Mini Riset Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang
diampu oleh Bapak Abdul Hamid K, dan Ibu Kemala Jeumpa.
Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas tentang Mini Riset.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai tentang penulisan karya ilmiah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah
kami buat, sehingga di masa yang akan datang kami mampu menulis dengan lebih baik lagi,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kelompok penulis maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penerapan kurikulum KKNI bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2022,
dimana sistem kurikulum KKNI ini menuntut mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam
mengembangkan ide dan kreativitasnya. Dalam kurikulum KKNI mahasiswa diwajibkan
untuk menyelesaikan 6 tugas pokok diantaranya adalah tugas Mini Riset. Dalam Mini
Riset ini, mahasiswa dituntut untuk lebih banyak membaca agar menambah pengetahuan
serta wawasan tertentu tentang materi Penulisan Karya Ilmiah. Dan mampu mengkritisi
serta menganalisis penulisan Tata Bahasa Indonesia pada sebuah Skripsi Mahasiswa
Pendidikan Teknik Bangunan. Di dalam Mini Riset ini kami melakukan Analisis tentang
sebuah Skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
DASAR-DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN DAN TEKNIK PENGUKURAN
TANAH PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN DESAIN
PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN SMK NEGERI 5 MEDAN”
B. Tujuan Penulisan
Mini Riset ini bertujuan :
1) Untuk Melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang disajikan
dalam sebuah Skripsi.
2) Untuk Mengajarkan mahasiswa agar dapat menelaah dan mengkaji isi Skripsi.
3) Untuk Melatih mahasiswa agar mampu menganalisis derta mengkritisi Penulisan Tata
Bahasa yang ada pada sebuah Skripsi.
4) Untuk Pemenuhan Tugas Matakuliah Penulisan Karya Ilmiah.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari Mini Riset ini adalah :
1) Agar mahasiswa dapat memahami apa-apa saja isi yang ada dalam Skripsi.
2) Agar mahasiswa secara tidak langsung dapat menguasai materi yang ada dalam
Skripsi.
3) Menumbuhkan kreativitas dalam berfikir dan menalaah sebuah Skripsi.
1
4) Agar Mahasiswa dapat memahami secara mendalam mengenai Penulisan Karya
Ilmiah.
5) Agar mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan isi Skripsi.
D. Identitas Skripsi
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Bahasa llmiah
Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah
agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis
sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang
dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah
disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang
berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan
yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan
tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa. Bab ini akan
membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang
disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif, dan
penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah.
• Bahasa Ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun
mendua.
– Contoh:”penelitian ini mengkaji metode pemebalajaran CTL objek yang
efektif dan efisien”
3
a) Ejaan
Penulisan Kata
a) Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis terpisah (berdiri sendiri) Contoh: Siswa itu rajin.
b) Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: bergetar tulisan penerapan memperhatikan
2. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan unsur yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
4
Contoh: bertumpang tindih
mengambil alih
3. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: menggarisbawahi
Pertanggungjawaban
4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai (a, antar, catur, maha, mono, multi, pra, pasca, semi
,dsb.)
Contoh: amoral, antar negara, caturwarga, mahasiswa, multiguna, prasejarah,
pascasarjana, semifinal.
5. Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang didahului oleh huruf kapital, di
antara kedua unsur itu diberi tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia
c) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: buku-buku
gerak-gerik
d) Gabungan Kata
1. Gabungan kata / kata majemuk ditulis terpisah
Contoh: orang tua
Rumahsakit
3. Gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kesatuan ditulis
serangkai
Contoh: halalbihalal, manakala, barangkali, olahraga, kacamata,.
5
Kalimat Yang Efektif
Koherensi Kalimat
Hal-hal yang dapat mengganggu koherensi kalimat
– Tempat kata
• Pekan Kesenian Bekas Penyandang Kusta Nasional
– Pemilihan dan Pemakaian Kata
– Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah:
• Dari hasil perhitungan…..
– Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih:
• Banyak siswa-siswa ….
• Suatu ciri-ciri yang didapatkan…...
– Menggunakan kata yang tidak sesuai:
• Walaupun banyak artikel berpendapat…..
– Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru
6
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya Hal
ini menujukkan bahwa penggunaan kata atau ungkapan asing dalam artikel
ataupun karya tulis lainnya diperbolehkan. Namun, apabila kata atau ungkapan
yang digunakan tersebut belum banyak digunakan, ada baiknya diberikan
penjelasan. Dengan begitu, pembaca tidak bingung. Perhatikan contoh berikut :
Lambang
Ada banyak karya tulis yang menggunakan satuan. Mien E. Rifai (1995)
menyatakan, ?Satuan dasar yang dianut secara universal memakai Satuan
Sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systeme international d?unites).?
Contoh SI adalah:
kilogram?kg --> 5 kg
meter?m --> 10 m
ampere?A --> 2 A
Penulisan satuan tidak diawali dengan huruf kapital. Namun, jika satuan tersebut
diambil dari nama orang, penulisan dalam bentuk singkatnya menggunakan huruf
kapital. Penulisan satuan dalam bentuk singkat tidak menggunakan titik.
Sama seperti satuan dasar, penulisan satuan mata uang tidak diawali dengan huruf
kapital. Namun, penulisan satuan mata uang dalam bentuk singkat, menggunakan
lambang dan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut.
10.000 rupiah --> Rp10.000,00
80.5 dolar Amerika --> US$80.5
25 yen --> Y25
7
miring kecuali jika tidak menggunakan ejaan Indonesia. Contoh:
karbon?carbon --> C
kuprum --> Cu
Selain satuan dan lambang kimia, dalam bidang-bidang ilmu tertentu, terdapat pula
rumus. Rumus ini ?bahasa? tersendiri yang tidak boleh diubah-ubah penulisannya.
Dalam bidang keilmuan tertentu, penggunaan nama Latin tidak bisa dihindarkan.
Penggunaan nama Latin akan menjelaskan spesies makhluk hidup secara spesifik.
Lalu, bagaimanakah cara penulisannya?
8
3. Penerapan Ejaan yang disempurnakan
a. Penggunaan Spasi
Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut
ketentuanyang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda
satu, tanda Tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.
b. Pengunaan Garis Bawah Satu
Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata- kata
atau bagian-bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu
diterbitkan. Garis bahwa satu dipakai pada 1) anak bab, 2) subanak bab, 3) kata
asing atau kata daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam
naskah.
4. Pemenggalan Kata
Apabila memengalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita
harus membubuhkan tanda kurang (-), dengan tidak didahului spasi dan tidak
dibubuhksn di pinggir ujung bsris. Tanda hubung itu dibubuhkan di pinggir ujung baris.
Dalam kaitan ini, pias kanan karya tulis ilmiah tidak perlu lurus. Yang harus
diutamakan adalah pemenggalan kata sesuai dengan kaidah penyukuan, bukan masalah
kelurusan atau kerapian pias kanan karya tulis ilmiah. Namun, jika pengetikan karya
tulis menggunakan computer, kerapian pias kanan dapat deprogram dan penyukuran
kata dapat dicegah. Berikut dicantumkan kaidah penyukuran sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
1) Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di
antara kedua vocal.
Misalnya : bi-arkan, mema-lukan, pu-ing.
2) Kalau di tengah kata ada dua vocal yang mengapit sebuah konsonan (termasuk
ng, ny, sy, dan kh), Pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.
Misalnya : pu-jangga, tereke-nal, meta-nol, muta-khir.
3) Kalau di tengah kata ada dua konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan
di antara konsonan itu.
Misalnya : hid-roponik, resep-sionis, lang-sung.
4) Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan
di antara konsonan yang pertama dan konsonan kedua.
Misalnya : Indus-trial, kon-struksi, in-stansi, ben-trok.
