Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

POLITIK DAN OLAHRAGA


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dan Sosiologi Olahraga

Dosen Pengampu : Bambang Hermansyah, M.Pd

DI SUSUN OLEH
Kelompok 5 :

Anes Winartiningsih (2022152088)


M. Suhadi (2022152086)
Junerensa Fourteino (2022152077)
Andri Buldani Rozaq (2022152073)

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG


PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN JASMANI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Olahraga dan Poltik”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuandari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telahberkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan
perbaikan pada makalah.

Palembang, Mei 2023

Penyusun,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik dan Olahraga ...................................................................... 3
B. Kaitan Politik dan Olahraga ............................................................................ 5
C. Pengaruh Politik dalam Pembinaan Olahraga ................................................. 10
D. Dampak Politik dalam Olahraga ..................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 15

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini peran olahraga makin penting dan strategis dalam kehidupan era global yang
penuh perubahan, persaingan, dan kompleksitas. Hal tersebut menyangkut pembentukan
watak dan kepribadian bangsa serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang berkesinambungan. Olahraga telah terdapat dalam berbagai bentuk di
dalam semua kebudayaan yang paling tua sekalipun.
Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar
lebih sejahtera.Olahraga semakin diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin
kompleks dan serba otomaTis, agar manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar
dari berbagai gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit kekurangan gerak (Hypo
Kinesis Desease). Olahraga yang dilakukan dengan tepat dan benar akan menjadi faktor
penting yang sangat mendukung untuk pengembangan potensi dini. Kesehatan, kebugaran
jasmani dan sifat-sifat kepribadian yang unggul adalah faktor yang sangat menunjang untuk
pengembangan potensi diri manusia, dan melalui pendidikan jasmani, rekreasi, dan olah raga
yang tepat faktor-faktor tersebut dapat diperoleh. Melalui pembinaan olahraga yang
sistematis, kualitas SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri,
tanggungjawah, disiplin, sportivitas yang tinggi yang mengandung nilai transfer bagi bidang
lainnya. Berdasarkan sifat-sifat itu, pada akhirnya dapat diperoleh peningkatan prestasi
olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara
menyeluruh. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga perlu mendapat perhatian yang lebih
proporsional melalui perencanaan dan pelaksanaan sistemiatis.
Olahraga dapat dilakukan sebagai latihan, pendidikan, hiburan, rekreasi, prestasi,
profesi, politik, bisnis, industri, dan berbagai aspek lain dalam kebudayaan manusia. Bagi
suatu negara, olahraga yang dilaksanakan dan diselenggarakan dengan baik akan dapat
memberikan pengaruh yang besar bagi harkat dan martabatnya di dunia internasional.
Olahraga juga merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan disiplin dan
tanggung jawab, kreativitas dan daya inovasi, serta mengembangkan kecerdasan. Hal itu telah
dibuktikan juga kaitannya dengan politik

1
Olahraga dan politik bukanlah sesuatu yang baru. Seorang politikus sejati haruslah
serentak merupakan simbol kejantanan sportif. Sedangkan bagi kaum sosialis, olahraga adalah
manifestasi penting semangat ideal kolektivisme yang rasional dan higienis. Jadi, dari
pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam
peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali
kandungan multimakna itu, bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu sendiri setelah
semuanya terbaur oleh politik, yang ada hanyalah manipulasi sebuah kepuasan pribadi. Dan
dalam perkembangan kemajuan sekarang pengaruh politik cukup besar terhadap pembinaan
olahraga, baik pengaruh itu menimbulkan kemajuan atau bahkan kemunduran dalam bidang
olahraga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian politik dan olahraga itu?
2. Apa saja kaitannya politik dengan dunia olahraga?
3. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari masuknya politik dalam pembinaan olahraga?
4. Apa saja dampak positif dan negatif masuknya politik dalam pembinaan olahraga?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Olahraga.
2. Untuk mengetahui pengertian dari politik dan olahraga.
3. Untuk mengetahui kaitannya politik dengan dunia olahraga.
4. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari masuknya politik dalam pembinaan
olahraga.
5. Untuk mengetahui dampak positif dan negative masuknya politik dalam pembinaan
olahraga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik dan Olahraga


