PELAPUKAN
1. Pelapukan secara fisika dapat terjadi karena perubahan suhu dari panas ke dingin yang akan
membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang
ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat
batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia dapat terjadi oleh beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan
batuan seperti larutan HCl yang akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi
melarutkan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat
mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisika dan kimia, salah satu
pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah
pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman
yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan
menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Pelapukan
Pelapukan batuan akibat temperature yang ekstrim Batuan yang mengalamai proses pelapukan mekanis
Proses pelapukan tanah
Proses pelapukan tanah bermula dengan terjadinya penghancuran aregat-agregat tanah sebagai akibat
pukulan air hujan yang mempunyai energi lebih besar dari daya tahan tanah. Hancuran dari tanah ini akan
menyumbat pori-pori tanah, maka kapasitas infiltrasi tanah akan menurun dan mengakibatkan air mengalir di
permukaan tanah dan disebut sebagai limpasan permukaan.Jika tenaga limpasan permukaan sudah tidak
mampu lagi mengangkut bahan-bahan hancuran tersebut, maka bahan-bahan ini akan diendapkan.
Proses pelapukan tanah
Berawal dari Air merembes melalui rekahan dalam perlapisan batuan , air turun ke permukaan tanah
menuju sungai permukaan. Kemudian Sungai mengalami pelapukan lebih dalam ,terbentuk horizontal
caverns (goa ) yang baru, kemudian goa yang lama semakin membesar akhirnya dapat runtuh dan
membentuk lubang yang semakin besar.
Urutan ketahanan mineral terhadap pelapukan berdasarkan Reaction Bowen’s Series (1930).
Contoh pelapukan batuan
secara kimiawi
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas pelapukan yaitu dengan pembuatan
terasering, contour farming, contour plowing, contor strip cropping, crop rotation dan reboisasi.
Terasering, yaitu menanam tanaman dengan system berteras-teras untuk mencegah pelapukan
tanah. Contour Farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat
menahan tanah.Contour plowing, yaitu membajak searah garis contour sehingga terjadi alur-alur
horizontal. Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang tanah itu
dengan bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya
berbelok-belok. Masing–masing ditanami tanaman yang berbeda-beda jenisnya secara berselang
seling (tumpang sari).Crop Rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak
kehabisan salah satu unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman. Reboisasi,
menanami kembali hutan-hutan yang gundul.
Daftar pustaka