– P3
Asisten
Laila Nurfitria Devi NRP. 5009201020
1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN DAN
KALIBRASI – P3
Asisten
Laila Nurfitria Devi NRP. 5009201020
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... 6
3
3.4. Saran ............................................................................................................ 19
4
DAFTAR TABEL
5
ABSTRAK
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Adapun rumusan masalah yang muncul pada praktikum P3 ini antara lain:
a. Bagaimana prosedur kalibrasi timbangan digital?
b. Bagaimana cara menentukan nilai ketidakpastian timbangan digital?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada praktikum P3 ini antara lain:
a. Dapat memahami prosedur kalibrasi pada timbangan digital.
b. Dapat mengetahui cara menentukan nilai ketidakpastian timbangan digital.
8
BAB II
METODOLOGI
9
2.2.2 Kemampuan Baca Kembali
Langkah ini dilakukan untuk dua posisi yaitu setengah kapasitas penuh dari
timbangan.
1) Timbangan di nol-kan dan dicatat sebagai z1.
2) Massa standar (M) yang mendekati setengah kapasitas ditimbang dan dicatat
pembacaan sebagai m1.
3) Massa diambil, ditunggu sampai stabil dan dicatat sebagai z2.
4) Poin 1 sampai dengan 3 diulangi sampai 10 kali pembacaan.
5) Perbedaan (r1) dihitung dengan rumus
ri = mi – zi, kapasitas setengah/penuh dan dicatat.
6) Standar deviasi dihitung dari perbedaan dengan rumus:
Dimana:
ri = perbedaan ke-1.....,n
r’ = rata-rata perbedaan
n = jumlah pembacaan = 10
7) Perbedaan maksimum berturut-turut ditentukan dan dicatat dengan cara
mengurangkan dari pembacaan satu terhadap berikutnya.
8) Poin 1 sampai dengan 7 diulangi untuk kapasitas penuh.
9) Standar deviasi maksimum dicatat. Catatan: Gunakan standar deviasi
terbesar untuk perhitungan ketidakpastian.
10) Ketidakpastian standar dihitung:
10
σ maks = standar deviasi maksimum pada poin ke 9
n = jumlah pembacaan = 10
2.2.3 Penyimpangan Nilai Nominal
1) 8 titik dipilih pada daerah kapasitas timbanan dengan pembagian teratur.
2) Timbangan di nol-kan dan dicatat sebagai z1.
3) Massa Standar yang sesuai pada penimbangan pertama ditimbang dan dicatat
sebagai m1.
4) Pan disentuh, ditunggu ±30 detik kemudian dicatat sebagai m2.
5) Massa Standar diambil dan ditunggu sampai stabil dan dicatat sebagai z2.
Timbangan jangan nol-kan.
6) Rata-rata pembacaan nol dihitung dan dicatat sebagai z’.
7) Rata-rata pembacaan massa pada timbangan dihitung dan dicatat sebagai m’.
8) Perbedaan ri = mi’ – zi’ dan catat sebagai ri.
9) Koreksi dihitung dengan rumus C = M - ri dan dicatat sebagai C1.
10) Poin 2 sampai 9 diulangi untuk titik lainnya sampai 100% kapasitas timbangan.
11) Nilai koreksi maksimum dipilih sebagai Q.
12) Ketidakpastian dari Massa Standar yang digunakan dijumlahkan dan dicatat.
13) Ketidakpastian Massa Standar dihitung.
11
3) Massa Standar diletakkah ditengah-tengah “pan”, timbangan di ”tare” dan
dicatat pembacaannya.
4) Massa dipindahkan ke depan, belakang, kiri, dan kanan pada daerah garis “pan”
dan dicatat pembacaannya.
5) Dihitung perbedaan maksimum dengan cara mengurangkan hasil terbesar
dengan hasil terkecil. Jika massa lebih dari 500 g maka digunakan piringan non-
magnetik dengan diameter yang sesuai dengan besarnya diameter massa.
2.2.5 Batas Unjuk Kerja Timbangan
Dihitung dengan rumus sbb:
F = 2σmaks + Q
Dimana:
σmaks = Standar deviasi maksimum pada kemampuan baca kembali,
Q = Nilai koreksi maksimum dari penyimpanan nilai nominal.
