Anda di halaman 1dari 2

DELIRIUM

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS drg. Krishnawati Savitri


LEDENG NIP. 196508011991012001

Delirium adalah gangguan kesadaran yang ditandai dengan


PENGERTIAN berkurangnya kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian
 Sebagai acuan penatalaksanaan Delirium di Puskesmas tanah
tinggi
TUJUAN  Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan
produktifitas pasien.
 Mencegah kematian.
KEBIJAKAN SK Keputusan Kepala Puskesmas Ledeng
KEPMENKES RI NO. HK 02.02/MENKES/514/2015 Tentang
REFERENSI Panduan Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
PROSEDUR A. Alat-Alat
 Stetoskop
 Tensi meter
 Lembar status pasien
 Buku register
B. Melakukan anamnesa kepada pasien.
Pasien datang dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan:
1. Berkurangnya atensi
2. Gangguan psikomotor
3. Gangguan emosi
4. Arus dan isi pikir yang kacau
5. Gangguan siklus bangun tidur
6. Gejala diatas terjadi dalam jangka waktu yang pendek
dan cenderung berfluktuasi dalam sehari
7. Hasil yang dapat diperoleh pada autoanamnesis, yaitu:
a. Pasien tidak mampu menjawab pertanyaan
dokter sesuai dengan apa yangdiharapkan,
ditanyakan.
b. Adanya perilaku yang tidak terkendali.
C. Melakukan pemeriksaan fisik. Tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik generalis terutama sesuai penyakit utama.
D. Melakukan pemeriksaan penunjang tambahan Hemoglobin,
hematokrit, leukosit, trombosit, gula darah, SGOT,SGPT,
ureum, kreatinin, urinalisis
E. Memberikan rujukan Apabila kejang tidak membaik setelah
diberikan obat antikonvulsan sampai lini ketiga
(fenobarbital).
F. Penegakan Diagnosis
Kriteria Diagnosis untuk delirium dalam DSM-IV-TR (Diagnosis
and
Statistical Manual for Mental Disorder – IV – Text Revised),
DELIRIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS drg. Krishnawati Savitri


LEDENG NIP. 196508011991012001

adalah:
1. Gangguan kesadaran disertai dengan menurunnya
kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, dan
mengubah perhatian;
2. Gangguan Perubahan kognitif (seperti defisit memori,
disorientasi, gangguan berbahasa) atau perkembangan
gangguan persepsi yang tidak berkaitan dengan demensia
sebelumnya, yang sedang berjalan atau memberat;
3. Perkembangan dari gangguan selama periode waktu yang
singkat (umumnya jam sampai hari) dan kecenderungan
untuk berfluktuasi dalam perjalanan hariannya;
4. Bukti dari riwayat,
pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium, Bahwa
gangguan tersebut disebabkan oleh:
a. kondisi medis umum
b. intoksikasi, efek samping, putus obat dari suatu
substansi.
G. Memberikan pengobatan
1. Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari risiko
kecelakaan selama perawatan.
2. Apabila pasien telah memperoleh pengobatan,
sebaiknya tidak menambahkan obat pada terapi yang
sedang dijalanin oleh pasien.
3. Bila belum mendapatkan pengobatan, pasien dapat
diberikan obat anti psikotik. Obat ini diberikan apabila
ditemukan gejala psikosis dan atau agitasi, yaitu:
Haloperidol injeksi 2-5 mg IntraMuskular (IM)/
IntraVena (IV). Injeksi dapat diulang setiap 30 menit,
dengan dosis maksimal 20mg/ hari.
H. Memberikan edukasi terhadap keluarga/ care giver agar
mereka dapat memahami tentang delirium dan terapinya.
I. Memberikan edukasi untuk control ke puskesmas setiap obat
habis.
J. Meberikan surat rujukan pada pasien ke layanan sekunder
(spesialis syaraf untuk tatalaksana lebih lanjut
K. Mencatat ke buku register

ALUR -
UNIT
-
TERKAIT
CATATAN -
DOKUMEN
-
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai