Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN DIAGNOSA ASFIKSIA NEONATORUM

Oleh:
Kelompok 1

CT:Evy Noorhasanah,S.Kep.,Ns.,M.Imun
Nama Mahasiswa:

Febriyanti Rizqa Sari, S.Kep 2014901210107

Novita, S.Kep 2014901210129

Rahmadianoor, S.Kep 2014901210136


● Definisi

Asfiksia Neonatorum merupakan kegagalan bayi baru lahir untuk memulai dan

melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur. Keadaan inibiasanya disertai dengan

keadaan hipoksia, hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia dapat terjadi karena kurangnya

kemampuan organ pernapasan bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti

mengembangkan paru (Sudarti dan fauzizah, 2013).


● Etiologi
 Faktor Ibu
Terdapat gangguan pada aliran darah uterus sehingga menyebabkan berkurangnya aliran
oksigen ke plasenta dan janin. Hal ini sering dijumpai pada gangguan kontraksi uterus
misalnya preeklamsia dan eklamsi.
 Faktor Plasenta
Faktor yang dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen ke bayi sehingga dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir antara lain lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat, prolapsus tali pusat.
 Faktor Fetus
Gangguan ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbang, tali pusat melilit
leher, meconium kental, prematuritas, persalinan ganda.
 Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi dikarenakan oleh pemakaian
obat seperti anestesi atau analgetika yang berebihan pada ibu yang secara langsung dapat
menimbulkan depresi pada pusat pernapasan janin.
1. Data Demografi
● KASUS
● Pada hari jumat tanggal 02 juli 2021 Ny. S melahirkan bayi perempuan dengan berat
badan rendah : 2,460 kg, 30 detik setelah Dilahirkan bayi ny.s tidak menangis, ttv :
rr :37 x/mnt, s: 36,4, Nadi : 126 x/mnt, Spo2 : 97 %, dan stelah lahir bayi.Ny.S
didiagnosis dokter yaitu asfiksia neonatorum dan harus dirawat dalam jangka waktu
yang tidak bisa ditentukan, sebelum dilakukan pengkajian oleh mhs , by Ny.s
keadaan Asfiksianya sudah teratasi, dilakukan pengkajian Kamis tanggal 08 Juli
2021 pada jam 08:10 WITA Bayi . S yang di rawat di ruang Bayi RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin, pengakjian dengan hasil, Ibu klien mengatakan suhu
ruangan di ruang rawat sedikit dingin. Dari hasil pemeriksaan tampak Baju bayi
sangat tipis dan, Kain bedong kadang terbuka akibat bayi gerak
● Keadaan Umum : Baik, klien tampak lemas dan pucat
● Hasil ttv :
● Nadi : 132 x/mnt
● R : 49x/mnt
● Temperatur : 36,5 C
● Spo2 : 99% ( Tanpa oksigenasi)
4. Pemeriksaan Fisiologis ANALISIS DATA

