Anda di halaman 1dari 7

TAHAPAN PENGAPLIKASIAN TRANSPLANTASI KARANG DENGAN METODE

MARRS (MARS ACCELERATED CORAL REEF RESTORATION SYSTEM) DI SEKSI


PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III TOMIA-BINONGKO
(MUHAJIRIN. S.HUT & FERDAUS HARDIYANTONO,S.HUT - SPTN WILAYAH III
TOMIA-BINONGKO)

1. Penentuan lokasi restorasi


Penempatan lokasi media
transplantasi karang sangat menentukan
kecepatan tumbuh anakan karang.
Pemilihan lokasi yang salah akan
berakibat pertumbuhan anakan tidak
optimal, Penempatan media transplantasi
terumbu akan cepat kotor dan ditumbuhi
oleh berbagai algae, spons serta biota
penempel lainnya, sehingga harus lebih
sering dibersihkan. Jika lokasi penanaman
berada di rataan terumbu maka tempatkan
media transplantasi di belakang paparan
Gambar 1. Lokasi RestorasiSite Dunia
karang hidup /gudus (reef rampart). Baru Seksi Pengelolaan Taman Nasional
Letak gudus adalah tempat dimana Wilayah III Tomia-Binongko.
pecah gelombang terjadi pada saat air
surut. Tempatkan media transplantasi karang di daerah aliran arus tetapi
jangan di tempat pertemuan arus yang bergerak sejajar garis pantai.
Penempatan media harus pada daerah dimana pada saat terjadi surut terendah
kedalaman air masih sekitar 1 (satu) meter dari dasar perairan. Habitat dan
kedalaman air berpengaruh terhadap pertumbuhan karang pada media
transplantasi. Pemilihan lokasi di lereng terumbu sebaiknya dipilih pada lereng
terumbu yang landai dengan dasar perairan berupa pecahan karang atau pasir.
Sebaiknya jangan memilih lokasi lereng terumbu dengan substrat dasar berupa
lumpur atau pasir halus. Pilih lokasi yang tidak terlalu terbuka untuk
menghindari ombak besar dan arus yang terlalu kuat. Idealnya, pemilihan lokasi
sebaiknya di lereng terumbu yang mempunyai bentuk teras atau undakan
dengan arus tidak terlalu kuat. Lokasi dapat juga dipilih pada lereng terumbu
yang landai dengan kemiringan antara 30-40°. Lokasi sebaiknya semi
terlindung terbebas dari hempasan ombak secara langsung. Memilih lokasi
yang ideal biasanya agak sulit karena kadang kita dapat memperoleh suatu
lokasi cukup terlindung pada saat musim barat namun bila terjadi perubahan
musim lokasi tersebut menjadi terbuka dari hempasan ombak atau sebaliknya.