5) Jika kata berimbuhan atau berpartikal dipengal, kita harus memisahkan imbuhan
atau partikel itu dari kata dasarnya (termasuk imbuhan yang mengalami
9
perubahan bentuk).
Misalnya : pelapuk-an, me-ngisahkan, peng-awetan.
Selain itu, jangan sampai terjadi pada ujung baris atau pada pangkal baris terdapat
hanya satu huruf walaupun huruf itu merupakan satu suku kata. Demikaian juga, harus
diusahakan (kalau mungkin) agar nama orang tidak dipenggal atau suku- suku
katanya.
Di yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang
mengiringinya. Biasanya di sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau
tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana.
Contoh-contoh penggunaan di kata depan
di samping
persimpangan
di sebelah utara
di pasar
di sungai
di luar
kota di toko
10
ke pinggir
ke atas
ke sini
ke samping
ke bawah
ke dalam
Sebagai patokan kita, ke yang dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya jika
kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata-kata yang didahului kata di dan dari.
Misalnya :
Ke sana di sana dari sana
Ke kecamatan di kecataman dari kecamatan
ke jalan raya di jalan raya dari jalan raya
ke berbagai di berbagai dari berbagai
Instansi Instansi Instansi
11
Sesuatu pun ke mana pun
Akan tetapi, kata-kata yang mengandung pun berikut harus dituliskan serangkai
karena sudah dianggap padu benar. Jumlah kata seperti itu tidak banyak, hanya dua
belas kata, yang dapat dihapal di luar kepala, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, Cyang berarti
walaupun) sungguhpun, dan walaupun.
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Dalam pedoman ejaan kata
ulang harus dituliskan dengan dirangkaikan oleh tanda hubung. Penggunaan angka dua
pada kata ulang tidak dibenarkan, kecuali dalam tulisan-tulisan cepat,- seperti catatan
pada waktu mewawancarai seseorang atau catatan fapat. Perhatian penggunaan tanda
hubung pada kata ulang berikut.
dibesar-besarkan
bolak-balik
berliku-liku meloncat-loncat
ramah-tamah kait-mengait
sayur-mayur tunggang-langgang
centang-perenang kupu-kupu
compang-camping tolong-menolong
Tanda hubung juga harus digunakan antara huruf kecil dan huruf capital kata
berimbuhan, baik awalan maupun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat
berdiri sendiri dan kata yang mengikutinya yang diawali huruf capital.
12
Misalnya:
rahmat-Nya se-Jawa Barat
non-RRC di sisi-Nya
se-DKI Jakarta non-Palestina
hamba-Nya se-lndonesia
KTP-Nya PBB-lah
ber-SIM SK-mu
Makhluk-Nya pan-lslamisme
Sinar-X
Antara huruf dan angka dalam suatu ungkapan juga harus digunakan tanda hubung.
Misalnya :
ke-2 ke-50
uang 500-an ke-25
Jika dalam tulisan terpaksa digunakan kata-kata asing yang belum diserap, kemudian
kata itu diberi imbuhan bahasa Indonesia, penulisannya tidak langsung
diserangkaikan, tetapi dirangkaikannya dengan tanda hubung. Dalam hubungan ini,
kata asingnya perlu digarisbawahi (cetak miring).
Misalnya:
men-charter di-recall
di-charter di-calling
di-coach men-tackle
pen-tacle-an
Sebenarnya, masih banyak masalah ejaan yang perlu dibicarakan, terutama yang
sering dijumpai dalam tulisan sehari-hari salah, tetapi karena ada hal lain, yaitu
masalah penyusunan kalimat dan paragraph, yang juga perlu disinggung selintas,
pembicaraan ejaan dicukupkan sekian saja. Diharapkan agar para penyusun karya tulis
ilmiah memiliki sendiri buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan agar segala masalah aturan ejaan dapat dikuasai betul.
a. Peluluhan Bunyi
Jika kata dasar berbunyi awal /kl, /pi, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-
...kan, atau meng-l, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /ml/, /n/, dan /ny/. Kaidah
itu berlaku juga bag! kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang sudah
menjadi warga kosakata bahasa Indonesia. Bandingkan dua bentuk di bawah ini, yaitu
bentuk baku dan bentuk tidak baku.