1. Pengertian Politik
Politik Dalam arti kebijaksanaan (Policy) berasal dari bahasa Yunani yaitu
Polistaia, Polis berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri
(negara), sedangkan taia berarti urusan. Dari segi kepentingan penggunaan, kata politik
mempunyai arti yang berbeda-beda. Untuk lebih memberikan pengertian arti politik
disampaikan beberapa arti politik dari segi kepentingan penggunaan.
Dalam arti kepentingan umum (Politics) atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik
yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut Politik
(Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan
alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita
kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai
keadaan yang kita inginkan.
Miriam Budairdjo (2009:13) mengatakan bahwa politik adalah usaha menggapai
kehidupan yang baik. Usaha yang dimaksud dalam pengertian politik ini dapat dicapai
dengan berbagai cara, yang terkadang bertentangan satu dengan lainnya. Akan tetapi tujuan
itu hanya dapat dicapai jika memiliki suatu kekuasaan wilayah tertentu (negara atau system
politik). Kekuasaan itu perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan
menentukan pembagian atau alokasi dari sumber daya yang ada. Oleh karena itu,
kesimpulan bahwa politik dalam suatu Negara berkaitan dengan masalah kekuasaan
pengambilan keputusan, kebijakan public, dan alokasi atau distribusi.
Namun pada umumnya, dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga,
untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis.
Sedangkan Menurut Ramlan Surbakti (1999 : 1) bahwa definisi politik adalah interaksi
antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu
wilayah tertentu. Menurut Kartini Kartono (1996 : 64) bahwa politik dapat diartikan

3
sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk
menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah
masyarakat.
Aristoteles (384-322 SM) yang memperkenalkan kata politik melalui
pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin
menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang
atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik
sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia
mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih
kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima
pandangannya. Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan
individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik
dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk
memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan negara.
Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu
kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi
kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan
keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau
alokasi (allocation). Dengan beberapa pendapat para ahli itu maka dapat disimpulkan
poltik adalah merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang
dikehendaki menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat.

2. Pengertian Olahraga
Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan
kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk
mereduksi stress. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan
metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem
kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga
secara rutin dan tersetruktur dengan baik dengan kata lain olahraga adalah suatu aktivitas

4
yang dapat menyehatkan diri dari luar maupun dari dalam atau lebih dikenal dengan nama
sehat jasmani rohani. Adapun beberapa pendapat atau para pakar yang mendefinisikan
tentang olahraga
Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerakan badan yang dilakukan
oleh satu orang atau lebih yang atau dapat dikenal regu atau rombongan. Sedangkan dalam
kamus Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) adalah ikut serta dalam aktivitas tubuh
untuk memperoleh kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di USA). Adapun Menurut UNESCO mengartikan bahwa
olahraga sebagai “setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisikan perjuangan
melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri kita sendiri”. Menurut Pakar Cholik
Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang
dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, petandingan,
dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya
dan berkualitas berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila. .
Sedangkan Pengertian Olahraga (Menpora Maladi) olahraga mencakup segala
kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita
hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang
terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh
relevansi kemenangan dan prestasi optimal

B. Kaitan Politik dengan Olahraga


1. Hubungan politik dengan olahraga
Perkembangan olahraga tidak dapat di pisahkan dari kecenderungan perkembangan
olahraga pada tingkat global, terutama pengaruh dari gerakan Olympiade sebagai sebuah
idealisme, yang sedemikian kuat dalam memberikan arah, isi dan pengorganisasian
kegiatan olahraga pada umumnya. Di pihak lain perkembangan olahraga itu sendiri, sepeti
halnya perkembangan Olympiade di pengaruhi oleh perubahan yang berlangsung dalam
lingkungan makro politik. Olahraga yang pada dasarnya merupakan kegitan yang semata-
mata kesenangan belaka, olahraga beralih menjadi upaya yang dikelola secara sungguh-