2. Pelapisan unit laba-laba MARRS (media)


Metode yang digunakan dalam
tranplantasi terumbu karang di
Taman Nasional Wakatobi yaitu
MARRS (Mars Accelerated Coral
Reef Restoration System) dengan
menggunakan rangka laba-laba.
Pelapisan unit laba-laba karang
MARRS dilakukan dalam tiga
tahapan untuk melindungi struktur
besi dari karat dan untuk memberi
permukaan kasar, stabil dan ramah
terhadap karang untuk menempel.
Langkah pertama adalah melapisi
dengan anti karat (R10 rust Gambar 2. Pelapisan media laba-laba dengan
converter) yang secara sintetis anti karat
memodifikasi karat secara kimia pada
permukaan besi. paling baik diterapkan segera setelah fabrikasi laba-laba untuk
menghindari karat selama penyimpanan. Langkah selanjutnya adalah
mengoleskan resin fiberglass kental dan pasir kasar yang bertulang. Sejumlah
kecil resin (100 ml) dicampur dengan serbuk fiberglass (70g) untuk mencapai
campuran resin yang kental yang seimbang. Katalis fiberglass (1g)
ditambahkan dengan hat-ihati Bagian atas struktur direndam/ditaburi ke dalam
pasir karang kasar (ukuran 1-3mm) seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Pasir karang (ukuran kasar) yang telah diayak dilumurkan di atas struktur
laba-laba yang telah dilapisi resin sehingga pasir karang tersebut melekat dan
sampai benar-benar menutupi semua permukaan besi. Bila resin telah
mengeras, kaki-kaki, termasuk bagian bawah kaki, kemudian dilapisi dengan
resin dan pasir sebagaimana dilakukan sebelumnya. Ketika lapisan ini telah
mengeras, lapisan kedua dari campuran resin dan pasir kasar diaplikasikan
kembali untuk memberikan lapisan tebal dan stabil yang akan melindungi
struktur besi dan memberikan permukaan yang cocok bagi karang untuk
bertumbuh.
3. Perendaman unit laba-laba MARRS
Untuk menghilangkan zat-zat
kimia yang masih melekat pada unit
laba-laba MARRS, Unit tersebut
dilakukan perendaman pada air laut.
Selain untuk menetralisir bahan-bahan
kimia, perendaman ini juga berfungsi
untuk menyesuaikan kondisi unit
dengan lingkungannya, dan
menghindari terjadinya stress pada
bibit karang yang terpasang saat Gambar 3. Beberapa unit media laba-laba
dilakukan pemasangan. (MARRS) dilakukan perendaman
4. Pengumpulan dan pengikatan fragmen (anakan) karang ke laba-laba MARRS
Fragmen karang yang digunakan
dalam proses restorasi dikumpulkan
dari lokasi yang dekat dengan lokasi
restorasi (tidak lebih dari 1 km
jauhnya). Pengumpulan dilakukan
oleh penyelam yang telah memiliki
lisensi (terlatih). Pengumpulan bibit
hanya mengambil fragmen karang
yang longgar atau patah dan tidak
lebih dari 10% dari satu koloni yang
diambil sebagai bibit transplantasi
karang. Bibit diambil sesaat sebelum
pengikatan untuk menghindari stress
pada terumbu karang. Jenis yang
diambil untuk restorasi adalah dari
jenis acropora tabulate, acropora
branching, acropora submassive,
coral submassive, coral branching,
Gambar 4. Proses pengumpulan coral foliose, acropora digitate,
fragmen anakkan (bibit)pada air laut
acropora encrusting, coral massive,
coral mushroom, coral meliopora dan
soft coral. Pengambilan anakan/bibit karang dilakukan dengan menyelam atau
menggunakan alat scuba diving dan mengumpulkan anakan pada wadah yang
direndam dengan menggunakan air laut. Fragmen karang yang dijadikan bibit
atau anakan diambil pada titik koordinat Y -5.758124 dan X 123.8939.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih jenis karang yang akan di
transplantasi antar lain:
a. Transplantasikan hanya jenis yang sesuai dengan lokasi yang akan
dilakukan transplantasi. Yaitu jenis yang masih bertahan hidup) di lokasi
terdekat dengan kondisi yang serupa.
b. Pastikan bahwa gangguan yang disebabkan oleh manusia telah dikurangi
atau dihilangkan dari lokasi yang akan di lakukan transplantasi.
c. Usahakan untuk mentransplantasi campuran jenis karang umum
berdasarkan pengamatan di lokasi transplantasi.
d. Pertimbangkan bahwa karang bercabang dapat menambang persen tutuoan
dan komplesitas topografi dengan cepat, namun sangat rentan terhadap
pemutihan karang dan penyakit.
e. Pertimbangkan bahwa karang bentuk lain (massif, submasif, lembaran)
seperti Potitidae dan Merulinidae, cenderung tumbuh lebih lambat, namun
tergolong jenis yang tidak sensitive dan dapat bertahan dalam waktu lama.
f. Berdasarkan penelitian veron (1995) bahwa jenis anakan karang yang
tumbuh lebih cepat salah satunya famili Acropora spp, Porites spp, dan
Pocillopora spp. Pertambahan panjang yang lebih cepat teramati untuk jenis
Acropora dibandingkan dengan famili Porites dan Pocillopora. Lebih
cepatnya pertambahan panjang cabang dari famili Acropora dapat dimaklumi
karena untuk famili ini memang dikenal sebagai famili yang memiliki
pertumbuhan yang cepat (dapat mencapai 12 cm/bulan). Penyebabnya
karena struktur rangka kapurnya lebih berpori dibanding jenis karang cabang
lain seperti Porites dan Pocillopora yang memiliki struktur rangka yang lebih
masif atau padat.
Untuk efisiensi yang lebih baik,
besi palang samping selang seling
diikatkan dan dikosongkan tanpa bibit
karang (15 fragmen dari keseluruhan)
sehingga pada saat menyusun
menyerupai jaring dapat diposisikan
dengan tepat antara sisi yang kosong
bertemu dengan sisi yang diikatkan bibit
karang, karena seringkali jika kedua sisi
bertemu dengan kondisi masing-masing
terdapat bibit karang, salah satu sisi
yang terisi bibit karang akan rusak
akibat
Gambargesekan
4. Proses dan pertemuan
pengikatan dua
fragmen ke
sisi yang
media sama-sama
laba-laba MARRS terdapat bibit
karang.

5. Memindahkan unit laba-laba MARRS


yang selesai diikatkan bibit karang ke
lokasi restorasi dan posisi di dasar laut.

