Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI

KALIMANTAN BARAT PENANGANAN GADUH GELISAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 1/1

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Tanggal Terbit Kalimantan Barat
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

Kondisi gaduh gelisah dapat didefinisikan sebagai aktivitas


psikomotor yang berlebihan, yang terkadang dikaitkan
dengan kondisi ketegangan psikologis. Gejala-gejala
ketegangan yang timbul termasuk berlari tanpa tujuan,
PENGERTIAN
mencengkeramkan tangan, pandangan mata yang terus-
menerus, mengepalkan tinjunya, perkataan yang kasar, diam,
berteriak, dan membanting sesuatu atau mengancam orang
lain.
1. Terjaga keselamatan pasien
TUJUAN 2. Pasien tidak membahayakan dirinya dan orang lain
selama di rumah sakit

Keputusan Direktur Tentang Pelayanan Gawat Darurat Di


KEBIJAKAN
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat.

PROSEDUR 1. Gali Informasi mengenai pasien


Informasi singkat dan prioritaskan kepada hal-hal yang
sangat dibutuhkan
a. identitas pasien dan keluarga atau orang yang
membawanya, bagaimana hubungan dengan psien,
siapa yang bertanggungjawab
b. Alasan dibawa ke rumah sakit dan riwayat keadaan
sakit pasien
c. Apakah ada kejadian penting beberapa hari
sebelumnya
d. Riwayat tindakan pengobatan sebelumnya termasuk
reaksi alergi terhadap obat-obatan, baik yang
disuntikkan maupun oral
2. Kontak pertama dengan pasien, Tentukan apakah:
a. Pasien melakukan kekerasan atau berpotensi
melakukan kekerasan
b. Pasien dengan problem medis yang mengancam
jiwanya yang tampilan gejalanya seperti gangguan
psikiatrik
Pengkajian awal:
a. Pasien dengan gangguan mental organik diberikan
obat dalam dosis terapetik minimal agar gejala tidak
terselubung
b. Pasien dengan kondisi medis umum yang
mengancam nyawa yang mula-mula tampilan
gejalanya seperti ganguan psikiatrik, terlebih dahulu
harus diatasi kondisi medis umumnya.
3. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan sesegera mungkin untuk
menyingkirkan kegawatdaruratan yang terkait fungsi
organik (Tanda tanda vital, ABCD, Pemeriksaan
Penunjang)
b. Pemeriksan psikiatrik
1. Wawancara psikiatrik
Pada hakikatnya wawancara psikiatrik berbeda
dengan anamnesis medik rutin
a. Ajukan pertanyaan yang bersifat terbuka
dengan tujuan:
 Untuk menentukan problem psikiatrik
yang mendesak
 Untuk menilai pengalaman adaptasi
umum terhadap kehidupan
 Untuk memulai hubungan terapeutik
sehingga dapat menerima terapi atau
rekomendasi terapi
b. Amati penampilan, aktivitas psikomotor,
pembicaraan, alam perasaan, proses pikir dan
isi pikiran pasien, disamping usaha
memperoleh anamnesis.
c. Tunda keinginan untuk segera memulai
penanganan atau mengambil kesimpulan
dengan maksud supaya segera memulai
menolong pasien berikutnya.
2. Pemeriksaan status mental
a. Selama pemeriksaan, evaluasi status mental pasien
b. Status mental pasien dinilai dari:
 Deskripsi umum
 Kesadaran
 Alam perasaan
 Cara pasien bereaksi terhadap pertanyaan
 Cara pasien berinteraksi dengan petugas medik
dan dengan keluarga
 Kemampuan menanggapi instruksi yang
diberikan
c. Status mental selengkapnya dalam instalasi
kegawatdaruratan psikiatrik, maka perlu diobservasi
