Anda di halaman 1dari 23

MINI RISET

PENULISAN KARYA ILMIAH


“ANALISIS PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI
MAHASISWA PTB UNIMED”

Mini Riset Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang
diampu oleh Bapak Abdul Hamid K, dan Ibu Kemala Jeumpa.

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Muhammad Akbar (5193111006)


Nisa Iralla (5192411002)
Salwan Aziz Aceh (5193111018)
Venie Yusmi Nattasya (5193111002)
Kelas : PTB Reg B 2019
Mata Kuliah : Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd.
2. Dr. Ir. Kemala Jeumpa, M.T.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas tentang Mini Riset.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai tentang penulisan karya ilmiah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah
kami buat, sehingga di masa yang akan datang kami mampu menulis dengan lebih baik lagi,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kelompok penulis maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.

Medan, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1
D. Identitas Skripsi .............................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................... 3

A. Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah ................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................... 16

A. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital .......................................................................... 16


B. Kesalahan Penulisan Kata Imbuhan di ......................................................................... 16
C. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca ............................................................................. 17
D. Kesalahan Pengetikan Ejaan ......................................................................................... 18
E. Kesalahan Penggunaan Kata Bercetak Miring ............................................................. 18

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 19

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penerapan kurikulum KKNI bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2022,
dimana sistem kurikulum KKNI ini menuntut mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam
mengembangkan ide dan kreativitasnya. Dalam kurikulum KKNI mahasiswa diwajibkan
untuk menyelesaikan 6 tugas pokok diantaranya adalah tugas Mini Riset. Dalam Mini
Riset ini, mahasiswa dituntut untuk lebih banyak membaca agar menambah pengetahuan
serta wawasan tertentu tentang materi Penulisan Karya Ilmiah. Dan mampu mengkritisi
serta menganalisis penulisan Tata Bahasa Indonesia pada sebuah Skripsi Mahasiswa
Pendidikan Teknik Bangunan. Di dalam Mini Riset ini kami melakukan Analisis tentang
sebuah Skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
DASAR-DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN DAN TEKNIK PENGUKURAN
TANAH PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN DESAIN
PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN SMK NEGERI 5 MEDAN”

B. Tujuan Penulisan
Mini Riset ini bertujuan :
1) Untuk Melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang disajikan
dalam sebuah Skripsi.
2) Untuk Mengajarkan mahasiswa agar dapat menelaah dan mengkaji isi Skripsi.
3) Untuk Melatih mahasiswa agar mampu menganalisis derta mengkritisi Penulisan Tata
Bahasa yang ada pada sebuah Skripsi.
4) Untuk Pemenuhan Tugas Matakuliah Penulisan Karya Ilmiah.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari Mini Riset ini adalah :
1) Agar mahasiswa dapat memahami apa-apa saja isi yang ada dalam Skripsi.
2) Agar mahasiswa secara tidak langsung dapat menguasai materi yang ada dalam
Skripsi.
3) Menumbuhkan kreativitas dalam berfikir dan menalaah sebuah Skripsi.

1
4) Agar Mahasiswa dapat memahami secara mendalam mengenai Penulisan Karya
Ilmiah.
5) Agar mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan isi Skripsi.

D. Identitas Skripsi

Judul Skripsi Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Motivasi Belajar


Terhadap Hasil Belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan
Teknik Pengukuran Tanah Pada Siswa Kelas X Program Keahlian
Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan SMK Negeri 5 Medan
Penulis Skripsi Nadya Putri Andhika Siregar
NIM 5171111015
Dosen Drs. Parlaungan Hutagaol.,M.Pd
Pembimbing
Sinopsis Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Dasar-
dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah dengan
menggunakan dua model pembelajaran kooperatif yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw serta melihat karakteristik siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah dalam
proses pembelajaran. penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5
Medan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X DPIB 1 yang
berjumlah 32 siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD
dan siswa kelas X DPIB 2 yang berjumlah 32 siswa yang diajar
dengan model pembelajaran Jigsaw.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah

1. Bahasa llmiah

Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah
agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis
sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang
dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah
disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang
berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan
yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan
tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa. Bab ini akan
membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang
disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif, dan
penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah.

2. Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

• Bahasa Ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun
mendua.
– Contoh:”penelitian ini mengkaji metode pemebalajaran CTL objek yang
efektif dan efisien”

• Bahasa Ilmiah mendefinisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang


berkaitan dengan suatu penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan.

• Bahasa Ilmiah itu singkat, jelas dan efektif.


– Contoh:”tulisan ini (dilakukan dengan maksud untuk) membahas
kecendrungan peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan
kurikulum 2006”.
Catatan: kata-kata yang di dalam kurung sebaiknya dihilangkan.

3
a) Ejaan

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang


distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

 Penulisan Huruf Kapital

Huruf kapital dipakai sebagai berikut :


1. Huruf pertama kata pada awal kalimat
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk
kata ganti
4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
9. Huruf pertama nama geografi.

 Penulisan Huruf Bercetak Miring


1. Menuliskan nama buku, majalah, koran
2. Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
3. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan

 Penulisan Kata

a) Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis terpisah (berdiri sendiri) Contoh: Siswa itu rajin.

b) Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: bergetar tulisan penerapan memperhatikan
2. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan unsur yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

4
Contoh: bertumpang tindih
mengambil alih
3. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: menggarisbawahi
Pertanggungjawaban

4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai (a, antar, catur, maha, mono, multi, pra, pasca, semi
,dsb.)
Contoh: amoral, antar negara, caturwarga, mahasiswa, multiguna, prasejarah,
pascasarjana, semifinal.
5. Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang didahului oleh huruf kapital, di
antara kedua unsur itu diberi tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia
c) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: buku-buku
gerak-gerik
d) Gabungan Kata
1. Gabungan kata / kata majemuk ditulis terpisah
Contoh: orang tua
Rumahsakit

2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan makna ganda, diberi tanda


hubung.
Contoh: anak-istri ( anak dan istri)
buku -sejarah baru (buku sejarah yang baru)
buku sejarah- baru (sejarahnya baru)

3. Gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kesatuan ditulis
serangkai
Contoh: halalbihalal, manakala, barangkali, olahraga, kacamata,.

5
 Kalimat Yang Efektif

• “Kalimat yang membangkitkan acuan dan makna yang sama di benak


pendengar atau pembaca dengan yang ada di benak pembicara atau penulis
• Kalimat yang efektif ditentukan oleh:
– Keterpaduan kalimat: mengacu pada penalaran (deduksi, induksi, top-
down, bottom-up, dll.)
– Koherensi kalimat: mengacu pada hubungan timbal-balik antara kalimat-
kalimat
Contoh :

Kalimat tidak Efektif Kalimat Efektif


• membahayakan bagi penderita • membahayakan penderita
• membicarakan tentang • membicarakan penyakit
penyakit • mengharapkan tindakan
• mengharapkan akan tindakan • para dokter saling
• para dokter saling bantu- membantu
membantu • keharusan melakukan
• keharusan dari pada dilakukannya pembedahan
tindakan pembedahan

 Koherensi Kalimat
Hal-hal yang dapat mengganggu koherensi kalimat
– Tempat kata
• Pekan Kesenian Bekas Penyandang Kusta Nasional
– Pemilihan dan Pemakaian Kata
– Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah:
• Dari hasil perhitungan…..
– Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih:
• Banyak siswa-siswa ….
• Suatu ciri-ciri yang didapatkan…...
– Menggunakan kata yang tidak sesuai:
• Walaupun banyak artikel berpendapat…..
– Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru

 Penggunaan istilah asing


Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2003)
telah dijelaskan bahwa huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan

6
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya Hal
ini menujukkan bahwa penggunaan kata atau ungkapan asing dalam artikel
ataupun karya tulis lainnya diperbolehkan. Namun, apabila kata atau ungkapan
yang digunakan tersebut belum banyak digunakan, ada baiknya diberikan
penjelasan. Dengan begitu, pembaca tidak bingung. Perhatikan contoh berikut :

a. Pengambilan keputusan strategik sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai (value) atau


harapan (expectation).
b. Investasi (pembiayaan)

 Lambang
Ada banyak karya tulis yang menggunakan satuan. Mien E. Rifai (1995)
menyatakan, ?Satuan dasar yang dianut secara universal memakai Satuan
Sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systeme international d?unites).?
Contoh SI adalah:
kilogram?kg --> 5 kg
meter?m --> 10 m
ampere?A --> 2 A

Penulisan satuan tidak diawali dengan huruf kapital. Namun, jika satuan tersebut
diambil dari nama orang, penulisan dalam bentuk singkatnya menggunakan huruf
kapital. Penulisan satuan dalam bentuk singkat tidak menggunakan titik.