5
sungguh, atau dari kelihatan yang di anggap amat remeh, yang hanya di lihat
sebelah mata oleh pemerintah, menjadi sebuah kebijakan global yang memerlukan
perhatian dari Presiden, Perdana Menteri, dan Raja. Keseluruhan perubahan itu merupakan
konsekuensi dari perubahan kehidupan manusia yang diterpa oleh perubahan dan
lingkungan hidup.
Sejak awal kebangkitan Olympiade modern 1896 di Athena, gerakan Olympiade
(Olympic Movement) mencanangkan bahwa Olympiade mengemban misi untuk
menyebarluaskan isme, sebuah idealisme yang mengandung pesan perdamaian, kebebasan
dan persaudaraan sebagai landasan tatanan dunia baru, termasuk membina manusia menuju
kesempurnaan, seperti terkandung dalam motto, citius, altius, fortius. Tidak dipungkiri,
gerakan Olympiade secara nyata berpengaruh kuat terhadap penyebarluasan kultur
olahraga, dan sekaligus memberikan arah terhadap tujuan pembinaan, isi kegiatan dan
bahkan cara mengorganisasinya.
Tanpa kita sadari pula, akses dari Olympiade itu sendiri adalah lenyapnya eksistensi
permainan. Pada awalnya, kegitan Olympiade bersifat mundial tersebut, yang diklaim
sebagai langkah paling dini dalam penciptaan globalisasi olahraga, hanya di ikuti oleh
kelompok ekslusif dari kalangan bangsawan. Memasuki tahun 1920 mulai meluas, di ikuti
oleh kalayak luas, meskipun masih amat terbatas, sementara pada tahun 1950 berbarengan
dengan meletusnya perang dingin, konflik dalam komteks geo politik yang dipicu oleh
perang ideology-komunis dan demokrasi tidak terelakan, olahraga merupakanbagian dari
suatu sistem polotik, dan untuk negara-negara sosialis, merupakan alat propaganda bagi
keberhasilan tatanan masyarakt sosialis.
2. Kelekatan Politik dengan Olahraga
Sejak lama ada usaha untuk menceraikan kegiatan olahraga, terutama Olimpiade,
dengan politik. Tapi, upaya itu selalu gagal. Kalau saja dunia mau jujur, sebenarnya
keterkaitan antara keduanya sudah terpatri dalam peraturan penyelenggaraan Olimpiade itu
sendiri.Ambil saja pengibaran bendera dan pengumandangan lagu kebangsaan negara asal
atlet pemenang salah satu cabang olahraga sebagai contoh. Itu saja sudah menunjukkan
tentang bagaimana olahraga sudah terpolusi oleh politik. Sejarah telah beberapa kali
merekam tentang intervensi politik terhadap ajang yang sebenarnya dimaksudkan untuk
memupuk sportivitas dan persahabatan antarnegara dan bangsa ini.

6
Contoh klasik terjadi pada Olimpiade 1936 di Berlin, ketika faham Nazi Jerman
tengah berada di puncaknya. Jesse Owens, pelari berkulit hitam AS yang sebelum pesta
olahraga itu dibuka sudah dihina media Jerman, tiba-tiba saja merebut tak kurang dari
empat medali emas. Dan, itu dilakukannya di depan mata Hitler, gembong konsep tentang
supremasi bangsa Aria.Pada 1968, pada upacara menghormati pemenang, dua atlet kulit
hitam AS mengacungkan tinju sebagai protes atas diskriminasi rasial di negara mereka.
Orang juga tak melupakan kejadian berdarah pada Olimpiade 1972 di Muenchen, ketika
para pejuang radikal Palestina menyandera dan kemudian membunuh 11 atlet Israel. Itu
adalah upaya menarik perhatian dunia akan nasib bangsa Palestina yang tergusur dari tanah
leluhur mereka.
Pada Olimpiade 1980 di Moskow, AS dan negara-negara Barat memutuskan tak
hadir sebagai protes atas penyerbuan Uni Soviet terhadap Afganistan. Empat tahun
kemudian, Uni Soviet dan sekutunya membalas boikot itu dengan tak hadir pada Olimpiade
1984 di Los Angeles. Aksi Uni Soviet diikuti oleh negara-negara satelitnya di Eropa Timur.
Akibatnya, Olimpiade 1984 berjalan hambar. Maklumlah, negara-negara sosialis di masa
itu merupakan gudang atlet kelas dunia.
Dari semua kejadian yang dibeberkan di atas, Olimpiade Beijing 2008 yang akan
dimulai dalam sepekan ini merupakan puncak dari keterkaitan antara olahraga dan politik.
Sejak jauh hari sebelum dimulai, ia telah dikotori faktor politik. Protes warga Tibet ternyata
tidak terbatas di Tibet, tapi menyebar ke seluruh pemukiman mereka di seluruh China dan
di negara-negara lain. Unjuk rasa mereka juga didukung para aktivis LSM internasional.
Buat China sendiri, Olimpiade Beijing 2008 memiliki arti penting yang nuansa politiknya
sangat tebal. Ketika mendiang Mao Zedong memproklamasikan berdirinya RRC sebagai
sebuah negara itu pada 1 Oktober 1949, antara lain ia mengatakan, "Bangsa kita tidak lagi
akan jadi obyek pemerasan, penghinaan, dan pembudakan dari bangsa lain." Sejak saat itu,
RRC selalu berjuang menempatkan dirinya pada posisi terhormat di pentas dunia.
Tapi, selama hampir 50 tahun (1945-1990), Mao selalu berada di bawah bayang-
bayang Uni Soviet dan AS, sebagai dua aktor utama di panggung Perang Dingin. Mao telah
mencoba melepaskan diri dari bayang-bayang kedua adikuasa dan berperan sebagai
kekuatan ketiga dengan cara menghimpun kekuatan negara-negara berkembang. Toh,
usaha itu tak banyak mendatangkan sukses. Sukses Beijing sebagai salah satu pelaku yang

