4. Kebanyakan para penyebar islam profesional ini datang pada abad XII dan
XIII. (Abdullah dan Lapian (ed) 2012: hlm 14)
Oleh karena itu dari 4 tema pokok pembahasan islamisasi ada pula beberapa
ilmuwan yang berpendapat tentang penyebaran islam di nusantara anatar lain menurut
J.C Van Leur, B.J.O. Schrieke, dan A.H. Johns.
1. Organisasi Keprajuritan
2. Pengarahan prajurit untuk perang
3. Taktik perang
4. Persenjataan yang digunakan (Abdullah dan Lapian (ed) 2012: hlm 61)
Dunia melayu merumuskan raja dalam daulat yang diadopsi dari tradisi poltik
islam, daulat di dunia islam mengacu pada eksistensi kekuataan suatu negara. Daulat di
dunia islam mengacu pada eksinstensi kekuasaan negara. Berasal dari bahasa arab, d-w-i
( Berputar / mengganti ) dan berkembang menjadi sebuah konsep politik yang mengacu
pada kekuasaan seseorang penguasa didunia muslim. (Abdullah dan Lapian (ed) 2012:
hlm 98). Tradisi islam yang ada di nusantara sangat berbeda dengan tradisi islam dinegara
lainnya karena islam yang bersifat toleransi maka ada beberapa tradisi islam yang
disesuaikan dengam social-budaya yang ada di nusantara. Proses Islamisasi saat dulu
disebut sebagai “adhesion”, yaitu berangsur-angsur dalam waktu yang lama.
Pencampuran antara keimanan dan praktik Islam dengan agama yang dulu mereka anut
menjadi salah satu bentuk akomodasi.proses ini dapat dilihat dari hikayat historis.
(Abdullah dan Lapian (ed) 2012: hlm 127). Islam datang ke nusantara secara damai dan
para penyebar islam di kenal sebagai Wali Songo. Dalam menyebarkan islam pada saat
itu tidaklah mudah bahkan ada beberapa kasus dalam penyebaran agama islam yang
terjadi di Jawa, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Sejauh menyangkut tradisi dan wacana intelektual Islam Nusantara, isu penting
yang berkembang pada masa awal proses islamisasi adalah sufisme. Abad XVII, neo-
sufisme merupakan wacana dominan dalam jaringan ulama Nusantara dengan Timur
Tengah. Adapun beberapa dokrin tasawuf di Aceh antara lain: Hamzah Al – Fan-Suri Dan
Syamsuddin As Sumatrani, Nurrudin Ar – Raniri, Abdur Rauf As – Sangkili, Muhammad
Yusuf Al – Makassari : Mutiara Dari Timur. Adapun tradisi intelektual islam berkembang
di Palembang, Neo – Sufisme Dan Penguatan Kecenderungan “Ghazalian”, Tradisi
Intelektual Islam Pattani-Melayu: Pergulatan Islam Dan Identitas Budaya, Pondok Dan
Kitab Jawi : Basis Intelektual Islam Pattani – Melayu, dan Neo-Sufisme Dan Awal
Kebangkitan Budaya Jawa.
Karya sastra pun banyak bermunculan pada masa kerajaan-kerajaan islam antara
lain: Hikayat Raja-raja Pasai (1365) ( bahasa Melayu baru), Hikayat Arab yang di
terjemahkan (Hikayat Muhammad Ali Hanafiyah, Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat
Bayan Budiman), dan banyak pula tasawuf-tasawuf yang diterjemahkan dalam bahasa
melayu. Adapun hikayat zaman peralihan yang membentang dari abad XIV hingga abad
XVI. Pada masa inilah proses islamisasi budaya lokal berlangsung dengan derasnya
hingga mencapai bentuknya yang muktamad. Karya lainnya adalah puisi dalam bahasa
melayu.
Bahasa yang paling sering digunakan oleh kerajaan atau kesultanan pada masa
islam adalah bahasa Melayu, sebutan "Melayu" pertama kali dikenal sebagai nama sebuah
kerajaan di pesisir Sumatera, yaitu Kerajaan Malayu yang pada tahun 690 menjadi
wilayah kekuasaan Sriwijaya. Di masa Hayam Wuruk, Majapahit juga melancarkan
serangan ke Pasai pada abad XIII. Serangan ke Pasai ini pun sering dirangkaikan dengan
ekspedisi Pamalayu ter sebut. Kenyataan ini menunjukkan bahwa istilah "Malayu" tidak
lagi sekadar memiliki pengertian sebagai nama kerajaan, melainkan lebih umum berupa
lingkup kebudayaan, dan mungkin yang dimaksudkan adalah dunia budaya Melayu yang
dicirikan dengan pemakaian bahasa Melayu. (Abdullah dan Lapian (ed) 2012: hlm 233).
Hubungan dagang pada masa islam pun hanya mengembangkan dan melanjutkan
perdagangan yang memang sudah terjalin sebelum ada islam. Kegiatan tersebut didorong
oleh keperluan dan kebutuhan akan rempah rempah, seperti lada, cengkih, kemenyan,
kapur barus, dan buah pala yang terdapat di Nusantara. Akhir abad XVI, jaringan
perdagangan internasional sudah terjadi antara India dan Cina.
Pada masa kerajaan atau kesultanan islam banyak dibangun Kebudayaan Material
antara lain: Masjid dan Tempat Peribadatan, Keraton ( Istana ) Dan Rumah Rakyat,
Makam Dan Nisan Kubur, Benda-benda hasil karya kebuyaan material yang bersifat
religious. Dalam hal Hukum pada masa itu mulai di bentuk dan dikembangkan yang
antara lain: Perkembangan Awal Lembaga Hukum Islam (Hukum Dan Pranata Islam
Sebelum Berdirinya Kerajaan Islam, Lembaga Peradilan Di Kerajaan Islam, Qadi Asil Al
Hall Al-Aqd Dan Pakih Najmuddin, Penghulu Dan Parewa Sara), Tradisi Hukum Islam
Pada Masa Voc Dan Kolonial, dan Pengadilan Agama Setelah Indonesia Merdeka.
Sedangakan dalam bidang Pendidikan islam membuat kebijaka: Masjid Negara Sebagai
Lembaga Pendidikan, Istana Sebagai Pusat Ilmu, Pendidikan, Dan Pengajaran, Rumah
Sebagai Tempat Pendidikan Dan Pengajaran Dasar, Masjid Di Permukiman Penduduk,
Meunasah Di Aceh, Surau Di Minangkabau, Langgar Di Kalimantan, Pesantren Di Jawa,
Kurikulum Bidang Ilmu Yang Dikembangkan.