Sama seperti satuan dasar, penulisan satuan mata uang tidak diawali dengan huruf
kapital. Namun, penulisan satuan mata uang dalam bentuk singkat, menggunakan
lambang dan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut.
10.000 rupiah --> Rp10.000,00
80.5 dolar Amerika --> US$80.5
25 yen --> Y25

catatan: dalam bahasa Indonesia, desimal ditunjukkan dengan penggunaan koma.


Sebaliknya dalam bahasa Inggris, desimal ditunjukkan dengan penggunaan titik.
Lambang usur zat (kimia) dituliskan berdasarkan aturan yang sudah berlaku
internasional. Penulisan unsur zat dalam bahasa Indonesia tidak ditulis dalam cetak

7
miring kecuali jika tidak menggunakan ejaan Indonesia. Contoh:
karbon?carbon --> C
kuprum --> Cu

Selain satuan dan lambang kimia, dalam bidang-bidang ilmu tertentu, terdapat pula
rumus. Rumus ini ?bahasa? tersendiri yang tidak boleh diubah-ubah penulisannya.

 Penulisan nama Latin

Dalam bidang keilmuan tertentu, penggunaan nama Latin tidak bisa dihindarkan.
Penggunaan nama Latin akan menjelaskan spesies makhluk hidup secara spesifik.
Lalu, bagaimanakah cara penulisannya?

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2003:21)


disebutkan, ?Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang.? Namun, bagaimana dengan unsur-unsur nama hewan atau tumbuhan?
Selain itu, disebutkan pula, ?Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.?
(2003:26) Penjelasan lebih lanjut mengenai penulisan nama Latin ini dijelaskan
Mien A. Rifai (1995:14), huruf miring digunakan pada nama ilmiah, marga, jenis,
anak jenis, varietas, dan forma makhluk. Akan tetapi, nama ilmiah takson di atas
tingkat marga tidak ditulis dengan huruf miring. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh-contoh berikut:
Oryza sativa Linnaeus
Oryza sativa Linn.
Oryza sativa merupakan nama Latin untuk padi. Sebagaimana dijelaskan pada
EyD, penulisan nama diawali dengan huruf kapital. Oleh karena itu, huruf O pada
Oryza kapital. Namun, berbeda dengan tata cara penulisan nama orang, huruf
kapital hanya dipakai pada huruf pertama kata pertama. Jadi, huruf s pada kata
sativa tidak kapital. Huruf L pada kata Linnaeus dan Linn. mengacu pada nama
orang (penemu). Oleh karena itu, tidak ditulis dengan huruf miring.

8
3. Penerapan Ejaan yang disempurnakan
a. Penggunaan Spasi
Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut
ketentuanyang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda
satu, tanda Tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.
b. Pengunaan Garis Bawah Satu
Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata- kata
atau bagian-bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu
diterbitkan. Garis bahwa satu dipakai pada 1) anak bab, 2) subanak bab, 3) kata
asing atau kata daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam
naskah.