7
turut menentukan corak dunia justru diraih setelah mendiang Deng Xiaoping mengambil
langkah berani. Ia berbalik 180 derajat dengan meninggalkan prinsip-prinsip Maois dan
mengadopsi model pembangunan kapitalistik.
Hasilnya adalah perkembangan ekonomi di atas 8% per tahun dan telah
menempatkannya sejajar dengan negara-negara kapitalis dunia. Sejarah China selama
sekitar satu abad antara 1838, yakni dimulainya intervensi dan intrusi kolonialisme dan
imperialisme Barat, sampai 1949 ketika RRC berdiri, dipenuhi perasaan sebagai bangsa
tertindas dan terhina. Hampir semua kekuatan dunia memiliki konsesi di China dan tak
mengherankan jika Bapak Republik Dr Sun Yat-sen mengatakan bahwa nasib bangsa
China lebih buruk dari bangsa lain karena ia dijajah banyak negara. Tak mengherankan
pula jika para sejarawan Marxis di China menyebut masa selama satu abad itu sebagai abad
humiliasi (penghinaan) nasional.
Karena itu, penyelenggaraan Olimpiade di Beijing tak dapat dipisahkan dari sejarah
humiliasi, sukses pembangunan ekonomi, dan kebangkitan nasional bangsa China.
Olimpaide Beijing 2008 adalah sebuah lambang tentang keberhasilan China yang telah
bangkit kembali dari posisi terhina selama satu abad dan berhasil menempatkan diri
sebagai aktor yang perannya sejajar dengan negara-negara besar lain. Olimpiade Beijing
juga merupakan lambang balas dendam China atas satu abad penghinaan yang dilakukan
bangsa-bangsa Barat dan Jepang terhadap bangsa dan negara China.Oleh karena itu, RRC
tak akan membiarkan anasir sekecil apapun yang berasal dari dalam maupun luar negeri
yang ditengarai akan mengganggu keberhasilan penyelenggaraan pesta olahraga dunia itu.

3. Olahraga dan Politik


Olahraga tentunya tidak lepas dari atlet atau olahragawan dengan bidang olahraga
yang ditekuninya, dan atlet merupakan salah satu unsur terpenting dalam perkembangan
olahraga karena atlet merupakan pelaku utama dalam kemajuan olahraga. Atlet atau
olahragawan menjadi patokan atau tolak ukur kemampuan dalam menguasai sebuah
olahraga.Seseorang tentunya menjadi atlet atau olahragawan tentunya tidak diperoleh
dengan mudah, mereka bisa menjadi atlet harus melewati perjuangan yang berat yaitu
dengan berlatih rutin. Tetapi bagi kebanyakan atlet mereka menekuni olahraga yang
mereka tekuni tentunya didasari dulu dengan rasa senang dengan olahraga yang mereka