2.2.6 Ketidakpastian Penimbangan
Dihitung dengan rumus sbb:
Di mana:
UR = Ketidakpastian standar dari kemampuan baca (resolusi)
timbangan
Ut = Ketidakpastian standar dari kemampuan baca kembali timbangan
UM = Ketidakpastian dari massa standar
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
5 0 250.04 250.04 0.04 0 499.62 499.62 0.04
6 0 250 250 0.04 0 499.54 499.54 0.08
7 0 250 250 0 0 499.54 499.54 0
8 0 250.06 250.06 0.06 0 499.56 499.56 0.02
9 0 250.02 250.02 0.04 0 499.56 499.56 0
10 0 250 250 0.02 0 499.55 499.55 0.01
11 Standar Deviasi 0.021499354 Standar Deviasi 0.1076258953
Maksimum Maksimum
Selisih Selisih
12 0.06 0.28
Pembacaan Pembacaan
Berikutnya Berikutnya
Standar Deviasi
13 0.1076258953
Maksimum
Ketidakpastian
14 0.03403429643
Standar (Ut)
Ketidakpastian
15 0.002886751346
Resolusi (Ur)
Beban
Nilai
No Ketidakpastian Diatas Pembacaan Rata-Rata Perbedaan Koreksi
Konvensional
Pan
0 z1 0 z 0
20 0
1 20 0.01 m1 20 m 20
20
m2 20
0 z1 0 z 0
50 0
2 50 0.035 m1 50 m 50
50
m2 50
0.01 0 z1 0 z 0
20 69.99 0.01
3 0.35 m1 70 m 69.99
50 70
m2 69,98
0 z1 0 z 0
99.945 0.055
4 100 0.075 m1 100 m 99.945
100
m2 99,89
5 0.01 0 z1 0 z 0 119.975 0.025
14
20 0.75 m1 120 m 119.975
120
100 m2 119,95
0.35 0 z1 0 z 0
50 150 0
6 0.75 m1 150 m 150
100 150
m2 150
20 0.01 0 z1 0 z 0
169.985 0.015
7 50 0.35 m1 170 m 169.985
170
100 0.75 m2 169,97
0.75 0 z1 0 z 0
100 199.975 0.025
8 0.75 m1 200 m 199.975
100 200
m2 199,95
Koreksi Minimum 0
Koreksi Maksimum 0.055
Harga Mutlak dari Koreksi Minimum 0
Umc 0.62546917
15
= ±2 . √(𝑈𝑅)^2 + (𝑈𝑡)^2 + (𝑈𝑀)^2
= ±2. √(0.0028867513462 + 0.034034296432 + 0.0028867513462 )
= ±0.06855654601
3.2.Pembahasan
Praktikum P2 dengan judul “Kalibrasi Timbangan Digital” telah dilaksanakan,
sehingga dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut. Pembahasan dilakukan
menurut poin poin berikut, pertama adalah pengertian kalibrasi dan ketidakpastian,
kedua adalah tujuan dari diperlukan adanya kegiatan kalibrasi, ketiga adalah macam-
macam ketidakpastian dari timbangan digital, keempat adalah nilai-nilai
ketidakpastian dari praktikum, kelima adalah alasan muncul angka ketidakpastian.
Melalui poin-poin tersebut akan dibahas pula cara melakukan pengolahan data
sehingga mendapatkan hasil seperti pada analisis data di atas.
Pertama, kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dengan nilai yang telah
diketahui dalam kondisi tertentu. Dengan melakukan kalibrasi, maka dapat diketahui
seberapa jauh perbedaan atau penyimpangan antara true value yang telah diketahui
dalam kondisi tertentu dengan measured value yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur,
misalnya timbangan digital. Kalibrasi dapat dilakukan dengan rentang ukur/kapasitas
tertentu, sehingga hal ini dapat dilakukan sebagai pemeriksaan bulanan dan enam
bulanan pada timbangan digital melalui 6 metode yang telah menjadi sub-poin pada
analisis data. Nilai penyimpangan yang dihasilkan dari pengukuran dapat ditunjukan
melalui nilai ketidakpastian. Oleh karena itu, ketidakpastian adalah selisih antara hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Hal ini berkaitan dengan
pembahasan poin kedua yaitu, sesuai dengan pengertian kalibrasi dan ketidakpastian
di atas, maka tujuan diadakannya kalibrasi adalah untuk mengetahui nilai
ketidakpastian dari suatu alat ukur yang dapat dilakukan sebagai pemeriksaan bulanan
dan enam bulanan sesuai dengan standar operasi internasional (ISO) atau Standar
16
Nasional Indonesia (SNI) pada setiap jenis alat ukur, pada praktikum kali ini adalah
timbangan digital.
Ketiga, melalui kedua poin di atas maka dapat dicari macam-macam
ketidakpastian dari timbangan digital. Macam-macam ketidakpastian tersebut antara
lain, ketidakpastian ketidakpastian akibat faktor resolusi alat (Ur) yang didapat dari
hasil metode pemeriksaan skala, kemudian ketidakpastian standar (Ut) ketidakpastian
resolusi (Ur) yang didapatkan dari hasil metode kemampuan baca kembali,
selanjutnya adalah ketidakpastian Massa Standar (UMC) dan ketidakpastian
penimbangan (U95) yang didapatkan dari perhitungan pada analisa ketidakpastian
penimbangan atas.