4. Pemenggalan Kata

Apabila memengalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita
harus membubuhkan tanda kurang (-), dengan tidak didahului spasi dan tidak
dibubuhksn di pinggir ujung bsris. Tanda hubung itu dibubuhkan di pinggir ujung baris.
Dalam kaitan ini, pias kanan karya tulis ilmiah tidak perlu lurus. Yang harus
diutamakan adalah pemenggalan kata sesuai dengan kaidah penyukuan, bukan masalah
kelurusan atau kerapian pias kanan karya tulis ilmiah. Namun, jika pengetikan karya
tulis menggunakan computer, kerapian pias kanan dapat deprogram dan penyukuran
kata dapat dicegah. Berikut dicantumkan kaidah penyukuran sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
1) Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di
antara kedua vocal.
Misalnya : bi-arkan, mema-lukan, pu-ing.
2) Kalau di tengah kata ada dua vocal yang mengapit sebuah konsonan (termasuk
ng, ny, sy, dan kh), Pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.
Misalnya : pu-jangga, tereke-nal, meta-nol, muta-khir.
3) Kalau di tengah kata ada dua konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan
di antara konsonan itu.
Misalnya : hid-roponik, resep-sionis, lang-sung.
4) Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan
di antara konsonan yang pertama dan konsonan kedua.
Misalnya : Indus-trial, kon-struksi, in-stansi, ben-trok.
5) Jika kata berimbuhan atau berpartikal dipengal, kita harus memisahkan imbuhan
atau partikel itu dari kata dasarnya (termasuk imbuhan yang mengalami

9
perubahan bentuk).
Misalnya : pelapuk-an, me-ngisahkan, peng-awetan.
Selain itu, jangan sampai terjadi pada ujung baris atau pada pangkal baris terdapat
hanya satu huruf walaupun huruf itu merupakan satu suku kata. Demikaian juga, harus
diusahakan (kalau mungkin) agar nama orang tidak dipenggal atau suku- suku
katanya.

5. Penulisan di sebagai kata Depan

Di yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang
mengiringinya. Biasanya di sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau
tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana.
Contoh-contoh penggunaan di kata depan

di samping
persimpangan
di sebelah utara
di pasar
di sungai
di luar
kota di toko

6. Penulisan di sebagai Awalan


Di- yang berfungsi sebagai awalan membentuk kata kerja pasif dan harus dituliskan
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Pada umumnya, kata kerja pasif yang
berawalan di-dapat diubah menjadi kata kerja aktif yang berawalan meng- (meN-).
Misalnya:
Diubah berlawanan dengan mengubah Dipahami
berlawanan dengan memahami Dilihat berlawanan
dengan melihat Dimeriahkan berlawanan dengan
memeriahkan.
Diperlihatkan berlawanan dengan memperlihatkan.

7. Penulisan ke sebagai Kata Depan


Ke yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyatakan arah atau tujuan dan
merupakan jawaban atas pertanyaan ke mana.
Ke belakang
ke muka
ke kecamatan
ke lokasi penelitian

10
ke pinggir
ke atas
ke sini
ke samping
ke bawah
ke dalam
Sebagai patokan kita, ke yang dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya jika
kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata-kata yang didahului kata di dan dari.
Misalnya :
Ke sana di sana dari sana
Ke kecamatan di kecataman dari kecamatan
ke jalan raya di jalan raya dari jalan raya
ke berbagai di berbagai dari berbagai
Instansi Instansi Instansi

8. Penulisan ke-sebagai Awalan


Ke- yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkaian dengan
kata yang mengiringinya karena ke-seperti itu tergolong imbuhan.
Misalnya:
Kelima kepagian
Kehadiran ketrampilan
Kekasih kepanasan
Kehendak kedinginan
Ketua kehujanan
Catatan:
Ke pada kata kemari, walaupun menunjukkan arah, harus dituliskan serangkaian
karena tidak dapat dideretkan dengan di mari dan dari mari. Selain itu, penulisan ke
pada kata keluar harus dituliskan serangkai jika berlawanan dengan kata masuk.
Misalnya : saya ke luar dari organisasi itu. Akan tetapi, jika ke luar itu berlawanan
dengan ke dalam, ke harus dituliskan terpisah. Misalnya, Pandangannya diarahkan ke
luar ruangan.

9. Penulisan Partikel pun


Pada dasarnya, partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata
bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana
merupakan kata yang lepas.
Menangis pun di rumah pun
Seratus pun satu kali pun
Berlari pun tingginya pun
Negara pun apa pun

11
Sesuatu pun ke mana pun
Akan tetapi, kata-kata yang mengandung pun berikut harus dituliskan serangkai
karena sudah dianggap padu benar. Jumlah kata seperti itu tidak banyak, hanya dua
belas kata, yang dapat dihapal di luar kepala, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, Cyang berarti
walaupun) sungguhpun, dan walaupun.