8
tekuni, jadi mereka melewati hari – hari latihannya dengan rasa senang. Selain
membuahkan prestasi tentunya mereka juga bisa mendapatkan kebugaran tubuh yang lebih
bagus di banding orang- orang non atlet, dan dari kebugarannya itu mereka bisa
memperoleh prestasi yang lebih bagus lagi.
Dari prestasi yang mereka dapat mereka bisa memperoleh popularitas, sehingga
mereka bisa dikenal banyak orang bahkan dijaman sekarang menyamai popularitasnya
dengan pejabat tinggi negara atau selebriti, terlebih bagi mereka yang bisa berprestasi
membawa nama baik negaranya dikancah internasional sehingga mereka dianggap sebagai
pahlawan pembawa nama negara. Dengan popularitasnya banyak yang memanfaatkannya
dalam perkembangan dunia politik, entah saat mereka menjadi atlet atau saat setelah
mereka pensiun menjadi seorang atlet, Dengan ketenaran mereka banyak yang
memanfaatkannya sebagai duta kampanye partai- partai politik yang bersanguktan yang
memanfaatkan ketenarannya.
Dan bahkan banyak juga yang maju sendiri dalam perebutan kursi politik dengan
mengandalkan ketenarannya dan fans - fans mereka saat menjadi atlet yang semakin
mendukung mereka berkiprah dalam dunia politik. Dari popularitas para atlet / mantan atlet
itu banyak bukti yang terjun langsung dalam dunia politik, dan bahkan banyak dari antara
mereka sukses dalam pemilihan kursi politik dan akhirnya beralih profesi menjadi seorang
politikus. Dan berikut ini contoh beberapa mantan atlet yang sukses terjun dalam dunia
politik :
a) George Weah. Mantan pemain sepak bola Liberia, ia meraih penghargaan Pemain
Terbaik FIFA, sehingga merupakan orang Afrika pertama yang meraih gelar
tersebut. Setelah pensiun dari sepak bola, Weah mencoba peruntungannya di dunia
politik. Ia mencalonkan dirinya menjadi presiden Liberia dan bersaing dengan Ellen
Johnson-Sirleaf dalam pemilu presiden Liberia pada Oktober dan November
2005. Tapi sayang Weah gagal menjadi presiden Liberia. Meskipun begitu, ia masih
tetap aktif berkecimpung di dunia politik. .
b) Manny Pacquiao. Petinju Filipina dengan segudang prestasi dan hingga kini masih
aktif bertinju. Pada tahun 2007 ia mencalonkan dirinya sebagai anggota parlemen dari
Partai Liberal. Tapi sayang, Pacquiao kalah bersaing dari Darlene Antonino-Custodio,

9
saat itu. Pacquiao baru berhasil menjadi anggota parlemen saat pemilu 2010 untuk
mewakili provinsi Sarangani.
c) Arnold Schwarzenegger. Ia memang dikenal sebagai bintang film. Tapi jauh sebelum
itu, Arnold Schwarzenegger adalah seorang atlet binaraga. Ia terpilih pada 7 Oktober
2003 sebagai Gubernur baru California.
d) Andriy Shevchenko. Pensiun dari sepak bola usai Euro 2012, sekarang ia ikut serta
dalam dunia politik. Sebuah partai oposisi yang pro pada para pebisnis Ukraina menjadi
pelabuhan Shevchenko. Shevchenko diharapkan bisa duduk di kursi panas parlemen
Ukraina pada pemilihan wakil rakyat Ukraina yang berlangsung bulan Oktober 2012
ini.
e) Kakha Kaladze. Mantan bek Milan dan Genoa ini pensiun seusai musim kompetisi
2011/2012. Tapi siapa sangka, usai pensiun ia benar-benar langsung bergabung dengan
dunia politik. Kakha Kaladze terpilih sebagai Menteri Pembangunan Daerah dan
Infrastruktur sekaligus deputi Perdana Menteri Georgia pada tanggal 8 Oktober 2012
yang lalu.
f) Marat Safin. Mantan petenis nomor satu, Marat Safin terjun ke politik. Dia menjadi
anggota partai politik yang tengah berkuasa di Rusia. Mantan petinju, Pete Sampras
menyebut Safin akan sukses dan bisa menjadi Presiden Rusia.
g) Kevin Johnson. Bekas pemain basket NBA, sukses terjun ke dunia politik. Dia
menjadi wali kota Sacramento pada 2008. Dialah wali kota Afrika-Amerika pertama
untuk Sacramento.
Dari banyaknya mantan atlet yang terjun dunia politik bisa disimpulkan bahwa
popularitas saat menjadi atlet bisa menjadi sarana dalam prestasi meraih kursi politik.

