Anda di halaman 1dari 5

Tugas 6

Nama: Helma Siregar


NIM: P01031122021
Kelas: 4A-DIII GIZI

Hubungan Bblr Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting

Menurut (Fitri, 2018) Prevalensi balita dengan berat badan lahir rendah sebanyak 22 orang
(29,3%) dan yang tidak diberikan ASI ekslusif sebanyak 55 orang (73,3%). Balita yang
mengalami stunting sebanyak 25 orang (33,3%). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
terdapat hubungan antara berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada
balita dan terdapat hubungan yang bermakna antara ASI ekslusif dengan kejadian stunting
pada balita di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru.
Sedangkan (Nisa et al., 2023) mengatakan bahwa hampir seluruh ibu berumur 20-35 tahun,
sebagian besar ibu primipara atau grandemultipara, sebagian besar ibu kadar Hb tergolong
tidak anemia, sebagian besar ibu ukuran LILA tergolong tidak KEK, hampir sebagian besar
ibu melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Tidak ada hubungan antara umur dengan
kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR). Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian
bayi berat lahir rendah (BBLR). Ada hubungan antara anemia dengan kejadian bayi berat
lahir rendah (BBLR). Ada hubungan antara KEK dengan kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR).
Bahkan (Permana et al., 2019) mengatakan Ibu dengan kehamilan ganda memiliki risiko 14,9
kali memiliki BBLR dimana usia kehamilan prematur juga memiliki risiko 3,1 kali lebih
tinggi untuk melahirkan bayi BBLR.
Juga menurut (Murti et al., 2020) masalah yang paling banyak yang dialami pada masa
kehamilan adalah kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia.
Dan menurut (Nuzula et al., 2020) 1. Ada hubungan kehamilan pada usia remaja dengan
kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR)
2. Kehamillan pada usia remaja berisiko 1,8 kali melahirkan bayi dengan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) dibandingkan pada ibu dengan kehamilan tidak pada usia remaja.
3. Faktor risiko yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yaitu tingkat
pendidikan, paritas dan kejadian Ketuban Pecah Dini
1. Relationship of Giving Pill/Syrup Fe (Iron) Complex, Parity, ANC Examination, and the Age of
Women Giving Birth to BBLR
Menurut ( Dewata et al., 2023) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi
antara pil Fe, paritas, ANC, dan usia wanita pada kelahiran pertama kali dengan BBLR
meskipun dalam banyak referensi empat variabel terkait erat. Sebagai tindak lanjut, penelitian
data sekunder ini harus diverifikasi oleh data primer. Mengingat bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan ditemukan antara BBLR dan empat variabel independennya, sementara
dalam banyak referensi keempat variabel tersebut memiliki hubungan dengan BBLR,
sarannya adalah untuk melakukan penelitian primer pada keempat variabel secara terpisah.
Selain itu masih diperlukan program kematangan usia perkawinan, pemeriksaan HB pada ibu
hamil, dan pemeriksaan obstetri berkala (ANC).
2. Analysis of the Factors that Influence the Incidence of Low Birth Weight (BBLR) in
Bojonegoro District
Melainkan (Rusmitawati et al., 2021) 1.Variabel status gizi (Kekurangan Energi Kronis),
gangguan/komorbiditas dan paritas berpengaruh terhadap kejadian Bayi Berat Badan Lahir
Rendah di Kabupaten Bojonegoro.
2.Usia kehamilan variabel, paparan asap rokok dan keteraturan antenatal care (ANC) tidak
berdampak pada kasus Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten Bojonegoro.
3.Variabel status gizi (Kekurangan Energi Kronis) merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap kasus Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten Bojonegoro.

3. Controlling low birth weight ( BBLR ) cases with an asset-based community


development ( ABCD ) approach in Makassar city
Sedangkan (Rahim et al., 2023) sebagai berikut: (1) Aset Manusia dapat digunakan untuk
mengendalikan kejadian berat badan lahir rendah. Dengan kemampuan dan keterampilan
tenaga medis, ibu hamil dan masyarakat akan dapat menjaga kesehatan selama kehamilan; (2)
Aset fisik berupa puskesmas, posyandu, dan masjid dapat digunakan sebagai sarana
peningkatan pengetahuan dan pengendalian perkara BBLR. (3) Aset sosial meliputi
kebersamaan, gotong royong, keamanan, bantuan pemerintah dan keagamaan (studi rutin).
(4) Aset ekonomi berupa sumber pendapatan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Tamangapa berbeda-beda, yaitu dari profesi masing-masing warga negara.