10. Penulisan Partikel per


Partikel per yang berarti "mulai" demi atau "tiap" dituliskan terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya :
Per meter per kilogram
Per orang per Oktober
Per orang per Januari
Per kapita per liter Satu
per satu
Akan tetapi, per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan
serangkaian dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Lima tiga perdelapan perempat final
Empat pertiga satu perdua
Dua pertujuh tujuh persembilan

11. Penggunaan Tanda Hubung (-)

Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Dalam pedoman ejaan kata
ulang harus dituliskan dengan dirangkaikan oleh tanda hubung. Penggunaan angka dua
pada kata ulang tidak dibenarkan, kecuali dalam tulisan-tulisan cepat,- seperti catatan
pada waktu mewawancarai seseorang atau catatan fapat. Perhatian penggunaan tanda
hubung pada kata ulang berikut.
dibesar-besarkan
bolak-balik
berliku-liku meloncat-loncat
ramah-tamah kait-mengait
sayur-mayur tunggang-langgang
centang-perenang kupu-kupu
compang-camping tolong-menolong
Tanda hubung juga harus digunakan antara huruf kecil dan huruf capital kata
berimbuhan, baik awalan maupun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat
berdiri sendiri dan kata yang mengikutinya yang diawali huruf capital.

12
Misalnya:
rahmat-Nya se-Jawa Barat
non-RRC di sisi-Nya
se-DKI Jakarta non-Palestina
hamba-Nya se-lndonesia
KTP-Nya PBB-lah
ber-SIM SK-mu
Makhluk-Nya pan-lslamisme
Sinar-X
Antara huruf dan angka dalam suatu ungkapan juga harus digunakan tanda hubung.
Misalnya :
ke-2 ke-50
uang 500-an ke-25
Jika dalam tulisan terpaksa digunakan kata-kata asing yang belum diserap, kemudian
kata itu diberi imbuhan bahasa Indonesia, penulisannya tidak langsung
diserangkaikan, tetapi dirangkaikannya dengan tanda hubung. Dalam hubungan ini,
kata asingnya perlu digarisbawahi (cetak miring).
Misalnya:
men-charter di-recall
di-charter di-calling
di-coach men-tackle
pen-tacle-an
Sebenarnya, masih banyak masalah ejaan yang perlu dibicarakan, terutama yang
sering dijumpai dalam tulisan sehari-hari salah, tetapi karena ada hal lain, yaitu
masalah penyusunan kalimat dan paragraph, yang juga perlu disinggung selintas,
pembicaraan ejaan dicukupkan sekian saja. Diharapkan agar para penyusun karya tulis
ilmiah memiliki sendiri buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan agar segala masalah aturan ejaan dapat dikuasai betul.

12. Pembentukan Kata

a. Peluluhan Bunyi
Jika kata dasar berbunyi awal /kl, /pi, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-
...kan, atau meng-l, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /ml/, /n/, dan /ny/. Kaidah
itu berlaku juga bag! kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang sudah
menjadi warga kosakata bahasa Indonesia. Bandingkan dua bentuk di bawah ini, yaitu
bentuk baku dan bentuk tidak baku.

13
Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku
Mengikis Mengkikis
Mengultuskan Mengkultuskan
Mengambinghitamkan Mengkambinghitamkan
Mengalkulasikan Mengkalkuiasikan
Memesona Mempesona
Memarkir Memparkir
Menafsirkan Mentafsirkan
Menahapkan Mentahapkan
Menerjemahkan Menterjemahkan
Menyukseskan Mensukseskan
Menyuplai Mensuplai
Menargetkan Mentargetkan
Menakdirkan Mentakdirkan

Demikian juga, bunyi /k/, /p/, /t/, /s/, harus luluh jika diberi imbuhan peng-
atau peng..-an (pe-N atau pe N an).

Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku


Pengikisan Pengikikisan
Pemarkiran Pemparkiran
Penargetan Pentargetan
Penerjemahan Penterjemahan
Penahanan Pentahapan
Penyuplai Pensuplai
penyuksesan Pensuksesan

Kaidah di atas tidak berlaku bagi kata-kata serapan yang bunyi awal katanya
berupa gugus konsonan.
Transkripsi menjadi mentranskripsikan atau pentranskripsian, klasifikasi menjadi
mengklasifikasikan atau pengklasifikasian.

14
b. Penulisan Gabungan Kata
Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat
kaidah yang menyatakan bahwa gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata
majemuk, unsure-unsurnya dituliskan terpisah. Gabungan kata yang harus
dituliskan terpisah, antara lain, sebagai berikut.
duta besar tata bahasa
sebar luas loka karya tanda
tangan empat puluh ibu
kota dua puluh lima
tepuk tangan kerja sama
kambing hitam beri tahu
Selain gabungan kata di atas yang harus dituliskan terpisah, terdapat juga
gabungan kata yang harus dituliskan serangkai, yaitu gabungan kata yang sudah
dianggap sebagai kata yang padu, sebagai berikut.
purnawirawan swasembada
purnasarjana peribahasa
semiprofessional perilaku
nonmigas tunarungu
tunanetra

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital


Kesalahan ejaan pada karangan disebabkan oleh kesalahan penggunaan huruf
kapital. Berikut ini data yang menunjukkan kesalahaan penggunaan huruf kapital yang
terdapat pada skripsi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
Medan:
(1) “…agar menjadi warga Negara yang produktif dan inovatif….” (Bab I, Hal 3)
(2) “…kel. Gaharu, kec. Medan Timur, kota Medan, prov. Sumatera Utara.” (Bab
I, Hal 3)
(3) “…nilai Ulangan Harian siswa mata pelajaran DKBPT..” (Bab 1, Hal 3”
(4) “…bahwa data hasil belajar dasar-dasar konstruksi bangunan dan teknik
pengukuran tanah pada siswa…” ( Bab III, Hal 106)

B. Kesalahan Penulisan Kata Imbuhan di


 Penulisan Kata Depan di
(1) “…maksimal perlu di teliti lebih dalam…” (Bab I, Hal 5)
(2) “…pembelajaran yang di terapkan guru..” (Bab I, Hal 5)
(3) “…semua materi yang di tugaskan.” (Bab I, Hal 9)
(4) “…dan dimana saja, baik disekolah, dikelas, dijalanan dalam waktu…”
(Bab II. Hal 16)
(5) “…Kelompok di bentuk dari siswa yang mempunyai…” (Bab II, Hal
26)
(6) “…apa yang dapat di peroleh (keuntungan) dari…” (Bab II, Hal 39)
(7) “…dapat di duga bahwa model pembelajaran kooperatif..” (Bab II, Hal
52)
(8) “Pengaruh instrument pengukuran di kontrol dengan tidak mengadakan
perubahan-perubahan pada bentuk tes yang di pakai setelah di uji
coba.” (Bab II, Hal 66)
(9) “…berada dibawah rata-rata..” (Bab IV, Hal 93)

16
(10) “…terdapat 30,30% berada dibawah rata-rata” (Bab IV, Hal
95)

C. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca


 Penggunaan Tanda Titik (.)
(1) “…perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut”
(Bab II, Hal 44)
(2) “…Memberikan tugas…” (Bab III, Hal 73)

 Penggunaan Tanda Koma (,)


(1) “…penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT.” (Kata Pengantar. Hal iii)
(2) “…Sekolah Menengah Kejuruan, atau disingkat SMK, adalah salah..”
(Bab I, Hal 2)

 Penggunaan Tanda Hubung (-)


(1) “90 – 100” (Tabel 1.1, Hal 4)
(2) “80 – 89” (Tabel 1.1, Hal 4)
(3) “75 – 79” (Tabel 1.1, Hal 4)

 Penggunaan Tanda Tanya (?)