C. Pengaruh Politik dalam Pembinaan Olahraga


Membangun strategi pembinaan olahraga memerlukan waktu dan penataan system
secara terpadu. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi dengan kelembagaan lain
yang terkait dengan pembinaan system keolahragaan secara nasional. Penataan olahraga harus
dimulai dari permasalahan olahraga di masyarakat yang diharapkan akan memunculkan bibit-
bibit atlet berpotensi dan ini akan didapat pada atlet yang dimulai dari usia sekolah. Oleh

10
karena itu penataan harus dilakukan secara terpadu dan berjenjang sehingga hasil yang dicapai
merupakan produk yang sangat optimal.
Untuk dapat menggerakkan pembinaan olahraga harus diselenggarakan dengan
berbagai cara yang dapat mengikutsertakan atau memberi kesempatan seluas - luasnya kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga secara aktif, berkesinambungan, dan
penuh kesadaran akan tujuan olahraga yang sebenarnya. Pembinaan olahraga yang seperti ini
hanya dapat terselenggara apabila ada suatu system pengelolaan keolahragaan yang terencana,
terpadu, dan berkesinambungan dalam semangat kebersamaaan dari seluruh lapisan
masyarakat. Pembinaan atlet usia pelajar sering kali tidak terjadi kesinambungan dengan
pembinaan cabang olahraga prioritas. Hal ini bias dilihat dari berbagai cabang olahraga yang
merupakan andalan untuk meraih medali emas tidak dibina secara berjenjang. Untuk itu perlu
dilakukan penyusunan program pembibitan atlet dari usia dini dengan cabang olahraga yang
menjadi prioritas.
Dunia olahraga saat ini dan bahkan yang akan datang, tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Olahraga tidak hanya sebagai kebutuhan
untuk menjaga kebugaran tubuh, akan tetapi telah merasuk dalam semua sektor kehidupan.
Lebih jauh lagi, prestasi olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat manusia baik secara
individu, kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara. Prestasi olahraga suatu negara menjadi
tolok ukur kemajuan bangsa dan negara, oleh karena itu persaingan mencapai prestasi olahraga
antar negara terus berjalan dengan berbagai pengembangan teknik dan teknologi bidang
olahraga, “sport science – sport technology” merupakan tantangan bagi pengurus dan
pengelola olahraga suatu negara. Tanpa ada keinginan dan kemampuan menjawab tantangan
tersebut, rasanya akan sulit kita mensejajarkan prestasi olahraga dengan prestasi olahraga
negara lain. Untuk itu perlunya diadakan rekonsolidasi dan harmonisasi antar berbagai
lembaga pengelolaan keolahragaan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi
induk cabang olahraga, korporasi dan masyarakat luas. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkuat efisiensi dan efektivitas pengembangan dan pembinaan olahraga dalam
mempercepat perwujudan prestasi olahraga di berbagai event, baik single event maupun multy
event olahraga nasional, regional dan internasional.
Tidak bisa dipungkiri, olahraga menjadi salah satu komoditi atau aset berharga suatu
negara. Persoalan utama dalam sistem pembinaan olahraga disebabkan karena kurang

