Anda di halaman 1dari 3

Agym Gina Gymnastiar

202215500149

Sejarah Indonesia Madya

1. Berikan penejelasan saudara mengenai perbedaan format sosial masyarakat pada


masa awal terbentuk Kerajaan Islam di Sumatera, Jawa dan Sulawesi Selatan.

• Masuknya agama Islam ke tanah air pada sekitar abad ke 6 tidak lepas dari pengaruh
Syekh Kadir Jailani yang menyiarkan Islam saat itu. Pada periode pertama
menyebarkan syiar agama Islam, beliau telah membawa banyak perubahan dan
perkembangan di masyarakat nusantara.

Aspek budaya, sosial pemerintahan dan politik juga tersentuh dengan nilai-nilai Islam
yang diajarkan. Secara umum, perubahan besar itu terlihat jelas dari berdirinya
berbagai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di nusantara termasuk di wilayah
Sumatera.

• Proses pengadopsian nilai Islam pada masyarakat Jawa khususnya pada abad XV
tidak lepas dari peran agen perubah budaya yang dalam hal ini dimotori oleh Sunan
Ampel yang memiliki “nama pribumi” yaitu Raden Rahmat. Kiprahnya dakwahnya
memang telah dimulai sejak angkatan II, namun nyatanya baru pada angkatan ke-V
syiar Islam mencapai hasil optimal. Hal ini ditunjukkan saat dirinya berhasil
menggagas pendirian kerajaan Islam Pertama di Tanah Jawa yaitu Demak Bintara yang
sekaligus menandakan berakhirnya kekuasaan Hindu Majapahit. Perubahan adat dan
tradisi Jawa menjadi lebih bernafaskan Islam dalam berbagai sektor kehidupan
masyarakatnya. Fase ini banyak dilakukan setelah kaderisasi agen di sasaran awal
hingga era berkuasanya Demak Bintara sebagai kerajaan Islam Pertama di Jawa.
Bentuk reorganisasi pertama adalah dalam bidang pendidikan dengan melakukan
modifikasi sistem pendidikan ala Hindu yang dikenal dengan istilah dukuh.
Reorganisasi kedua dapat dilihat pada kesenian wayang yang diubah sedemikian rupa
sesuai ajaran Islam. Reorganisasi berikutnya ada pada aspek struktur-stratifikasi sosial
yaitu melakukan modifikasi kasta Hindu Jawa. Sedangkan bentuk reorganisasi Islam
dalam lembaga sosial lain dapat dilihat dari adanya pengajaran dan pembiasaan
masyarakat menerapkan ajaran Islam pada kehidupan sehari-hari. Aktor yang paling
berperan dalam proses ini adalah para wali yang selain memberikan contoh (uswah)
juga sekaligus mengajarkan tata cara hidup yang islami.

• Perkembangan Islam di Sulawesi dilakukan dengan cara damai melalui saluran


perdagangan dan dakwah oleh para mubalig. Pengembangan Islam melalui jalan
kekerasan atau perang baru terjadi ketika kerajaan Islam Sulawesi terbentuk.

Terbentuknya kerajaan Islam di Sulawesi berjalan beriringan dengan kondisi politik


kerajaan-kerajaan Sulawesi yang mengalami kekacauan karena perebutan tahta.

Raja dan bangsawan menggunakan kekuatan Islam sebagai sarana untuk berkuasa dan
pada akhirnya Islam mampu menjadi agama kerajaan.

2. Barikan analisis anda mengenai hubungan ekonomi internasional di Jawa dengan


pembentukan kota-kota di pesisir Jawa ?

Bandar-bandar dagang di sepanjang pesisir utara Jawa yang tumbuh dari abad XI
hingga XVI seperti Tuban, Sidayu, Jaratan, Lasem, Canggu, Brondong, Gresik, Tuban,
Surabaya, Demak, dan Jepara memiliki hubungan dengan berbagai bandar dagang di
wilayah nusantara bagian timur. Bandarbandar dagang di Jawa juga memiliki
hubungan erat dengan kota bandar emporium yang ada di bagian barat Nusantara,
seperti Aceh, Malaka, dan Palembang (Kartodirdjo dan Suryo 1991, 21). Dengan
demikian, bandar dagang di pesisir utara Jawa memegang peran penting dalam
kegiatan pelayaran dan perdagangan pada masa itu. Oleh karena itu, Jawa bertindak
sebagai poros kegiatan perdagangan dan pelayaran selama masa pra kolonial (Dick
1988, 402). Kondisi itu ditambah dengan sifat perdagangan pada masa itu, yang
merupakan perdagangan transito, sehingga selalu melibatkan pedagang perantara.

3. Berikan analisis saudara mengenai munculnya tanaman komoditi internasional dan


pengaruhnya terhadap masyarakat bumiputera. Penjelasan disertai dengan contoh
tanaman komoditi internasional (Tebu/Gula).

• Komoditas Pertanian

Sebagai sebuah konsep dan fenomena, 'tanaman dan komoditas fleksibel' menonjolkan
'keberagaman' dan 'fleksibilitas' sebagai dua dimensi yang berbeda namun saling
berkaitan. Tanaman dan komoditas utama ini dibentuk oleh perubahan konteks global
yang dibentuk oleh perpaduan berbagai krisis dan berbagai respons. Semakin
beragamnya tanaman dan penggunaan komoditas telah mengubah pola produksi,
sirkulasi dan konsumsi, sebagai dimensi baru dalam ekonomi politik. Pola-pola baru
ini mengubah hubungan kekuasaan antara pemilik tanah, buruh tani, eksportir
tanaman, pengolah dan pedagang; khususnya, hal ini meningkatkan persaingan pasar
di antara para produsen dan memberi insentif pada perubahan pengaturan
kepemilikan lahan. Pelenturan tanaman dan komoditas mempunyai tiga jenis utama –
yaitu, pelenturan nyata, pelenturan yang diantisipasi/spekulatif, dan pelenturan yang
dibayangkan; ini memiliki banyak persimpangan dan interaksi.

Dengan adanya komoditi internasional,semakin banyak nya bumi putera yang aktif
dengan memberikan peluang pekerjaan terhadap putra bangsa yang ikut aktif dalam
melanjutkan melestarikan budaya yang ada di negeri kita

Anda mungkin juga menyukai