(1) “Apakah model pembelajaran kooperatif memberi pengaruh yang
berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar DKBPT siswa kelas X
Program Keahlian Desain Pemodelan Dan Informasi bangunan di
SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2020/2021.” (Bab I, Hal 13)
(2) “Apakah tingkat motivasi belajar memberi pengaruh yang berbeda
secara signifikan terhadap hasil belajar DKBPT siswa kelas X Program
Keahlian Desain Pemodelan Dan Informasi bangunan di SMK Negeri
5 Medan Tahun Ajaran 2020/2021.” (Bab I, Hal 13)
(3) “Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan
tingkat motivasi belajar terhadap hasil belajar DKBPT siswa kelas X
Program Keahlian Desain Pemodelan Dan Informasi bangunan di
SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2020/2021.” (Bab I, Hal 13)

17
 Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
(1) “STAD adalah sebagai berikut :” (Bab II, Hal 30)
(2) “…kooperatif tipe STAD yaitu:Adapun kelebihan…” (Bab II, Hal 31)
(3) “…kepada orang lain. Lie (2008 : 69) mengemukakan…” (Bab II, Hal
32”
 Penggunaan Garis Miring (/)
(1) “…peserta didik/ siswa juga memiliki peran…” (Bab I, Hal 2)
(2) “…penggunaan/ penerapan..” (Bab II, Hal 52)
(3) “…dan angket/ kuesioner..” (Bab II, Hal 74)
(4) “…Kuesioner/ angket adalag..” (Bab II, Hal 74)
(5) “…Banyaknya sampel/ data” ( Bab II, Hal 84)

D. Kesalahaan Pengetikan Ejaan


Kesalahan ejaan pada karangan ini disebabkan kesalahan pengetikan atau typo.
Berikut ini data yang menunjukkan kesalahaan pengetikan yang terdapat pada skripsi
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan:
(1) “intrumen penelitian terlebih dahulu diuji cobakan.” (Abstrak-Hal i)
(2) “…telah memberikan banya nasehat dan arahan….” (Kata Pengantar, Hal iv)
(3) “…secara efektif dan efesien sehingga tercapainya..” (Bab I, Hal 2)
(4) “…Desan Pemodelan Dan Informasi Bangunan..” (Bab I, Hal 3)
(5) “…dalam kategori sangat tingi” ( Bab III, Hal 81)

E. Kesalahan Penggunaan Kata Bercetak Miring

Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan yang berasal dari
bahasa asing dan bahasa daerah. Berikut ini data yang menunjukkan kesalahan pengetikan
yang terdapat pada skripsi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
Medan:

(1) ”Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.” (Bab II,
Hal 23).
(2) ”….langkah-langkah pembelajaran model Pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD)…” (Bab II, Hal 29).
(3) “…pengontrolan kesahihan eksternal (eksternal validity) dan kesahihan internal
(internal validity) terhadap teknik…” ( Bab III, Hal 66).

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penulisan skripsi


yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran
Tanah Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Desain Pemodelan Dan Informasi
Bangunan Smk Negeri 5 Medan” Oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Medan, masih banyak kesalahan dalam penulisan penggunaan tata
Bahasa Indonesia. Dalam penggunaan Huruf Kapital, kata imbuhan, tanda baca,
pengetikan ejaan dan kata bercetak miring.

B. Saran

Setelah ditarik Kesimpulan kami sebagai penganalisis memberikan saran,


sebaiknya didalam penulisan Skripsi lebih teliti dan memperhatikan penulisan
penggunaan Tata Bahasa Indonesia yang benar agar skripsi yang telah ditulis lebih baik
dan sempurna.

19
DAFTAR PUSTAKA

www.perpusnas.go.id. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpusnas.go.id.


Published 2017. Accessed May 29, 2022. https://www.perpusnas.go.id/magazine-
detail.php?lang=en&id=8134

Bali P. Penulisan Huruf Miring – Balai Bahasa Provinsi Bali. Kemdikbud.go.id. Published
2021. Accessed May 29, 2022.
https://balaibahasaprovinsibali.kemdikbud.go.id/2021/03/24/penulisan-huruf-
miring/

Skripsi Nadya Putri Andhika Siregar.2021. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan
Teknik Pengukuran Tanah Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Desain
Pemodelan Dan Informasi Bangunan SMK Negeri 5 Medan. UNIMED.

20

Anda mungkin juga menyukai