Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK SEMINAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Seminar Sistem
Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu:

Adhi Alfian, S.E., M.Ak

Disusun Oleh:

Raida Shafa Kamilah 120620230011

Zihan Salvaa Setyani Abdullah 120620230022

Kelas Reguler

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2023
BAB I
Profil dan Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Tbk

1.1 Profil Kimia Farma

Kimia Farma merupakan perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang didirikan pada
tahun 1817 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp
& Co. Pada tahun 1958, sebagai bagian dari kebijakan nasionalisasi, sejumlah perusahaan
farmasi Belanda digabungkan menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia
Farma oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada 16 Agustus 1971, status hukum PNF diubah
menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mengubah nama perusahaan menjadi PT Kimia Farma
(Persero).

Kemudian pada 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) menjadi perusahaan publik dengan
nama PT Kimia Farma (Persero) Tbk, atau lebih dikenal sebagai Perseroan. Perubahan ini
disertai dengan pencatatan saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Dengan pengalaman bertahuntahun,
Perseroan telah tumbuh menjadi perusahaan layanan kesehatan terintegrasi di Indonesia.
Peranannya yang penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia semakin
diakui. Pada tanggal 28 Februari 2020, berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, perusahaan mengganti namanya dari PT Kimia Farma (Persero)
Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk.

Kimia Farma merupakan anak usaha Bio Farma yang telah hadir selama lebih dari 100
tahun, sejalan dengan pembangunan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan
Kesehatan Indonesia. Hingga tahun 2020, Kimia Farma dan grup usahanya memiliki jaringan
sebanyak 12 Pabrik, 1.278 outlet Farmasi (Apotek Kimia Farma), 451 outlet Klinik Kesehatan,
75 outlet Laboratorium Klinik, 10 Optik, dan 3 Klinik Kecantikan. Perusahaan ini juga
memiliki 18 gerai ritel di Arab Saudi. Sediaan farmasi dan bahan baku obat buatan perusahaan
ini pun telah diekspor ke India, Malaysia, Maladewa, Kenya, Yaman, Hong Kong, dan Filipina
1.2 Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Tbk
BAB II
Aktivitas dan Siklus Penjualan di Apotek Kimia Farma

2.1 Aktivitas Penjualan

Penjualan atau pelayanan di apotek Kimia Farma meliputi pelayanan resep tunai, resep
kredit, UPDS, obat bebas, dan Alkes. Tugas bagian penjualan meliputi menjaga dan memeriksa
persediaan barang, melayani konsumen dalam hal ketersediaan obat, pembayaran atau
informasi tentang obat-obatan. Selain itu, meminta barang atau obat racikan yang akan dijual
kepada pelanggan seta memberikan informasi terkait obat-obatan, dosis obat, efek samping dan
lain-lain kepada konsumen. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, maka apotek
Kimia Farma mengantarkan pesanan ke konsumen, PIO (Pelayanan Informasi Obat), dan
swamedikasi.

Penerimaan pendapatan apotek Kimia Farma berasal dari penjualan obat dan resep dokter
dan tanpa resep dokter, atau dari penjualan secara tunai lainnya. Hasil penjualan diperiksa
kesesuaiannya dengan barang yang terjual melalui Lpaoran Ikhtisar Penjulan Harian (LIPH)
baik tunai maupun kredit, LIPH akan ditandatangani oleh APA. Bagian keuangan BM (bisnis
manager) setiap hari akan menerima hasil penjualan tunai dari bagian keuangan apotek yang
diketahuo oleh pengawas disertai bukti setoran. Dan uang akan disetorkan ke bagiain
administrasi keuangan untuk disetorkan ke bank yang di tunjuk.

Dalam usaha meluaskan pasar apotek memberikan resep secara kredit yang melahirkan
piutang kepada Perusahaan tertentu. Kemudian diadakan penagihan untuk Kembali menjadi
uang tunai. Penjual kredit direkap setiap hari, dan diserahkan ke BM. Selanjutnya pihak BM
akan menagih ke instansi yang bersangkutan pada waktu yang telah ditentukan. Bagian
adminstrasi keuangan akan merekapitulasi penjualan kredit dalam buku piutang, yang berisi
nomor faktur penjualan, nama debitur, dan jumlah piutang perhari.
2.2 Siklus Penjualan Obat di Apotek Kimia Farma

1. Penerimaan Resep atau Penjualan Bebas

Pada langkah ini, apoteker atau asisten apoteker menerima pesanan dari pelanggan/pasien
berupa resep atau pesanan tanpa resep. Dalam menerima pesanan resep, apoteker atau asisten
apoteker memeriksa keaslian dan kelengkapan resep berupa:

• Nama, alamat, nomor SIP dan tanda tangan/paraf dokter penulis resep.

• Nama obat, dosis, jumlah dan aturan pakai.

• Nama pasien, umur, alamat dan nomor telepon.

Setelah diperiksa, apoteker atau asisten apoteker memberikan nomor resep kemudian
menghitung harga yang akan ditetapkan.

2. Pengecekan Persedian

Selanjutnya apoteker atau asisten apoteker memeriksa ketersediaan obat yang dipesan oleh
pelanggan, jika obat yang dimaksud tidak ada, apoteker dapat membatalkan pesanan atau
menawarkan kepada pelanggan untuk mengganti obat yang kandungannya sama. Apabila
pelanggan setuju maka pelanggan akan dikenakan biaya kelebihan atau pengurangan harga.