11
seriusnya pembinaan olahraga itu sendiri. Pola pengembangan olahraga masih bersifat
tradisional, tak lebih dari rutinitas sebagai bagian ritual yang berorientasi pada pencapaian
prestasi secara instan berdasarkan pengalaman masa lalu yang miskin inovasi. Berpijak dari
fakta tersebut, upaya untuk mengembalikan kejayaan olahraga, dengan penekanan utama pada
pergeseran paradigma pembinaan olahraga yang tidak sekadar berorientasi pada pencapaian
medali. Medali harus dianggap sebagai konsekuensi logis pembinaan olahraga yang tertata dan
terintegrasi dalam sistem yang mapan.
Walaupun kualitas dan kuanititas piala atau medali, yang diperoleh sebuah negara dalam
sebuah kejuaraan, adalah indikator kemajuan olahraga dan indikator karakter atau mentalitas
bangsa dari negara tersebut. Selain piala dan mendali masih banyak indikator lain yang bisa
dipakai untuk mengukur karakter dan mentalitas sebuah bangsa. Sejak zaman Yunani Kuno
dahulu, umat manusia telah sepakat dan menyadari bahwa olahraga adalah salah satu sarana
penting untuk meningkatkan karakter dan mentalitas bangsa (sebagai sarana untuk nation and
character building, kata Bung Karno). Kalau sebuah negara meletakkan urusan olahraga di
tangan sebuah kementerian, atau mengeluarkan anggaran yang sedemikian besar untuk
membangun fasilitas olahraga di berbagai lingkungan pemukiman atau pendidikan, maka
alasannya olahraga dianggap sebagai salah satu sarana penting untuk menempa dan
meningkatkan karakter dan mentalitas bangsa. Kalau kita hendak memajukan olahraga, maka
kita perlu menyadari benar fungsi dan tujuan olahraga. Tujuan olahraga bukan sekedar meraih
piala atau medali. Tujuan olahraga adalah membangun karakter dan mentalitas bangsa.
Komitmen untuk melaksanakan dan menyepakati arah strategis pembangunan
pembinaan olahraga itu diperkuat oleh komunikasi dan koordinasi, selain mesti terjamin sisi
keberlanjutannya. Berdasarkan paparan singkat itu sangat jelas bahwa subsistem pendidikan
jasmani atau olahraga pelajar/mahasiswa tidak boleh terbengkalai pembinaannya dan termasuk
ke dalam kebijakan umum. Olahraga masyarakat (rekreasi) merupakan kegiatan "penyedap"
dan penggairah dalam rangka membangun kembali vitalitas hidup. Kegiatan itu ikut serta
membangun sebuah mood kejiwaan yang sehat. Sama sekali tak dapat diabaikan
perkembangan dan trend olahraga kompetitif untuk berprestasi meskipun ada ayunan
perubahan yang mengarah kepada perolehan keuntungan yang bersifat material; ada
pergeseran dari amateur ke profesional, paling tidak di tubuh Komite Olimpiade Internasional
(IOC) yang dirintis semasa kepemimpinan Presiden IOC, Juan Antonio Samaranch.

12
Banyak negara, meski dengan jumlah penduduk sedikit, mampu berprestasi dalam
olahraga, seperti yang diraih oleh Australia dalam Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade
Athena 2004. Jawabannya, sebagian karena faktor penentu berupa tingkat kepuasan hidup.
Kemerosotan Rusia misalnya, lebih banyak karena keterbatasan dana untuk
mengoperasionalkan sistem. Mereka bisa sekadar bertahan untuk memelihara sistem yang
sudah mantap, tetapi sukar untuk mencapai hasil optimal karena faktor ekonomi. Mungkin
tanpa kita sadari, pada tataran lingkungan yang lebih luas ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap arah, isi dan bahkan cara mengelola olahraga. Dan dalam hal ini
pengaruh sistem politik mempengaruhi model pembinaan dan institusi yang menanganinya,
karena jika dalam pembinaan yang dilakukan oleh institusi yang ditunjuk salah maka pengaruh
perkembangan akan olahraga juga akan tidak memperoleh prestasi yang maksimal.

