri dapat digemuk ulang jenis
bola, roll atau luncur.
• Roda Gigi Reduser
Semua roda gigi harus dari baja tuang atau tempa. Roda gigi harus
mempunyai rumah- rumahan yang dapat dibuka.dan mudah dicapai
untuk pelumasan.
• Stang
Stang harus dari baja tempa atau bahan lain yang disetujui dan dipotong
mesin di bagian ulir. Stang harus disambungkan dengan flens
dan terdiri dari flens penggantung pintu dan klem penahan stang
terhadap tekuk, bila diperlukan.
• Poros penghubung
Poros penghubung harus poros baja komersial yang dikerjakan halus.
Tiap alat angkat, lengkap dengan asesorinya, harus dirakit dan dipasang
sesuai dengan gambar terakhir yang disetujui. Alat angkat harus
ditempatkan dan distel sehingga berada pada posisi kelurusan yang
benar dengan kait angkat di pintu.
Setelah pemasangan alat angkat dan sebelum dihubungkan dengan kait
di pintu, alat angkat harus dioperasikan dan dicek agar beroperasi
secara baik. Setelah selesai semua tes tersebut diatas, stang
dihubungkan dengan pintu dan alat angkat dites. Bila ditemukan
kerusakan atau operasi yang yang kurang baik selam tes harus segera
dilakukan pembetulan, dan seluruh tes diulang.
- Pengadaan dan Pemasangan Motor Elektrikal harus dilaksanakan atas
dasar Sub- Kontrak oleh Penyedia jasa Utama, yang harus
Pengadaan bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya. Penyedia
dan jasa dalam penawarannya agar menyertakan Sub- Kontrak yang akan
Pemasangan membuat pintu berikut spesifikasi teknis dan material sesuai dengan
Motor penawarannya.
Elektrikal Dalam lampiran analisa harga pintu sudah termasuk:
Pintu • harga pengepakan dan pengangkutan dari pabrik sampai ke lokasi;
Umum • harga pemasangan.
Pabrik harus mempunyai peralatan dan kemampuan serta bersedia
membantu Direksi dalam hal pengujian dan pemeriksaan terhadap
bahan/material yang digunakan dan terhadap hasil akhir pekerjaan.
Cara - Perlengkapan Listrik
Pelaksanaan Daya listrik yang masuk untuk operasional pintu harus dalam arus
(AC) terdiri dari:
3-fase, 4-kawat: 50 Hz
Tegangan antara fase: 400V
Tegangan antara fase dan netral: 230V
Variasi tegangan: + 10%
Variasi Frekuensi: + 5%
- Pasokan daya 3-fase harus digunakan untuk sirkuit listrik dan pasokan
fase tunggal
(1-phase) untuk penerangan, indikasi, kontrol motorik dan sejenis
sirkuit listrik kecil. AC / DC unit 24 V sumber melalui AC / DC
komutator dan pengisi baterai harus digunakan jika diperlukan.
- Penangkal Petir/Grounding Semua peralatan listrik tersebut harus
terhubung dan sesuai untuk sistem yang disediakan oleh pekerjaan sipil
di sekitar struktur masing- masing. Pemasangan grounding, berdasarkan
arus gangguan tanah maksimum dan perlindungan di sirkuit, akan
digunakan untuk koneksi dan ukuran minimal kawat harus 8,0 mm².
- Aktuator
Umum
Aktuator harus cocok untuk digunakan pada voltase nominal, fase, Hz
dari power supply dan untuk menggabungkan dengan motor, fasilitas
lokal kontrol dan terminal untuk kontrol dan indikasi sambungan jarak
jauh terletak di dalam satu bagian yang disegel.
Aktuator minimal harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
EN15714-2 dan ISA SP96.02.
Alat kommissioning yang cukup harus disediakan untuk aktuator
dan harus memenuhi perlindungan dan sertifikasi tingkat aktuator.
Aktuator harus mencakup perangkat untuk memastikan bahwa motor
berjalan dengan rotasi yang benar untuk arah yang diperlukan dan
dapat dioperasikan jika sambungan listrik terputus.
- Ukuran Aktuator
Ukuran aktuator harus dapat menjamin penutupan pintu pada tekanan
diferensial dan suhu tertentu. Margin keselamatan tenaga motor yang
tersedia untuk tempat dudukan pintu harus cukup untuk memastikan
torsi switch di torsi katup maksimum dengan tegangan suplai 10% di
bawah nominal. Untuk pintu dengan operasi linear, kecepatan
operasi harus seperti
memenuhi penutupan pintu dan membuka pintu dengan kecepatan
sekitar 10-12 inch per menit kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi.