N Tanggal/j
Data Fokus Etiologi Problem
o am
1.
Kamis, DS: Suhu lingkungan Resiko hipotermia
Ibu klien mengatakan suhu Domain 11 kelas 6
08/07/2021
ruangan di ruang rawat kode (00253)
Jam 08.10
sedikit dingin
DO:
TTV:
R : 49 x/mnt
HR : 132 x/mnt
S : 36,5 o C
SPO2: 99%
Baju bayi sangat tipis
Kain bedong kadang terbuka
akibat bayi gerak
Suhu ruangan dingin
Kulit bayi sangat tipis
Kulit bayi sedikit pucat
INTERVENSI
NO No Diagnosa Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
Keperawatan
1. Setelah dilakukan 1. Monitor suhu 1. Angak suhu tubuh
(00253) Risiko
tindakan klien,menggunakan yang dratis
hipotermia keperawatan alat pengukur dan menurun akan
selama 30 menit, rute yang paling menunjukkan
berhubungan
Risiko hipotermia tepat 3 jam sekali terjadinya
dengan suhu tidak terjadi dengan 2. Berikan pemanas hipotermia pada
kriteria hasil: pasif (seperti bayi baru lahir
ruangan
1. (080001) selimut, penutup dengan suhu
peningkatan kepala, dan pakaian dibawah 36,5 C
suhu tubuh hangat) 2. Memasang pakaian
2. (080018) tidak 3. Berikan pemanas tebal, penutup
terjadi internal aktif (infant kepala dan kaos
penurunan warmer) alat kaki/tangan adalah
suhu drastic penghangat 2 kali/ 8 salah satu hal yang
3. 080007) jam bisa dilakukan
perubahan untuk menghindari
warna kulit penurunan suhu
4. (080013) tubuh.
tingkat 3. Alat pemanas
pernapasan seperti infant
tidak terganggu warmer adalah alat
yang biasanya
digunakan untuk
menghangatkan
bayi.
Impelentasi
No Jam Tindakan No Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Diagnosa
1 Kamis, 00253 • Memonitor suhu S:-
08/07/2021 klien,menggunakan alat O:
Jam 08.30 pengukur dan rute yang • Suhu 3 jam
paling tepat 3 jam sekali pertama : 36,7 C
Hasil : suhu 3 jam dan suhu 3 jam
pertama : 36,7 C dan kedua : 37,3 C
suhu 3 jam kedua : 37,3 • Baju bayi diganti
C dengan
• Memberikan pemanas menggunakan
pasif (seperti selimut, pakaian yang
penutup kepala, dan tebal, kain bedong
pakaian hangat)Hasil : serta satu kain
baju bayi diganti dengan melapisi bed
menggunakan pakaian • Bayi dihangatkan
yang tebal, kain bedong menggunakan alat
serta satu kain melapisi penghangat bayi
bed dengan waktu ½
• Memberikan pemanas jam
internal aktif (infant A:
warmer) alat Masalah teratasi
penghangat resiko hipotermi
teratasi tetap
lanjutkan intervensi
P:
Lanjut intervensi 1,2,3
Evaluasi
No Jam Tindakan No Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Diagnosa
1 Kamis, 00253 • Memonitor suhu S:-
07/07/2021 klien,menggunakan alat O:
Jam 11.30 pengukur dan rute yang • Suhu 3 jam
paling tepat 3 jam sekali pertama : 36,7 C
Hasil : suhu 3 jam dan suhu 3 jam
pertama : 36,7 C dan kedua : 37,3 C
suhu 3 jam kedua : 37,3 Baju bayi diganti
C dengan
• Memberikan pemanas • menggunakan
pasif (seperti selimut, pakaian yang
penutup kepala, dan tebal, kain bedong
pakaian hangat)Hasil : serta satu kain
baju bayi diganti dengan melapisi bed
menggunakan pakaian • Bayi dihangatkan
yang tebal, kain bedong menggunakan alat
serta satu kain melapisi penghangat bayi
bed dengan waktu ½
• Memberikan pemanas jam
internal aktif (infant A:
warmer) alat Masalah teratasi klien
penghangat direncanakan pulang
P:
Lanjutkan intervensi
dirumah
ANALISIS JURNAL
PENDAHULUAN

Asfiksia neunatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak


dapat bernafas secara spontan dan teratur, bila proses ini
berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak
atau kematian.. Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan atau
persalinan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan (Nurarif & Kusuma, 2015)
Asfiksia neonatorum adalah kondisi dimana bayi tidak
mendapatkan oksigen yang cukup dalam proses persalinan
hingga selesai. Kegagalan nafas secara spontan, tidak teratur
dan tidak adekuat segera setelah lahir.
KASUS

Keluhan : Pada hari Kamis tanggal 08 Juli 2021 pada jam 08:10 WITA ada seorang
Bayi Ny. S yang di rawat di ruang Bayi RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, di
dapatkan pengkajian di dapatkan hasil, Ibu klien mengatakan suhu ruangan di ruang
rawat sedikit dingin, tampak Baju bayi sangat tipis dan, Kain bedong kadang terbuka
akibat bayi gerak.

Keadaan Umum : Baik, compos mentis


Hasil ttv :
Nadi : 132 x/mnt
R : 49 x/mnt
Temperatur : 36,5 C
Spo2 : 99 % ( Tanpa oksigenasi)
Rumusan Masalah

● Manakah yang lebih berpengaruh antara

(Patient, Population or problem) Bayi BBLR

Efektivitas metode kantong plastik


(Intervention)
dalam pencegahan hipotermi pada bblr

Swaddling dan kangaroo mother care


(Comparasion or Intervention) dapat mempertahankan suhu tubuh
bayi berat lahir rendah (bblr)

Suhu Tubuh Tetap Hangat dan tidak


(Outcome)
terjadi Hipotermia
Metode/Strategi Penelusuran Bukti

● Jurnal 1 : Efektivitas metode kantong plastik dalam pencegahan hipotermi pada


bblr

● Jurnal 2 :Swaddling dan kangaroo mother care dapat mempertahankan suhu


tubuh bayi berat lahir rendah (bblr)
N Judul Validity Important Applicable
o jurnal