Memindahkan unit laba-laba


MARRS yang selesai diikatkan bibit
karang ke lokasi restorasi dan posisi di
dasar laut. Pindahkan karang yang
dikumpulkan dan unit laba-laba dengan
karang terpasang secepat mungkin dari
titik pengumpulan atau titik fragmen
ke tempat tujuan yang telah dipilih, Gambar 5. Pengangkutan Unit Media Laba-
agar tidak terjadi bleaching Laba MARRS Yang Telah Dipasang Bibit
(Pemutihan). Bleaching dapat terjadi
akibat karang yang berada di luar air (terlalu lama di bawah sinar matahari /
udara terbuka), penanganan yang kasar, sinar matahari yang intens,
sedimentasi, sering diangkat keluar dari air dan / atau terpapar suhu tinggi,
perubahan salinitas atau penggunaan tabir surya /losion oleh orang yang
menangani karang.
6. Menyusun media transplantasi karang

Menyusun area penempatan


restorasi terumbu karang baru oleh
penyelam yang terlatih dan mengikat
ke unit laba-laba MARRS ke dalam
jaringan bersambung untuk
menggabungkan dengan karang
hidup yang ada dalam sistem
terumbu karang baru yang beragam
seperti pada mulanya karang ada.
Keberhasilan restorasi terumbu
karang menggunakan metode
MARRS mengharuskan laba-laba
ditempatkan bersama dalam pola
yang saling terkait, memungkinkan koneksi maksimal, membentuk 'jaringan'
kuat yang mengamankan fragmen karang menjadi sistem terumbu karang yang
baru dengan semua karang hidup yang tersisa dari terumbu karang
alami.Bentuk dan kaki heksagonal yang miring agar mudah di-penguncian,
memungkinkan unit laba-laba dibuat ke dalam jaring yang stabil di sejumlah
pola penyusunan pola rapat.

e. Mengokohkan media di dasar laut


Mengokohkan unit laba-laba Gambar 5. Penyusunan Penempatan Restorasi
MARRS ke dasar laut di daerah di Media Transplantasi Karang
mana arus kuat dan gelombang
badai diantisipasi Laba-laba diamankan dengan menggunakan kabel tis besar
(8mm) dengan setiap ikatan yang dilakukan perlu memastikan bahwa ikatan
kabel tis sekuat mungkin dan sambungan kuat ketika laba-laba saling
bersentuhan. Penting bahwa hanya dua kaki yang bisa diikat bersamaan, di
tempat di mana 3 kaki saling tumpang tindih, penting bahwa dua ikatan kabel
terpisah digunakan untuk mengikat dua kaki secara terpisah. Mencoba
menghemat biaya dengan mengikatkan tiga kaki dengan satu pengikat akan
membuat ikatan "longgar" dan tidak stabil. Penempatan media sebaiknya di atas
karang mati atau pecahan karang mati (rubble) sehingga mengurangi dampak
sedimentasi pada karang transplantasi. Perhatikan pola aliran arus pada saat
air pasang dan air surut. Adanya aliran arus yang cukup baik akan membantu
membersihkan media dari sedimen dan kotoran lainnya. Selain itu kedalaman
air pada saat terjadinya surut
terendah perlu diperhatikan.
Penempatan media tidak boleh lebih
tinggi dari pada permukaan air saat
terjadinya surut terendah. Minimal
kedalaman media masih satu meter
di bawah permukaan air pada saat air surut terendah. Penempatan media
disesuaikan dengan jenis karang yang akan ditransplantasikan. Untuk jenis
karang yang hidup di tempat dangkal dengan kebutuhan sinar matahari penuh
perlu dibedakan dengan karang yang hidup ditempat dalam atau terlindung.

f. Penandaan pada bibit karang yang terpasang


Dalam penandaan terhadap
setiap jenis bibit karang yang di pasang
pada media laba-laba /MARSS
disarankan menggunakan bahan dari
kertas newtop/kertas tahan air yang
telah di laminating dan ditulisi kemudian
kertas tahan air tersebut di ikat pada
setiap jenis bibit yang berbeda guna
melihat percepatan pertumbuhan setiap

jenis karang dan sehingga pada


saat evaluasi media transplantasi
karang kita dapat melihat
percepatan pertumbuhan setiap
jenis karang yang terikat.
Penandaan pada karang
transplan bertujuan untuk
membedakan karang yang
berasal dari alam dengan karang
sebelumnya serta memudahkan
dalam pemeliharaan dan
pemantuan. Contoh
Gambar 8. Pemberian tanda pada perwakilan
jenis bibit karang yang dipasang pada induk
atau anakan karang dengan kode tertentu.

penanda/label pada karang transplantasi berdasarkan peraturan direktur jenderal


perlindungan hutan dan konservasi alam tentang pedoman transplantasi karang
nomor SK.09/IV/Set-3/2008 tanggal 29 Januari 2008 dalam penandaan dapat
dibuat dalam bentuk kode.

g. Pemasangan patok tanda batas


sederhana pada lokasi restorasi
Kegiatan ini dilakukan dengan
memasang tanda batas sederhana
seperti botol pelampung bekas dengan
warna yang agak mencolok guna
sebagai penanda bahwa adanya tanda lokasi yang terpasang media
transplantasi karang, tidak hanya itu kita juga mensosialisasikan lokasi
transplantasi karang pada masyarakat sekitar khsususnya yang dekat dengan
area transplantasi karang, agar tidak melakukan aktifitas penangkapan terlebih
dahulu pada lokasi yang di jadikan site restorasi.

Anda mungkin juga menyukai