Keempat, macam-macam ketidakpastian di atas dapat dicari dengan
menggunakan rumus masing-masing sehingga akan menghasilkan nilai yang berbeda
beda. Ketidakpastian akibat faktor resolusi alat (Ur) pada metode pemeriksaan skala
didapat dengan cara 0.5 dikalikan dengan nilai resolusi sebesar 0.01 dibagi dengan
akar 3, 0.01 dipilih karena pada timbangan digital mempunyai keakuratan 2 angka
dibelakang koma, dan angka terkecilnya adalah 0.01, sehingga didapatkan nilai Ur
adalah 0.002886. Selanjutnya ketidakpastian standar (Ut) pada metode kemampuan
baca kembali yang didapatkan dengan cara membagi antara nilai maksimum deviasi
standar dengan akar 10 (nilai 10 didapatkan dari banyak pengulangan, yaitu 10x),
sehingga menghasilkan nilai ketidakpastian standar adalah 0.034. Deviasi standar
maksimum dihitung dari standar deviasi pada kedua massa, standar deviasi pada
kedua massa diperoleh dari data perbedaan pada kedua massa, yaitu massa setengah
dari massa standar, massa standar yang digunakan adalah 500 gram. Nilai perbedaan
tersebut di tuliskan sebagai ri yang didapat dari pengurangan pembacaan timbangan
ketika terdapat beban dengan yang tidak terdapat beban. Kemudian ketidakpastian
resolusi (Ur) yang didapat dari metode kemampuan baca kembali adalah 0.002886,
hal ini sama dengan ketidakpastian resolusi pada metode pemeriksaan skala.
Ketidakpastian selanjutnya adalah ketidakpastian Massa Standar (UMC) yang
menghasilkan nilai 0.6255, nilai ini didapatkan dari akar penjumlahan nilai
17
ketidakpastian kuadrat dari semua jenis massa anak timbangan yang digunakan
kemudian dibagi 2. Nilai ketidakpastian tersebut antara lain, apabila berat 20
ketidakpastiannya adalah 0.01, 50 adalah 0.035, dan 100 adalah 0.75, nilai-nilai
tersebut didapatkan dari ISO/IEC 17025 dan SNI 19-17025-2006. Apabila nilai
konvensional lebih dari satu massa maka nilai ketidakpastiannya di kuadratkan,
ditambah, kemudian di akarkan. Terakhir adalah ketidakpastian penimbangan (U95),
didapatkan nilai sebesar ±0.06857, nilai tersebut dihasilkan dari nilai k sebesar kurang
lebih 2 dikalikan dengan akar Ur kuadrat ditambah Ut kuadrat ditambah UMC kuadrat.
Kelima, alasan kemunculan nilai ketidakpastian adalah hasil dari alat ukur yang
dikalibrasi. Hal ini membuktikan bahwa alat ukur yang akan digunakan harus
dikalibrasi terlebih dahulu untuk mengetahui nilai ketidakpastian, sehingga true value
dengan measured value memiliki nilai yang sama nantinya. Bukti bahwa alat ukur
telah terkalibrasi dengan baik adalah dilihat dari toleransinya. Toleransi penimbangan
merupakan tar, dimana terdapat hubungan dari Batas Unjuk Kerja Timbangan,
dimana didapatkan dari m - F < M < m + F dengan M adalah massa sebenarnya, m
alah massa yg ditimbang, dan F adalah Batas Unjuk Kerja Timbangan, dengan nilai
F adalah 0.2702517906 dan 250 gram dan massa yang sebenarnya adalah 250 gram.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa timbangan masih bagus dan apabila terdapat
selisih maka dmungkinkan karena fasa yang digunakan dan keterbatasan alat, serta
pengaruh lingkungan.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.3.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan 2 antara lain:
a. Kalibrasi merupakan kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur
dengan nilai yang telah diketahui dalam kondisi tertentu. Dengan melakukan
kalibrasi, maka dapat diketahui seberapa jauh perbedaan atau penyimpangan
antara true value yang telah diketahui dalam kondisi tertentu dengan measured
value yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur, misalnya timbangan digital. Nilai
penyimpangan yang dihasilkan dari pengukuran dapat ditunjukan melalui nilai
ketidakpastian. Oleh karena itu, ketidakpastian adalah selisih antara hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.
b. Ketidakpastian ketidakpastian akibat faktor resolusi alat (Ur) sebesar 0.002886
yang didapat dari hasil metode pemeriksaan skala, kemudian ketidakpastian
standar (Ut) sebesar 0.03403, ketidakpastian resolusi (Ur) sebesar 0.002886
yang didapatkan dari hasil metode kemampuan baca kembali, selanjutnya
adalah ketidakpastian Massa Standar (UMC) sebesar 0.62546917 dan
ketidakpastian penimbangan (U95) sebesar ±0.06855654601 yang didapatkan
dari perhitungan pada analisa ketidakpastian penimbangan atas.
3.4.Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis kepada praktikan adalah agar dapat datang
tepat waktu. Kemudian kepada asistan laboratorium hendaknya memastikan terlebih
dahulu apakah modul sudah sesuai.
19
DAFTAR PUSTAKA
20