Oleh:
Kelompok 1
CT:Evy Noorhasanah,S.Kep.,Ns.,M.Imun
Nama Mahasiswa:
Asfiksia Neonatorum merupakan kegagalan bayi baru lahir untuk memulai dan
melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur. Keadaan inibiasanya disertai dengan
keadaan hipoksia, hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia dapat terjadi karena kurangnya
N Tanggal/j
Data Fokus Etiologi Problem
o am
1.
Kamis, DS: Suhu lingkungan Resiko hipotermia
Ibu klien mengatakan suhu Domain 11 kelas 6
08/07/2021
ruangan di ruang rawat kode (00253)
Jam 08.10
sedikit dingin
DO:
TTV:
R : 49 x/mnt
HR : 132 x/mnt
S : 36,5 o C
SPO2: 99%
Baju bayi sangat tipis
Kain bedong kadang terbuka
akibat bayi gerak
Suhu ruangan dingin
Kulit bayi sangat tipis
Kulit bayi sedikit pucat
INTERVENSI
NO No Diagnosa Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
Keperawatan
1. Setelah dilakukan 1. Monitor suhu 1. Angak suhu tubuh
(00253) Risiko
tindakan klien,menggunakan yang dratis
hipotermia keperawatan alat pengukur dan menurun akan
selama 30 menit, rute yang paling menunjukkan
berhubungan
Risiko hipotermia tepat 3 jam sekali terjadinya
dengan suhu tidak terjadi dengan 2. Berikan pemanas hipotermia pada
kriteria hasil: pasif (seperti bayi baru lahir
ruangan
1. (080001) selimut, penutup dengan suhu
peningkatan kepala, dan pakaian dibawah 36,5 C
suhu tubuh hangat) 2. Memasang pakaian
2. (080018) tidak 3. Berikan pemanas tebal, penutup
terjadi internal aktif (infant kepala dan kaos
penurunan warmer) alat kaki/tangan adalah
suhu drastic penghangat 2 kali/ 8 salah satu hal yang
3. 080007) jam bisa dilakukan
perubahan untuk menghindari
warna kulit penurunan suhu
4. (080013) tubuh.
tingkat 3. Alat pemanas
pernapasan seperti infant
tidak terganggu warmer adalah alat
yang biasanya
digunakan untuk
menghangatkan
bayi.
Impelentasi
No Jam Tindakan No Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Diagnosa
1 Kamis, 00253 • Memonitor suhu S:-
08/07/2021 klien,menggunakan alat O:
Jam 08.30 pengukur dan rute yang • Suhu 3 jam
paling tepat 3 jam sekali pertama : 36,7 C
Hasil : suhu 3 jam dan suhu 3 jam
pertama : 36,7 C dan kedua : 37,3 C
suhu 3 jam kedua : 37,3 • Baju bayi diganti
C dengan
• Memberikan pemanas menggunakan
pasif (seperti selimut, pakaian yang
penutup kepala, dan tebal, kain bedong
pakaian hangat)Hasil : serta satu kain
baju bayi diganti dengan melapisi bed
menggunakan pakaian • Bayi dihangatkan
yang tebal, kain bedong menggunakan alat
serta satu kain melapisi penghangat bayi
bed dengan waktu ½
• Memberikan pemanas jam
internal aktif (infant A:
warmer) alat Masalah teratasi
penghangat resiko hipotermi
teratasi tetap
lanjutkan intervensi
P:
Lanjut intervensi 1,2,3
Evaluasi
No Jam Tindakan No Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Diagnosa
1 Kamis, 00253 • Memonitor suhu S:-
07/07/2021 klien,menggunakan alat O:
Jam 11.30 pengukur dan rute yang • Suhu 3 jam
paling tepat 3 jam sekali pertama : 36,7 C
Hasil : suhu 3 jam dan suhu 3 jam
pertama : 36,7 C dan kedua : 37,3 C
suhu 3 jam kedua : 37,3 Baju bayi diganti
C dengan
• Memberikan pemanas • menggunakan
pasif (seperti selimut, pakaian yang
penutup kepala, dan tebal, kain bedong
pakaian hangat)Hasil : serta satu kain
baju bayi diganti dengan melapisi bed
menggunakan pakaian • Bayi dihangatkan
yang tebal, kain bedong menggunakan alat
serta satu kain melapisi penghangat bayi
bed dengan waktu ½
• Memberikan pemanas jam
internal aktif (infant A:
warmer) alat Masalah teratasi klien
penghangat direncanakan pulang
P:
Lanjutkan intervensi
dirumah
ANALISIS JURNAL
PENDAHULUAN
Keluhan : Pada hari Kamis tanggal 08 Juli 2021 pada jam 08:10 WITA ada seorang
Bayi Ny. S yang di rawat di ruang Bayi RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, di
dapatkan pengkajian di dapatkan hasil, Ibu klien mengatakan suhu ruangan di ruang
rawat sedikit dingin, tampak Baju bayi sangat tipis dan, Kain bedong kadang terbuka
akibat bayi gerak.
Hasil jurnal 1 : Hasil uji wilcoxon (α = 0,05) diperoleh p value sebesar 0,003, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara suhu BBLR sebelum dan setelah dilakukan metode
kantong plastik. Hasil uji paired t test (α=0,05), diperoleh p value 0,106, berarti bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara suhu BBLR segera setelah lahir dibandingkan
suhu setelah dilakukan rujukan tanpa kantong plastik. Hasil uji Mann Whitney ( α=0,05)
diperoleh hasil p value : 0,001, berarti ada perbedaan yang signifikan peningkatan suhu
pada BBLR yang diberikan metode kantong plastik dengan yang tidak diberikan kantong
plastik. Hasil jurnal 2 : Rata -rata suhu tubuh sebelum diberikan intervensi
swaddling dan KMC ialah 36,66oC dan rata-rata suhu tubuh setelah diberikan
intervensi swaddling dan KMC 37,2oC, dengan selisih 0,58oC. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p value >0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan rata-rata suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan swaddling dan
KMC.
KESIMPULAN