SOAL A
dan nilai dalam suatu profesi tertentu. Contoh
1.Reputasi perusahaan yang baik dapat
menciptakan kepercayaan dari stakeholders,
meningkatkan kepatuhan karyawan terhadap
etika, serta mendorong laporan pelanggaran.
Dengan reputasi yang kuat, perusahaan lebih
mungkin untuk mendapatkan dukungan publik
dan pelanggan, membantu mengelola kasus
pelanggaran etika dengan transparansi dan
integritas.
2.Kurangnya kesadaran karyawan dapat
menciptakan lingkungan di mana pelanggaran
etika terjadi tanpa diketahui. Karyawan yang
tidak memahami nilai-nilai etika perusahaan
dapat menjadi titik lemah dalam mengatasi
pelanggaran, karena mereka mungkin tidak
melaporkan atau bahkan terlibat dalam perilaku
yang melanggar etika tanpa menyadari
dampaknya.
3.Peningkatan pelatihan etika memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk memahami
nilai dan norma etika perusahaan. Dengan
pengetahuan yang ditingkatkan, karyawan
dapat lebih peka terhadap potensi pelanggaran
etika, mengidentifikasinya, dan mengambil
tindakan yang sesuai. Ini membuka peluang
untuk mencegah pelanggaran di masa depan.
4.Contoh pelanggaran etika bisnis di Indonesia
melibatkan suap, penyalahgunaan kekuasaan,
dan praktik bisnis yang merugikan konsumen.
Suap dapat merusak integritas bisnis,
sementara penyalahgunaan kekuasaan dapat
mengakibatkan ketidaksetaraan dan
pelanggaran hak karyawan. Praktik bisnis
merugikan konsumen dapat mencakup
informasi palsu atau penipuan.
5.Etika bisnis berkaitan dengan perilaku yang
dianggap benar atau salah dalam konteks bisnis,
sedangkan etika profesi terkait dengan norma
etika bisnis mencakup transparansi dalam
pelaporan keuangan, sementara etika profesi
seperti hukum memiliki kode etik yang
menetapkan tanggung jawab terhadap keadilan
dan kejujuran dalam praktik hukum.
SOAL B
1.Contoh kasus penerapan kode etik profesi
akuntan adalah ketika seorang akuntan
menemukan kecurangan dalam laporan
keuangan klien. Mengikuti kode etik, akuntan
tersebut melaporkan kecurangan tersebut
kepada pihak yang berwenang tanpa
memberikan informasi rahasia kepada klien.
Kode etik membantu memastikan kepatuhan
terhadap hukum dan memberikan tanggung
jawab moral untuk menjaga integritas laporan
keuangan.
2.Tujuan kode etik profesi akuntan dan auditor
adalah menjaga integritas, objektivitas, dan
profesionalisme. Manfaatnya termasuk
membangun kepercayaan publik terhadap
laporan keuangan, mencegah kecurangan
akuntansi, dan menyediakan panduan bagi
akuntan dalam pengambilan keputusan etis,
sehingga laporan keuangan yang akurat dapat
dihasilkan.
3.Untuk menjaga integritasnya, seorang
akuntan dengan konflik kepentingan harus
mengutamakan kewajiban profesionalnya. Ini
mungkin melibatkan transparansi kepada klien
tentang konflik tersebut, menolak tugas yang
dapat mengorbankan integritas, atau mencari
panduan dari kode etik profesi untuk
menyelesaikan konflik tersebut.
4.Auditor harus mematuhi prinsip etika profesi
audit, yaitu kejujuran, integritas, dan
objektivitas. Dalam situasi tekanan dari
manajemen perusahaan, auditor seharusnya
tetap independen dan melaporkan temuan
merugikan kepada pihak yang berwenang,
tanpa memihak pada kepentingan manajemen.
5.Profesional di bidang akuntansi dapat
membujuk atau mengatasi penolakan Direksi
Utama dengan menjelaskan bahwa publikasi
informasi yang benar dan transparan
mendukung kepercayaan publik. Dengan
merujuk pada kode etik, profesional dapat
menegaskan kewajibannya untuk memberikan
laporan keuangan yang akurat dan menjaga
integritas profesi akuntansi.
SOAL C
1.Sebagai akuntan publik yang profesional dan
independen, saya akan melaporkan temuan
manipulasi data produksi dan penjualan serta
hubungan bisnis yang konflik kepentingan
kepada pihak yang berwenang, seperti dewan
direksi perusahaan atau otoritas pengawas.
Saya akan merujuk pada Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) yang menekankan
kewajiban melaporkan ketidakpatuhan
terhadap hukum dan prinsip etika serta
mempertahankan independensi dalam
memberikan opini audit.
2.Dalam situasi ini, saya akan tetap menolak
mengubah angka-angka yang melanggar prinsip
akuntansi dan etika bisnis. Saya akan mencari
dukungan dari atasan atau pihak yang
berwenang di perusahaan. Jika ancaman
pemecatan tetap ada, saya mungkin akan
mencari bantuan dari entitas pengawas
eksternal atau melaporkan perilaku tersebut
kepada otoritas yang berwenang, mengacu
pada prinsip etika profesi akuntansi yang
menekankan pada integritas dan ketegasan
dalam menjalankan tugas profesional.
3.Sebagai akuntan konsultan pajak yang
beretika, saya akan menolak terlibat dalam
penghindaran pajak ilegal dan melaporkan
temuan tersebut kepada pihak berwenang. Saya
akan mengacu pada etika profesi akuntan yang
menekankan tanggung jawab untuk mematuhi
ketentuan perpajakan yang berlaku dan
menjaga integritas profesi.
4.Menentukan pajak yang adil dan etis bagi
perusahaan multinasional memerlukan
kerjasama internasional dalam mengatasi celah
perpajakan. Kebijakan transparansi, pertukaran
informasi pajak antar negara, dan harmonisasi
peraturan perpajakan dapat membantu
menciptakan lingkungan yang lebih adil. Prinsip
etika melibatkan kewajiban untuk membayar
pajak yang wajar dan tidak mengeksploitasi
celah hukum.
5.Seorang manajer investasi dapat membuat
keputusan etis dengan mempertimbangkan
dampak sosial dan lingkungan dari investasinya.
Memiliki kebijakan investasi sosial dan
lingkungan yang jelas, serta melakukan analisis
dampak sosial dan lingkungan sebelum
mengambil keputusan, dapat membantu
meminimalkan risiko etis. Keputusan investasi
harus sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan
dan tanggung jawab sosial.