D. Dampak Politik dalam Olahraga


1. Dampak positif :
a) Olahraga menjadi alat pemersatu antar negara karena membawa nama baik negara
b) Pelaku politik berperan sebagai sponsorship yang:
1) Memberikan produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan olaharaga (sepatu,
kostum,dll)
2) Memberikan fasilitas kebutuhan sehari bagi para atlet
3) Membuat produk yang tidak bertalian langsung dengan olahraga (asuransi,dll)
c) Menjadikan olahraga lebih dikenal dan menjadi hiburan bagi masyarakat luas dengan
diadakannya pertandingan – pertandingan olahraga yang menghibur, contoh
(mendatangkan club –club sepakbola internasional dan berlatih tanding).
d) Para pemimpin dunia telah bisa saling melakukan proses negosiasi dan komunikasi
yang berkaitan dengan masalah olahraga. Seperti contohnya, hubungan yang baik antar
Negara juga dapat diciptakan dengan menggelar pesta olahraga di penjuru dunia.
Intinya, dengan mensosialisasikan olahraga dalam kehidupan plotik, baik luar negeri
maupun dalam negeri, akan berdampak baik pada kehidupan politik dunia, negara
khususnya.
e) Dengan pemerintah melibatkan sponsor dan mengndalikan olahraga, club – club
olahraga bisa lebih berkembang dari segi financial dan secara tidak langsung

13
pembinaan dibidang sarana dan prasana memadahi dankesejahteraan atlet juga
menjadi ikut terangkat.
2. Dampak Negatif :
a) Tidak sedikit terjadi provokasi dalam dunia olahraga yang disebabkan urusan politik.
Salah satunya kasus suap kepada pelaku olahraga (atlet, wasit, panitia pertandingan,dll)
b) Rusaknya kepengurusan dalam organisasi olahraga karena lebih mementikan urusan
kepentingan politiknya sendiri ketimbang kemajuan olahraga, sehingga berimbas
kepada kemunduran dan rusaknya system pembinaan olahraga.
c) Kemunduran prestasi atlet dikarenakan atlet menjadi sarana kampanye dan terjun
dalam berbagai kegiatan politik yang menjadikan konsentrasi atlet menjadi terpecah .
d) Rasa Nasionalis atlet menjadi berkurang karena hanya mementingkan segi financial
saja yang diperoleh dari dampak masuknya politik
e) Hilangnya sportivitas dalam olahraga, baik dalam pertandingan atau kepengurusan
karena intervensi dari pihak luar / kepentingan politik.l
Dapat diartikan bahwa olahraga tidak boleh untuk di jadikan tempat ajang berpolitik yang
bukan untuk keuntungan olahraga tersbut.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Olahraga merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan disiplin
dan tanggung jawab, kreativitas dan daya inovasi, serta mengembangkan kecerdasan. Hal
itu telah dibuktikan juga kaitannya dengan politik. Akan tetapi faktor budaya, ekonomi dan
politik juga sangat mempengaruhi perkembangan olahraga itu sendiri, terlebih pertalian
antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam peradaban
modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali kandungan
multimakna itu, bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu sendiri setelah semuanya
terbaur oleh politik, faktor ini sangat mempengaruhi bukan saja yang ingin di capai, akan
tetapi isi dan cara mengorganisasi kegiatan tersebut. Dan dalam hal ini ditunjukan
bagaimana negara-negara menunjukan bahwa pasang surut prestasi olahraga di pengaruhi
faktor politik,
Jadi dalam perkembangan kemajuan sekarang pengaruh politik cukup besar
terhadap pembinaan olahraga, baik pengaruh itu menimbulkan kemajuan atau bahkan
kemunduran dalam bidang olahraga.Untuk itulah perlu pemahaman yang lebih terarah
pada penekanan bagaimana memasyarakatkan olahraga agar masyarakat dapat menjadi
manusia olahraga yang dapat mempunyai sifat disiplin, hidup teratur, hidup sehat serta
selalu bersikap sportif terhadap semua orang tanpa memandang seseorang dari segi
manapun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin (1990), Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta:
Gr.asindo.
,Bouchard, Claude,PhD (1990), Sociology and Physical Activity. Illinois: Human kineticics books
Houlihan Barrie. (2000). Teaching Physical Education: Political involvement in sport, physical
education and recreation. London: Anthony Laker
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. (2009). Volume 6, no 1. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Olahraga FIK UNY
Mutohir, C.T, 2003. Olahraga Kebijakan dan Politik Sebuah Analisis. Jakarta : Departemen
Pendidikan nasional
Rudi Regobiz. Mei. 2012. Pengertian Politik dan Strategi Nasional. Surbakti, Ramlan. 1992.
Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
http://joeniafrizal.blogspot.com/2013/11/politik-dan-olahraga.html. Diakses pada tanggal 4 Juni
2023

16

Anda mungkin juga menyukai