13
Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku
Mengikis Mengkikis
Mengultuskan Mengkultuskan
Mengambinghitamkan Mengkambinghitamkan
Mengalkulasikan Mengkalkuiasikan
Memesona Mempesona
Memarkir Memparkir
Menafsirkan Mentafsirkan
Menahapkan Mentahapkan
Menerjemahkan Menterjemahkan
Menyukseskan Mensukseskan
Menyuplai Mensuplai
Menargetkan Mentargetkan
Menakdirkan Mentakdirkan
Demikian juga, bunyi /k/, /p/, /t/, /s/, harus luluh jika diberi imbuhan peng-
atau peng..-an (pe-N atau pe N an).
Kaidah di atas tidak berlaku bagi kata-kata serapan yang bunyi awal katanya
berupa gugus konsonan.
Transkripsi menjadi mentranskripsikan atau pentranskripsian, klasifikasi menjadi
mengklasifikasikan atau pengklasifikasian.
14
b. Penulisan Gabungan Kata
Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat
kaidah yang menyatakan bahwa gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata
majemuk, unsure-unsurnya dituliskan terpisah. Gabungan kata yang harus
dituliskan terpisah, antara lain, sebagai berikut.
duta besar tata bahasa
sebar luas loka karya tanda
tangan empat puluh ibu
kota dua puluh lima
tepuk tangan kerja sama
kambing hitam beri tahu
Selain gabungan kata di atas yang harus dituliskan terpisah, terdapat juga
gabungan kata yang harus dituliskan serangkai, yaitu gabungan kata yang sudah
dianggap sebagai kata yang padu, sebagai berikut.
purnawirawan swasembada
purnasarjana peribahasa
semiprofessional perilaku
nonmigas tunarungu
tunanetra
15
BAB III
PEMBAHASAN
16
(10) “…terdapat 30,30% berada dibawah rata-rata” (Bab IV, Hal
95)
17
Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
(1) “STAD adalah sebagai berikut :” (Bab II, Hal 30)
(2) “…kooperatif tipe STAD yaitu:Adapun kelebihan…” (Bab II, Hal 31)
(3) “…kepada orang lain. Lie (2008 : 69) mengemukakan…” (Bab II, Hal
32”
Penggunaan Garis Miring (/)
(1) “…peserta didik/ siswa juga memiliki peran…” (Bab I, Hal 2)
(2) “…penggunaan/ penerapan..” (Bab II, Hal 52)
(3) “…dan angket/ kuesioner..” (Bab II, Hal 74)
(4) “…Kuesioner/ angket adalag..” (Bab II, Hal 74)
(5) “…Banyaknya sampel/ data” ( Bab II, Hal 84)
Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan yang berasal dari
bahasa asing dan bahasa daerah. Berikut ini data yang menunjukkan kesalahan pengetikan
yang terdapat pada skripsi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
Medan:
(1) ”Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.” (Bab II,
Hal 23).
(2) ”….langkah-langkah pembelajaran model Pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD)…” (Bab II, Hal 29).
(3) “…pengontrolan kesahihan eksternal (eksternal validity) dan kesahihan internal
(internal validity) terhadap teknik…” ( Bab III, Hal 66).
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Bali P. Penulisan Huruf Miring – Balai Bahasa Provinsi Bali. Kemdikbud.go.id. Published
2021. Accessed May 29, 2022.
https://balaibahasaprovinsibali.kemdikbud.go.id/2021/03/24/penulisan-huruf-
miring/
Skripsi Nadya Putri Andhika Siregar.2021. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan
Teknik Pengukuran Tanah Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Desain
Pemodelan Dan Informasi Bangunan SMK Negeri 5 Medan. UNIMED.
20