3. Pembayaran Tunai atau Kredit

Apabila pelanggan sudah memutuskan obat yang akan diambil dan apoteker atau asisten
apoteker sudah menetapkan harga, maka pelanggan harus melakukan pembayaran baik tunai
ataupun kredit. Setelah itu apoteker akan memvalidasi kemudian membuat kwitansi dan/atau
salinan resep.

4. Peracikan Obat dan Pengemasan

Dalam proses ini asisten apoteker akan menyiapkan etiket/penanda obat serta pengemasan
untuk diserahkan ke pelanggan. Sebelum obat diserahkan apoteker akan memeriksa kembali
obat yang dipesan oleh pelanggan.
5. Penyerahan Obat dan Informasi

Jika obat yang dipesan sudah sesuai maka penyerahan obat dapat dilakukan. Penyerahan
obat harus disertai dengan pemberian tanda terima berupa faktur pembelian serta penjelasan
informasi tentang:

• Nama obat, bentuk dan jenis, dosis, jumlah dan aturan pakai

• Cara penyimpanan

• Efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya


BAB III
Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD) Siklus Penjualan Apotek Kimia Farma

3.1 Flowchart Siklus Penjualan Apotek Kimia Farma


3.2 Data Flow Diagram (DFD) Apotek Kimia Farma

1. DFD Level 0

Tahap ini merupakan gambaran umum siklus penjualan yang terjadi di Apotek Kimia
Farma.
2. DFD Level 1

Pada tahap ini terdapat tiga proses utama yang dilakukan dalam siklus penjualan di Apotek
Kimia Farma, yaitu proses proses cek informasi obat, proses pembelian, dan proses
transaksi.
3. DFD Level 2
a. Proses Cek Informasi Obat

Tahapan yang terjadi pada proses cek informasi obat adalah:


• Apoteker/Admin mendata produk obat-obatan.
• Data tersebut akan dicek kelengkapannya oleh sistem informasi.
• Jika sudah lengkap maka data akan disimpan pada database.
• Setelah itu ketersediaan produk obat akan diberitahukan pada pelanggan.
b. Proses Pembelian

Tahapan yang terjadi pada proses pembelian adalah:


• Pertama pelanggan menyerahkan resep obat dan apoteker akan menerima dan
mengecek kelengkapan dan keaslian resep.
• Lalu kemudian data ketersediaan obat diambil dari database.
• Setelah obat yang dipilih tersedia, maka admin akan menginput pesanan dan produk
data pemesanan dan akan disimpan pada database pesanan obat.
• Selanjutnya akan dihitung total pesanan obat dan pelanggan akan diberitahukan
jumlah nominal uang yang harus dibayarkan dari pembelian obat tersebut.
c. Proses Transaksi

Tahapan yang terjadi pada proses transaksi adalah:


• Pelanggan melakukan pembayaran sesuai nominal yang telah diberitahukan
sebelumnya.
• Lalu apoteker akan melakukan konfirmasi pembayaran dan menyiapkan obat yang
telah diracik sesuai resep yang diberikan.
• Setelah itu pelanggan kemudian akan menerima obat serta nota pembayaran.
BAB IV
RISK ASSESMENT
5.1 Risk Assesment Matrix

Consequences
Insignificant (1) Minor (2) Moderate (3) Major (4) Catastrophic (5)
Almost Medium Medium High
Low (5) High (20) Extreme (25)
Certain (5) (10) (15)
Medium Medium High
Likely (4) Low (4) High (16) High (20)
(8) (12)
Likelihood Medium Medium High Medium High
Possible (3) Low (3) Medium (9)
(6) (12) (15)
Unlikely (2) Low (2) Low (4) Medium (6) (Medium) (8) Medium (10)
Rare (1) Low (1) Low (2) Low (3) Low (4) Low (5)

Keterangan Skor:
Low : 1-5
Medium : 6-10
Medium High : 11-15
High : 16-20
Extreme : 21-25
5.2 Risk Mitigation
Mitigation
Deskripsi Risiko Dampak Kemungkinan Skor Risiko Who and When
Strategies
Pengecekan Bagian pelayanan
Obat Kadaluarsa 3 1 3 persediaan secara obat, Minimal Satu
berkala Bulan Sekali
Pengecekan Kepala Apotek,
Transaksi Tidak
4 2 8 pencatatan transaksi Minimal satu
Tercatat
secara berkala minggu sekali
Kasir Keliru Melakukan
Kasir, Setiap terjadi
Menghitung Total 2 4 8 Penghitungan
transaksi penjualan
Harga Secara Teliti
Pengawasan melalui Kepala Apotek,
Uang Kas Hilang 3 3 9
CCTV Setiap hari kerja
Melakukan
Bagian pelayanan
Persediaan Obat pengecekan
3 4 12 obat, Minimal
Tidak Terdeteksi persedian obat
Seminggu Sekali
secara berkala
Asisten
Melakukan
Salah Meracik apoteker/apoteker,
5 3 15 peracikan obat
Obat Setiap pembelian
sesuai resep
dengan resep
Melakukan
Pengecekan kembali Apoteker/Asisten
Salah
4 4 16 obat sebelum Apoteker, Setiap
Memberikan Obat
diserahkan kepada penyerahan obat
pelanggan
BAB V
FLOWCHART SETELAH MITIGASI RESIKO

Anda mungkin juga menyukai