4. Benih : Journal of Midwifery The Relationship between Low Newborn Baby Weight
(Bblr)
(Kebidanan & Husada, 2022)Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa, bayi dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Permata Madina,
Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2022 sebanyak 20
responden (41,7%). Mayoritas kasus asfiksia neonatal di Rumah Sakit Umum Permata
Madina, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing, Natal 2022, terjadi pada bayi
dengan berat badan lahir rendah, 15 responden (31,3%), terdapat hubungan yang signifikan
antara bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian asfiksia neonatal di Rumah Sakit Umum
Permata. Madina, Kecamatan Panyabungan, Kota Kabupaten Mandailing, Natal tahun 2022,
dengan nilai p = 0,002 (p<0,05). Risiko asfiksia pada bayi dengan berat badan lahir rendah
lebih besar dibandingkan bayi dengan berat badan lahir normal.
5. Effect of Low Birth Weight on Women’s Health
Dan (T. et al., 2014) Pertumbuhan yang lambat selama kehidupan janin memberikan
pengaruh buruk pada kesehatan kehamilan dan kronis pada wanita. BBLR menunjukkan
pertumbuhan janin yang buruk meningkatkan risiko menopause dini, CV dan penyakit
metabolik, dan osteoporosis di kemudian hari. Model eksperimental memberikan wawasan
tentang mekanisme yang mendasari program yang kemudian meningkatkan risiko penyakit
kronis pada wanita.

BUKU:
1. PENILAIAN STATUS GIZI
(M.Par’i et al., 2017)Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya,jika
antara asupan gizi dengan tubuhnya seimbang,maka akan menhgasilkan status gizi baik.
Kebutuh asupan gizi setiap individu berbeda antarindividu,hal ini tergantung pada usia,jenis
kelamin, aktivitas dan tingi badan.
2. Prinsip Dasar ILMU GIZI
(Almatsier, 2019)Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan Kesehatan tubuh,yaitu
untuk menyediakan energi,membangun,dan memelihara jaringan tubuh,serta mengatur
proses-proses kehidupan dalam tubuh, sekarang gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang,karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,kemampuan belajar,dan
produktivitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2019). Prinsip dasar ILMU GIZI.
Dewata, I., Widodo, T., & Putra, A. (2023). Relationship of Giving Pill/Syrup Fe (Iron)
Complex, Parity, ANC Examination, and the Age of Women Giving Birth to BBLR.
Journal of Chemical Health Risks, 13(1), 175–185.
https://doi.org/10.22034/jchr.2021.1922244.1253
Fitri, L. (2018). Hubungan Bblr Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas
Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance, 3(1), 131.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.1767
Kebidanan, A., & Husada, M. (2022). Benih : Journal of Midwifery The Relationship between
Low Newborn Baby Weight ( Bblr ). 01, 32–35.
M.Par’i, H., S.K.M., M. K., Wiyono, S., S.K.M., M. K., Harjatmo, T. P., B.SC., & S.K.M.,
M. K. (2017). PENILAIAN STATUS GIZI.
Murti, F. C., Suryati, S., & Oktavianto, E. (2020). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah
(Bblr)Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 2-5 Tahun Di Desa Umbulrejo
Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
16(2), 52. https://doi.org/10.26753/jikk.v16i2.419
Nisa, K., Fadillah, D., & SR, D. A. (2023). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Kota Bandung. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 7(2), 323–328.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/139/138
Nuzula, R. F., Dasuki, D., & Kurniawati, H. F. (2020). Hubungan Kehamilan Pada Usia
Remaja Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr) Di Rsud Panembahan
Senopati. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 11(2), 121–130.
https://doi.org/10.55426/jksi.v11i2.115
Permana, P., Wijaya, G., & Rawida, e B. (2019). Analisis faktor risiko bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan Masyarakat
(Kesmas) Gianyar I tahun 2016-2017. Intisari Sains Medis, 10(3), 674–678.
https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.481
Rahim, R., Haruna, N., Nur, M., & Rajab, A. (2023). Controlling low birth weight ( BBLR )
cases with an asset-based community development ( ABCD ) approach in Makassar city.
9058, 1055–1060. https://proceedings.uin-alauddin.ac.id/index.php/icosis/icosis2023/
paper/viewFile/1069/673
Rusmitawati, W., Suhita, B. M., & Wardani, R. (2021). Analysis of the Factors that Influence
the Incidence of Low Birth Weight (BBLR) in Bojonegoro District. Journal for Quality
in Public Health, 4(2), 87–96. https://doi.org/10.30994/jqph.v4i2.194
T., B., PhD, A., M, J. H. D., & S, S. I. P. (2014). Effect of Low Birth Weight on Women’s
Health. 36(12), 1913–1923. https://doi.org/org/10.1016/

Anda mungkin juga menyukai