- Lingkungan
Aktuator harus cocok untuk penggunaan indoor dan outdoor. aktuator
harus mampu berfungsi dalam suhu sekitar mulai dari -33 ° C (22 ° F)
sampai 70 ° C (140 ° F), sampai dengan 100% kelembaban relatif.
Aktuator untuk aplikasi daerah berbahaya harus memenuhi persyaratan
suhu klasifikasi daerah, atau sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi.
- Motor
Motor harus merupakan bagian integral dari actuator, yang dirancang
khusus untuk aplikasi aktuator pintu. Inersia rendah dengan desain torsi
tinggi, kelas F terisolasi dengan kelas B kenaikan suhu memberikan
rating waktu 15 menit pada
40° C (104 ° F) pada beban rata-rata minimal 33% dari torsi pintu
maksimum. Suhu harus dibatasi oleh 2 termostat yang tertanam di akhir
gulungan motor dan diintegrasikan ke dalam kontrol. Pemutusan arus
listrik dan mekanik motor harus mungkin tanpa menguras pelumas dari
gearcase actuator.
Perlindungan Motor
Perlindungan harus disediakan untuk motor sebagai berikut:
•Stall - motor harus dapat melakukan re-energi dalam waktu 8 detik
dalam hal ketika mencoba untuk membuka pintu yang macet.
•Suhu Lebih - thermostat akan menyebabkan macetnya motor. Auto-
reset pada saat pendinginan.
Gear
Aktuator harus memiliki gear dan harus benar-benar tertutup dalam
gearcase diisi minyak yang cocok untuk operasi di setiap kondisi.
Pelumasan dengan grease/gemuk tidak diperbolehkan. Semua gear
dan komponen harus dari konstruksi logam dan menggabungkan
kondisi hammerblow hilang-gerak. Untuk pada saat spindle/batang
pintu naik output poros harus berongga untuk menerima batang
meningkat, dan menggabungkan bantalan dorong bola atau jenis rol di
dasar aktuator. Desain harus seperti untuk mengizinkan pembukaan
gearcase untuk pemeriksaan atau dibongkar tanpa melepaskan batang
dorong atau pada saat membuka pintu.
Operasional dengan Tangan (Manual)
Sebuah handwheel/pemutar harus disediakan untuk operasi darurat,
pada saat ketika motor declutched oleh tuas atau cara serupa, dan
operasional dapat dikembalikan ke operasi listrik secara otomatis
dengan memulai motor. The handwheel atau pilihan tuas tidak
akan melanjutkan pemulihan drive motor. Operasional pemutar
searah jarum jam kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi.
Torsi dan Batas Torsi
Torsi dan keterbatasan disesuaikan sebagai berikut:
• Kisaran Posisi pengaturan - multi-turn: 2,5 sampai 8.000 bergantian,
dengan resolusi 7,5 deg. dari output aktuator.
• Kisaran Posisi pengaturan - drive langsung aktuator bagian gilirannya:
90°
+/- 10°, dengan resolusi 0,1 deg. dari output aktuator.
• Pengaturan Torsi: 40% sampai 100% dari nilai torsi i) Actuator
• Actuator double spindle, type : SA.14.2-63 Rpm
Electric Actuator Multiturn “AUMA” On/Off Duty :
- Output Torque = 250 Nm
- Output Speed = 63 Rpm
- Power Supply = 380 Vac/3Ph/50 Hz
- Enclosure = IP68
- Bevel Gearbox = Type 2GK.16.2
- Output Torque = 1000 Nm
- Ratio = 4:1
Prinsip tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “Pengadaan
pelaksanaan dan Pemasangan Motor Elektrikal Pintu Intake” karena memiliki resiko
Keselamatan terjadinya kecelakaan kerja seperti terkena atau tersengat aliran listrik,
dan terpeleset/terjatuh, tangan/kaki luka. Oleh karena itu pekerja agar
Kesehatan memperhatikan lokasi kerja dan menggunakan APD (Alat Pelindung
Kerja (K3) Diri) agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
- Pengukuran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Motor Elektrikal
Pintu Intake ini dihitung berdasarkan jumlah satuan Set sebagaimana
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
Cara
Pengukuran - Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Motor Elektrikal
dan Pintu Intake ini berdasarkan jumlah Set terpasang, sesuai spesifikasi
Pembayaran yang disyaratkan dan telah diuji coba dan berfungsi dengan baik.