tingkah laku dan penampilan, orientasi, keadaan
afektif, isi dan proses pikir, persepsi, fungsi kognitif
yang lebih tinggi.
3. Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan sesuai indikasi)
Darah lengkap, urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal,
Gula darah sewaktu, elektrolit, elektrokardiografi, foto
toraks, pp test(wanita).
4. Penatalaksanaan
Gaduh gelisah secara umum
a. Tawarkan untuk mengontrol kondisi gaduh gelisah
dengan pemberian medikasi oral misalnya haloperidol
2 x 2,5 mg (untuk pasien yang baru pertama kali
minum obat antipsikotik) atau 2x 5 mg atau lebih
disesuaikan dosis yang pernah efektif sebelumnya
(untuk pasien yang pernah mendapatkan
antipsikotik). Terapi oral dapat diberikan tunggal atau
menggunakan kombinasi. Diazepam tablet 2 - 5 mg
atau lorazepam 1 – 2 mg dapat diberikan untuk
membantu pasien merasa tenang, agar evaluasi
dapat dilakukan. Untuk pasien usia 12-18 tahun
haloperidol dapat diberikan dengan dosis 2 x 0,5-2,5
mg. Catatan: untuk penatalaksanaan bagi pasien
dengan gangguan mental organik
b. Bila terapi oral ditolak atau gagal, dapat diberikan
injeksi tunggal Haloperidol 2,5 - 10 mg (I.M.) yang
dapat diulang setiap 30 menit hingga mencapai dosis
maksimal 30 mg ATAU Diazepam injeksi 10 mg IM,
kontraindikasi pada penurunan kesadaran) yang
dapat diulang setiap 30 menit hingga mencapai dosis
maksimal 20 mg. Kombinasi keduanya dapat
diberikan bila kondisi gaduh gelisah pasien sangat
berat. Perhatikan tanda-tanda efek samping
pemberian haloperidol. Untuk pasien usia 12- 18
tahun dapat menggunakan Haloperidol injeksi dengan
dosis 2,5 - 5 mg. Dosis ini dapat diulang setiap 30
menit sampai dengan dosis maksimal 10 mg per hari.
Catatan: untuk penatalaksanaan bagi pasien dengan
gangguan mental organik perhatikan Bab berikutnya
yang terkait.
c. Bila pasien sulit untuk ditenangkan untuk pemberian
injeksi, dapat dilakukan tindakan pengikatan fisik
(restraint) dengan tujuan untuk membantu pasien
mengendalikan diri, menjaga keselamatan pasien,
dan memudahkan pemberian obat.
d. Setelah kondisi pasien tenang, lakukan pemeriksaan
yang diperlukan. Observasi pasien setiap 15-30 menit
sekali, catat adanya peningkatan atau penurunan
perilaku (terkait dengan perilaku, verbal, emosi, dan
fisik)
Delirium
a. Atasi kondisi medis yang diduga mencetuskan
delirium.
b. Bila pasien gelisah hingga membahayakan
diri/orang lain atau mengganggu jalannya
pengobatan, berikan obat antipsikotik dosis
rendah per oral, yaitu Haloperidol 0,5 mg tiap 4 –
6 jam, jika tidak teratasi konsultasi kembali
dengan DPJP
c. Pada agitasi berat atau kondisi yang tidak
memungkinkan pemberian per oral dapat
diberikan injeksi Haloperidol 2,5 mg IM, dapat
diulang setelah 30 menit.jika tidak teratasi
konsultasi kembali dengan DPJP. Hindari
pemberian benzodiazepin (kecuali pada delirium
yang disebabkan oleh penggunaan alkohol).
d. Setelah gaduh gelisah teratasi dan pasien stabil,
segera rujuk ke RS Umum dengan ICU (jika
diperlukan) tanpa mengkonfirmasi ketersediaan
tempat tidur di rumah sakit umum untuk
penanganan lebih lanjut.
1. INSTALASI GAWAT DARURAT
2. PSIKIATRIK INTENSIF CARE UNIT
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai