Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan Studi Kasus

Rancangan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

adalah descriptive study. Penulis mengelola masalah hipertermia pada pasien

anak dengan kejang demam dengan menerapkan kompres hangat.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus yang digunakan penulis adalah mengaplikasikan

pada pasien anak dengan nama An. A yang berusia 2,5 tahun dan berjenis

kelamin perempuan yang mengalami hipertermia saat menjalani perawatan di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

C. Fokus Studi

Fokus studi yang digunakan oleh penulis adalah “penerapan kompres

hangat untuk mengatasi hipertermia pada pasien anak dengan kejang

demam”.

D. Definisi Operasional

1. Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan menggunakan handuk

maupun washlap yang sudah dibasahi menggunakan air hangat,

ditempelkan di bagian tubuh tertentu untuk menurunkan suhu tubuh dam

sekaligus memberikan rasa nyaman (Maharani, 2011).

2. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat demam dan tidak

disebabkan oleh proses infeksi didalam kepala seperti : meningitis,

ensifilitis, ataupun adanya infeksi lain seperti : infeksi saluran pernafasan,

23
24

infeksi saluran telinga, dan infeksi pada saluran pencernaan. Pada anak

usia 6 bulan sampai 5 tahun biasanya sering terjadi kejang demam

(Lusia, 2015).

E. Tempat dan Waktu

Penulis dalam menerapkan studi kasus, mengaplikasikan tindakan

keperawatan mandiri di Ruang Baitul Athfal Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang pada tanggal 29 - 31 Maret 2019.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Administratif

a. Membuat surat permohonan ijin melakukan studi kasus dari Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang

ditujukan kepada pihak bagian Diklat Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang.

b. Setelah mendapatkan ijin dari pihak bagian Diklat Rumah Sakit

Islam Sultan Agung Semarang, penulis menemui penanggung jawab

ruangan, yaitu ruang Baitul Athfal Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang untuk mengajukan permohonan studi kasus yang akan

dilakukan oleh penulis selama 3 hari.

c. Setelah mendapatkan ijin dari pihak penanggung jawab ruang Baitul

Athfal Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, penulis memilih

pasien sesuai dengan kriteria karakteristik responden yaitu pasien


25

anak perempuan usia 2,5 tahun dengan kejang demam yang

mengalami hipertermia saat di rawat di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang.

2. Prosedur Teknis

a. Tahap persiapan

Penulis melakukan persiapan dengan memastikan semua alat sudah

siap dan intervensi yang akan digunakan dalam pengambilan data

studi kasus sudah tersusun sebelum ke responden.

b. Tahap pelaksanaan

1) Penulis terlebih dahulu menjelaskan tujuan studi kasus dan

meminta ijin kepada pasien dan keluarga untuk menjadikan

pasien sebagi subyek studi kasus / responden. Penulis akan

menerapkan asuhan keperawatan kepada responden selama 3

hari. Pasien dan keluarga berhak menyetujui atau menolak untuk

dijadikan responden dengan mengisi lembar yang telah

disiapkan oleh penulis yaitu informed consent.

2) Apabila pasien dan keluarga menyetujui untuk dijadikan

responden, maka penulis dapat memulai proses pengumpulan

data dengan metode wawancara dan observasi langsung

terhadap pasien dan keluarga.

3) Setelah itu penulis melakukan kontrak waktu, tempat, dan

persetujuan untuk melakukan asuhan keperawatan kepada

responden.
26

4) Penulis mengecek suhu tubuh pasien sebelum diberikan

intervensi keperawatan Kompres hangat dengan menggunakan

termometer suhu.

5) Melakukan intervensi kepada responden sesuai dengan prosedur

kompres hangat.

a) Tahap Pra Interaksi

(1) Mengecek program terapi dan mencuci tangan

(2) Mengidentifikasi pasien dengan benar.

(3) Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.

b) Tahap Orientasi

(1) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien,

memperkenalkan diri.

(2) Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan

dilakukan.

(3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.

(4) Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama

dengan pasien/ keluarga.

c) Tahap Kerja

(1) Menjaga privasi.

(2) Mengajak pasien membaca basmallah.

(3) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin sesuai

dengan kondisi pasien.

(4) Pantau suhu dan tanda vital.


27

(5) Memasang pengalas dibawah bagaian tubuh yang

akan di kompres.

(6) Basahi washlap dengan air hangat dan meletakkan

washlap dibagian yang dikompres.

(7) Mengobservasi respon pasien dan mengukur suhu

tubuh.

d) Tahap Terminasi

(1) Melakukan evaluasi dan menyampaikan hasil

pengkajian yang dilakukan.

(2) Menyampaikan rencana tindak lanjut.

(3) Merapikan pasien dan lingkungan.

(4) Mengajak pasien membaca Hamdalah.

(5) Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan

kontrak yang akan datang.

(6) Membereskan dan merapikan alat.

(7) Mencuci tangan.

(8) Mencatat di lembar catatan keperawatan.

(9) Melakukan tindakan kompres hangat selama dua

hari.

G. Penyajian Data

Dalam penerapan studi kasus ini, penulis menyajikan data secara

tekstular/narasi yang disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek

studi kasus yang merupakan data pendukungnya.


28

H. Etika Studi Kasus

Sebelum mengaplikasikan rencana tindakan yang telah dibuat, penulis

menentukan etika studi kasus yang akan digunakan. Menurut Dharma (2011)

terdapat beberapa etika studi kasus dalam keperawatan, antara lain :

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human

Dignity)

Studi kasus dilakukan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia. Subjek memiliki kebebasan untuk menyetujui atau menolak

untuk dilakukannya studi kasus.

Sebelum penulis melakukan tindakan, penulis telah mendapatkan

persetujuan pasien dan keluarganya untuk dilakukan studi kasus.

2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek (Respect for Privacy and

Confidenitality)

Penulis akan menjaga privasi dan kerahasiaan informasi tentang pasien

seperti pasien tidak mencantumkan nama lengkap pasien tetapi hanya

menuliskan dengan inisial nama.

3. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing

Harm and Benefits)

Bahwa studi kasus dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan

resiko atau kerugian bagi subjek studi kasus.

Dalam melakukan studi kasus penulis menerapkan kompres hangat untuk

mengatasi hipertermia dalam hal ini pasien mendapatkan manfaat yaitu

hipertermia akan teratasi selama dirawat di Rumah Sakit Islam Sultan


29

Agung Semarang. Tindakan yang penulis lakukan untuk mencegah

kerugian yang ditimbulkan dengan mengecek suhu secara valid dan

memastikan alat yang digunakan sudah sesuai dengan prosedur.

Anda mungkin juga menyukai