1 Design : Penelitian ini Dapat digunakan


Karakteristik responden : Responden dibagi
sebagai intervensi
menggunakan menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 yaitu dilakukan mandiri untuk tenaga
pendekatan quasy medis terutama
dengan intervensi kantong plastik dan kelompok 2
eksperiment dengan perawat ruang bayi
hanya menjadi kelompok kontrol tanpa dilakukan untuk menjaga atau
pre-post test with
meningkatkan suhu
control group design. intervensi apapun. Hasil uji wilcoxon (α = 0,05)
tubuh bbllr, namun
Efektivitas diperoleh p value sebesar 0,003, berarti ada tetap dalam observasi
Populasi : seluruh
metode menggunakan lembar
kantong BBLR di Kabupaten perbedaan yang signifikan antara suhu BBLR
observasi dan alat
plastik Semarang, subyek sebelum dan setelah dilakukan metode kantong pengukur suhu .
dalam adalah BBLR di RSUD Pelaksanaannya
pencegah plastik. Hasil uji paired t test (α=0,05), diperoleh p
Ambarawa dan RSUD cukup
an value 0,106, berarti bahwa tidak ada perbedaan mudah,membutuhkan
hipotermi Ungaran pada Bulan
alat seperti kantong
pada bblr yang signifikan antara suhu BBLR segera setelah
Juli sampai Desember plastik besar sesuai
di 2017. Jumlah sampel : lahir dibandingkan suhu setelah dilakukan rujukan ukuran bblr. Bahaya
kabupaten jika tidak diobservasi
semarang sampel 28 BBLR tanpa kantong plastik. Hasil uji Mann Whitney
dengan benar bisa
Kriteria inklusi – ekslusi ( α=0,05) diperoleh hasil p value : 0,001, berarti mengakibatkan bblr
:bblr yang sedang mengalami
ada perbedaan yang signifikan peningkatan suhu
dirawat di RSUD
peningkatan suhu
pada BBLR yang diberikan metode kantong plastik tubuh yang
Ambarawa dan RSUD melampaui
dengan yang tidak diberikan kantong plastik.
Ungaran normalnya.
No Judul jurnal Validity Important Applicable
2 Swaddling Karakteristik responden : rata-rata usia Dapat digunakan
Design : Desain
dan sebagai intervensi
bayi ialah 13,6 hari (SD = 4.606) dengan mandiri terutama
kangaroo menggunakan
mother care usia termuda 6 hari dan usia tertua 25 untuk tindakan
penelitian quasy keperawatan juga
dapat hari. Nilai rata-rata usia gestasi bayi
mempertaha experimental dengan bisa diedukasikan ke
ialah 29,83 minggu (SD = 1,577) dengan
nkan suhu ibu bayi langsung
desain penelitian pre- usia termuda 27 minggu dan usia tertua untuk menjaga suhu
tubuh bayi
berat lahir test and post-test 32 minggu. Untuk nilai rata-rata BB bayi tubuh bayinya tetap
rendah (bblr) hangat.
without control. ialah 2259,30 gram (SD = 256,262)
Pelaksanaannya
dengan berat terendah 1455 gram dan cukup mudah dan
Populasi : tidak
berat tertinggi 2490 gram. Rata -rata butuh lembar
disebutkan dan sesuai observasi dan alat
suhu tubuh sebelum diberikan intervensi
dengan kehendak peneliti pengukur suhu agar
swaddling dan KMC ialah 36,66oC dan memudahkan untuk
mengumpulkan sampel rata-rata suhu tubuh setelah diberikan mengamati tindakan
Jumlah sampel : 30 bblr intervensi swaddling dan KMC 37,2oC, sebelum dan
sesudah.
Kriteria inklusi – ekslusi dengan selisih 0,58oC. Hasil uji statistik

:BBLR dengan berat didapatkan nilai p value >0,000,


sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
badan kurang dari 2500
perbedaan rata-rata suhu tubuh sebelum
gram pasca rawat inap
dan setelah diberikan swaddling dan
di RS KMC.
DISKUSI

Hasil jurnal 1 : Hasil uji wilcoxon (α = 0,05) diperoleh p value sebesar 0,003, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara suhu BBLR sebelum dan setelah dilakukan metode
kantong plastik. Hasil uji paired t test (α=0,05), diperoleh p value 0,106, berarti bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara suhu BBLR segera setelah lahir dibandingkan
suhu setelah dilakukan rujukan tanpa kantong plastik. Hasil uji Mann Whitney ( α=0,05)
diperoleh hasil p value : 0,001, berarti ada perbedaan yang signifikan peningkatan suhu
pada BBLR yang diberikan metode kantong plastik dengan yang tidak diberikan kantong
plastik. Hasil jurnal 2 : Rata -rata suhu tubuh sebelum diberikan intervensi
swaddling dan KMC ialah 36,66oC dan rata-rata suhu tubuh setelah diberikan
intervensi swaddling dan KMC 37,2oC, dengan selisih 0,58oC. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p value >0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan rata-rata suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan swaddling dan
KMC.
KESIMPULAN

Kedua tindakan diatas sama-sama memiliki keefektifan yang baik


dan dapat diaplikasikan terutama untuk perawat ruang bayi, namun
dari hasil perbandingan kedua jurnal intervensi tersebut
disimpulkan bahwa yang lebih efektif dan tidak memberikan efek
samping atau bahaya lainnya yaitu jurnal kedua karena mode
swadding dan kmc adalah salah satu intervensi yang hanya
memakai kain pengikat bayi ke ibunya seperti yang sering
digunakan ibu-ibu diberbagai daerah yaitu menggendong bayinya
dengan cara mengikat bayi menempel ke tubuhnya menggunakan
kain panjang atau kain bedong.
Thanks You

Anda mungkin juga menyukai