Pembayaran pekerjaan ini sudah termasuk Biaya Umum dan
Keuntungan yang meliputi biaya upah, pengadaan material,
pengoperasian peralatan, transportasi dan pemasangan dari pekerjaan.
- Pembuatan pagar teralis besi diperlukan sebagai pengaman untuk
bangunan pengatur
(Pintu Air Elektrikal).
Pekerjaan
Pengaman - Bentuk, ukuran, bahan, skala angka, warna, lokasi pemasangan, posisi
Bangunan ketinggian dan sebagainya, sesuai ketentuan lain dalam Gambar atau
Pengatur menurut petunjuk Direksi.
(Pintu Air Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
Elektrikal) diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan “Pengaman
Lingkup Bangunan Pengatur (Pintu Air Elektrikal)” karena memiliki resiko
Pekerjaan terjadinya kecelakaan kerja seperti terkena material, menimbulkan
gangguan pernafasan dan mata karena cat. Oleh karena itu, personil
agar memakai APD dan memperhatikan lokasi kerja agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.
- Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan unit atau sesuai
dengan daftar kuantitas atau gambar kerja yang telah disepakati.
Pengukuran - Pembayaran pekerjaan pengaman bangunan pengatur (Pintu air
dan Elektrikal) temasuk upah pekerja dan perlengkapan lain yang diperlukan
Pembayaran berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Pekerjaan - Skala duga untuk pengukuran tinggi permukaan air atau pengaturan
Peilschal/Mi bukaan pintu harus dipasang pada dinding tegak sebelah hulu tiap
star Duga Bendung, Bangunan Bagi, Bangunan Sadap dan ambang bangunan
Muka Air ukur atau menurut petunjuk Direksi.
Lingkup - Bentuk, ukuran, bahan, skala angka, warna, lokasi pemasangan, posisi
Pekerjaan ketinggian dan sebagainya, sesuai dengan penjelasan gambar pada
Batu diatas disusun diatas lapis pasir dan harus tegak dan harus dijaga
supaya ketinggiannya sedemikian sehingga didapatkan permukaan yang
rata.
Bila digunakan lapisan pondasi Kelas C (Sub-base Tipe C) harus terdiri
dari sirtu yang baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Diameter saringan Presentasi
lolos 1,5” 100
No. 10 80 max
No. 200 15 max
- Sand Equivalent (AASHO T176) 25 max
- Loss abrasion of particles retained
on ASTM No. 12 Sieve - AASHO T96
- Maximum dry density (AASHO T180) min. 40 2,0 max gr/cu.cm
Lapis batu/lapisan pondasi diatas digilas dengan mesin gilas paling
tidak 4 lintasan yang beratnya tidak kurang dari 5.000 kg/m lebar roda.
Penggilasan dimulai dari tepi yang rendah keatas dengan kelebihan
lebar (overlap)
tidak kurang dari 30% dari roda
- Kerikil isian harus terdiri dari batu pecah atau kerikil, berukuran dari 5
mm, bergradasi baik
sampai debu dan tidak mengandung bahan tanah lempung. Bahan ini
Kerikil Isian
disebar diatas lapis makadam, disiram air dan digilas sampai padat.
- Bahan tambahan harus diberikan, diairi dan digilas sehingga tidak ada
lobang- lobang di permukaan lapisan makadam.
Lapisan - Bila dipakai lapisan atas kerikil, maka setelah pekerjaan lapis makadam
Atas Kerikil selesai, bahan tersebut dihampar, diberi air dan digilas dengan mesin
gilas yang mempunyai berat 5,000 kg/m lebar roda, paling tidak 8
lintasan.
- Bila digunakan lapisan Kelas B (Base course Tipe B) harus terdiri dari
campuran krikil atau batu pecah yang sama dengan berat jenis pasir
lumpur dan lempung yang harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Diameter saringan Prosentase lolos (%)
2” 100
1.5” 70 - 100
1” 55 - 85
3/4” 50 - 80
3/8” 40 - 70
N0. 4 30 - 60
No. 10 20 - 50
No. 40 10 - 30
No. 200 5 - 15
Presentase agregat yang lolos dari beberapa macam saringan, harus
mendapat koreksi dengan pengawasan Direksi dengan spesifikasi
sebagai berikut:
- Liquid Limit (AASHO T 89) 25
max
- Plasticity Index (AASHO T 91) 6
max
- Sand Equivalent (AASHO T 176) 25
max
- Loss by abrasion of particles
retained on ASTM No. 12 (AASHO T 96) 40 max
BAB 8